Komunitas ASEAN 2015: Apa, Mengapa, Bagaimana?


Mengawali postingan saya kali ini yang akan rada teknis ceritanya, mari kita ucapkan

:present: HAPPY BIRTHDAY ASEAN!  :present:

tepatnya tanggal 7 Agustus kemarin ASEAN sudah mencapai usia 46 tahun, asiiiik~ kalau usia manusia ini tuh lagi usia “matang-matang”nya dan tentu sudah semakin mapan dan sudah semakin bijaksana dalam menapaki diri dan kehidupan, seeeeedddaaaaap!

Oiya, tidak ada salahnya juga bukan kita sekalian memberikan sedikit “kado” untuk ASEAN yang baru saja berulang tahun. Terserah deh bagaimana caranya, tapi kalau kalian punya blog hmmmm Komunitas Blogger ASEAN lagi ada even nih yaitu lomba blog ASEAN. Bukan masalah menang atau kalah… meramaikan saja juga gak apa-apa… yang penting ada sedikit antusiasme dan tanda sayang untuk ASEAN hehehe.

Well…well….well… saya rasa cukup sekapur sirihnya.
Seperti yang saya sudah katakan sebelumnya, di usia yang sudah mencapai 40++, maka sudah sewajarnya ASEAN juga harus semakin matang, tentunya dalam hal ini matang sebagai sebuah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara. Untuk menunjukan kematangan itu maka para kepala negara ASEAN menyepakati untuk membentuk ASEAN Community 2015 / Komunitas ASEAN 2015. Sebelum membuat otak kawan-kawan semua berasap… atau mata berat…. atau mulut yang sudah mulai gatal untuk menguap, saya rasa biarlah animasi ini yang memberikan penjelasan tentang apa siiih komunitas ASEAN itu?

Saya jelaskan disini, ketika Anda mengatakan ASEAN community hanyalah tentang perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan sekaligus perpindahan secara bebas faktor-faktor produksi (termasuk tenaga kerja) maka hal tersebut kurang tepat. Perdagangan bebas hanyalah salah satu poin dalam ASEAN community. Yang perlu dipahami adalah ASEAN community ini memiliki 3 pilar yaitu Pilar Keamanan-Politik (ASEAN Political-Security Community), Pilar Ekonomi (ASEAN Economic Community), dan Pilar Sosiokultural (ASEAN Socio-Culture Community). Naaaaaah….. masalah Perdagangan Bebas itu masuk kedalam pilar Ekonomi. KEA sendiri memiliki pembahasan dan cakupan yang sangat luas tapi sebernarnya intinya satu: Ingin menciptakan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi seluruh warga ASEAN.

Waduuuh! Kok mendadak sekali sih? Sebentar lagi kan tahun 2015.
Sebenarnya sih tidak mendadak banget, wacana pembentukan KEA ini sendiri sudah ada dan disepakati sejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003! Catat ya! Tahun 2003, itu berarti sejak 10 tahun yang lalu. Jika masih rada mengawang-ngawang…. kita coba pelajari bareng-bareng yuks!

Tapi…
Tapi…
Tapi…

Telat deh kayaknya kalau mulai taunya sekarang

Oh… come on! Gak ada kata telat buat jadi kece hahahaha. Tancaaaap!

1. ASEAN Political-Security Community (APSC)

Naaaah, pilar pertama dulu nih, judulnya APSC…mohon jangan diplesetkan jadi “APaaa SiCh” errrr… :sweat:
Sesuai judulnya maka APSC punya misi untuk membuat setiap warga ASEAN jadi warga yang saling peduli, hidup dalam kedamaian, dan punya kondisi keamanan dan politik yang stabil. Mungkin keliahatannya klise banget ya… akan tetapi tugas ini sangat berat!

Coba bayangkan! 10 negara ASEAN… semuanya punya pandangan politis yang berbeda-beda.
Belum lagi letak ASEAN yang strategis di dunia, dikelilingi berbagai laut, samudera, dan berbatasan dengan banyak negera lain, maka jangan heran kalau konflik-konflik geo-politik juga sering terjadi.
Huuuffft~~~nyut…nyut…nyut…
Itulah mengapa APSC dalam blueprintnya menyatakan bahwa program kerja mereka berkisar kepada penciptaan good governance, menyelesaikan kasus konflik-konflik geo-politik yang ada di internal Asia Tenggara maupun yang ada kaitannya dengan negara lain di luar Asia Tenggara seperti kasus konfik di Laut Cina Selatan.

Saya dan mungkin kita semua, mungkin gemas sewaktu ada kasus Pembantaian Muslim Rohingya, atau ketika beberapa pulau-pulau kita harus rebut-rebutan dengan Malaysia, atau pusing juga kenapa Menteri Luar Negeri kita, yang jujur saja tampan dan rapi itu :inlove: , harus repot-repot keliling semua negara di Asia Tenggara untuk shuttle diplomation masalah konflik Laut Cina Selatan. Saking gemasnya sampai banyak yang bilang “Udahlah…masalah seperti ini tinggal majuuuuu….serbuuuuu….. seraaaaaaang… terjaaaaaaang…..!” tanpa perlu tendeng aling-aling.

Wueeeeetssss… rupanya gak begitu caranya, kawan! Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa segala konflik yang menyangkut negara-negara ASEAN harus diselesaikan dulu secara damai, istilah kerennya apa ya? soft diplomacy.

Tapi, Mon! Susah banget kali… lamaaaa…kan 10 negara ya beda-beda semua sudut pandangnya…
Justru karena itu maka APSC ini jadi salah satu pilar utama ASEAN community. Kerjaannya ya bukan hanya meminimalisir konflik, tapi juga saling bantu membantu di bidang Hak Asasi Manusia, ada juga perjanjian untuk bekerjasama memberantas peredaran NARKOBA, saling membantu kalau ada bencana alam, bahkan masalah zona bebas senjata nuklir pun dibahas. Pokoknya bagaimana untuk mewujudkan ASEAN yang damaaaaaaaaaiiiiiii~

Not our bussiness…!
No! no… ini benar-benar urusan kita.
Masih ingat keantusiasan kita semua ketika melihat konflik-konflik kemanusiaan maupun geo-politik yang ada di Asia Tenggara? Yak! Semangat dan antusiasme yang luar biasa…
Akan tetapi sungguh kurang elok jika kemudian kita malah saling mencaci kepada negara ASEAN lain.
Tugas kita hanyalah membantu sebisa mungkin yang kita bisa.

Suatu hal yang luar biasa ketika banyak sekali relawan dan bantuan ke Myanmar untuk membantu muslim di Rohingya… tapi kalau sampai memukul rata bahwa semua biksu di dunia “jahat” membenci seluruh warga Myanmar, wueetssss… gak oke
Sama juga ketika ada aksi rebut-rebutan pulau dengan kawan serumpun kita…itu tuch… Malaysia. Yaaaa siapa yang gak kesel dan gemas sih, tapi yaaaa yang bisa kita lakukan adalah belajar dari pengalaman, selain itu Indonesia juga masih sangat butuh para ilmuwan dan ahli-ahli di bidang pertahanan dan konflik perbatasan. Masih sebal juga? gak apa… tapi jangan ikut-ikutan caci memaki di social media dsb. Yeaaah~ at least kita bisa mencoba jadi warga ASEAN yang elegan!
Begitu pula untuk masalah-masalah lainnya.
Untuk masalah kebijakan, tentu ini bukan kapabiltas kita untuk menjudge sepihak mengenai suatu hal. Ini masalah para petinggi-petinggi yang juga merupakan policy maker di level nasional maupun internasional. Yeaaaah… sampai sini, tugas kita hanya berdoa.

2. ASEAN Economic Community (AEC)
Aha! ini yang jadi bidang saya… ekonomi!
Karena pekerjaan saya kini erat kaitannya dengan AEC seharusnya saya bisa menjelaskan ini secara lebih simple dan agak lebih mudah dimengerti.

Skema di atas menjabarkan secara singkat mengenai lingkup kerja AEC. Sesuai dengan namanya maka tentunya urusannya terkait dengan ekonomi. Untuk menghadapi AEC, maka pemerintah sudah mempersiapkan berbagai inpres dan inpres yang terbaru dan insya Allah akan keluar dalam waktu dekat terkait dengan meningkatkan daya saing untuk menghadapi AEC 2015. Pemerintah juga sudah berjuang mati-matian untuk berusaha membangkitkan gairah ekonomi bangsa.. mulai dari sektor UKM sampai sektor industri besaaaaaar.

Tapi apakah benar kita sudah siap?
AEC ini memang di blueprintnya secara jelas menyatakan ingin membentuk ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi serta menjadikan ASEAN lebih dinamis dan kompetitif, selain itu AEC juga ingin mempercepat integrasi kawasan dalam sektor-sektor prioritas dan mempermudah pergerakan para pelaku usaha dan tenaga kerja terampil.

Nah masalahnya… banyak sektor usaha kita yang belum siap kalau bersaing dengan barang impor, bahkan yang diimpor dari negara-negara Asia tenggara sekalipun. Apalagi? Kalau kemudian tenaga kerja bisa lebih besar bergerak dari satu negara ke negara lain, maka jika kita tidak siap bisa jadi pasar tenaga kerja kita kemudian dipenuhi tenaga kerja asing. Sungguh mengkhawatirkan jika Indonesia hanya menjadi “bawahan” di negerinya sendiri.

Secara regional pun kondisi ekonomi semua negara ASEAN tidak seragam. Ada yang masuk high income countries, middle income countries, bahkan low income countries. Apa bisa ASEAN berintegrasi dengan baik? Uni Eropa yang kondisi ekonominya sudah agak lebih seragam saja toh bisa langsung pusing tujuh keliling ketika Yunani ekonominya jatuh.

Masalahnya rumit, kawan! Rumit sekali… harus ada yang bisa kita lakukan.
Apa yang bisa kita lakukan?
Kita harus berusaha untuk bisa lebih pintar…
Ya? bagaimana lagi? Ini sih mau tidak mau wajib harus bersedia. Kalau kemampuan bahasa kita mandek… pas sekolah juga masuk telinga kanan keluar telinga kiri… lalu taraaaaaaa…. tahun 2015 bisa bisa posisi-posisi manajerial diambil alih para tenaga asing dari negara ASEAN yang lainnya. Gak adil? Mau marah? Loh kenapa gak adil? Kenapa harus  Jika saya pemilik suatu perusahaan yang akan memilih orang-orang yang memiliki kapabilitas yang paling baik untuk mengurus perusahaan saya. Mau asing kek…mau lokal kek… saya gak akan peduli. Ini bisnis! bukan lembaga amal, Bung! Selamat datang di dunia ekonomi…. hidup itu keraaaaaas, Bung!

Selain itu kita juga jangan hanya lihat kemungkinan-kemungkinan menyeramkan yang akan terjadi. Kesempatannya juga ada banyak.
Banjir impor, okay… tapi seharusnya kita juga bisa memanfaatkan pasar yang luas ini untuk memasarkan produk kita, bisa mendapatkan bahan baku yang lebih murah lalu memproduksi barang yang lebih efisien dan harusnya kualitasnya lebih baik.

Oiya… informasi pun sebenarnya lebih terbuka, bahkan ada program ASEAN untuk membangun Usaha Kecil Menengah (UKM) di setiap negara di ASEAN, hanyaaaaa sajaaaaa…. informasinya juga belum tersebar dengan baik bahkan website SME ASEAN pun hanya tersedia dalam bahasa tagalog! Yeaaah… pantes aja kalah UKM kita sama Thailand. Hanya Thailand dan google translate yang tahu.

Image and video hosting by TinyPic

Mohon kepada Kemlu atau siapapun yang membaca posting ini… pleaseeeee… informasi di SME ASEAN lebih dipublikasikan lagi dan perbaiki webnya. Pleaseee…

Siap? ya harus disiap-siapin.
Kita sudah menghadapi berbagai Zona perdagangan bebas dsb.
Toh kita masih hidup-hidup saja kan…
Ya hidup! Masalahnya kita ingin di posisi mana? Kalau ini pertandingan marathon… ya mungkin semuanya lari-lari saja… masalahnya kita ingin masuk di peringkat berapa? Kalau mau masuk peringkat atas maka lari yang cepaaaaat! Berjuang dengan stamina yang ada!

3. ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)
Hiyaaaa… kita hampir berada di akhir kisah mahapanjang ini.
Pilar terakhir itu pilar Sosio-Kultural. Pilar ini mencakup pengembangan SDM, pengembangan kesejahteraan, lingkungan hidup, dan Identitas ASEAN.

ASCC punya banyak misi, misalnya pemerataan pendidikan, akses terhadap Teknologi Informasi, peningkatan research and development di kawasan Asia Tenggara, dan lain sebagainya. ASCC juga ada di garis depan untuk memberikan bantuan jika ada satu negara ASEAN yang terkena bencana. Buat kalian-kalian yang punya passion di bidang kewirausahaan wuuuuetttttssss asal tau aja sebenarnya ada ASEAN Forum on Youth Entrepreneurship… ini program lama loh sebenarnya, seingat saya sejak tahun 2009.. tapi masih ada tidak ya? Entahlah… sepertinya masih ada, tapi seperti biasa kita suka ketinggalan info gitu dech!

Intinya ASCC ini sejalan dengan Millenium Development Goals 2015 yang misi-misinya adalah sebagai berikut:

Wuiiih… banyak hal ya.
Sungguh ini gak bisa kalau hanya mengandalkan pemerintah saja, yaaaa pemerintah juga kerjaannya banyak sih. Mungkin dari melakukan hal-hal yang kecil dulu seperti buang sampah pada tempatnya, jangan merusak pohon, jangan boros dan buang-buang makanan *wiiih catat nih, sering banget kan ada yang sok diet terus buang-buang makanan*, dan mulai menjalankan hidup sehat. Apalagi? Oiya! Peduli! Peduli kepada sesama… yeaaaah sampai lumutan juga kita gak akan bisa seratus persen menghapus kemiskinan… kelaparan…penyakit endemik… dsb… hellow.. kalau doraemon muncul di muka bumi pun dia tidak akan bisa melakukan itu.

But at least we try…. yang penting mah ikhtiar!
Tidak ada kebaikan yang sia-sia! Saya percaya itu! Sekecil apapun

Huwaaaaa selesai juga! Eh katanya saya mau ngasih review singkat aja, kenapa jadi banyak begini ya? hahahahaha…. masih suasana lebaran, bro! Maafin ya 🙂

Mungkin kita hanya [selalu] butuh waktu untuk belajar…


Mulai darimana ya?
Mulai dari bilang… KERJA ITU CAPEK! bener deh, sekolah dan belajar tetap menyenangkan. Saya yang hari ini kemudian kembali menyusun impian saya yang sebenarnya. Rupanya saya memang ingin menjadi seorang dosen atau peneliti, yang terlarut dengan bacaan dan tulisan-tulisannya… yang pulang lebih cepat dari suaminya di masa depan nanti dan menyambutnya dengan senyum simpul dan secangkir kopi atau teh hangat. Yang menyempatkan setiap waktu luangnya mengajari adiknya… murid-muridnya… orang-orang di sekitarnya… yeaaah seperti itu.

Saat kita masuk dunia kerja, rupanya jenuh itu sering kali bertandang dan merayu-rayu. Di tempat manapun pasti ada atasan atau rekan kerja yang kurang “sreg” dengan setiap idealisme yang kita susun sendiri. Saya yang sebenarnya terlalu tergila-gila dengan buku, menulis, yang manja setengah mati dengan Mama dan sayang luar biasa dengan adik dan kucing-kucingnya ini rupanya akhirnya mulai jenuh dengan rutinitas di kantor baru yang baru saya jalani beberapa bulan ini. Yeaaah… kalau kalian pernah vis-a-vis bertemu saya, kalian pasti tahu betapa bosanan dan tidak sabarannya saya.

Rasanya… rasanya ingin mengeluh untuk beberapa hal,
Walau tentunya saya sangat mencintai pengalaman baru yang saya peroleh di kantor saya ini. Gila aja… hei! Siapa yang cukup beruntung menghadiri beberapa konferensi nasional dan internasional selevel APEC dan ASEAN? I’m lucky… I got awesome experiences. Tapi yaaaa… manusia deh ada-ada aja kan. Intinya sama seperti kalian yang kadang merasa lelah dengan rutinitas kalian, begitu pula saya… begitu pula kita semua…

Saya lalu bulak-balik mengunjungi salah satu rumah Allah di Ibukota, Masjid Istiqlal!
Jangan salah… beberapa kali saya bertemu ustadzah saat shalat berjamaah disana, dan biasanya dapet nasehat bahkan doa gratis hehehehe, lumayan banget buat saya yang udah nggak pernah mentoring lagi dan doa, boi! siapa tau diijabah.

Suatu hari… saya datang lagi ke Istiqlal, kali ini misi saya adalah COMPLAIN!
Sombong banget kan? Ke Allah aja complain… hahahaha, saya sering gitu deh walau saya tau itu ngawur sekali, tapi kepada siapa lagi coba berkeluh kesah kalau bukan langsung ke Allah? ke siapaaaaaa? Wah saya udah siapin segala macam complain deh… mulai dari gaji saya yang pending karena masalah birokrasi [zzzzzz….] sampai pengumuman beasiswa saya yang terpending cukup lama… pokoknya semua hal duniawi yang lagi saya nggak syukuri deh.

Lalu semua berubah ketika negara api menyerang!
Eh… maksud saya ketika saya melihat sesuatu.

Saat saya mau ambil air wudhu, sekalian berkece-kece ria di depan kaca. Betapa kagetnya saya ketika saya melihat seseorang yang sedang membongkar tempat sampah di dekat tempat wudhu. Saya pikir, oh well pemulung biasa lah… okay cuekin aja deh. Tapi rasanya Allah menyuruh saya melihat orang tersebut. Saya pun terpaku melihat orang tersebut dengan pikiran kosong.

Kalian mau tahu apa yang dilakukan orang tersebut?
Rupanya dia hanya mengumpulkan kotak-kotak bekas minuman, lalu dia pun mengumpulkan setiap tetes sisa-sisa minuman tersebut ke dalam sebuah gelas kecil bekas botol aqua.
Saya meringis, antara heran… kasihan… kaget… dan mulai mengkalkulasi secara asal berapa jumlah bakteri di dalam minuman yang dia kumpulkan itu.

Saya hentikan orang tersebut, lalu karena saya sedang berhemat dan ehm… diet… uang saya yang tersisa cukup banyak. Maka saya putuskan memberikan sejumlah uang saya pada orang tersebut…
“Mas, nggak usah mungut di tempat sampah gitu deh. Beli minumnya… di luar banyak yang jual” kata saya dengan nada yang kayaknya rada teriak deh *that’s why…. orang yang pertama kali kenal saya ngerasa saya agak jutek*
Dia mengangguk pelan.
Karena gak percaya saya tunggu dia membeli minuman dan saya suruh kembali menemui saya. Bossy sekali saya itu *____* bukan apa-apa, saya masih belum puas nanya-nanya aja.

Dia kembali, “Mbak, ada kembalinya” saya kagum dia masih bisa berlaku jujur.
“Udah….buat kamu aja,tapi  tolong deh jangan pungut makanan dan minuman dari tempat sampah lagi ya. Ngeliatnya aja pusing” kata saya seperti pas mengomeli adik saya.
Dia lalu tersenyum…. daaaaaaaaaan apa yang dia lakukan?
Dia mengambil beberapa bagian uang kembalian tersebut dan kemudian sisanya….. dia masukan ke dalam kontak infak di masjid.

Saya melongo.

Apa-apaan ini? Hei…. hei… come back, enak aja. Gw mau ngasih buat dia kok malah dimasukin ke kotak amal sih? Saya sewot juga dong, soalnya dia hanya mengambil sedikit bagian dari uang kembalian tersebut.

“Eh… eh… kok dimasukin ke dalam kotak amal sih?” Kata saya sewot.
Dia tersenyum, lalu bilang

“Mbak… terima kasih, uang Mbak itu adalah uang dari Allah, jadi saya kembalikan lagi ke Allah. Saya sudah mengambil bagian yang saya butuhkan, Mbak. Insya Allah, jika Allah mau saya akan memperolehnya lagi. Semoga nanti uang itu walau nggak seberapa bisa membantu orang-orang yang lebih kurang beruntung dibandingkan saya. Mbak jangan khawatir, Allah ada di dekat kita….melihat kita… insya Allah juga akan menjaga kita. Pertolongan Allah itu dekat kok, Mbak”

Saya makin melongo….

Lalu saya tersentak,
Saya ambil wudhu, shalat magrib, kemudian lupa dengan segala complain saya

Mon…. yang lu hadapi masih belum ada apa-apanya! Lu harus kuat…! gak ada yang perlu lu khawatirkan.
Karena pertolongan Allah itu dekat!

Untuk masalah life lesson, kita mungkin memang harus terus belajar…. teruuuuussss belajar…. tanpa henti 🙂

a notes from my [new] office


Huwaaaaa it has been so long since my latest posting 😀
Maaf ya… hehehehe, sekarang saya sudah pindah kerja ke tempat baru dan karena sekarang bulak-balik Jakarta-Bogor errrrrrr pas pulang semua tulang mau remuk.

Well, supaya pada nggak penasaran saya sekarang kerja dimana, saya jelaskan di sini aja ya. Sekarang saya menjadi Staf Ahli Ekonomi Muda di Kemenko Perekonomian, tepatnya di kedeputian Kerjasama Ekonomi Internasional. Walau namanya keren, I’m still contract based ya disini, jadi saya belum jadi apa-apa…. so stop to say “Waaaa kereeeen~” dsb. Yeaaaah~ setelah kegagalan saya nggak lolos CPNS Kemlu rupanya saya diberi kesempatan sedikit mencicipi gimana sih rasanya kerjasama ekonomi internasional itu. Jujur sebenarnya saya sangat antusias setengah mati di sini. Akhirnya…. akhirnya saya bisa melihat dengan mata kepala sendiri tanda tangan pak Hatta Rajasa dan tanda tangan Pak Marty Natalegawa! Lebay kan? hahahahaha… tinggal vis-a-vis ketemu bapak-bapak menterinya nih.

Baru satu bulan di sini udah mulai kerasa suka dukanya seperti apa. Mulai dari sukanya dulu deh…. I love my office, karena letaknya di Lapangan Banteng dan itu posisi yang cukup strategis daaaaaan~ pemandangannya yang oke punya…jadi bisa memuaskan hasrat saya buat foto-foto.
Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic

Tinggal foto-foto di sekitaran Pasar Baroe dan Jalan Antara nih… waaaah lovable view bgt, kayaknya kalau kalian ada yang rencana buat foto pre-wed boleh lah di situ~ paling yaaaa malu aja diliatin orang :p

Kemudian, mmmm… karena dari dulu impian saya belajar tentang integrasi ekonomi internasional dan segala macam policy-nya, waaaah di sini sebenarnya tempat yang tepat buat belajar, dan buat kalian mahasiswa yang ngerasa pinter banget ekonomi internasional…. please come, and you will feel nothing, here. Teori dan praktik itu bedaaaaaaaaa banget! Selain itu juga yaaaa… dapet gaji yang lumayan cukup disini. Standar PNS sih, hanya bedanya gak dapet tunjangan, well… there will be a time lah ya 🙂 curi ilmu dulu yang banyak di sini.

Oiya… satu lagi yang penting, disini kita bisa bebas cari beasiswa, bahkan kalau mau nyambi sekolah sambil kerja juga nggak apa asal kuat aja. Saya sendiri karena masih penasaran dengan beasiswa, jadi hingga hari ini pun masih sibuk apply sana sini dan belajar bahasa inggris. Wueeeets…. jangan tanya perjuangannya deh.

Sekarang dukanya….okey dukanya adalah:
1. CAPEK! beneran deh, sehabis pulang kerja itu kita capek! nggak ada tenaga lagi buat mikir. Jadi benar kata teman-teman saya yang udah kerja kalau udah sampai rumah itu yang mau lu lakukan adalah shalat terus tidur. Boro-boro deh mau mikir buat yang besoknya mau kuliah atau wawancara kerja di tempat lain atau tes lalalalala, haaaah masa bodoh! Makanya saran saya sih, kalau nanti mau sekolah… bulatkan tekad sekolah aja! Ya gak larang sih kalau mau sambil kerja, tapi energi itu terkuras kawan saat kalian di kantor, kalau topik kuliahnya ringan dan tesnya gampang sih mungkin happy2 aja ya, tapi kalau kalian bener2 mau serius untuk jadi expert yang punya kemampuan mumpuni ya mau nggak mau harus sekolah yang benar, serius, dan fokus… ikhlaskanlah pekerjaan kalian, atau minta izin belajar. Gak ada yang nggak butuh pengorbanan di muka bumi ini kawan! Kalau kalian bener-bener mau matang secara akademik, maka fokuskan perhatian, semangat, jiwa, dan raga untuk akademik. Tapi jika memang bakat kalian sebagai praktisi dan gak ada jiwa terjun ke dunia akademisi, mungkin belajar gila-gilaan juga udah kurang menantang lagi, so…. focus….focus…focus….!

2. KAGET! kalian gak tau kan gimana sih pengambilan keputusan yang dilakukan di tingkat atas pemerintahan kita… saya sudah melihatnya kawan! Wuuuuuiiiisssssh~ alot banget. Semua perundingan memakan waktu dan tenaga, belum lagi semua anggota forum yang mau angkat bicara menyampaikan opini dan kepentingan instansi masing-masing. Opini dari yang bermutu sampai yang sampah banget ada di meja rapat. Dari yang cerdas banget sampai yang gak jelas banget tersedia dengan lengkap. Ngebayangin nasib bangsa ada di meja-meja itu… dan jadi bahan perdebatan yang kusut, rasanya gemes banget! Saya berpikir… birokrat itu kalau adil pasti masuk surga tapi kalau nggak… pasti masuk neraka dengan cara ditendang-tendang. Kebayang gak sih oleh kalian nasib jutaan rakyat Indonesia ada di meja rapat-rapat dan perundingan itu! Gila kan? Gila memang… dan suliiiiiit sekali untuk mencapai kesepakatan. Ya memang public goods itu pareto optimum sih, pasti akan ada pihak yang dirugikan ketika suatu kebijakan publik diimplementasikan, but when you know the facts with your own eyes… rasanya~ nggak bisa dijelaskan deh.

Oiya, banyak juga anggapan bahwa PNS pada males. Eits… tunggu dulu, gak semuanya kok. Saya yang cuman staff kontrak aja rajin hehehehe bukan PNS berarti ya. Hmmm… itu sih tergantung orangnya ya. Memang sistem yang ada memungkinkan seorang PNS untuk melakukan moral hazard, bisa aja finger print pagi terus keluyuran kemanaaaa atau ngegabut di kantor terus finger print lagi sorenya taraaaaa~ di akhir bulan dapat gaji yang sama dengan yang kerja rajin. Well, tergantung orangnya sih. Kalau saya, masih terkait dengan kekagetan saya sebelumnya, saya nggak mau mendzhalimi bangsa Indonesia… gila aja, uang gw dari hasil kerja keras rakyat juga kali. Selain itu, saya tipe pemalas kelas kakap, jadi saya kerjakan semuanya dengan baik dan secepat mungkin supaya nanti my boss nggak usah mengganggu masa-masa santai saya yang indah dan tenteram… daaaaaan tidak ada yang boleh mengganggu jadwal pulang saya, sekian!

Kadang serem juga dimarahin sama bos… atau sering juga diperdaya sama yang senior2 buat ngerjain tugas mereka T^T tapi yaaa apa boleh dikata, semua ada prosesnya. Pasti ada sesuatu yang sedang Allah rencanakan, dan semua ini pasti menjadi mata rantai yang terkait satu dengan yang lainnya.

Tapi kemudian keinginan saya untuk sekolah lagi semakin besar,kenapa ya? mungkin karena saya gemas dengan meja-meja perundingan dan pertemuan yang hanya penuh dengan debat alot. Kalau masih level kroco-kroco sih nggak bisa berbuat apa-apa di tingkat policy making, hanya bisa menelan mentah2 hasil kesepakatan para birokrat atas. Gemes kan? Yaaaaa gemes aja sih nggak akan mengubah apa-apa. Kelak harus ada waktu dimana saya yang mengisi meja itu, menghentikan hal-hal yang gak perlu di meja itu, melontarkan opini cerdas dan cermat untuk suatu masalah. Menyadarkan setiap orang dalam forum bahwa di meja pertemuan kita sedang membahas masalah banyak orang bukan main monopoli. Haaaaah~ tapi saya sendiri tidak akan bisa melakukan apa-apa, semoga rekan-rekan saya kelak di meja-meja itu adalah orang yang sevisi dengan saya, atau bahkan punya visi yang lebih baik. Harapan itu selalu ada… dan pasti ada…

That’s all from me 🙂
Just come to my office if you have time…
Ada sebuah kedai gelatto yang enaaaak banget deket2 situ 😀 you will like it.

Well, here I am now~ now, with hijab :)


Okay… supaya tidak ada yang tanya-tanya dan heboh lagi
Kini saya nyatakan secara resmi kalau saya sudah berkerudung sekarang.
And here is my photograph…
tentu dengan editan supaya menyamarkan jerawat hehehehe

me

me nowadays!

 

Waaaaah? Mon.. akhirnya! kenapa? kenapa?

Kenapa ya? Sebenarnya mungkin sejak SMA sudah mau ya, tapi karena saya pernah kesal dengan perlakuan beberapa teman saya yang mendikte saya hanya karena saya tidak berjilbab *Mungkin bisa diubek-ubek posting sebelum-sebelumnya kalau penasaran dengan ceritanya* jadi yaaaa nggak jadi, apalagi pas perguruan tinggi masih ada aja yang belum mengerti bahwa saya tipe manusia yang nggak bisa dijudge oleh siapapun. Saya sudah cukup puas kok menunjukkan bahwa tanpa jilbab juga gw masih bisa tuh hidup, punya prestasi, punya hal yang bisa dibanggakan, gak usah pake narsis lagi.Parah kan? Paraaaaaah banget laaaah~ untungnya saya punya teman yang sangat baik-baik. Yaaaah tidak banyak, tapi sangat baik 🙂 Sahabat-sahabat terbaik saya adalah orang-orang yang sudah tidak pernah complain dengan apapun yang saya lakukan, mereka hanya menegur kalau saya mulai jadi uring-uringan atau panik gak jelas karena sesuatu. Well, I love them! very much~

Saya juga punya seorang teman, dan dia non-islam.
Not a special person, biasa aja… cuman karena punya beberapa hobi dan interest yang sama jadi cukup sering ngobrol juga.
Ada hal yang keren dari dia, kemanapun dia pergi dia selalu bawa Injil kemana-mana! Pokoknya religius banget deh. Tadinya sih biasa-biasa saja ya. Yaaaah… biasa lah saya juga sering liat ikhwan dan akwat yang gak pernah ketinggalan bawa Quran kemana-mana. Tapi pernah lagi asik-asik ngobrol sama dia, adzandzuhur berkumandang

Teman saya  : Mon, shalat tuh… udah adzan waktunya shalat bukan?
Saya: Ah tangguuuung, nanti aja ah…
Teman saya: Loh, emang ibadah bisa ditunda-tunda?
Saya: Utamanya sih di awal waktu, tapi kan ada range waktunya. Pokoknya asal jangan lewat aja. Lapar ah makan dulu~
Teman saya: Tapi yang utama kan awal waktu, kenapa buat Tuhan tidak memberi yang utama, Mon? Ini buat Tuhan loh…tenang gw mah bisa nunggu. Shalat sana!

JLEBH! kata-katanya masuk akal, maka saya langsung shalat tanpa ba-bi-bu lagi.

Karena saya sewaktu kuliah tidak suka mengobrol dengan segerombolan orang (sampai sekarang saya kurang suka keramaian) maka setelah shalat saya masih menghabiskan beberapa menit bersama teman saya itu. Setelah ngalor ngidul ngobrol tiba-tiba dia bertanya pertanyaan yang sebenarnya paling saya malas untuk menjawabnya:

Teman saya  : Mon, kalau wanita muslim itu harus berkerudung ya?
Saya: Iya, kewajibannya begitu… ada di Al-Quran sih sebenernya.
Teman saya: Oh… terus kenapa lu nggak pake? Lu kan anak baik, Mon?
Saya: *waaah di bilang baik, hidung terbang* —-saya ceritakan hal-hal yang bikin saya mikir-mikir untuk berkerudung——
Teman saya: Waaah… begitu. ya udah, sabar ya….
Saya: Lu sendiri, kenapa tiap kemana-mana selalu bawa Injil, ini kan cukup gede.  Memang selalu dibaca?
Teman saya: Gak sih,Mon. Tapi gw bangga dengan agama gw, dan gw selalu tenang setiap gw melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Tuhan gw.
Saya: Subhanallah, keren banget.
Teman saya: Lu bangga dengan agama lu kan, Mon?
Saya: Bangga laaaaah…. jangan tanya! Bangga banget! Lu harus tau, cendekiawan islam bahkan lebih pintar dari semua ilmuwan Eropa!
Teman saya: Naaaah… oleh karena itu, Mon… jika lu bangga dengan agama lu, maka lakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ini bukan masalah apa yang orang lain telah lakukan ke lu, forget it! Ini masalah apa yang sudah Tuhan lakukan ke lu dan apa yang harus lu lakukan kepada Tuhan lu. Come on! Show to the world you can be a trully moslem scholar like you have said! jangan setengah-setengah dalam iman.

JENG~ JENG~ JENG~ rasanya kesindir banget! JLEBH!
Sebagai informasi ya, dulu dia selalu jadi salah satu orang yang mengingatkan saya untuk shalat di awal waktu. Saya belajar dari dia bagaimana untuk benar-benar toleran…
Saya juga belajar dari dia bagaimana benar-benar bangga pada Allah…
Saya belajar bagaimana menghargai orang lain yang berbeda keyakinan dengan saya.

Saya ingin dunia belajar, bahwa menggerakan hati manusia *setidaknya untuk manusia yang agak bebal seperti saya* tidak bisa dengan hanya kata-kata dari yang halus hingga sindiran atau kritik yang tajam, tapi harus diiringi dengan perbuatan dan contoh nyata.

Saya yang sudah dilempar dan dicecar aneka dalil dan hadist dari jaman sekolah hingga kuliah, yang sudah pernah kena sindir dari beberapa orang, toh rupanya malah luluh dengan pertanyaan seseorang yang cuman bertanya “Lu bangga dengan agama lu kan, Mon?” gw jadi berpikir, apa gw akan gengsi ya kalau tiap saat gw bawa Quran gw dan gw baca tiap hari dimanapun gw berada? kenapa gw lebih sering meluk si HP dan si lappy daripada Quran gw? waduuuuh pantesan laptop gw pernah dimaling orang, notice dari Allah juga kali ya.

Sejak hari itu tanpa siapapun tahu, saya mulai kepikiran kata-kata teman saya siang dan malam, tapi aaah lama-lama ilang juga dihapus skripsi, kerjaan, dan sebagainya. Apalagi saya serem juga liat teman saya pada lepas jilbab selepas lulus, aje gile… yang udah 4 tahun aja bisa lepas, gimana gw? hahahahahaha diuwel-uwel kali jilbabnya.
Tapi lama kelamaan saya ingat lagi, dan berusaha mencari celah dimana pernyataan teman saya yang salah, dan TIDAK ADA!

Saya sampaikan niat saya kepada Mama dan Mama cuman bilang, “Silakan kakak, asal kakak tetap istiqomah, jangan dilepas-lepas nanti ya”
Saya cerita ke adik saya dan dia cuman bilang “Oke kak, tapi kata bu Yoyoh guru agama kiki… nanti jangan pakai pakaian yang ketat dan rambutnya jangan diliatin” CEREWET tapi saya iyakan juga karena bener hehehehehehe
dan orang terakhir yang saya beritahu adalah Pillowman, as usual and as I hope dia no comment macem-macem walau saya sudah heboh cerita kalau saya takut main lepas juga kayak teman-teman saya di kampus! dia cuman bilang “Iya… memang sudah waktunya” lalu tidak ada komen selanjutnya… huffft~ dia memang paling tau saya orang yang heboh tapi tidak suka kehebohan.

dan taraaaaaaa, here I am now~ now, with hijab 🙂

Kenapa saya tidak bilang-bilang ke banyak orang? Terutama yang perempuan
1. Saya sendiri pas awal pakai masih agak males2an, kadang kalau keluar rumah juga masih di buka hahhahahahaha :p jadi yaaa gak usah berisik lah ya.

2. Saya tidak suka kehebohan “Aaaaaa M-on selamaaaat yaaaa” “Aaaaaa amdulillah, emon sejak kapan” “Aaaaaaa, kenapa gak bilang-bilang?” haduuuuuwh~ agak pusing hahahaha. Saya nggak mau orang heboh lah, everything can be happen… saya cuman berharap semuanya mendoakan aja. Lagian saya juga belum bener-bener banget kok, kadang masing lupa lengan baju kependekan, baju berantakan, terus dipanggil-panggil adik saya karena rambut keluar, aaaaah banyaaaaak! nggak muna deh gw, makanya daripada congratulate me lebih baik pray for me. Udah deh, doain si Marissa Malahayati a.k.a emonikova makin hari makin baik ilmu, iman, amal dan rizqinya.

Harapan saya, emmmm….saya ingin jadi world traveler dan penulis kelas dunia. Dengan berhijab, kelak… cepat atau lambat… saya ingin membuat ilmu saya berarti untuk banyak orang, dan ingin menunjukkan how great Islam is…how great moslem is…
That’s all…
Saya akan penuhi janji saya kepada teman saya, kelak I’ll be a moslem scholar…

Keren ya… keren dong! impian harus senantiasa keren

Yaaaa… semoga saya bisa sekeren mimpi-mimpi saya
dan Allah meridhai setiap langkah saya itu. Aamiin.

NB: my very dearest friend, muslimah yang belum berjilbab, seloooow~ saya juga pernah kok kayak kalian :p jadi saya nggak akan komentar macem2, ah kalian juga udah tau modal saya deuh hehehehe… impian saya sih semoga kelak kalian punya cerita yang lebih inspiring dan berkesan daripada saya 🙂 harus! supaya kalian ngerasain betapa mengesankannya berusaha lurus di jalan Allah itu. Gak gampang kan? Makanya kalian nanti akan belajar untuk menghargai itu. Well, you will find your own way, Gals! Insya Allah. Jangan lupa, setelah itu share ceritanya ke saya, siapa tau kita bisa tulis satu buku terus dapat royalti, terus kita kaya raya mwahahahahahahahaha <– tetep mata duitan

visit my tumblr page ^O^/


karena akhir-akhir ini lebih seneng foto-foto dan karena my andro-phone kurang asik buat ngepost text blog. Jadi saya membuat another blog 🙂 sebenernya sih emang pengen punya photoblog. Tadinya seru-seru aja pakai instagram, lama-lama bosen dan agak boros koneksi internet lagian nggak bisa diliat semua orang kan 😀 sayangnya memang tumblr nggak bisa ada tempat komennya ya 🙁 yaaaaah nggak apa deh ^^ yang penting happy

selain itu kayaknya kalau lagi in a romantic atmospher, rasanya mau ngegombal… tapi di tumblr kayaknya setting blognya lebih mumpuni buat ngegombal hehehehehe… well, but of course my primary blog still emonikova.web.id but feel freem to visit my tumblr too if you don’t mind.

http://emonikova.tumblr.com

Image and video hosting by TinyPic