Yang galak yang meracau: catatan wanita cerewet tentang kampanye di social media


Mungkin seharusnya saya ketik topik ini jauuuuuuuuh jauuuuuuuh hari. Tapi ah biarlah, saya khawatir pas saya nulis lagi agak ekstrim tiba-tiba rame, dan saya dilemparin puluhan botol air mineral. Aw…Aw…Aw… ogah ah.

Sungguh, jika kalian warga negara Indonesia atau orang Indonesia asli, mungkin kehidupan kalian akan jauh lebih baik tanpa keberadaan social media. Bagaimana tidak, menjelang pemilu presiden yang bertepatan dengan semifinal piala dunia ini everybody goin’ crazy! Kasihan otak saya dan juga rambut saya yang sudah mulai rontok dan kini mulai tumbuh uban walau paling cuman 1-2 lembar, liat TV susah cari yang netral, beralih ke sosial media wuaduuuuuhhh lebih rame lagi…..kalau dunia maya mendadak menjelma jadi dunia nyata, pasti isinya dua pihak yang lagi saling lempar. Ada yang lempar tomat busuk, piring, sandal, panci, semuanya ada! Alhasil kalau mau lewat, secara apes yang terencana, benjol tidak akan terlelakan menimpa kepala kita. Begitu pula dengan saya. Saya mungkin orang yang sebenarnya paling benci dengan kampanye membabi buta di media apapun. Kampanye itu dibutuhkan, JELAS! Tapi kalau sampai memecah negeri yang awalnya adem ayem gemah ripah lohjinawi ini menjadi dua kelompok yang saling tanduk menanduk, ahahaha… sorry deh bray.

Saya kecewa ketika ada dosen yang malah lebih berfokus memaparkan kelebihan-kelebihan salah satu capres daripada memerhatikan mahasiswa-mahasiswa mereka
Saya kecewa ketika ratusan pemuda yang konon berpotensi memiliki jutaan gagasan dan ide baru yang bisa digunakan untuk membangun bangsa, bukannya sibuk membuat inovasi-inovasi baru atau heboh berjuang dalam karir dan ilmu pengetahuan, malah sibuk perang badar di social media.
DSB
DSB
DSB

Saya terkekeh-kekeh ketika di social media, orang-orang yang sama jengkelnya dengan saya sampai menulis: Pekerjaan sia-sia: menasehati para pendukung dan simpatisan capres.
Setujuuuuu! Ada juga yang senantiasa komat-kamit meminta agar 9 Juli segera berlalu, walau mungkin banyak yang sedih juga karena itu berarti salah satu antara Jerman atau Brazil harus pulkam dari piala dunia #lohkok.

Tapi ini blog saya, rugi kalau saya gak marah-marah dan mengeluarkan semua kejengkelan saya di sini.
Hei kalian para simpatisan capres dan cawapres, jika kalian mau kampanye… setidaknya jadilah orang yang memiliki pemahaman dan tata krama yang baik terlebih dahulu. Saya tipe orang yang keras kepala, semakin saya ditentang… saya semakin galak -.- jadi permisi, sekarang giliran kalian dengar saya.

Jika kalian suka membaca hal-hal tentang sufi atau yang nyerempet-nyerempet dengan itu lah, kalian mungkin kenal atau pernah dengan nama Emha Ainun Najib, saya hapal sekali dengan Beliau karena ayah saya punya puluhan buku tulisan Beliau. Dalam salah satu sarasehan dengan orang-orang di pondok pesantren yang kebetulan pernah diliput TV, Emha pernah berkata yang kira-kira seingat saya “Apa pentingnya orang-orang kok tanya saya ini masuk partai mana, ikut mahzab mana,  lha…saya bingung jawabnya. Saya mencoba berkali-kali meminta wangsit pada Gusti Allah saya harus pilih yang mana, tapi setelah dipikir-pikir ya ndak ada gunanya…. memangnya pas masuk surga Malaikat dan Gusti Allah tanya saya ikut politik dan mahzab apa, terus pintu masuk surganya akan beda gitu? Ndak tha” yah kira-kira begitu lah…

WAINI! Yak… ini dia. Hei kalian simpatisan yang udah totally lose your mind. Memangnya dengan membabi buta memberikan dukungan kepada salah satu capres yang kalian idolakan kalian akan masuk pintu surga yang berbeda dengan simpatisan capres yang lain? Memangnya nanti di akhirat sana, malaikat iseng menanyakan pas pemilu 2014 kalian pilih 1 atau pilih 2? Memangnya dengan kampanye dengan semangat 45 di social media tanpa henti, catatan amal kalian mendadak langsung berat dan siap angkat koper ke surga. Oh come on~~~~ gak gitu keleeeeuuuuz. Justru mungkin Allah lagi jengkel sama Indonesia “Ih… ini apa-apain sih hamba-Ku bukannya ngaji dan berbuat baik pas bulan ramadhan, malah berantem dan sibuk kampanye gak jelas, awas kalian semua….” Untung Allah baik kan, kalau gak? atau kemudian Allah makin jengkel? Oh sorry saya sih gak mau ngebayangin deh. Tapi hei manusia… selama kalian masih jadi makhluk Tuhan, maka bisakah kalian sopan sedikit kepada Tuhan dengan cara berbuat baik dan sebaik mungkin dalam kehidupan?

Saya juga jengah, karena semua orang kemudian mendadak menjadi komentator, syukur Alhamdulillah kalau komentarnya sesuai dengan sisi keilmuan yang mereka miliki masing-masing, lha ini kadang asal ada yang kopipas artikel2 di internet, asal cablak, atau kalau udah gak ada ide mau kandidatnya bener atau salah… huwaaaaaaa tetap dipuja puji. Lagi-lagi, sia-sia menasehati para simpatisan capres dan cawapres.

Berbulan-bulan, negeri ini menjalani hari-hari yang useless hanya karena terlalu banyak orang yang lebih sibuk mengurusi masalah copras-copres ini. Kenapa gak ada yang mikir, bagaimana cara membuat spanduk dan baliho dengan bahan yang degradable setelah 30 hari, jadi kalau masa kampanye selesai kan si baliho2 itu bisa luruh sendiri, atau mungkin bagaimana menciptakan suatu sistem intensifikasi dan mekanisasi pertanian yang aduhai sehingga bisa mengatasi masalah keterbatasan lahan pertanian di Indonesia, kalau udah ada yang punya konsep bagus kayak gini kan siapapun yang jadi presidennya kalian bisa ngasih gagasan itu DAN HEIIIII… itu jauh lebih berguna dan membantu. Atau bisa juga kalian malah mikirin bisnis yang baru, yang lebih tahan inflasi karena pas kalian memperhatikan Indonesia rupanya fluktuasi inflasinya luar biasa, capres yang kepilih sih siapa aja tapi at least kalian jadi udah punya bisnis yang oke syukur-syukur bisa membuka lapangan pekerjaan, itu lebih memecahkan masalah kan?

Lalu… manusia-manusia di Indonesia malah banyak yang hanya asik berkampanye ria di socmed, dan taraaaaaaa…. Indonesia pun tetap gitu-gitu aja, karena effort untuk memajukan negeri ini cuman segitu-gitu aja. Wah Mon, lu su’udzon banget! Mungkin, tapi coba berikan saya bukti bahwa masyarakat Indonesia sekarang, saat ini, detik ini, sedang bersemangat membangun negeri ini dengan cara yang produktif. Kalau saya hanya diberikan screenshoot social media yang penuh kampanye baik white, black, atau grey campaign hahahaha itu sih saya mau memuji juga gak, apalagi terkesan?

Saya juga benci ketika yang berkampanye malah saling menjelek-jelekan, siapapun yang terpilih nanti dia akan memimpin kita semua, dan lu mau menjelek-jelekan orang yang akan memimpin bangsa ini? Gimana kelak ketika pemimpin itu maju dia mau peduli sama Anda-Anda… sama kita semua… kalau saat ini dia melihat calon-calon rakyatnya juga banyak yang ngejelek-jelekin dia. Ya mungkin pola pikir pemimpin sejati gak sedangkal itu sih, tapiiiii…. pemimpin juga manusia, kawan! Mereka juga bisa mengkel, bisa kesel, bisa BT, bisa sakit hati, bisa! Selama kalian masih menjadi manusia dan masih memiliki sisi manusiawi, maka saya mohon dengan sangat mari memperlakukan manusia selayaknya manusia. Kalaupun gak mikir kayak gitu, setidaknya eling-eling deh kita sebagai manusia ini Tuhan ciptakan baik-baik punya akal dan pikiran untuk menjaga bumi beserta isinya dengan baik, termasuk menjaga hubungan baik antara sesama manusia.

Saya tidak melarang kampanye,
tidak melarang kalian memiliki pandangan politik,
tapi mbok ya yang agak dewasa sedikit gitu loh cara berpikirnya.

bagi kalian yang masih khusyu’ berkampanye, ini wejangan terakhir saya. Kalian jangan egois dan jangan pernah menganggap semua orang bodoh dan begitu tolol sehingga harus kalian cekoki hal-hal yang itu-itu saja setiap saat. Semua orang sudah memiliki cukup informasi dan beri mereka ruang untuk berpikir secara jernih dan objektif. Pun jika masih ada yang swing voters, biarlah ini menjadi salah satu fase mereka untuk semakin dewasa dan bijaksana… biarkan mereka mencari jalan mereka sendiri untuk menentukan pilihan, mungkin dengan shalat istikharah… mungkin dengan cap cip cup…. mungkin dengan liat mana yang paling ganteng… mungkin liat mana yang bajunya paling oke… senyumnya paling lebar… loh biarkan saja, itu fase dimana semua orang, dimana rakyat Indonesia, sedang dididik untuk semakin dewasa dalam memecahkan masalah dan menentukan pilihan.

tapi, Mon… masa’ pemilu buat coba-coba.
Okelah! terserah! Tapi jangan coba-coba merusak mindset rakyat di negeri saya yang saya cintai ini dengan kampanye-kampanye tidak bermutu dari Anda.

Saya ngomel-ngomel terus ya, hahaha iya maklum lah jomblo #eh #malahcurhat

 

Untuk adikku… Selamat ulang tahun, Nak…


Dear adikku…Tahukah kamu 16 tahun yang lalu, di sebuah desa di Bogor, orang-orang masih terbiasa dibangunkan oleh kokok ayam yang bersahut-sahutan dengan adzan subuh.
Saat itu, anak-anak ayam disimpan pada kandang kecil yang diberi lampu bohlam sebagai penghangatnya.
Saat itu kamu masih sangat kecil, mungkin kamu tidak ingat. Tapi kita pernah memiliki banyak sekali anak ayam dalam jumlah yang cukup banyak.
Saat itu, mukena kakak masihlah mukena ukuran kecil berwarna putih dengan bordir hijau.
Kita juga punya pohon singkong dan pohon beringin kecil di depan rumah kita.
Saat itu juga, tepat 16 tahun yang lalu, ketika kamu lahir ke muka bumi ini, piala dunia juga sedang berlangsung. Jika kakak tidak salah ingat, Jerman sedang berjuang melawan Kroasia saat itu… kakak tidak sempat menonton seluruh pertandingan seperti apa yang kita lakukan sekarang, saat itu kakak sedang komat kamit berdoa agar Mama dan kamu selamat, dan dengan penuh tanda tanya terkadang mengintip ke ruang bersalin.
16 tahun yang lalu, kakak resmi menjadi seorang kakak.

Lalu waktu berjalan, dan sungguh jalanmu tidak semudah yang siapapun pikirkan.
Ketika kamu harus ditinggalkan sosok ayah ketika masih sangat kecil
Ketika kita, kakak dan kamu masih sering bertengkar karena berbagai alasan kecil yang ketika kita ingat lagi kini kita pasti akan menertawakan diri sendiri dan ingat betapa bodohnya kita.
Ketika kamu semakin besar dan mengecap sistem pendidikan yang senantiasa berbeda setiap tahun
Ketika mama kita sakit dan kakak juga belum menjadi kakak yang cukup kompeten dalam menghadapi berbagai masalah.
Ketika kamu sempat menjadi atlet dan harus menghadapi lawan yang terkadang adalah kawanmu sendiri.
Ketika semua itu bisa kamu jalani,
Ketika kakak menyadari bahwa kamu sudah tumbuh menjadi pria yang semakin lama semakin tangguh.

Adikku sayang, tiada hidup yang mudah
Semakin bertambah usia kita, semakin bertambah pula masalah kita, pada saat yang sama bertambah pula tanggung jawab kita.
Ketika kelak kamu merasa lelah dan ingin menyerah,
kembalilah mengingat seberapa jauh kamu sudah melangkah dan berjuang
kembalilah mengingat seberapa besar kami menyayangi dirimu.
Kita sebagai manusia, terlalu berharga untuk menyerah…

Selamat ulang tahun adikku…
Jadilah pria yang baik dan semakin baik

-Kakak-

 

Selamat menjalani bulan ramadhan ini, kawan….


Bahagia mungkin sederhana, salah satunya adalah ketika bisa bertemu bulan ramadhan lagi bersama keluarga, masih ngerasain masakan Mama yang emang paling top, masih ketawa-ketawa bareng adik, rasanya ini hi-quality time banget bareng keluarga… apalagi kalau inget-inget tahun depan mungkin gak puasa bareng keluarga huhuhuhu~~~ Mamaaaaaa *just a little info, saya anak mami banget -.-*

Di bulan ini, ada banyak kemuliaan…. dan semua doa akan diperlancar prosesnya oleh Allah SWT. Tapi rasa-rasanya kok gak sopan ya kalau mintaaaa terus ke Allah eh tapi kitanya cuman ngarep doang dan gak melakukan apa-apa….

Sebagai manusia jadul yang masih sok romantis nulis diary, saya sudah menuliskan beberapa target saya di bulan ramadhan tahun ini. Tentu saya berharap Allah mengabulkan semua permintaan dan doa saya, menerima seluruh ibadah saya, melipatgandakan kebaikan yang telah saya lakukan…. namun mungkin saya harus lebih sopan dan lebih berterima kasih lagi pada-Nya dengan memperbaiki sedikit demi sedikit ibadah saya.
Image and video hosting by TinyPic
Selamat berpuasa, kawan…
Semoga segala kebaikan mengelilingi kita dan semoga kita bisa melakukan kebaikan di sekeliling kita. Semoga.

Habis Gelap Terbitlah Terang [dengan cahaya lilin]: Apakah wanita tidak boleh sekolah tinggi?


“Jika kau mencintai sesuatu, seharusnya engkau berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan dan mempertahankannya bukan?Seharusnya begitu pula jika kau mencintai seseorang”

Entah ada angin apa sambil nonton film India saya bisa nulis topik sebenarnya sih udah banyak yang membicarakan ini tapi rasa2nya tetap menggelitik untuk ditulis.
Pernah denger dong konon katanya wanita yang sekolah tinggi itu susah dapat jodoh, bla…bla,,,bla…dan jujur saja saya sebenarnya tidak percaya tentang itu semua. Tapi aish… memang tidak boleh yang naif-naif banget dalam memandang sesuatu.

Suatu hari di sebuah pojok muka bumi, seorang pria dengan mata menengadah ke langit bercakap-cakap dengan temannya, “Gw jujur ada minder deketin X, gw tahu dia baik, dia perhatian ke gw, tapi pendidikannya itu loh skrng dia S2 gw masih S1 aja, apalagi kalau dia lanjut lagi waaaah makin jauh aja gw. Gw nyerah aja, dia terlalu baik untuk gw”

Di sudut lain muka bumi, seorang gadis dengan mata berkaca-kaca sudah tidak bisa berkata apa-apa, pria yang dia percaya selama ini akhirnya mengatakan “Aku gak sanggup jika pisah terlalu lama dan terlalu jauh sama kamu, aku juga jujur aja minder kalau pendidikan kamu lebih tinggi dari aku. Kamu bisa cari pria lain yang lebih baik dari aku”

Tidak jauh dari situ ada muda-mudi yang bertengkar cukup hebat, “Buat apa sih kamu sekolah tinggi-tinggi? Sampai harus ke luar negeri segala… aku ini serius. Aku cuman mau kamu gak usah jauh-jauh, cukup di rumah urus anak-anak kita nanti”

Di pojokan lain planet bumi ini, seorang wanita mengetik di blognya…merasa hal-hal seperti itu sudah tidak masuk akal lagi, dan orang itu adalah saya sendiri.

Apakah salah jika wanita ingin melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang tertinggi sekalipun?

Jujur saja, jika Allah mengizinkan saya ingin melanjutkan studi saya hingga jenjang tertinggi sekalipun. Saya punya banyak alasan, 1.) Ini salah satu impian ayah saya yang belum kesampaian, 2.) I’m stupid -,- karena bodoh itu saya harus terus belajar. Jujur aja saya merasa otak saya semakin lama semakin menurun kemampuannya, jadi selagi masih mau dijejelin ilmu maka mengapa tidak, 3.) I want to be a bloody cool mother for my future son and/or daughter. Alasan ketika ini juga yang membuat saya berdoa semoga di masa depan nanti ada pria yang sangat baik dan sangat pintar mau menjadi suami saya. Hahaha…. pria yang beruntung bgt kan :p beruntung karena saya gak akan berpaling tapi sial karena saya gak jago masak dan benci nyetrika :p

Saya pernah berdebat dengan seorang cowok mengenai masalah ini, saya katakan “yang akan mengurus anak itu nanti perempuan lagi, maka perempuan harus pintar sehingga kalau anaknya nanya kenapa ada pelangi maka si ibu bisa jawab proses terjadinya pelangi secara fisika bukan cuman bilang ‘yaaaa emang Allah bikinnya gitu, Nak… bagus kan’ maka masuk akal jika perempuan bersekolah lebih tinggi dan gak masalah dong jika pendidikan wanita lebih tinggi” dan tebak jawaban teman saya itu… “Yaelah, Mon… pemikiran lu itu yang terlalu jauh”

Errr… -.-

Saya juga ingin suami yang gak lemot. Bayangkan jika kemudian si anak bermain bersama ayahnya, lalu kemudian melihat roda mobil yang ada ulirnya dan gak halus mulus gitu aja. Bayangkan dia kemudian bertanya “Yah, boleh gak rodanya aku ratain aja pake apa gitu, aku gak suka bentuknya kok gak rata gini ya”…. setidaknya si ayah harus bisa menjawab dengan teori dasar gaya gesek yang mudah dimengerti bukan kemudian malah sewot dan teriak “Ehhhh jangaaaaaaaan…. kamu apa sih Nak, iseng banget”

Fair kan?
begini ya wahai para pria di muka bumi terutama yang masih lajang, oh come on… buka mata lebar-lebar… luaskan perspektif.

When a woman choose a man…. itu bukan hal mudah loh. Bayangkan seorang putri yang disayang sama Mama dan Papanya udah dapet best services di rumah, bahagia dengan keluarganya. And taraaaa she is fall in love tapi di saat yang sama dia mau meraih cita-citanya untuk menapaki jenjang pendidikan dari satu level ke level lainnya. Di tahap seorang cewek udah jatuh cinta dan menerima seorang cowok aja menurut saya itu sudah hal yang luar biasa, betapa egoisnya ketika si cowok kemudian melarang si cewek meraih apa hal yang diidam-idamkannya. Mungkin impian itu sudah lebih lama hidup bersama si cewek dibandingkan jangka waktu si cowok mengenal si cewek. Helow, Boys… please deh ah.

Dan emmm hellow girls, jika cinta itu buta maka janganlah dibutakan cinta. Tuntun cinta ke arah yang benar.. serahkan hanya pada orang-orang yang bisa memelihara itu dengan baik *gile kan kapan lagi gw nulis kayak gini*

Jujur saya muak ketika ada cowok yang bilang “Aku gak mau sama X, karena X jauh lebih baik dari aku” APAAAAAAAA????? ada beberapa kesalahan besar di sini… 1. Si cowok bagi saya keliatan loser banget, kalau memang cinta perjuangkan dong masa nyerah gitu aja. Oh jujur saja di media-media sosial banyak yang menulis status “mari memantaskan diri bla…bla…bla”, apa wanita saja yang perlu memantaskan diri? bagaimana dengan pria? gak usah memantaskan diri? ahahaa… fair play, men! fair play. 2. Jelas sudah si cowok toh gak cinta-cinta banget sama si cewek dengan alasan lihat poin pertama. Mungkin menyedihkan dan terlihat kejam, tapi mari tinggalka pria jenis ini. Hidup ini melelahkan jangan lelah dengan hal-hal lain yang tidak terlalu krusial.

Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, bukan berarti dia jadi mahajenius untuk segala hal. Saya merasa mau belajar sampai S30 sekalipun saya masih punya penyakit gak teliti dengan eksakta, saya kalau udah malas gak bisa bergerak kayak kukang, saya bodoh setengah mati dengan aneka hapalan, zzzzz… tetap manusia penuh kekurangan. Tapi sekali lagi, ini bukan masalah menjadi paling pintar atau paling jenius… ini masalah memperluas cakrawala. Setiap orang berbeda-beda dalam memperdalam khazanah pemikiran mereka dan memperluas cakrawala mereka, beberapa langsung terjun ke bidang teknis, beberapa memilih memperdalam pendidikan mereka, dsb. saya memilih jalan kedua… saya hidup di lingkungan akademis, maka wajar jika saya kelak ingin memilih jalan akademis. Apa kemudian saya pantas sombong lalu meruntuhkan dominasi pria? Ah come on…. saya toh gak mau memusingkan itu. Saya punya ayah, saya tahu betapa berat dan luar biasanya perjuangan seorang pria dari ayah saya… maka saya tidak pantas merendahkan setiap perjuangan pria karena saya paham bahwa setiap detil perjuangan dan kerja keras pria harus dihargai.

Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, dia akan menjadi guru yang baik untuk anak-anaknya.

Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, mereka akan punya bargaining posisition di keluarga maupun dalam lingkup kehidupan sosial. pentingkah? Penting, untuk mempertahankan prinsip dan harga diri tanpa perlu menjatuhkan jati diri dan meremehkan kemampuan orang lain.
Intinya, itu semua untuk kebaikan banyak orang.

Baik! mungkin ada wanita yang malah jadinya sombong atau gimanaaaa~ gitu. Ya memang ada, tapi kan tidak semua. Cari yang ada iman-imannya juga lah -,-
Saya pikir selama masih punya iman dan pola pikirnya terawat dengan baik, seorang wanita sehebat apapun dia akan tetap menjadi orang yang rendah hati tapi pendidikan bisa menjaganya dari sifat rendah diri. Ah catat itu! dengan tinta emas! 😀

Jika saya bisa menulis langit, maka dengan tinta hitam legam saya akan tuliskan sekali lagi, “Jika kau mencintai sesuatu, seharusnya engkau berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan dan mempertahankannya bukan?Seharusnya begitu pula jika kau mencintai seseorang”
Jika kalian wahai pria rupanya di tengah jalan sudah menyerah mengejar wanita yang kalian sukai, well… mungkin memang benar kalian terlalu cupu untuk wanita tersebut and please stop bilang “Saya berhenti karena dia jauh lebih baik dari saya bla bla bla” ZZZZzzzzz beneran deh itu basi banget.

Mari kita tidur kalau begitu. Semoga muka bumi ini esok sudah lebih banyak dipenuhi manusia-manusia penuh semangat dan percaya diri, ah.. semoga

lari…lari…lari…


Halo semuanya… jumpa lagi dengan saya fufufufu, tiup debu dulu di blog ini fuuuuuh fuh fuh.
Tiada yang berubah pada saya kecuali saya makin gendut hahahhaa.
Jujur banget kan, hanya itu yang saya punya selain gundukan-gundukan lemak hahahaha *ketawa miris*.

Saya tidak peduli kalau saya jomblo, lagi kere, atau apapun, tapi kalau saya lapar itu masalah besar.
Jangan kalian pikir orang menggendut itu karena malas dan banyak makan [errr… iya sih itu benar sebenarnya], kasus saya lebih rumit dari itu semua.

Kerjaan semakin lama semakin banyak, saya pun agak stress… dan saya juga harus mikir buanyaaaak bukan cuman masalah kerjaan tapi juga masalah hidup dan berbagai kegalauan hati *haish*, dan sejak dahulu kala saya punya kebiasaan buruk kalau streess, kalau capek, kalau lagi belajar, dan kalau lagi mikir, saya harus MAKAN. Ya saudara-saudara… saya paling gak tahan lapar. Seketika kalau lapar semuanya serasa berhenti bekerja terutama otak. Apriori sih, tapi saya pernah meninggalkan kartu debit Mama saya dan kartu debit saya sendiri di mesin ATM hanya karena saya lapar karena belum sempat makan siang  dan sok-sok-an mau diet. Percayalah, saya menjadi super bodoh ketika kelaparan.

Kalau saya mikir, baca referensi, atau ngerjain apapun sebenarnya jimatnya simple aja… Camilan di samping laptop saya. Bahkan kalau saya lagi ngamuk pun pas liat makanan saya senyum lagi -,- saya jadi suka sebel kalau ada suatu momen wawancara untuk apa ajaaaa selalu ada pertanyaan “Kamu orangnya happy terus ya, bagaimana cara kamu menghibur diri ketika ada masalah?” jawaban saya simple saja “Makan Pak/ Bu… kalau saya kesal, saya makan enak.” Dan GEERRRRRR yang wawancara pasti ketawa-ketiwi gak jelas. Ini jujur loh, dari hati nurani terdalam.

Saya sih sadar gara-gara itu saya makin gemuk, tapi ya bodo amat… saya gak ambil pusing orang-orang bilang apa dan lagipula saya merasa “Helowww gw masih muda dan masih single gitu loh” Kalau udah punya suami boleh lah gw jaga badan biar suami gw gak terlalu kaget pas pulang ke rumah istrinya gak makin buruk rupa hahaha dan biar dia gak usah sering-sering beliin saya baju karena saya butuhnya buku, film, dan cicilan-cicilan yang lunas mwahahaha. Tapi sekarang, heeeey I’m free, boleh dong makan sesuka hati. Dengan bangga, saya pun mengakui kalau:
http://eemoticons.nethttp://eemoticons.nethttp://eemoticons.nethttp://eemoticons.net

http://eemoticons.nethttp://eemoticons.nethttp://eemoticons.nethttp://eemoticons.nethttp://eemoticons.nethttp://eemoticons.net

Saya gak perlu sok jaim deh, emang begitu adanya… so what. Saya juga malas dengan opini dan alasan bodoh “Lu gak takut, Mon kalau lu gendut lu gak akan dapet cowok” ah come on…saya gak mau habis waktu dengan cowok yang cuman repot dengan masalah berat badan ceweknya.

Tapi semua berubah ketika negara api menyerang!
Tapi semua berubah ketika baju-baju saya yang lucu-lucu mulai terasa sempit.
Semua berubah ketika naik tangga saya ngos-ngosan….
Semua berubah ketika saya melihat foto saya dan mukyaaaa kenapa jadi ikan buntal begini.
Semua berubah ketika jalan-jalan bareng kucing aja saya terengah-engah
Dan akhirnya saya bertekad kalau saya harus: OLAHRAGA.

Saya benci olahraga -.-
Berenang, takut tenggelam [saya pernah tenggelam, dan itu bikin trauma]
Senam, aduuuh males deh kalau harus sengaja ikut kelas senam, dan yang paling utama saya paling males ngerumpi. Saya kan gadis pendiam [ZZZZZzzzz… -.-]
Fitness, oh saya kan pelit jadi saya gak mau keluar uang.
dsb
dsb
Tapi kemudian saya ingat, saya cinta banget fotografi… udah punya kamera kece kenapa gak saya manfaatin. EUREKAAAAA! Kenapa gak coba jalan kaki dan jogging tiap pagi, kalau capek… foto-foto deh. Ide yang simple banget. Secara ajaib tiba-tiba celana training saya ketemu dan saya nemu aplikasi tracking yang yahuud di android. Dengan modal bismillah dan kamera… saya pun berlari tiap subuh. Rasanya? Alhamdulillah rasanya semua tulang pengen copot, paru-paru rasanya kempes, huwaaaaaa lemah banget deh. Jangankan mau ngambil foto, balik lagi ke rumah aja udah terengah-engah. Secara saya terakir kali olahraga yang intens adalah pas kuliah tingkat satu mwahahaha.

Tapi setelah itu saya ngerasa kok pas sampai kantor gak ngantuk ya…biasanya kalau siang saya ngantuk. Terus satu lagi, saya ngerasa lebih enjoying life. Wah boleh juga nih si jogging… akhirnya nyoba tiap weekend lari tapi kali ini gak maksa deh kalau udah capek ya jalan kaki. Dan semua keringat terbalas. Dengan modal GPS, saya menjelajah tiap sudut komplek hingga ke daerah perkampungannya… dan betapa luar biasanya ketika saya tahu pemandangan di sekitar komplek saya buaaaaaguuuus banget, epic dah pokona. Rasanya ketika ngeliat matahari perlahan terbit di antara pepohonan terus ada alunan shalawat dan tilawah dari masjid-masjid di desa itu Subhanallah buaaaangeeet! Gila, kemane aje gw selama ini. Gak percaya? Whoaaaa…. no pic= hoax, karena blog ini bukan hoax jadi ane kasih aja ke agan-agan semua pic-nye!

Pemandangannya asik-asik kan… rupanya Ciomas itu kalau lagi cerah bener-bener bisa clear ngeliat gunung salak.
myrunawayproject

Lebih kece lagi kalau sempet ambil foto panorama!
whoaaaa :D

Untuk aplikasi, saya pakai runkeeper. Bisa diunduh free kok untuk android dan aypon:
myrunawayproject

Aplikasi-aplikasi lainnya yang mungkin bisa nyemangatin kalian lari-lari dan olahraga:
1. Nike+ Running
2. Endomondo Sports Tracker
3. Runtastic and Running
yah pokoknya cari aja lah… lumayan buat ngereka-reka kalori yang terbakar plus karena ada GPSnya kalau nyasar-nyasar bisa bantu balik lagi hahahhaaha

Bagi saya ini bukan masalah seberapa jauh kalian lari, seberapa cepet, tapi seberapa happy dan enjoy-nya kalian pas ngejalanin olahraga yang satu ini. Saya juga gak ngarep-ngarep banget secara ajaib jadi kurus tinggi langsing hanya karena lari-lari kecil tiap pagi, but I’m happy… rasanya menyenangkan ketika mengawali pagi dengan hal-hal yang menyenangkan. Liat matahari terbit, liat bunga-bunga, nyapa tetangga, liat kucing kejar-kejaran sama tikus got, denger sayup-sayup ceramah dari masjid. Huwaaaaaa…. rasanya membahagiakan banget.

Dari lari-lari itu saya jadi mikir, ini bukan masalah seberapa berliku jalan yang kita lalui, yang penting kita bisa mencari hal-hal menarik dari setiap jalan yang kita lalui. kalau itu sudah bisa, rasanya gak ada alasan untuk gak menikmati perjalanan itu sendiri.

foto-foto keren selama jogging atau jalan-jalan kecil, saya upload di instagram dan saya kasih hashtag #myrunawayproject… hahaha, karena ini saatnya runaway dari hal-hal gak penting dan lebih baik lari pagi dan foto-foto ^^b

Just for fun 😉
Untitled

Ayoooo anak muda! Bangkit! cari sendiri hal-hal yang bisa membahagiakanmu! 🙂

Salam dari suatu sudut di planet bumi….