When can I see you again?


“Switch on the sky and the stars glow for you
Go see the world ’cause it’s all so brand new
Don’t close your eyes ’cause your future’s ready to shine
It’s just a matter of time, before we learn how to fly
Welcome to the rhythm of the night
There’s something in the air you can’t deny”
—-When Can I See You Again?, Owl City—-

Maaf yaaaa udah lama banget gak update blog, maklum selama 2 minggu yang lalu sibux banget karena harus mengikuti Program Kepemimpinan LPDP.

Akhirnya saya menemukan sebuah momen dimana saya tidak menyesal untuk resign dan kembali ke kampus… akhirnya saya menemukan sebuah momen dimana rasanya semangat saya untuk kembali sekolah hingga jenjang tertinggi sekalipun bangkit dan berkobar sedemikian rupa hingga lupa kapan saya pernah putus asa, dan momen itu adalah ketika saya mengikuti Program Kepemimpinan LPDP yang diikuti oleh para penerima beasiswa LPDP, kementerian keuangan.

Saya bukan orang yang pandai bergaul dan jujur aja pas ikut acara ini awalnya mikir “Idddddiiiiih… apa sih? penting banget ya?” saya berpikir tidur dan liburan mungkin lebih baik pasca saya resign dari Kemenko Perekonomian. Saya membayangkan betapa akan membosankannya datang lalu mengerjakan berbagai tugas kelompok dan selama 2 minggu! catat….2 minggu! Ya Allah….. helllllp~~~

Tapi semua berubah ketika negara api menyerang….
eh  maksud saya…. semua berubah ketika saya sampai di acara tersebut.

Hari ke-0 datang saya langsung minder, gimana nggak? semuanya anak-anak yang pintar-pintar dan hebat-hebat. Ada yang pernah menerima grant dan kerja di google, ada yang sudah bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat sampai timur Indonesia, ada yang masih 21 tahun udah mau master dan 23 tahun udah mau ambil doktor, ada yang udah sampe bosen kuliah di luar negeri bertahun-tahun dan sekarang malah kangen pengen sekolah di dalam negeri, pokoknya kalian mungkin belum pernah liat manusia-manusia sekeren-keren itu! Saya sampai berpikir, ini beneran masih berstatus manusia? kok canggih-canggih banget.

Kekaguman saya tidak selesai sampai situ…. pada hari itu juga akhirnya kami dibagi dalam kelompok-kelompok, lalu taraaaaa…. saya pun dapat kelompok 6 orang cowok dan 2 orang cewek termasuk saya. Namanya masih baru dibagi kelompok, awalnya masih diem-diem dan jaim hahahahhaa…. dan jujur aja saya merasa bersyukur karena dari awal saya liat kelompok saya semuanya low profile dan gak banyak cing cong, mungkin karena banyak cowok ya. Dan jujur aja semuanya muka-muka culun gitu, belum ketahuan betapa kerennya mereka semua….Oiya, nama kelompok kami adalah KOMODO. Hahahaha… keren kan! Diam-diam menggigit, persis kayak tim saya ini.

Time flies…. kita baru bisa mengetahui karakter setiap orang ketika kita menghabiskan beberapa waktu dengan mereka.

Kelompok saya itu bener-bener kayak kelompok yang gak serius, kerjaannya ketawaaaaaa terus…. kelompok lain gila-gilaan ngerjain tugas sampai ada yang gak tidur segala, kelompok saya berlomba-lomba naik kasur lalu boboks on time. Pun begadang ngerjain tugas, proporsi ketawa dan becandanya mungkin 2/3 dari seriusnya. Saya pikir kayaknya kami pantesnya jadi host The Comment karena kerjaannya ngomentarin orang terus hahahahhaa….

Walaupun kerjanya nyantai, bukan berarti kelompok saya orang-orang yang “biasa” aja… bagi saya semuanya orang-orang luar biasa dan thanks ya Allah saya pernah bertemu dan sekelompok sama mereka. Saya akan ceritakan tentang mereka secara singkat… fufufufufu. Kenapa saya ceritakan mereka satu per satu ya? Entahlah… mungkin pengen mengobarkan semangat saya dan teman-teman pembaca semua aja…bahwa pintar, aktif, dan humble itu ada di muka bumi ini… dan inilah mereka:

1. Muhammad Hilman Beyri.
Kami di kelompok manggilnya Regar atau Siregar. Anak paling muda sekaligus paling caur di kelompok saya. Kadang kami suka amaze karena walau dia anak teknik informatika ITB tapi nggak tau twitter, liat blogspot aja masih nanya “Ini apaan sih? hahahhaha” …. terus liat ulet bulu item aja heboh…. liat putri malu antusias… Tapi buat kalian tau aja dia mungkin anak yang di bilang masuk kategori jenius di muka bumi ini….

Ujian GRE-nya tinggi… TOEFL iBT juga 114 (max.nilainya 120 ya)….IPK juga 3,7 di Teknik Informatika ITB looooh. Yang bikin gemes… kerjaan dia itu satu: TIDUR! nggak peduli mau pembicara atau materinya oke atau nggak pokoknya tiduuuuuurrrrrrrr….! Bayangkan! Kalau punya teman seangkatan kayak model gini kan bikin sakit hati ya, dia tidur eh nilai tetep oke-oke. Siyal! Tapi tetep saya menyatakan dia adalah tipe mahasiswa favorit saya. Nyelow, humble, tapi tetep pintar hhahahaha….
Kami mendoakanmu agar lancar masuk Stanford University, Nak…. tapi jangan ketiduran terus yaaaaa kalau udah nyampe sana.

 

2. Mohammad Rusdi Hidayat
Kalau kami manggilnya Mas Apis…. Mas Apis ini peneliti di Kementerian Perindustrian dan sekarang lagi dinas di Kalimantan Barat. Oiya alumni IPB juga loh. Jalan sama Mas Apis itu kayak jalan sama sebuah kamus botani hidup. Pas ada acara hiking, Mas Apis tuh bisa ngejelasin pertanyaan-pertanyaan kami. Pokoknya seruuuuu bangeeeeet. Yang bikin kaget adalah, Mas Apis itu NARSIS. Jangan biarkan Mas Apis ketemu kamera -.- karena akan betah dan akan mencoba berbagai pose zzzzzzz…..

 

3. Galuh Syahbana Indraprahasta
Ini dia Mas GSI yang paling ganteng :p dan mengakui pernah hampir gak kuliah karena mau jadi foto model hahahahahahahaha eh beneran loh ini bukan saya yang ngegosip ya, ini hasil wawancara LIVE… Mas GSI ini Peneliti di LIPI, peneliti di P4W IPB, dan suka ngedosen juga di IPB. Walau rentetan titlenya sebagai peneliti tapi dia itu gimana yaaaa? Bahan ketawa kami-kami di kelompok. Soalnya mau ngegaring, mau ngelucu, mau ngambek, mau tegas, semua ekspresinya sama; DATAR! makanya kami tuh selalu katawa, soalnya bingung sendiri menerjemahkan ekspresinya. Pokoknya orang yang sangat menyenangkan. Oiya, Mas GSI juga pernah diangkat jadi ketua angkatan di angkatan saya loh. Kece kaaaaaaan…. eh tapi jangan pada naksir ya, Mas GSI ini udah punya ekor fufufufufu.

4. Iwan Adichandra
Ada yang ikut milist beasiswa? Ini loooooh adminnya. Buat kalian yang belum pada tau ya. Yang mengagumkan dari Mas Iwan ini adalah sekolahnya udah buanyaaaaaaaaak banget. Kami pernah sampai tanya “Mas… sebenarnya gelas buat S2 Mas itu ada berapa sih?” terus dia jawab “Hahahahaha… berapa ya, udah lupa-lupa inget” Mukyaaaaaa… saking banyaknya. Yang dia akui sih udah 2 kali S2 di Eropa, 2 kali kuliah S2 online, pernah summer course di Italia, pernah kerja juga di Belanda, pernah jadi ketua PPI jerman juga… itu yang dia inget ya, saya sih masih curiga sebenarnya masih banyak lagi. Oiya, sekarang Mas Iwan ini jadi dosen di Universitas Bakrie, kalau mau tanya-tanya tentang beasiswa langsung aja todong deh Mas yang udah melanglang buwana ini.

5. Media Wahyudi Askar
Kalau ini udah expert-nya di bidang Community Development. Udah keliling-keliling Indonesia untukCommunity Development… kalimantan…papua… ahhhh sapu bersih deh. Kami manggilnya Mas Mayday…. walau badannya kecil gini dan sering bercanda, tapi Mas Mayday ini mantan aktivis mahasiswa juga! Sekarang Mas Mayday kerja di bagian CSR salah satu perusahaan Astra dan katanya mau resign demi menempuh studi lagi dan nanti mau lebih banyak mengabdi pada Indonesia. Tsaaaaaaah…. saya doakan resignnya lancar, eh maaf… sekolahnya lancar hehehehe.

 

6. Purnama Rika Perdana
Korban bullying di kelompok saya karena suaranya nyariiiiiing banget dan nggak pernah bisa berhenti ngomong. Bikin pusiiiiing~~~ tapi justru lama kelamaan jadi bahan hiburan tersendiri karena selalu di bully sama kita-kita, dan kalau gak ada Rika mungkin kelompok kami gak akan rame ya. Rika ini guru bahasa Inggris, dan cita-citanya mau jadi profesor di bidang linguistik. Kami pernah iseng nanya, apa penting guru SMP harus repot ambil S3 di bidang linguistik, jawabannya? “Yaaa gak tau nanti gimana, tapi kalau ilmu kan wajib terus dicari” hebat banget ya semangatnya.

7. Mohammad Iqbal
JANGAN KORUPSI! selalu deh kami dinasehatin gitu sama Mas Gatot ( Panggilan kami buat Mas Iqbal). Orangnya tuiiiiinggggiiiiiiii banget, tingginya 190++ cm. Hadeeeuuuh…jangan jalan samping-sampingan deh kalau ngerasa pendek. Mas Gatot ini orang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan sekarang lagi dinas di Ternate, jauh banget kan? Impian mas Gatot ini adalah jadi profesor di bidang Financial Fraud. Oiya, Mas Gatot ini juga orangnya teliti banget, maklum lah auditor.

Orangnya juga jago fotografi…. soalnya katanya pernah jadi fotografer juga pas ada acara-acara di BPK. Huwaaaaaa…seru. Oiya jangan ditaksir juga ya kawan, udah ada ekor juga hehehehehe.

Oiya… saya juga membuat komik tentang kelompok saya, kebetulan ada tugas “Visualisasi untuk Indonesiaku” karena saya cuman bisa bikin komik jadi yaaaa itu yang saya bikin. Thanks buat Siregar yang akhirnya mau repot-repot bikin komik saya dalam bentuk video. Oiya…. visualisasi kami ini masuk 3 visualisasi terbaik di angkatan kami looooh… hahahahahaha…. naaaaah ini dia:

Sederhana banget ya? hahahaha komiknya juga ada kok tapi nanti posting saya kepanjangan ah.

Tapi ini kemudian membuka mata saya bahwa semangat kita masih bisa lebih bangkit lagi dan salah satu caranya adalah dengan bertemu dengan orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama…. bertemu orang-orang yang mendukung setiap impian kita. Semua orang pernah gagal dan di saat yang sama kita bisa memilih untuk menyerah atau kemudian bangkit lagi…. mungkin sulit, tapi ketika kita bertemu dengan orang-orang yang mau mendukung kita, setidaknya ada uluran tangan yang mau membantu kita bangkit saat kita jatuh.

Terima kasih semuanya 🙂

Sukses yaaaaa untuk semuanyaaaaaaa ^O^/

 

 

 

Tentang Seorang Pria…


Sebuah persembahan cerita untuk my lovely brother yang akan berulang tahun besok, kelak kamu akan membacanya dan jadilah seorang pria yang hebat 🙂

Saya….
Hanya merasakan hidup selama 12 tahun dengan ayah saya. Itupun tidak full time karena tentu saja Beliau bekerja dsb. Selama 12 tahun, dengan pengetahuan saya tentang kehidupan yang masih sangat minim, saya mencoba memahami nilai-nilai yang Beliau pegang. Lagi-lagi, dengan pengetahuan saya yang masih sangat minim tentang kehidupan, saya sangat mengagumi ayah saya karena alasan-alasan yang sangat sederhana. Namun, setelah Beliau meninggalkan saya dan keluarga, saya marah pada Beliau sekaligus pada Tuhan, well… why should my father? why?
Sempat sedikit shock, saya lalu mengumpulkan setiap kepingan ingatan saya tentang Beliau, alasannya? Karena hanya kenangan-kenangan itu yang bisa saya jaga dan saya ingat selamanya. Kenangan itu akan jadi harta paling berharga dalam hidup saya, dan semoga juga untuk orang lain.

Izinkan saya bercerita sedikit tentang Beliau.

Ayah saya adalah seorang anak pertama dari keluarga yang biasa saja. Karena Beliau seorang anak yatim, maka untuk membantu ekonomi keluarganya, Beliau menjadi gembala ternak saat masih sekolah, membantu ibunya berjualan, dan karena pintar Beliau juga menyambi menjadi guru di kampung halamannya. Karena prestasi akademisnya yang baik, Beliau kemudian bisa bersekolah di IPB melalui jalur undangan. Harapan Beliau saat itu hanya satu, kelak bisa menjadi guru, lalu kembali ke kampung halamannya dan mencerdaskan anak-anak di kampung halamannya.

Hampir menjadi dosen tetap namun akhirnya Beliau give up for his biggest dream, alasannya masalah ekonomi. Saat itu, menjadi dosen apalagi belum tetap sangat tidak prospektif. Beliau kemudian menjadi seorang pegawai swasta.

Saat mendengar cerita itu, saya kemudian protes kepada ayah saya. Bagaimana mungkin impian yang sudah Beliau perjuangkan bertahun-tahun harus kandas begitu saja. He just great… so why he should stop? Why? ini terlalu tidak fair.

Menjawab pertanyaan saya yang menggebu saat itu, Beliau hanya tersenyum lalu menjawab dengan kalimat-kalimat yang menurut saya terlalu berat untuk saya mengerti saat itu.

“Jadi pria itu berarti menjadi imam… menjadi pemimpin… menjadi seorang mengambil keputusan. Itu amanah dari Allah” Jawab ayah saya pendek

“Masa bodoh… ini masalah cita-cita, yah. Ayah yang bilang perjuangkan impian sampai mati. Gantung cita-cita di di bintang, jangan hanya sampai di bulan karena bulan sudah pernah dicapai oleh NASA. Lha… ini ayah sendiri kok melanggar kata-kata itu?” Protes saya

“Ayah belum selesai. Nak, menjadi seorang pria itu haruslah bijaksana… karena imam yang tidak bijak hanya akan merugikan umat. Sampai situ, setuju?”

“Iya, lalu?”

“Lalu… ayah yang saat itu harus mengambil keputusan yang paling banyak memberikan keuntungan bagi orang-orang di sekitar Ayah. Kalau ayah bersikeras untuk sekolah lagi…. bersikeras untuk melanjutkan pekerjaan yang uangnya tidak jelas… maka Ayah akan mengorbankan kalian. Tentu ayah tidak mau menjadi egois”

“Okay, alasan diterima. Tapi ini berarti ayah menyerah dengan impian ayah?”

“Tidak… siapa ya menyerah? Justru Ayah sedang mengembangkan impian ayah jadi lebih fenomenal… lebih nyata…. lebih keren”

“Sok banget. Memangnya mempersiapkan apa?”

“Mempersiapkan kamu” jawab ayah saya singkat.

Saya bingung lalu bertanya, “Maksudnya apa? Saya gak mau jadi guru ah… jadi dosen juga… saya mau jadi presiden Amerika Serikat aja. Kayaknya lebih kaya dan keren”

“Hahahahahaha… terserah kamu mau bercita-cita jadi apa. Akan tetapi satu hal yang kamu tidak boleh lupa, ketika kamu semakin berilmu nanti maka jadilah orang yang semakin rendah hati. Jadilah orang yang bisa membagi ilmu kamu untuk kepentingan banyak orang. Ilmu itu harta dan amanah, dan kamu tahu kan setiap harta harus dikeluarkan zakatnya.”

“Iya, yah? gimana bayar zakat ilmu?”

“Dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Dengan mengamalkannya sebaik yang kamu bisa. Ingat juga bahwa ilmu adalah harta, maka dia bisa dicari terus menerus hingga ke pojok bumi manapun. Ingat bahwa ilmu adalah amanah, dan amanah hanya diberikan pada orang yang pantas, maka jadilah orang yang baik sehingga Allah menilai kamu pantas untuk diamanahi ilmu pengetahuan”

“Aduh pusing banget ya, yah… gak ngerti deh”
“Yaaaaa… nanti juga ada saatnya kamu ngerti. Yang penting ingat saja dulu”

Lalu pembicaraan pun semakin mencair, dan saat itu saya tidak pernah berpikir bahwa pembicaraan itu akan menjadi pondasi berpikir saya di masa yang akan datang.

* * *

Saya tidak akan bercerita lebih panjang mengenai ayah saya, mungkin harus dibuat sebuah buku khusus untuk menceritakan Beliau. Singkat cerita, Beliau kemudian sakit saat saya duduk di kelas 6 SD karena sebuah kecelakaan di kantornya dan kemudian meninggal dunia saat saya duduk di bangku SMP kelas 2.

Saat Beliau jatuh sakit, saya sangat marah pada Tuhan. Yaaaa… supaya kalian tahu saja, saya pernah sampai tiap hari hanya menggugat Tuhan. Bagi saya terlalu tidak adil jika seseorang yang baik seperti Beliau harus jatuh sakit seperti itu. Gila!

“Ayah gak kasian sama kita-kita, sampai sakit begini?” Kata saya pada Ayah saya, “Kenapa sih Ayah masih aja baik sama Allah, Allah aja gak baik sama Ayah. Yaaaaa jangan dibaik-baikin dong Allah-nya, keenakan nanti”

“Ayah merasa ayah beruntung banget aja”

“Ayah demam kali -____-, syarafnya bener-bener rusak rupanya”

“Nggak… ini serius. Tidak banyak yang mau menerima orang yang sakit seperti Ayah sekarang dengan baik… dengan sabar… tapi ayah punya kalian, semuanya baik, semuanya sabar, semuanya tetap semangat. Kamu juga rupanya bisa kan dapat NEM tertinggi”

“Cuman sekabupaten, Yah… gak se-Indonesia.”

“Tapi itu luar biasa kan? Kamu pikir itu biasa, bagi ayah luar biasa. Nak, tidak mudah menjaga semangat berjuang di saat-saat sulit dan kamu bisa melakukan itu. Kelak kamu bisa menjadi wanita yang hebat, masih mau jadi presiden Amerika?”

“Gak Yah, jadi presiden Amerika banyak musuhnya. Kayaknya jadi dokter mata aja deh”

“You change your dream because of me?”

“Sepertinya begitu”

“Iya, gak apa. Tapi kelak… setelah kamu semakin dewasa, kamu harus semakin mantap dalam menentukan impian dan jalan hidup. Jangan terlalu sering berubah, karena itu membuat kamu menjadi kurang fokus terhadap apa yang kamu kejar. Tentukan langkah yang mantap, pantaskan diri, lalu berjuang… jangan takut gagal, toh semua orang pernah gagal”

“Saya orang yang takut kepada kegagalan, yah…. saya sih jujur saja”

“Untuk apa? Nak, setiap pencapaian besar itu butuh waktu… butuh proses… dan salah satu proses yang harus kamu hadapi adalah kegagalan. Berhasil dan gagal itu satu paket.”

“Mengapa harus satu paket?”

“Agar kita menghargai setiap jerih payah yang telah kita tempuh… agar kita menghargai setiap hal yang kita peroleh… agar kita bersyukur dan semakin rendah hati”

“Ayah terlalu banyak teori!”

“Hahahahahaha…. oya? Iya sih ya… tapi gak apa selama teorinya baik dan benar.”

Beberapa tahun kemudian saya tidak memiliki kesempatan untuk kembali berdebat dengan Beliau.

* * *

Hari ini, saya sudah bertemu dengan banyak pria. Beberapa orang yang sangat bersemangat dalam meraih setiap impiannya, beberapa terlalu mudah bertekuk lutut pada kegagalan. Saya geram! Manusia di muka bumi ini seharusnya menyadari bahwa banyak orang yang meninggal terlalu cepat sebelum mereka meraih impian dan cita-cita mereka, lalu apakah pantas jika masih saja ada yang ingin menyerah begitu dini dengan impian-impian mereka?

Jika ingin menyerah, bolehkan saya memohon untuk setidaknya kalian mencoba satu kali lagi…. terus menerus seperti itu. Setidaknya modifikasi impian dan rencana-rencana yang ada sehingga lebih memungkinkan untuk dicapai. Tapi jangan menyerah! Bergerak maju bukan hanya harus dengan cara berlari, merangkak pun tidak apa…. yang penting maju! Itu saja!

Saya yang hari ini, ingin mewujudkan impian saya sekaligus impian ayah saya yang belum tercapai. Jika kalian pikir ini mudah, maka kalian salah besar… saya sudah jatuh berkali-kali, ratusan kali menangis, berkali-kali pula ingin menyerah, tapi apakah saya pantas untuk menyerah? Tidak kawan, saya harus maju… jika tidak saya akan semakin tertinggal dan semakin jauh dari semua impian saya.

Setiap pencapaian besar butuh waktu!

Bagaikan perlombaan marathon, jutaan orang sedang berlari mengejar impian mereka masing-masing…. terus berlari hingga lelah. Jika kita terjatuh, lalu kita berhenti karena lelah…. maka kita hanya akan terinjak oleh peserta marathon yang lain. Perjuangan ini tidak mengenal kata lelah…. jika kau lelah, maka mungkin kau belum menemukan hal apa yang tengah kau perjuangkan.

Me and my father, long….long….long time ago 🙂