One of my favorite things in Tokyo: TRAIN!


Jumlah orang Indonesia yang datang ke Jepang makin banyak nih. Tiket murah ke Jepang juga makin sering disediakan maskapai-maskapai penerbangan nasional. Yes! Come and enjoy Japan! Datang juga ke Tokyo, The safest city in the world!

Sebagai pendatang di negeri ini, kalian mungkin punya kendala bahasa. But don`t worry! Kalian tetap bisa mengelilingi Jepang, terutama my favorite city: Tokyo dengan senang riang dan gembira. Kalian hanya perlu menjadi ahli dalam naik: KERETA!

Exactly! Pertama kali saya ke Tokyo, sensei saya hanya kasih rute kereta dari Narita ke Tokyotech dengan surat cinta “If you want to survive in Tokyo, have a nice life in Tokyo, first of all you should be advance in using train”

Bagi seorang gadis polos yang cuman tau kereta api Indonesia yang cuman tiga jalur utama di Bogor (Bogor-Jakarta Kota, Bogor-Jatinegara, Bogor-Sukabumi), disuruh langsung menghadapi rute kereta api di Tokyo itu… rasanya….rasanya… mau shalat istikharah di tengah stasiun!

Hah…. apa sih susahnya? Oh come on! Nih..nih… liat rutenya
Image and video hosting by TinyPic
Ganas gak tuh… oiya ini hanya sekitar Tokyo ya! Ingat hanya sekitar Tokyo!

Masya Allah… terus nasib gw kalau gw anak baru gimana, Mon?
Tanyalah sebuah penemuan luar biasa di planet ini bernama: GOOGLE MAPS!

Tokyo walau kota gede, tapi jangan harap kalian bisa dapet wifi semudah membalikan telapak tangan, tips dari saya kalau kalian bener2 lonely traveler, siap-siap cari rute menuju tempat2 inceran kalian dari google maps sebelum sampai Tokyo.
Kalau persenjataan sudah lengkap, insya Allah semua lancar.
Jika kalian stuck! Setidaknya tulis tujuan kalian terus kalian tinggal tunjukin tempat tujuan kalian itu ke petugas stasiun, mereka mungkin gak bisa bahasa Inggris, tapi mereka akan bantu sebaik mungkin. Japanese people always very helpful πŸ™‚

Tokyo sepertinya menyadari itu, dan bukan Jepang namanya kalau bukan well prepared.
Ingat-ingat rute yang kalian lalui, dan setelah kalian temukan inget-inget warnanya! Yeph… semua jalur diberi tanda warna yang berbeda

Contoh, kampus saya dekat dengan Oookayama station (Nih… stasiun kesayangan saya)

Image and video hosting by TinyPic

Banyak yang ngetawain stasiun favorit saya ini :`D katanya huruf “O”nya dibaca dengan 3 harakat. Iya dan harus! Karena Okayama bener-bener tempat yang berbeda lagi hahahaha.

Sebagai stasiun yang agak besar, ada dua line di stasiun ini. Ooimachi line (dengan warna orange) dan Meguro line (dengan warna biru).
Just remember orange itu ooimachi line, biru itu meguro line.

Image and video hosting by TinyPic

Ex: Orange: Ooimachi, Biru: Meguro

Nah pas kalian turun, nanti kalian akan liat dari jauh… ada plang yang dikasih warna orange dan biru. Yeph! Berdiri di yang warna biru kalau kalian mau naik meguro line, atau orange kalau mau naik Ooimachi line

Image and video hosting by TinyPic

Masih inget ya πŸ˜€

Tunggu-tunggu perjuangan berlum berakhir, kalian harus pastikan apakah kalian sudah berada di jalan yang benar atau belum.
Ingat-ingat lagi tujuan kalian, lalu lihat simple little things called MAPS

Image and video hosting by TinyPic

Cek lagi apakah kalian sudah berdiri di jalur yang tepat

Alhamdulillah.. finish!

EITS belum!
Dengan sistem perkeretaapian Tokyo yang rada rumit, di sini udah biasa banget “Norikae” alias pindah kereta untuk mengambil kereta ke line lainnya. Kenapa? Karena penyedia jasa railways di Jepang itu macem-macem. Jadi kadang kalau kita ke suatu tempat kita harus pindah kereta karena jalur yang dilewati dikelola dua perusahaan yang berbeda.

Image and video hosting by TinyPic

Ini agak nyebelin sih -.-

Lebih gemesnya lagi! Kadang tricky! Satu jalur bisa bercabang ke jalur-jalur lain.
Sebagai contoh:
Jalur Meguro Line yang bisa bercabang ke jadi Mita Line. kalau gak hati-hati denger, yo wes blasss… entah kemana πŸ˜€

kalau menemui hal seperti ini, gak ada solusi lain selain denger baik-baik pengumuman dan liat jadwal kereta. jadwal ini jarang meleset! Masinis di Jepang perhitungannya detik ya… detik! jadi cerita kereta telat it jarang lah.

Image and video hosting by TinyPic

Jadi yang mau ke tempat tujuan gw jam berapa????

Huft! Tough isn`t it!
tapi sebagai penggemar berat kereta, saya tetap enjoy menggunakan kereta apalagi di Tokyo!
1st it is cheap
2nd it is fast
3rd nyaman *I know how it feels in Jabodetabek train :p jadi kereta jepang bahkan di rush hour, SANGAT NYAMAN*
4th jarang telat
5th pak masinisnya gak pernah salah ngeberhentiin kereta.
Semua stasiun di Tokyo udah jelas kita harus berdiri di belah mana, dan itu juga gak pernah meleset. Gak ada cerita di sini lari-lari ngejar pintu gerbong kereta. Nehi-nehi layaw!

Image and video hosting by TinyPic

Nih berdiri di sini ya… Ini tempat untuk gerbong 6 bagi kereta ekspress atau gerbong 5 untuk kereta lokal (kayaknya gitu mwahahahaha…).

Terus sebagai pecinta kereta, saya suka pegel deh kalau ada yang mencaci maki “Hish! Kereta telat nih, pasti ada orang yang bunuh diri. Bodoh banget sih tuh orang, ngerepotin! Pake bunuh diri segala!” ITU TIDAK SEPENUHNYA BENAR.
Yeph, tingkat kematian ketabrak kereta emang cukup tinggi di Jepang, tapiiii… gak semuanya karena bunuh diri. Bunuh diri dengan nabrakin diri ke kereta itu gak solving any problems lagi karena nanti keluarga yang bunuh diri harus bayar ganti rugi ke perusahaan kereta apinya! Halooow… saya nih, saya… kalau saya bunuh diri, mungkin lebih baik gantung diri ya daripada keluarga saya harus bayar denda gila-gila karena saya loncat ke rel. Iya kan?
Nah, faktanya 70% kematian karena kereta itu karena orang yang mabok! Yeph! Mereka mabok, oleng, gak ada batas di jalur kereta api, terus GUBRAAAAK jatuh, lalu kereta datang tanpa tendeng aling-aling. Kalian bisa mengira akhir kisahnya.

Sisanya yang 30% itu, ada yang heelsnya nyangkut di jalur kereta, jatuh kepleset, dan tentu yang bunuh diri.
“Ah mon… sok tau banget lo” iya sih… tapi dengan kemampuan nihongo saya yang kelas TK ini, saya bisa ngerti poster-poster yang ada di stasiun.

Jepang tentu menyadari hal ini, makanya dibikin pintu pembatas di stasiun… kayak yang ada di Oookayama. Yah setidaknya mahasiswa yang mabok karena party atau yang stress ujian gak akan meninggal di sini lah.

Image and video hosting by TinyPic

Jangan pada loncat ya

Hal lain yang paling saya suka adalah IC PREPAID CARD! Mukyaaaaaaa…. ini keren banget!
kalau kalian pusing beli-beli tiket, kalian beli aja IC card ini, 1500 yen dengan saldo awal 500 yen. Setelah itu kalian bisa isi sesuka hati. Oiya! dengan IC card, harga tiket juga jadi lebih murah loh 4-6 yen πŸ˜‰ mayan kan.
Sahabat saya ketawa-ketawa karena saya punya obsesi koleksi IC card. hahahaa… tapi ini beneran, beda wilayah beda pula desain IC cardnya. Berikut pembagiannya:

Saya pengguna Pasmo, sensei saya Suica… kalau ke kyoto orang akan pakai Icoca atau Pitapa.

Sebenarnya gak penting sih ngoleksi IC card, karena IC card ini berfungsi dimanapun kalian berada. Saya sebagai pengguna pasmo bisa aja pake pasmo saya di Osaka, Kyoto, Nagoya, dimanaaaa ajaaaa… Tapi kan lucu ya koleksi IC card dengan motif yang beda-beda.

Oiya! IC card ini juga bisa dipake buat bayar bus, kantin, convenient store, etc etc selama ada alat tapping IC card-nya.
Seru banget kan!

You`ll love Tokyo very much!

Tapi ini belum cukup, sebagai pecinta kereta saya punya ambisi kelak saya harus merasakan sistem kereta api yang lebih rumit dari ini dan mengunjungi stasiun-stasiun paling indah di dunia. Hahahahaha….

Okey! Fixed! I want to go around the world using train! πŸ˜€ pasti keren!

Salam cinta dari anak kereta!

Mari belajar mengucapkan “Terima Kasih”


Beberapa hari yang lalu saya ke Jakarta,
Seperti biasa… angkutan yang mengantarkan saya menjelajahi jakarta pasti cuman kereta dan busway. Hahahahahaha…. kalau sendirian udah deh,pakai yang aman-aman dan jelas aja.

Naaaaah! hal yang udah lumrah banget kalau di kendaraan publik seperti itu kita rebut-rebutan duduk karena capek juga kan kalau jauh-jauh berdiriiiiiiii dan berdesak-desakan. Nah, rahasia umum juga bahwa banyak yang berdiri agak jengkel dengan yang duduk apalagi kalau yang duduk, misalnya, masih muda belia dan diasumsikan jasmani dan rohani.
Image and video hosting by TinyPic

Well, saya setuju sekali…. sangat setuju, ketika kita… muda-mudi bangsa ini memprioritaskan orang tua, ibu hamil, ibu yang bawa anak kecil, yang memiliki kekurangan tertentu untuk duduk. Yaph, itu SIKAP! nggak ada sanggahan untuk itu. Agak terlalu juga emang kalau pura-pura tidur padahal di depan mata kita ada orang-orang yang masuk kategori “Diprioritaskan untuk mendapatkan tempat duduk”

TAPI…
Saya ingin menegaskan, tolong deh yang diberi tempat duduk juga ucapkan “TERIMA KASIH” kepada yang dengan legawa memberikan tempat duduknya.

Loh, kenapa ngomong kayak gitu, Mon?
Karena saya merasa sakit hati beberapa kali! Beberapa kali saya memberikan tempat duduk saya di kereta pada orang lain, dan “terima kasih” karena saya malah memperoleh muka masam dari orang yang saya berikan tempat duduk dan tanpa ada kata terima kasih sama sekali dari orang yang bersangkutan.

Cerita yang terbaru begini….
Kenapa saya sering memperoleh tempat duduk di kereta? Sederhana saja… saya senang menunggu kereta di stasiun Jakarta Kota yang notabenenya stasiun pemberangkatan kereta. Nggak apa deh jauh-jauh juga… lagipula saya suka foto-foto di jakarta kota jadi kadang sekalian refreshing.

Pada hari itu, saya sedikit kurang beruntung karena ada satu jadwal kereta yang dibatalkan, yang lebih menyebalkan lagi saya yang udah capek karena berangkat dari bogor subuh-subuh dan pas mau pulang aja kok susah banget, pegel, kepanasan, lapar, haus, kucel, masih harus menunggu kereta selanjutnya selama 90 menit! Aduuuuh kebayang dong BT dan capeknya gimana? Belum lagi saya menyadari di stasiun2 lainnya penumpang pasti akan menumpuk. Arghhh…..

Setelah 90 menit menunggu, akhirnya si kereta datang… huwaaaaa udah nggak mikir lagi deh. Langsung masuk dan duduk. Kalau di Jakarta Kota kemungkinan dapat tempat duduk lebih besar πŸ™‚ . Karena badan saya memang didesain untuk kerja indoor bukan outdoor, jadi udah tepar banget deh… dan taraaaaaaa saya tertidur dengan nyenyak.

Merasa leher sakit sekali, saya lalu terbangun dan kaget banget karena kereta sudah sangat penuh. Sementara kereta baru sampai stasiun pasar minggu. Di depan saya, ada seorang nenek tua yang duduk di bungkusan besar barang dagangan *saya nggak tau isinya apa, pokoknya kantong plastik gueeeedeeee bgt* karena kereta mulai padat tentu si nenek itu agak mengganggu beberapa penumpang lain yang juga berdiri, di samping si nenek itu ada cucunya… diem aja.

Jiwa heroik saya bangkit… masa iya saya tega liat si nenek itu duduk di bawah karena nggak kuat berdiri? Belum lagi saya juga nggak tega deh kalau dia kesenggol-senggol orang lain. Saya juga punya keluarga kali, kalau Mama atau nenek saya begitu juga saya nggak akan rela. Please!Gw juga punya hati dan otak!

“Nek, silakan duduk di sini aja” kata saya mempersilahkan si nenek.
Neneknya agak gengsi “Ah, nggak usah udah tanggung” Waaah, karena capek saya agak kesel juga… udah dipersilahkan masih gengsi. Tapi karena udah sepuh neneknya, jadi saya maklum…
“Iya… nenek turun di stasiun apa?” Kata saya mencoba sabar.
“Depok” sambil masih dengan muka acuh butuh
“Itu masih jauh, Nek. Udah duduk aja di sini”
Si cucu kemudian nyerocos, “Udah, Nek… duduk aja… lumayan.”

Setelah diyakinkan begitu, si nenek pun duduk. Saya berdiri, I feel so much better karena udah cukuplah setengah jalan duduk. Lagipula selama masih bisa liat jendela dan masih bisa nafas saya happy-happy aja tuh karena bisa liat pemandangan dan asma saya juga nggak akan kambuh selama masih ada space yang cukup luas buat kepala saya *dulu pernah ambruk juga karena kegencet parah dan nggak ada pemandangan sama sekali selain punggung manusia*

dan si nenek itu pun akhirnya tertidur di tempat duduk yang saya ikhlaskan itu.

Tapi kemudian betapa sakit hatinya saya ketika si cucu kemudian ngobrol dengan orang lain yang sepertinya temannya atau apalah… dan itu menyindir saya setengah mati

“Iyaaaaa… biasalah anak muda, pura-pura tidur. Tega banget tuh baru ngasih pas si nenek udah mulai capek” bla….bla….bla… makin lama makin mengarah ke saya dan soory to say makin kurang ajar!

Saya harus akui, saya kecewa. Kalau saya saya nggak punya iman dan nggak ngehormatin orang lain! Udah saya tonjok! Saya lempar ke luar kereta! Abis seenaknya aja nge-judge orang.
Sekadar informasi saja ya, sewaktu saya masih duduk, di kiri dan kanan saya ada dua anak yang lebih muda dan sehat daripada saya! Tapi dari jakarta kota sampai bogor mereka tidur dan maenin BeBeh mereka. Saya bisa…. bisa seperti mereka! Tapi kan pada kenyataannya saya nggak begitu.
Setelah sampai di depok si nenek dan si cucunya itu turun kan. Tidak ada kata terima kasih! Yang ada muka masam dari si cucu. Grrrrrrrrrrrh~~~~~~ saya kesal sekali!

Itu hanya satu cerita!
Saya berkali-kali mengalami hal yang hampir serupa, apa saya orangnya terlalu perasa ya?
Pernah saya kaget karena ketika saya terbangun di kereta, ada ibu hamil yang berdiri di depan saya. Lagi-lagi saya kaget karena di depan saya kok bisa-bisanya ada ibu hamil yang tidak dipersilakan duduk oleh siapapun? Seperti biasa saya persilahkan duduk, waaaah takut kualat lah.
Si Ibu hamilnya baik sekali dan bilang, “terima kasih banyak ya,mbak. Maaf ya mengganggu” dengan senyum mengembang… waaaah cantik sekali.
“Hahahaha, gak apa, Bu… harusnya daritadi. Saya ketiduran sih”

Tapi apa kata orang-orang di sekitar saya,
“Harusnya dari tadi tuh… tadi gw nyari-nyari satpam supaya dia nyadar. eh bagus deh nyadar sendiri” saya inget banget yang ngomong gitu dua orang anak cewek remaja seumuran saya lah. Hampir saya jambak dan injek kakinya! Siapa lo?!! kenapa harus dia yang ribut? untungnya lagi saya nggak mau… ya saya nggak mau punya otak yang dangkal seperti mereka!
Ada lagi, saya ngasih tempat duduk ke ibu hamil. Eh dia malah cemberut dan nggak bilang terima kasih atau senyum sekilas ke saya. Padahal saya juga belum nyampe 1 menit tuh nikmatik tempat duduknya.

Waaaaah…. pokoknya banyak yang kayak begitu deh.

Saya kira saya saja yang dongkol masalah ini…..
Suatu hari di kereta ada seorang nenek yang lebih ekstrim daripada saya. Dia memberikan tempat duduk kepada seorang ibu yang bawa anak kecil buanyaaaak banget. Nah tapi, setelah sampai tujuan si ibu banyak anak ini melengos pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih ke si nenek. Kalian tau apa yang terjadi?

Si nenek kemudian teriak, “Kelak anak kamu nggak akan pernah berterima kasih ke kamu, karena kamu tidak tahu bagaimana berterima kasih kepada orang lain” Sedaaaaaap! Kalian mau tau? Saat itu rasanya saya langsung mau sungkem ke si nenek perkasa itu. Siapa??? Siapa yang bisa seberani si nenek untuk mengatakan hal itu? Ya mungkin memang harus ada orang seperti Beliau untuk menyadarkan komunitas masyarakat yang mulai cuek dengan kepedulian dan pengorbanan orang lain.Saat itu, saya bangga jadi penumpang yang berdiri karena bisa mendapat pelajaran luar biasa secara live dari si nenek itu dengan jelas.

Si nenek itu mungkin menangkan mata berbinar saya yang memancarkan kekaguman tiada tara ke si nenek, lalu Beliau tiba-tiba ngobrol dengan saya lalu menasehati saya:
“Cu, terima kasih dan maaf itu mungkin keliatannya sepele. Tapi dua kata itu menunjukkan kita menghargai setiap perbuatan orang lain, sekecil apapun. Kalau kita tidak bisa melakukan hal sepele dengan baik, maka kita juga tidak akan bisa melakukan hal besar dengan baik

Saya mencatat nasehat itu baik-baik.

Mungkin semua hal butuh waktu ya?
Saya juga dulu suka rada iri kok sama orang yang tidur di kereta, apalagi cowok, sedangkan kita berdiri. Saya bahkan pernah ketawa terbahak-bahak, saat ada seorang mas-mas yang terlihat jelas pura-pura tidur ketatuhan plastik berisi ikan mas! Hwahahahahahaha…

tapi semakin saya dewasa *ceilah bahasanye*, saya liat teman-teman saya kerja, dan bahkan saya mengamati berbagai kisah “Pillowman” yang tiap hari bulak-balik menghadapi ganasnya ibukota *errrrr…. sorry, nggak menemukan padanan kata yang nggak lebay* saya menjadi sadar betul, banyak orang di muka bumi ini sangat kelelahan… bahkan lebih daripada saya.
Saat di kereta… saya lalu menyadari, orang yang duduk belum tentu lebih tidak lelah dibandingkan yang berdiri, begitu pula sebaliknya. Semua orang sama-sama capek, sama-sama lelah, sama-sama bosan, yah sama-sama lah. Maka pada saat itulah rasa saling menghargai dan menghormati itu diperlukan. Bukankah semuanya juga berhak dihargai karena sudah bekerja keras seharian? atau mungkin menempuh perjalanan yang sangat jauh?

Ketika di kendaraan umum,
Apa begitu sulit, orang-orang yang lebih muda…membuka mata dan hati lalu mempersilahkan orang-orang yang lebih layak untuk duduk untuk duduk?
Apa begitu sulit juga, bagi orang yang dibantu demikian untuk sekadar tersenyum atau mengucapkan terima kasih?
Apa begitu sulit pula, bagi orang-orang yang tidak memberikan atau diberikan tempat duduk untuk sekadar diam saja tidak perlu banyak komentar?

Bahkan ketika dalam kehidupan sehari-hari,
Apa kita sudah bisa mengucapkan terima kasih atas setiap hal yang dilakukan orang lain untuk kita?
Apa kita sudah menjadi orang yang cukup helpful bagi orang-orang di sekitar kita?
Apa kita sudah cukup dewasa dan bijaksana dalam bertindak?

Bukan karena saya gila terima kasih…. tapi karena saya merasa saya senang ketika pengorbanan saya dihargai oleh orang lain, dan rasanya sebuah hal yang manusiawi jika orang lain juga merasakan hal yang serupa.

Yaaaa…. begitu saja sih.
Pikirkan sendiri saja ya πŸ™‚