Dear para pemalas… tahukah kamu apa itu “googling”?: Omelan untuk yang masih malas berjuang


Mbak syarat buat S2 itu apa ya?”
“Syarat buat S3 itu apa ya?”
“Kalau TOEFL itu tesnya dimana”
“Kalau jurusan x di univ A ada gak ya?”
Dan jutaan pertanyaan *maaf* para pemalas lainnya bertebaran di dunia nyata dan dunia maya.

Apa, mon? Pemalas kata lu?
Itu sudah diperhalus…jadi terima aja.
Jujur gw kagum pada orang2 yg pada sabar menjawab pertanyaan2 seperti itu. Kalau gw? Beuh….. udah ngamuk-ngamuk.

Mungkin gw judes ya, buaaaaangeeeeet. Tapi kalian harus tahu… ketika gw memutuskan sekolah lagi. Dari gw lulus sampai gw dapat beasiswa gw memakan waktu 2 tahun! Gw berjuang 2 tahun! gw korbankan waktu gw 2 tahun! Usia gw ilang gitu aja selama 2 tahun! Gw berjuang mati-matian, kerja serabutan buat nambah2 uang, ikut tes iBT, beli buku, cari info sana-sini, selama 2 tahun gw juga bertahan dengan omongan orang yang bilang gw tukang ngehayal dsb.

Lalu sekarang bayangkan betapa mengkel dan jengkelnya gw ketika ngeliat di sosial media atau dimanapun ada yang nanya “Tolong dong saya minta info syarat masuk univ A gimana. Kira-kira saya sesuai gak ya?” Excuse me dan dengan segala hormat… kamu mau sekolah lagi dengan mental setempe itu? Kamu mau mencoba tantangan baru dengan perjuangan semurah itu? Go home you’re drunk!

Bukannya saya pelit ya saudara-saudara. Tapi bukankah kalian wahai manusia-manusia intelektual yang sudah dilahirkan dari berbagai universitas di tanah air, sudah menghadapi stage menjadi mahasiswa…. menghadapi banyak persoalan yang lebih kompleks daripada ketika kalian di SD, SMP, dan SMA? Bukankah kalian seharusnya sudah bisa terlatih berusaha memecahkan pertanyaan-pertanyaan kalian terlebih dahulu secara mandiri?

sudah menghadapi ujian ekonometrika misalnya…
ganasnya kalkulus….
menegangkannya sidang….
dan sebagainya….
dan apakah intelegensia yang sudah dilatih sedemikian rupa itu tidak bisa mengetik di google “Syarat beasiswa X” atau “Syarat masuk universitas ABC”
Tidak bisa? Jika tidak bisa…. jangan coba-coba deh sekolah atau berkarir di luar negeri. Sorry to say.

Kalian tahu? Hidup sendiri… jauh dari keluarga…. apalagi di luar negeri, itu gak gampang.
Gw aja, minggu ini udah hampr gak tidur selama seminggu hanya untuk menaklukan game theory. Ada puluhan jurnal yang harus gw search sendiri dan gw baca sendiri untuk memecahkan soal-soal ujian dan PR gw. Sendiri! Ya….. kalian punya teman, exactly! Tapi teman gw juga sibuk dengan persoalan mereka masing-masing, dan jikapun ada yang ngambil course serupa mereka juga mengalami kesulitan yang gw alami, yang berarti apa? Yang berarti kemampuan yang harus paling kalian andalkan adalah kemampuan kalian sendiri!

Percayalah…. semuanya pasti ada jika kita mau mencarinya

Jika kalian, bahkan untuk sekadar meluangkan waktu 1-2 jam untuk mencari informasi mengenai bagian dari impian kalian aja gak sanggup, apa kalian mampu jika kelak harus menembus perjalanan udara berjam-jam lalu menghadapi PR-PR dengan bahasa yang berbeda, dengan tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi, dan dengan kondisi psikologis yang berbeda? Gak! Kalian cuman akan nangis. Dan siapa yang mau bantu orang yang cengeng? Semua orang bergerak…. terburu-buru mengejar target mereka, terlalu sibuk untuk mengurus orang yang bahkan tidak bisa memotivasi dirinya sendiri.

Kalian harus menjadi orang-orang yang bukan hanya cerdas, tapi tangguh….
Kalian harus perjuangkan yang kalian impikan, sesulit apapun itu. Dan awal perjuangan ini dimulai dari sekadar berjuang mencari informasi. Jika kalian sudah googling lalu “Ah…. stuck!” ya mungkin kalian akan stuck, tapi pada titik itu kalian akan tahu “Apa sih sebenarnya yang perlu gw perdalam dan perjelas”

Gw kesal sekali ketika ada yang kemudian menge-mail saya “Kak, syarat masuk Tokodai apa ya?”
Gw mencoba bersabar “Ada, Nak…. di websitenya” lalu saya kasih webnya.
Terus dibales lagi, “Oh… bisa daftar beasiswa juga ya. Daftarnya gimana ya?”
Dan gw  jawab “Kalau kamu benar-benar mau sekolah… kamu…. ya! kamu! seharusnya sudah lebih banyak tahu dibandingkan saya. Nak, saya bukan pendiri Tokodai apapun pekerja di rektoratnya. Ini webnya.. ini web alternatif beasiswanya… jika ada yang belum jelas di setiap link ada contact person dan jika kamu teliti membaca kamu akan tahu siapa saja contact personnya.”

Sewot banget kan.
Jadi buat yang mau ngechat atau nge e-mail gw. Sekarang kalian tahu pertanyaan terlarang macam apa yang gak perlu kalian tanyakan ke gw dan menyulut emosi gw.

Begini….
Di Islam, kalian tahu kan ayat pertama itu apa? “IQRA”  yang artinya: Bacalah!
Maka bisakah prinsip sekeeeeeeeciiiiiiiiilllllll itu diterapkan dalam kehidupan kita, ketika kita tidak mengerti maka first to do is “Baca”
Ketika kalian mau ngerebus mie dan kalian gak tau cara bikinnya maka baca cara memasaknya
Ketika kalian gak tau cara bikin omelet, baca resepnya
Ketika kalian gak tau cara ngerakit lemari dan di depan kalian ada seonggok rangka lemari, pastikan ada manual perakitan di situ dan kalian hanya perlu membacanya.
Ketika kalian sakit dan harus minum obat, baca aturan pemakaiannya biar kalian gak mati over dosis.

Lalu apa saya salah jika mengatakan, jika kalian misalnya ingin sekolah ke Jepang, untuk jurusan ekonomi misalnya. Maka pertama kalian harus membaca dan membandingkan universitas-universitas incaran kalian, membaca publikasi calon profesor kalian agar kalian tau tujuan kalian match atau tidak dengan impian kalian, sreg atau gak, lalu baca syarat masuknya, lalu baca kalau butuh beasiswa harus bagaimana.
Yaaaaa…. lama sekali…lamaaaaa sekali….
Tapi itu yang akan membentuk kepribadian kalian. Membentuk kalian menjadi orang dengan pemikiran yang taktis, optimis, tangguh, tahan banting, punya rasa ingin tahu.
Kalau di awal aja kualitas kalian loyo, maka maaf saja di dunia ini ada banyak orang yang mungkin tidak sepintar kalian tapi lebih tangguh dan lebih gigih dari kalian. Dan kalian yang loyo-loyo dan malas berjuang lebih jauh ini siap-siap aja ketinggalan dengan mereka yang tangguh-tangguh ini.

Kalian sadar gak, bumi ini berotasi dan berevolusi…. waktu berlalu…. semua bergerak.
Jika kalian hanya diam… pikirkan lagi apa kalian masih bangga menjadi makhluk planet ini?

Tips [kacau] Jika Kalian ingin melanjutkan studi di Jepang… Part 1


Mendadak saya kebanjiran message yang menanyakan tips lanjut sekolah ke Jepang. Ya ampuuuun…. kalian harus tahu ya, saya ini mempertaruhkan 2 tahun untuk bisa lanjut sekolah lagi, so I’m not such a right person to be asked. Ada yang lebih canggih dari saya, dan mereka lebih layak ditanya. But well.. pertanyaan sudah dilontarkan, tidak sopan jika saya tidak menjawab. Sakali lagi, saya ini orangnya ngaco, asal jawab, dsb…dsb…dsb…. jadi jangan menyesal membaca posting ini.

1. Tentukan tujuan kamu sekolah lagi dan tentu tujuan Universitas kamu ya -.-
Ini penting, karena jangan kalian kira sekolah di luar negeri apalagi di negara yang bukan penutur bahasa Inggris macam Jepang ini kalian bakalan selalu bahagia damai sentosa, PfffffTTT! Jika kalian udah punya karir yang baik, apa benar kalian mau jadi mahasiswa lagi? Apa otak kalian sudah siap dijejali aneka filosofi ilmu pengetahuan lagi? dan yang terpenting apa mental kalian sudah siap untuk belajar di negeri lain? Jauh dari keluarga, jauh dari makanan kesukaan, dari kucing piaraan, dari pacar ataupun gebetan (yang mungkin setelah 1-2 bulan ditinggal akhirnya dia berpaling hahahhaa dan ketika dia lagi asik jalan bareng gandengan barunya, kamu lagi jedotin kepala karena stuck mikir penelitian)?

Apa sih yang mau kamu cari dengan sekolah lagi? Apaaaa? Karir yang lebih baik? Iya… kalau pas pulang ke Indonesia kalian langsung secara beruntung berhasil langsung dapat pekerjaan yang lebih baik, mungkin iya, tapi ingat ada juga peluang tidak kan?
Mau cari jodoh yang lebih wah? Hahhahaa.. kalo kalian jomblo apalagi cewek…. nyari cowok made in Indonesia di kampus di luar negeri…sorry to say biasanya udah sold out. Pria lebih sulit menahan kesepian kata buku psikologi, jadi kalau mereka lanjut sekolah ke luar negeri biasanya mereka udah punya pasangan hidup or at least calonnya. Bisa sih cari yang made in Japan, tapi 1st. apa dia mau sama kamu, 2. apa kamu mau sama dia, 3. gimana mentolerir masalah budaya, keyakinan, bahasa, dan tentu jarak. Hal serupa jika kalian nyari jodoh made in negara-negara lain.
Atau biar keren? Saya kasih tau aja… lebih keren kuliah di Indonesia. Ekomet sama statistiknya aja lebih susah di Indonesia. Tapi di sini kalian bener-bener dilatih logika berpikirnya, jawaban boleh apa aja asal logika berpikir kalian make sense, saya gak tau di kampus lain tapi di kampus saya begitu, mungkin karena kampus teknik. Wallahu’alam.

Jadi mulai dari hari ini nih, kalo mau ke jepang, pikirin deh motivasi terbesar kamu apa. Ini yang bakal bikin kamu bertahan dan kuat di Jepang soalnya. Yang bisa bikin kamu gak terlalu cengeng ketika menghadapi permasalahan.

Oiya cari juga info tentang kampus tujuan. Semuaaaaaanyaaaaaa…. apa udah ada kerjasama antara kampus kamu dengan kampus tujuan, gimana sifat Senseinya, gimana tempatnya, bla…bla…bla…. dengan pertimbangan biar kalian semangat dan nanti gak terlalu kaget dengan dunia kampus.

2. Belajar Bahasa Jepang

Ya Allah…. ini penting banget! PENTING BANGET! apalagi kalau di kampus kamu jarang ada orang Indonesia. Apalagi kalau rupanya di lab kamu isinya orang jepang semua. Please…. bahasa resmi negara ini adalah Bahasa Jepang, bukan bahasa Inggris, bahasa Sunda, bahasa Sansekerta, apalagi bahasa kalbu. Tulisannya juga ada hiragana, katakana, dan kanji…bukan pakai huruf latin apalagi huruf pallawa. Dan itu bertebaran di semuaaaaaa tempat.

Ada saat darurat ketika kalian sendirian dan butuh sesuatu, misalnya nyari toilet… atau nyari jalan…. bayangkan ketika kamu gak bisa bahasa Jepang sama sekali. “Yaelah, Mon… pake bahasa Inggris dong” hahhhahaha silakan aja -.- kalian cuman akan dapet senyuman hahahhaha.

3. Uang…. lagi lagi uang….!


Yaph… uang… kalau kalian kaya raya sih gak masalah ya hahhaha. Tapi kalau kalian pas-pas-an, dan yang lebih spesifik lagi udah gak mau ngerepotin orang tua lagi, think again about money. Matrealistis abis emang, tapi jujur aja kalian gak bisa bertahan hidup cuman modal Bismillah ke negeri orang, apalagi Jepang. Di sini harga mahal, terus kalian start your life from zero jadi harus beli keperluan sehari-hari (which is mahal), dan maaf aja di sini gak ada barang KW :p jadi kalau mau nyari barang murah KW-an waduuuh gak buka lapak mereka. Alternatifnya beli baju bekas dan manfaatin toko 100 yen (yang belum termasuk pajak). Kalau gengsi-gengsi ya abislaaaaah sudah :’D

Oiya biaya paling mahal di jepang especially Tokyo, adalah akomodasi (e.g apartemen). Itu bisa ngabisin 40-50 ribu yen! Dorm saya misalnya, karena dekat kampus, dekat stasiun, dan fasilitas cukup lengkap habis sekitar 45 ribu yen. Karena saya pelit dan mendadak suka masak sama beli baju yang bekas-bekas aja di flea market bulan ini saya abis sekitar 50 ribu yen ++ untuk hidup (agak tinggi karena harus beli macem-macem di bulan pertama). Jadi kalian harus sedia 80-100 ribu yen ++ untuk bertahan hidup selama satu bulan di Jepang. Mamam kan…

Ah cuman segitu. Oh cuman segitu, mari kita convert ke rupiah. Dengan asumsi 1 yen=100 perak aja, berarti dalam satu bulan kalian harus punya uang IDR 8-10 juta/ bulan. Kalau gak ada…. ini nasib kalian:
Image and video hosting by TinyPic

Maka alternatif kalian adalah cari beasiswa. Saya sendiri pakai beasiswa LPDP…. ya ampun bageur pisan deh beasiswa yang satu ini, dengan segala kekurangan yang mereka miliki, mereka terus memperbaiki diri, dan saya sebagai awardee jadi merasa makin bangga sama si LPDP. Kadang awardee sama staf LPDP suka saling greget… kadang seneng bareng-bareng…. pokoknya beasiswa ini bikin antara sesama awardee dan para staff LPDP udah ngerasa kayak keluarga, which is unique. Dan hebatnya ini Indonesia punya. Jadi… huhuhuhu please ikutan LPDP hahahaha.

Alternatif lain ada beasiswa MEXT, Panasonic, Hitachi (ini paling gede…. please coba juga hahha), dsb dsb dsb dsb dsb. Pokoknya kalau ke Jepang mah banyak beasiswa lah. Tinggal dicari. Cuman namanya disekolahin gretong ya, pasti ada syarat dan ketentuan berlaku. Nilai gak boleh terjun bebas, ada beberapa yang mewajibkan bikin presentasi atau laporan kemajuan belajar, dsb…dsb…dsb…dan mohon maaf ini harus dilaksanakan without excuse. Ada beberapa yang sampai stress, terpukul, dsb…dsb… waduh jangan lah. Ingat kalau kalian down, jangan lama-lama… kalau kalian jatuh terpuruk dan gak bangkit-bangkit kalian gak memecahkan masalah malah membuat masalah baru. Dan please….please…please…. jangan sakiti kuping gw lagi dengan alasan “Aduh TOEFL gw gak cukup”, “Aduh gw gak bisa bahasa Jepang”, sama kok saya juga dulu begitu. Tapi tekad yang akan jadi batu loncatan untuk berusaha melewati kendala.

Saya kerja serabutan 2 tahun kawan hanya buat ikut tes iBT TOEFL… buat ngirim berkas kesana kemari… buat beli buku, lainnya buat Mama atau buat nraktir orang rumah. Makanya poin pertama pada posting ini saya tulis “Perjelas apa tujuan kamu” tanpa itu kalian udahlah lewat aja.  Ketika saya memutuskan sekolah lagi, saya tahu secara karir mungkin saya akan tertinggal dengan teman-teman saya yang sudah lebih dahulu membangun karir dan membangunnya secara konsisten, saya sadar saya harus meninggalkan keluarga saya terutama Mama dan adik saya, saya bahkan sadar jangan-jangan ke-single-an saya akan menetap lebih lama karena beberapa orang ngeri denger cewek, lanjut sekolah di luar negeri, teknik pula (padahal mah pret… sama aja. Saya tetep super absurd di sini) dan parahnya saya ini rada penyendiri jadi oh well, it’s gonna be hard. Tapi sejak awal saya sudah secara mantap ingin sekolah lagi karena saya pikir I’m stupid… saya ini bodoh banget, jadi saya harus belajar. Saya juga punya misi, kelak orang-orang harus bisa lebih gagah berani dan tegar dalam menjalani hidup dan meraih impian mereka, saya harus perlihatkan pada dunia kalau “Hei look… I’m not such a perfect person, nor come from perfect and rich family…. but I can do it” Tujuan yang gak jelek-jelek banget kan? Dan itu bikin saya bertahan apapun yang terjadi.

Naaaah karena saya capek dan lapar… lanjut lagi di posting selanjutnya, entah kapan :p

 

What I learn this month….


Halooooowwww pengunjung blog emonikova yang luar biasa setia walau blog saya kadang isinya gak penting hehehehe 😀

Kemanakah gerangan saya menghilang selama ini sampai gak nulis blog, dan membiarkannya berdebu? Hmmmm… saya mengurus masalah sekolah saya. Jika kalian cukup setia membaca blog saya, maka kalian pasti tahu kalau saya sudah mendapat conditional LoA dari Kyoto University, akan tetapi karena masalah birokrasi dan ehmmm finansial -.- (dimana saya harus ke Kyoto langsung untuk ujian dsb… dsb… dsb…) plus masalah otak dimana kalau saya ke kyodai saya akan masuk fakultas teknik, Ya Allah… di ekonomi aja masih suka jedot-jedotin kepala kan ini mau ke teknik?  ahahahahaha….

Sensei saya di kyodai kemudian menyerahkan saya pada sensei lain di Tokyo Institute of Technology (Titech), seorang sensei yang buaaaaaaiiiiiiiknyyyyyaaaaaa luar biasa. Sensei saya yang baru adalah head of Integrated Assessment Modeling Section di National Institute of Environmental Studies (NIES). Jika sensei saya di Kyodai adalah seorang penerima nobel, sensei saya yang sekarang adalah muridnya si sensei penerima nobel. Tapi bukan itu yang bikin saya terharu berat, saya terharunya adalah karena sensei saya yang baru baaaaaaiiiiiiik banget, dan itu membuat saya belajar dari seorang Japanese people.

Singkat cerita minggu lalu saya menjalani wawancara untuk masuk Social Engineering Department di Titech. Beberapa hari sebelum wawancara, sensei saya sangat luar biasa heboh.

“Marissa-san, have you prepare for your interview?”
“Marissa-san, if you need any data or help just ask me…”
“Marissa-san, please prepare everything. Just for a tips… don’t forget to focus to your research novelty..”
dsb
dsb
dsb

“Marissa-san, is okay if the interview is conducted in xx-xx-xxxx? If you don’t have any agenda just let me know”

Hah? saya bengong lah… kenapa Sensei yang pusing nanya? harusnya saya dong yang bilang begitu?

“It’s okay sensei. Whenever the interview will be conducted I’ll be ready. The interview itself is a pleasure for me”

Lalu dasar Japanese yang super sopan, “Aaaa… ok! I just want to listen your opinion indeed. Good luck, and see you”

Siapalah saya yang baru kenal dengan Beliau baru beberapa bulan ini, tapi rupanya kehebohan dan kepedulian Beliau udah hampir seperti dosen pembimbing skripsi saya. Beliau bahkan sampai curcol ke dosen saya kalau dia khawatir saya grogi… saya gak siap… saya blank… dsb karena yang menilai saya akan diterima atau tidak bukanlah Beliau sendiri tapi examiner yang lain. Jadilah selama berhari-hari sebelum interview saya kena gojlok dosen saya.

Saya akan ceritakan semuanya dari awal proses sampai akhir ketika nanti saya diterima di Titech dan menyelesaikan segala kehebohan di dalam negeri *including birokrasi pemberi beasiswa saya jika saya gak switch ke beasiswa monbukagakusho*

Langsung saja ke hari-H pas wawancara!
Wawancara harusnya berlangsung via skype, menghubungkan Indonesia-Tsukuba (tempat sensei saya)- dan tokyo (tempat si titech berada). Saya yang menyadari kekurangan saya tentu prepare well segala hal yang saya pikir perlu dipersiapkan. Saya belajar cukup gila-gilaan, saya udah sampai ganti slide power point 5x karena diedit dan dikritik habis-habisan sama dosen saya! Saya ini gak pintar, makanya harus berjuang agak lebih keras dibandingkan siapapun.

Saya bahkan sudah sedia white board kalau-kalau power point saya kurang lengkap (dan kalau-kalau penyakit nervous hinggap dan saya lupa vocab)
Image and video hosting by TinyPic

Jahatnya lagi saya malah pakai mahzab-mahzab Stiglizt, Mankiw, Nicholson, dsb buat menopang si whiteboard *bukan menopang ilmu gw yang masih mepet hahahahahah*
Image and video hosting by TinyPic

karena saya bener-bener gak mau telat, I want my interview become a great day… saya pun pake baju yang kece. Mentang-mentang judul tesis tentang Green House Gases Emission, saya pun tanpa sadar pakai baju serba ijo.
Image and video hosting by TinyPic

I like my jilbab color hahahaha

Jika kalian perhatikan baik-baik kalian pasti nyeletuk, WHAT THE HELL emoooon…. kenapa pake modem? Pake wifi IPB kenapa?
Okay… saya sudah cek koneksi 3 hari sebelum wawancara, dan koneksi internet IPB SUPEEEERRRR BUSUUUUUK, selidik punya selidik memang sedang ada perbaikan (lagi?) saya akhirnya pakai modem. Jangan tanya deh berbagai operator saya pake. Tapi mungkin kalian sudah mengira akan akan masalah koneksi, dan itu benar-benar terjadi…

Ketika wawancara berlangsung, sewaktu saya koneksi antara saya dengan sensei saya di Tsukuba, semua malah lancar. Tapi waktu dikonek juga ke Titech…. jebreeeeet! Skype mati… saya gak bisa konek sama sekali. Saya mulai panik. Sensei saya bilang ke dosen saya (yang kebetulan sedang training di Tsukuba) bahwa saya tidak online skype lagi, dosen saya langsung message saya di facebook, dan saya panik… kok bisa? saya online sejak pagi! SEJAK PAGI… air mata saya mulai menetes… tapi kalah deras dengan keringat dingin. Lebih parahnya lagi, saya kemudian tidak bisa mengangkat telepon dari sensei saya. Akhirnya sensei saya menulis e-mail “I hope you’re okay… I’ll conduct the interview by phone not by skype, don’t worry about it. Just wait my phone call”

Akhirnya… setelah capek dan heboh ngurus ini itu…akhirnya interview bakalan pake telepon. Saya mencoba menenangkan diri, “Mon… lu sudah berjuang hingga sejauh ini… jangan menyerah. Air mata bikin muka lu keliatan makin bulet” Oh okay… saya pun mengangkat telepon dari sensei saya sambil tersenyum.

Alhamdulillah… saya bisa menjawab sebagian besar pertanyaan yang ada. Hahahaha agak aneh wawancara via telepon. Apalagi rupanya Sensei-sensei yang jadi examiner saya gak bisa bahasa Inggris, alhasil saya mendengar Sensei saya jadi penerjemah. Saya pikir terjemahan sensei saya lebih bermutu dari jawaban saya hahahahhaa… kita kan gak tau ya.

Lalu interview pun berakhir…. “We’ll announce the result, Marissa-san… there will be a professor meeting in Titech on January, if you accepted we’ll send you the LoA from Titech. Thank you”

Saya pun menutup telepon… ambil Al-Quran, dan aduuuuh…. ngerasa bersalah banget ke Allah, udah terjepit aja baru inget Allah. Huwaaaaaa…. Allah, maaf ya…

Beberapa menit kemudian Sensei saya menelpon lagi.

“Marissa-san, are you okay? Sorry for technical problem today” Aduuuuh kebiasaan deh, ini kan jelas kesalahan saya. Koneksi internet yang naik turun… arggghhhh “No, Sensei… it’s my fault. I’m not prepare the best internet connection”

“Actually Marissa-san, would you mind to continue your study untill PhD degree… I think you are eiger to continue your study. I mean… we can find the way if you want to study here from master untill PhD degree”

“Of course, Sensei… If I have a chance… why not? I have a dream to be a great humble researcher, if you think that will be good for me” jawab saya

“yes… I think you can. Your research actually need deeper understanding. It will be better if you learn more in PhD degree”

“But there are no integrated doctoral program in Social engineering”

“But you can try, Marissa-san. You’re right… there are no integrated doctoral program in our department. But if you good enough… we can  recommend you for doctoral program. Marissa-san, you have work hard for all of this, you should get what you want. I know that some people also hope much from you, so make them proud with do your best. I know that you will learn the subjects when you come here and study for master course. But I hope you can learn the subjects from now. It will be very tiring Marissa-san, but when you reach your dream, everthing are paid”

Saya pun terharu…

Coba
Coba
Coba
Orang yang punya hati pasti terharu kan kalau orang asing, yang belum kenal kita, yang belum ngeh siapa kita, kemudian bertindak sebaik hati itu. Beliau benar-benar menjadi guru saya. Belum kenal dekat, tapi rasanya seperti sudah menjadi guru saya selama bertahun-tahun. Saya beruntung karena saya kemudian bisa bertemu Beliau yang begitu menghargai setiap impian saya. Gak sekali dua kali kita bisa ketemu orang seperti itu.

Dosen saya yang di dalam negeri aja *di luar dosen pembimbing dan promotor saya tentunya* belum tentu akan ngomong kayak gitu. BELUM TENTU.

Sedikit lebay ya, tapi saya sampai terharu total hahahahaha.

“Marissa-san, are you still there?”
Waduuuh… telepon masih nyambung.
“Actually Marissa-san, like I said that the official announcement will be on March or maybe sooner. I don’t know, it depends on admission office. But let me tell you, the professor said ‘it’s okay’. Just pray hard now… I hope everything will be okay and I can see you soon”

Huwaaaaaa….. baik banget kan.
Kalau ada cowok sebaik itu… pintar, baik hati, gak neko-neko, udah saya pacarin kali *salah fokus*

Namun ada banyak hal yang saya pelajari, bukan hanya masalah jadi orang pintar itu harus humble, tapi juga bahwa setiap manusia senang ketika seluruh jerih payahnya dihargai…. bahwa setiap manusia senang ketika setiap impiannya didukung.

Perjalanan saya masih panjang, benar kata sensei saya “Now, just pray hard and study hard” apa lagi kan ya?
Namun apapun yang terjadi, saya benar-benar senang bertemu dengan sensei saya. Dulu salah satu pengunjung blog ini sekaligus teman saya dari SMP, Uswah, pernah bilang “Tenang, Mon… nanti juga akan ketahuan dan bilang ‘Oh pantes ya kenapa Allah bikin harus begini… harus begitu…’ Percaya deh” and YES! saya percaya itu. Thanks Uswah… your baby will be as kind as you, hopefully 🙂

Saya juga ingat ketika Tiko ngomong, “Mon, yang penting dalam hidup ini lu jadi orang baik, karena dengan itu Allah akan mengutus orang-orang baik buat membantu lu kelak atau setidaknya lu akan dikelilingi manusia-manusia baik yang akan nyemangatin lu” and Yes! saya membuktikan itu. Entahlah apa jadinya saya tanda adanya orang-orang baik di sekitar saya, dan apapun yang terjadi…. bertemu Sensei saya saja saya sudah senaaaaaaaaangggg sekali. Ya ampun, kayaknya dunia punya harapan gitu loh, orang baik rupanya masih jadi spesies di muka bumi ini.

Saya ingat ketika Mama saya bilang, “Kak… Allah itu Mahakaya dan gak pernah ngutang. Mama percaya, perjuangan kakak akan dibayar kelak oleh Allah. Percaya deh”

Saya ingat ketika adik saya bilang, “Kakak… jangan cupu. Takut buat ngehadapin masa depan itu cuman buat orang cupu. Kakak cupu gak? Kalau gak…. majuuuuuuu!”

Saya ingat ketika ayah saya bilang, “Kelak… buatlah dunia yang bangga dengan apa yang kamu perbuat. Berbuat baik pada apa yang ada di langit dan di bumi, maka semesta ini akan berbuat baik kepada kamu”

Saya ingat kalian semua… dan itu membuat saya bertahan untuk menghadapi segala hal.
Dengan ini saya ucapkan: Terima kasih.

Just wish me luck 🙂

When can I see you again?


“Switch on the sky and the stars glow for you
Go see the world ’cause it’s all so brand new
Don’t close your eyes ’cause your future’s ready to shine
It’s just a matter of time, before we learn how to fly
Welcome to the rhythm of the night
There’s something in the air you can’t deny”
—-When Can I See You Again?, Owl City—-

Maaf yaaaa udah lama banget gak update blog, maklum selama 2 minggu yang lalu sibux banget karena harus mengikuti Program Kepemimpinan LPDP.

Akhirnya saya menemukan sebuah momen dimana saya tidak menyesal untuk resign dan kembali ke kampus… akhirnya saya menemukan sebuah momen dimana rasanya semangat saya untuk kembali sekolah hingga jenjang tertinggi sekalipun bangkit dan berkobar sedemikian rupa hingga lupa kapan saya pernah putus asa, dan momen itu adalah ketika saya mengikuti Program Kepemimpinan LPDP yang diikuti oleh para penerima beasiswa LPDP, kementerian keuangan.

Saya bukan orang yang pandai bergaul dan jujur aja pas ikut acara ini awalnya mikir “Idddddiiiiih… apa sih? penting banget ya?” saya berpikir tidur dan liburan mungkin lebih baik pasca saya resign dari Kemenko Perekonomian. Saya membayangkan betapa akan membosankannya datang lalu mengerjakan berbagai tugas kelompok dan selama 2 minggu! catat….2 minggu! Ya Allah….. helllllp~~~

Tapi semua berubah ketika negara api menyerang….
eh  maksud saya…. semua berubah ketika saya sampai di acara tersebut.

Hari ke-0 datang saya langsung minder, gimana nggak? semuanya anak-anak yang pintar-pintar dan hebat-hebat. Ada yang pernah menerima grant dan kerja di google, ada yang sudah bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat sampai timur Indonesia, ada yang masih 21 tahun udah mau master dan 23 tahun udah mau ambil doktor, ada yang udah sampe bosen kuliah di luar negeri bertahun-tahun dan sekarang malah kangen pengen sekolah di dalam negeri, pokoknya kalian mungkin belum pernah liat manusia-manusia sekeren-keren itu! Saya sampai berpikir, ini beneran masih berstatus manusia? kok canggih-canggih banget.

Kekaguman saya tidak selesai sampai situ…. pada hari itu juga akhirnya kami dibagi dalam kelompok-kelompok, lalu taraaaaa…. saya pun dapat kelompok 6 orang cowok dan 2 orang cewek termasuk saya. Namanya masih baru dibagi kelompok, awalnya masih diem-diem dan jaim hahahahhaa…. dan jujur aja saya merasa bersyukur karena dari awal saya liat kelompok saya semuanya low profile dan gak banyak cing cong, mungkin karena banyak cowok ya. Dan jujur aja semuanya muka-muka culun gitu, belum ketahuan betapa kerennya mereka semua….Oiya, nama kelompok kami adalah KOMODO. Hahahaha… keren kan! Diam-diam menggigit, persis kayak tim saya ini.

Time flies…. kita baru bisa mengetahui karakter setiap orang ketika kita menghabiskan beberapa waktu dengan mereka.

Kelompok saya itu bener-bener kayak kelompok yang gak serius, kerjaannya ketawaaaaaa terus…. kelompok lain gila-gilaan ngerjain tugas sampai ada yang gak tidur segala, kelompok saya berlomba-lomba naik kasur lalu boboks on time. Pun begadang ngerjain tugas, proporsi ketawa dan becandanya mungkin 2/3 dari seriusnya. Saya pikir kayaknya kami pantesnya jadi host The Comment karena kerjaannya ngomentarin orang terus hahahahhaa….

Walaupun kerjanya nyantai, bukan berarti kelompok saya orang-orang yang “biasa” aja… bagi saya semuanya orang-orang luar biasa dan thanks ya Allah saya pernah bertemu dan sekelompok sama mereka. Saya akan ceritakan tentang mereka secara singkat… fufufufufu. Kenapa saya ceritakan mereka satu per satu ya? Entahlah… mungkin pengen mengobarkan semangat saya dan teman-teman pembaca semua aja…bahwa pintar, aktif, dan humble itu ada di muka bumi ini… dan inilah mereka:

1. Muhammad Hilman Beyri.
Kami di kelompok manggilnya Regar atau Siregar. Anak paling muda sekaligus paling caur di kelompok saya. Kadang kami suka amaze karena walau dia anak teknik informatika ITB tapi nggak tau twitter, liat blogspot aja masih nanya “Ini apaan sih? hahahhaha” …. terus liat ulet bulu item aja heboh…. liat putri malu antusias… Tapi buat kalian tau aja dia mungkin anak yang di bilang masuk kategori jenius di muka bumi ini….

Ujian GRE-nya tinggi… TOEFL iBT juga 114 (max.nilainya 120 ya)….IPK juga 3,7 di Teknik Informatika ITB looooh. Yang bikin gemes… kerjaan dia itu satu: TIDUR! nggak peduli mau pembicara atau materinya oke atau nggak pokoknya tiduuuuuurrrrrrrr….! Bayangkan! Kalau punya teman seangkatan kayak model gini kan bikin sakit hati ya, dia tidur eh nilai tetep oke-oke. Siyal! Tapi tetep saya menyatakan dia adalah tipe mahasiswa favorit saya. Nyelow, humble, tapi tetep pintar hhahahaha….
Kami mendoakanmu agar lancar masuk Stanford University, Nak…. tapi jangan ketiduran terus yaaaaa kalau udah nyampe sana.

 

2. Mohammad Rusdi Hidayat
Kalau kami manggilnya Mas Apis…. Mas Apis ini peneliti di Kementerian Perindustrian dan sekarang lagi dinas di Kalimantan Barat. Oiya alumni IPB juga loh. Jalan sama Mas Apis itu kayak jalan sama sebuah kamus botani hidup. Pas ada acara hiking, Mas Apis tuh bisa ngejelasin pertanyaan-pertanyaan kami. Pokoknya seruuuuu bangeeeeet. Yang bikin kaget adalah, Mas Apis itu NARSIS. Jangan biarkan Mas Apis ketemu kamera -.- karena akan betah dan akan mencoba berbagai pose zzzzzzz…..

 

3. Galuh Syahbana Indraprahasta
Ini dia Mas GSI yang paling ganteng :p dan mengakui pernah hampir gak kuliah karena mau jadi foto model hahahahahahahaha eh beneran loh ini bukan saya yang ngegosip ya, ini hasil wawancara LIVE… Mas GSI ini Peneliti di LIPI, peneliti di P4W IPB, dan suka ngedosen juga di IPB. Walau rentetan titlenya sebagai peneliti tapi dia itu gimana yaaaa? Bahan ketawa kami-kami di kelompok. Soalnya mau ngegaring, mau ngelucu, mau ngambek, mau tegas, semua ekspresinya sama; DATAR! makanya kami tuh selalu katawa, soalnya bingung sendiri menerjemahkan ekspresinya. Pokoknya orang yang sangat menyenangkan. Oiya, Mas GSI juga pernah diangkat jadi ketua angkatan di angkatan saya loh. Kece kaaaaaaan…. eh tapi jangan pada naksir ya, Mas GSI ini udah punya ekor fufufufufu.

4. Iwan Adichandra
Ada yang ikut milist beasiswa? Ini loooooh adminnya. Buat kalian yang belum pada tau ya. Yang mengagumkan dari Mas Iwan ini adalah sekolahnya udah buanyaaaaaaaaak banget. Kami pernah sampai tanya “Mas… sebenarnya gelas buat S2 Mas itu ada berapa sih?” terus dia jawab “Hahahahaha… berapa ya, udah lupa-lupa inget” Mukyaaaaaa… saking banyaknya. Yang dia akui sih udah 2 kali S2 di Eropa, 2 kali kuliah S2 online, pernah summer course di Italia, pernah kerja juga di Belanda, pernah jadi ketua PPI jerman juga… itu yang dia inget ya, saya sih masih curiga sebenarnya masih banyak lagi. Oiya, sekarang Mas Iwan ini jadi dosen di Universitas Bakrie, kalau mau tanya-tanya tentang beasiswa langsung aja todong deh Mas yang udah melanglang buwana ini.

5. Media Wahyudi Askar
Kalau ini udah expert-nya di bidang Community Development. Udah keliling-keliling Indonesia untukCommunity Development… kalimantan…papua… ahhhh sapu bersih deh. Kami manggilnya Mas Mayday…. walau badannya kecil gini dan sering bercanda, tapi Mas Mayday ini mantan aktivis mahasiswa juga! Sekarang Mas Mayday kerja di bagian CSR salah satu perusahaan Astra dan katanya mau resign demi menempuh studi lagi dan nanti mau lebih banyak mengabdi pada Indonesia. Tsaaaaaaah…. saya doakan resignnya lancar, eh maaf… sekolahnya lancar hehehehe.

 

6. Purnama Rika Perdana
Korban bullying di kelompok saya karena suaranya nyariiiiiing banget dan nggak pernah bisa berhenti ngomong. Bikin pusiiiiing~~~ tapi justru lama kelamaan jadi bahan hiburan tersendiri karena selalu di bully sama kita-kita, dan kalau gak ada Rika mungkin kelompok kami gak akan rame ya. Rika ini guru bahasa Inggris, dan cita-citanya mau jadi profesor di bidang linguistik. Kami pernah iseng nanya, apa penting guru SMP harus repot ambil S3 di bidang linguistik, jawabannya? “Yaaa gak tau nanti gimana, tapi kalau ilmu kan wajib terus dicari” hebat banget ya semangatnya.

7. Mohammad Iqbal
JANGAN KORUPSI! selalu deh kami dinasehatin gitu sama Mas Gatot ( Panggilan kami buat Mas Iqbal). Orangnya tuiiiiinggggiiiiiiii banget, tingginya 190++ cm. Hadeeeuuuh…jangan jalan samping-sampingan deh kalau ngerasa pendek. Mas Gatot ini orang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan sekarang lagi dinas di Ternate, jauh banget kan? Impian mas Gatot ini adalah jadi profesor di bidang Financial Fraud. Oiya, Mas Gatot ini juga orangnya teliti banget, maklum lah auditor.

Orangnya juga jago fotografi…. soalnya katanya pernah jadi fotografer juga pas ada acara-acara di BPK. Huwaaaaaa…seru. Oiya jangan ditaksir juga ya kawan, udah ada ekor juga hehehehehe.

Oiya… saya juga membuat komik tentang kelompok saya, kebetulan ada tugas “Visualisasi untuk Indonesiaku” karena saya cuman bisa bikin komik jadi yaaaa itu yang saya bikin. Thanks buat Siregar yang akhirnya mau repot-repot bikin komik saya dalam bentuk video. Oiya…. visualisasi kami ini masuk 3 visualisasi terbaik di angkatan kami looooh… hahahahahaha…. naaaaah ini dia:

Sederhana banget ya? hahahaha komiknya juga ada kok tapi nanti posting saya kepanjangan ah.

Tapi ini kemudian membuka mata saya bahwa semangat kita masih bisa lebih bangkit lagi dan salah satu caranya adalah dengan bertemu dengan orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama…. bertemu orang-orang yang mendukung setiap impian kita. Semua orang pernah gagal dan di saat yang sama kita bisa memilih untuk menyerah atau kemudian bangkit lagi…. mungkin sulit, tapi ketika kita bertemu dengan orang-orang yang mau mendukung kita, setidaknya ada uluran tangan yang mau membantu kita bangkit saat kita jatuh.

Terima kasih semuanya 🙂

Sukses yaaaaa untuk semuanyaaaaaaa ^O^/

 

 

 

A letter from Kyoto….


hari ini ada sebuah amplop besar sampai ke rumah saya, taraaaa inilah amplop itu

Image and video hosting by TinyPic

Isinya? Isinya adalah LoA dari salah seorang profesor di Teknik Lingkungan di Universitas Kyoto. Universitas impian saya selama ini…! Kyodai (Kyoto Daigaku) mungkin kalah pamor dengan Universitas Tokyo, tempatnya juga gak di pusat kota tapi peraih nobel di Asia paling banyak lahir dari universitas ini! Huwaaaaaaa….. kayak mimpi deh. Nobel loh nobel! Sewaktu masih SD saya pernah menulis di buku harian saya ingin salaman dengan peraih nobel… terus menjadi peraih nobel dari Indonesia.

Calon profesor saya pun juga peraih nobel loh, biarlah skrinsut yang bicara…

Buat yang belum liat sertifikat nobel, jangan khawatir saya juga baru liat sekarang hahahahahaha.
Nobel itu ada macam-macam, pada tahun 2007 Nobel Peace prize jatuh pada IPCC, sensei saya tergabung dalam penelitian IPCC jadi terhitung termasuk yang memperoleh nobel. Yang lebih kerennya lagi, Beliau sudah mengabdikan 20 tahun hidupnya untuk membangun model ekonomi energi se Asia-Pasifik! Asia Pasifik loh…. bukan cuman Darmaga atau Ciomas -.- Ya Allah…. keren dan rajin banget. Kalau saya sih ngebayangin aja udah bosen hahahaha, 20 tahun bangun model doang kan pusing ya. Istiqamah sekali Beliau ini.

Itu manis-manisnya…
Sekarang getirnya!
Permohonan pergantian universitas saya ditolak! Artinya beasiswa saya tidak bisa turun. Kenapa? karena LoA saya masih LoA profesor. Kalau bahasa kerennya LoA conditional. Saya masih harus lulus tes masuk universitas kyoto. Kabar sedihnya lagi, ujian masuknya adalah ke Fakultas Teknik dan jelas-jelas background saya ekonomi. Kisah sedih ketiga.. saya gak punya budget yang cukup *untuk saat ini* untuk berangkat tes kesana T^T huwaaaaaaaa sedih banget gak sih.

Jangan berisik lalu bilang “Kenapa gak ambil kelas internasional aja…. bla…bla…bla…” ya karena sensei saya di departemen teknik lingkungan itu… dan itu gak ada kelas internasional. Ya Allah… Beliau mau berbagi ilmu ke manusia bukan orang jepang aja udah subhanallah…. berbagi ilmunya ke saya lagi yang dari awal udah bilang I blind about energy economics. Beliau sampai rela loh gak pensiun dulu demi menunggu satu orang anak Indonesia bergelar emon ini berguru kepadanya. Tentu saja ini berkat perjuangan keras dan luar biasa dari promotor-promotor saya yang sabar Pak Rizaldi Boer dan Ibu Luky. Eh…. buat yang belum tau, Bapak Rizaldi Boer juga peraih nobel loh :p cari-cari di google ya. Heran deh IPB gak pasang baliho mahagede buat gembar-gembor masalah ini. Sudahlah kembali pada kisah sedih saya.

Mungkin memang susah juga ya jadi low middle income person…. tinggal dikit aja jadi mikir-mikir masalah uang. Belum cukup sampai situ, masih banyak manusia Indonesia yang memojokan keinginan saya…
“aduuuuh ngapain sih sekolah aja yang dipikirin”
“Kerja dulu aja kali, emang punya uang?”
bla
bla
bla
memang saya nggak punya… lalu mau apa?

Membantu tidak…
Mendukung tidak…
Menenangkan tidak juga…
Bikin stress iya!
Hal yang saya butuhkan saat ini adalah saran-saran yang solutif! Bukan menyalahkan segala keinginan saya.
Mungkin gak pernah kebayang ya… anak dengan kepintaran pas-pasan, kumel, acak-acakan, dan secara ekonomi juga gak banget bisa kemudian memperoleh kesempatan seperti ini. Ya nggak kebayang berarti kan bukan berarti hal yang mustahil.

Rasanya kadang jengkel sendiri….
Kadang mau marah ke ayah… dateng ke makamnya… terus bilang “See… this is what happened because you leave us so fast”
Kadang mau marah ke mama…”Kenapa sih, Ma…. gak pernah mau denger pas saya bilang jaga kesehatan baik-baik dari dulu”
Tapi ini bukan kesalahan mereka. Kalian tau? kalian tidak akan pernah melihat orang tua sehebat Mama dan Ayah saya. Sejak saya kecil saya bebas meraih apa yang saya suka. Mereka berhasil mendidik dua anak mereka. Saya dan adik saya mungkin bukan dari keluarga terpandang, tapi kami punya tekad untuk berjuang mati-matian untuk segala hal. Jika orang-orang melihat saya dan adik saya manusia-manusia bahagia yang Alhamdulillah gak ribet masalah akademis dan melihat keluarga kami always cheerful… kalian gak pernah liat betapa banyak hal dan rintangan yang kami hadapi bersama. Kami berjuang untuk banyak hal… seharusnya bumi ini lebih fair untuk menghargai kami, termasuk saya, dalam berbagai hal.

Saya lalu ingin marah… dan kemarahan terbesar saya adalah pada diri saya sendiri “What will you do!” sambil membentak ke arah cermin.

Bisakah dunia diam sejenak… biarkan saya berpikir jernih, menanyakan jalan terbaik kepada orang-orang yang saya anggap berkompeten dan tunda dulu segala komentar yang menyudutkan saya. Saya juga sedang berjuang dan berpikir… tapi saya butuh waktu dan sedikit ketenangan.

Jika saya seorang anak konglomerat apakah orang-orang akan diam?
Tidak juga kan?
Saya tidak pernah berkomentar masalah orang lain… mengapa orang lain harus repot berkomentar tentang urusan saya? kehidupan saya? segalanya! Mohon dengarkan saya terlebih dahulu, pahami…. lalu beri masukan. Diam sejenak, lalu biarkan saya mengambil keputusan.

Sudahlah biarkan saja…

Di atas lembar LoA saya terselip sebuah sticky notes kuning dengan tulisan dari sekretaris profesor saya. Rasanya ingin ketawa sekaligus mau nangis. Tulisannya “Dear Marissa-san hope it works well” Lalu ada smiley-nya. Unfortunately it hasn’t work well yet… but there will be a time 🙂
Image and video hosting by TinyPic
Saya kira cukup…!
Apapun keputusan saya nanti, semoga semua bisa menghargai dengan baik.
Jika saya memilih sekolah lagi… semoga alasan-alasan saya bisa diterima. Orang setega apa sih yang tega menyia-nyiakan kebaikan orang lain? Orang lainnya beda negara lagi.

Perjuangan saya masih panjang… masih harus belajar gila-gilaan
dan menempa hati. Udah mencoba menjadi gak cengeng… tapi kadang kalau denger yang kejam-kejam masih belum kuat.

huhuhuhu….

Special thanks:
* Mama… the best mom in the universe. Apa perlu semua Mama di muka bumi belajar dari Mama? Biar mereka bisa menghargai dengan baik pilihan dan keinginan anak-anak mereka?

* Pak Boer dan Bu Luky... terima kasih telah memperkenalkan saya dengan orang-orang hebat. It’s a pleasure. Terima kasih juga sudah berheboh-heboh karena saya

*My lovely brother... yang bilang “Be yourself! No matter what they say!” hahahha kita memang English Man in New York banget deh

*Tiko…. Rupanya kisah hidup kita hampir serupa. Bahagia punya sahabat baru yang bisa berbagi pikiran. Apapun yang terjadi semoga gw jadi ya ke Kyodai.

*Solih… Paling tau masalah gw, tapi pada akhirnya jadi orang yang paling heboh mendukung gw. Kaget loh tiba-tiba so sweet hahahaha. terima kasih… terima kasih sudah mengenal gw dan menganggap gw sebagai diri gw sendiri. Keren banget… :’D

*Habib… terima kasih telah menyemangati juga beberapa jam sebelum tulisan ini diposkan. Go! pergi kemana aja yang kamu mau! Nekad kan? Insya Allah aku bantu dengan… doa :p Oleh-oleh dari KL masih belum turun nih, mohon segera diproses -,-

Demikian…

bangun! wujudkan mimpi2 walau masih ngantuk banget! 🙂 salam juang!