2012/04/26emonikova
Huwaaaa berat banget ya judulnya? tenang isinya tidak akan seberat judulnya 🙂
Ini hanya sebuah pemikiran saya saja sih…
Karena beberapa hari ini galau memilah-milih calon judul tesis dan jadi banyak baca jurnal lagi, saya menemukan suatu hal yang menarik dan menarik sebuah filosofi tersendiri dari hal yang saya baca tersebut.
Sedikit membuat kalian belajar ekonomi moneter sedikit yaaaa… dalam ekonomi moneter ada yang disebut “The Impossible Trinity”, apakah itu? Simple aja… ada 3 pilihan kebijakan makroekonomi yang diinginkan oleh suatu negara yaitu: 1. Lalu lintas kapital yang bebas, 2. Stabilitas nilai tukar, dan 3. Kebijakan moneter yang independen. Nah, berdasarkan teori Mundell-Fleming suatu negara HANYA bisa memilih 2 kebijakan saja dan harus mengorbankan 1 kebijakan lainnya, intinya sih nggak boleh maruk!
saya memodifikasi pemikiran itu!Tepatnya mengubah sedikit….untuk menggambarkan kondisi mahasiswa-mahasiswa yang baru lulus atau akan lulus yang mengalami kegaulan hwahahahahahaha….. CHECK THIS OUT!
1. Lalu lintas kapital–> Menyimbolkan kebebasan seseorang untuk pergi ke luar negeri atau ke luar daerah antah berantah, take for example mau sekolah lagi ke luar negeri dsb.
2. Stabilitas nilai tukar –> Menyimbolkan stabilitas keuangan seseorang terserbut (hwahahaha).
3. Independensi kebijakan moneter–> Menyimbolkan independensi seseorang kepada orang lain (orang tua, keluarga, bla…bla…bla…)
Jadi! Kalau seseorang yang secara khusus ini dianalogikan sebagai mahasiswa yang baru lulus atau akan lulus yang memiliki asumsi cateris paribus (kondisi ekonomi pas-pas-an…. belum jadi milyarder…. tampang ngepas… masih cupu….dsb…dsb…) dan secara khusus lagi ingin melangkah ke luar negeri untuk sekolah lagi misalnya, maka ia harus memilih dua kebijakan hidup dari tiga pilihan yang ada, dengan pilihan:
a. Pergi ke luar negeri dan menjadi manusia independen yang tidak tergantung dengan orang tua –> konsekuensi: Tidak akan memiliki kondisi keuangan yang stabil hahahaha….
b. Pergi ke luar negeri dan sebisa mungkin hidup mapan di sana –> konsekuensi: Belum bisa independen sepenuhnya dari orang tua atau keluarga atau lain-lain
c. Mau independen banget dan punya keuangan yang mapan–> konsekuensi: Jangan gegabah langsung main pergi-pergi ke luar negeri. Di dalam negeri aja yah.
INGAT! ini hanya berlaku pada orang-orang yang terikat dengan asumsi cateris paribus! hahahaha….
Tapi ilmu berkembang! The impossible trinity ini kemudian berkembang lagi menjadi Quadralemma. Naaaah kalau tadi pilihannya 3, sekarang jadi ada 4 opsi kebijakan!
Suatu negara bisa-bisa aja memiliki kebijakan moneter yang independen, stabilitas nilai tukar, dan mobilitas kapital yang bebas! Bisa bangeeeeet…. gak ada yang larang. TAPIIII ada konsekuensi lagi dan itu adalah : Mengorbankan cadangan devisa, kata lainnya sih BUTUH DANA YANG SANGAT BESAR! Naaaah kelak jika kalian mendalami hal ini terjawablah sudah mengapa Impossible trinity cenderung tidak terjadi di Cina, Jepang, dan beberapa negara besar lainnya… karena mereka punya dana yang besar.
Naaaaah…. kembali ke si mahasiswa cupu kita tadi. Jika seseorang ini ingin pergi ke luar negeri dalam kondisi mapan serta independen dari orang tuanya maka dia haruslah memiliki dana yang besar hwohohohoho.
Seru kan? Ingat kawan! Ilmu itu… selama ia baik maka ia tidak akan pernah bertentangan dengan kehidupan kita. Ilmu kan mengajarkan kita untuk lebih bijak menghadapi hidup bukan.
Nah itu dia poin yang ingin saya bahas. Harus saya akui, mungkin one of my dream adalah go around the world buat sekolah dan penelitian.Agak aneh mungkin…. Tapi saya sudah bertekad kelak dunia harus mencatat saya sebagai salah satu cedekiawati islam. Menurut saya keren aja, udah bawa nama sendiri, bawa nama gender, bawa nama bangsa, dan yang terpenting bawa nama agama! Keren kan? Saya sih nggak habis pikir kenapa nggak ada yang mau membawa kembali masa kejayaan Islam dalam ilmu pengetahuan, kalau saya sih ngebet banget tuh… sangat! Lagipula, for a person like me kayaknya cuman itu deh jalan “jihad” saya hahahahha abis apa lagi dong? Jadi sekarang mulai berburu scholarship ke luar negeri huhuhuhuuu… walau aneka aral melintang.
Bagi saya, The impossible trinity itu sangat berlaku! Karena Mama masih belum sehat sepenuhnya dan ayah sudah nggak ada it means saya harus independen dan nggak boleh manja-manja lagi dong, di lain pihak saya juga mau meraih beasiswa dari manapun deh terserah hahahahha pokoknya someday I should go abroad. Dan taraaaaaa…. instabilitas keuangan harus dihadapi, suka nggak suka, mau nggak mau. Alhamdulillah sih Allah senantiasa ngasih rizqi dari hal yang tidak terduga dan rutin, tapi bagaimanapun masih terbatas lah apalagi setelah saya menggoyang kartu saya untuk beli handphone baru *maafkan aku ilmu pengetahuan, aku mengkhianatimu demi sebuah gadget* errrrr…. percaya deh! nyari beasiswa juga nggak “murah” dan gak “mudah” yaaaaa. Tes bahasa Inggris ITP dan EPT aja kalau berkali-kali udah lumayan banget abisnya, lebih miris lagi kalau ingat bahwa sekarang beasiswa ke luar negeri mensyaratkan IELTS atau iBT TOEFL, oh boy! udah lebih susah tesnya lebih mahal pula. Les preparationnya juga ngek ngek 3jt++ heeeeeeuuuuu~ *lirik rekening tabungan*Ya sudahlah jadi terpaksa apply yang mau nerima ITP dan EPT dulu :'( sabar ya, Mon. Sabaaaaar…. Belum lagi buat orang seperti saya yang [sok] perfectionist buat bikin riset, pasti fotokopi dan ngeprint jurnal macem-macem. Belum lagi bikin kopi formulir dll…. huwaaaa better off jangan diitung deh.
Kadang sedih juga karena merasa I think I deserve to get more~! Saya dengan idealisnya pernah bilang kepada seorang teman saya “Gw akan menjadi simbol kerjakeras di muka bumi ini. Kelak jika ada gw-gw lainnya di muka bumi ini… mereka nggak perlu ragu mengejar impian mereka hanya karena keterbatasan yang mereka punya. Gw akan ajarkan itu bukan hanya ke 1-2 orang, tapi pada dunia!” Anjrit! nggak ketinggian apa ya ngomong kayak gitu hahahahhaa, emonikova lebaaaaaayyyyy…. tapi gimana lagi itu dari hati sih :dance:
Tapi kemudian saya menyadari sesuatu…
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”-Iman Syafi’i-
dan itu benar secara mutlak dan absolut.
Bisa dibayangkan tidak kalau saya sedikit demi sedikit meraih impian saya dengan usaha saya sendiri.
Kepuasannya itu bedaaaaaa….. bedaaaaaa banget. Itu membuat saya menjadi menghargai setiap proses yang saya jalani itu sendiri.
Saya meneriakan kalimat “MAN JADDA WA JADDA” pada diri saya sendiri,
Kini saya sedang pada jalan man jadda wa jadda itu…
Saya sedang berjuang keras… keras sekali untuk memerangi tantangan serta kekurangan saya sendiri.
Saya sedang berada di jalan kesungguhan dan tengah memantaskan diri untuk membuat dunia ini bangga dan membutuhkan saya.
Kenapa ya? Entah over PD atau bagaimana tapi saya merasa Allah tahu seberapa besar saya berjuang… seberapa kuat pengharapan saya… walau Allah memang sulit ditebak, sangat sulit ditebak, tapi pasti ada sebuah jalan yang sedang dipersiapkan oleh-Nya untuk mengantarkan saya pada setiap centimeter impian saya tersebut.
Sekali lagi! Man jadda… wa jadda….
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil,
Saya yakin saya akan berhasil
No matter what! Saya merasa saat ini… detik ini… pada setiap helaan nafas saya… saya sedang melakukan hal-hal yang luar biasa. Hal-hal yang belum tentu bisa dilakukan oleh banyak orang lain di muka bumi ini.
Ya! kelak saya akan tepati janji saya kepada dunia ini.
Luar biasa bukan? Saya ingin seluar biasa impian saya… itu saja. Semoga Allah mengizinkan.Aamiin.
#beasiswa#impian#impossible trinity#quadralemma#trilemma