Pamit…


Pamit: /pa·mit/ v permisi akan pergi (berangkat, pulang); minta diri;

Saya bertanya-tanya mengapa definisi pamit pada KBBI salah satunya adalah “minta diri”
Bukankan diri kita adalah hak kita, untuk apa kita meminta diri kita sendiri? Eits…tidak… tidak seperti itu.

Saya pernah membaca bahwa mungkin setiap orang, berada di suatu tempat…di suatu waktu… karena mereka dipercaya Tuhan untuk menyelesaikan sesuatu di saat itu, di tempat itu, tentu dengan orang-orang yang ada pada waktu dan tempat tersebut. Jika tugas sudah diselesaikan, maka mereka akan dipercaya Tuhan untuk meloncat ke ruang dan waktu yang lain, bertemu orang-orang yang berbeda pula… begitu seterusnya…. seterusnya… seterusnya… hingga seluruh tugas selesai maka Tuhan akan memanggil mereka satu per satu.

Ada dua implikasi jika hal tersebut [mungkin] benar. 1. Seseorang tidak akan pernah melompat, mengambil level yang lebih lanjut dalam stage kehidupannya jika dia belum menyelesaikan stage sebelumnya. Maka terima saja terjebak di ruang dan waktu tersebut. 2. Jika tugas di suatu ruang dan waktu sudah selesai, maka bersiaplah jika harus dipercaya untuk mencicipi ruang dan waktu yang lain dan bertemu orang-orang baru.

24 tahun saya hidup… saya sudah terikat dengan orang-orang yang begitu berarti untuk saya. Mama… adik saya… keluarga saya… guru-guru saya…. teman-teman saya… semuanya. Kalian tahu? selama 24 tahun saya belajar untuk bangkit berkali-kali ketika jatuh, saya belajar untuk tidak terlalu cengeng menjalani sesuatu, saya menyaksikan betapa banyak orang demi seorang Marissa Malahayati sudah melakukan dan mengorbankan banyak hal.

Saya melihat Mama saya sejak Beliau masih sehat, hingga kini jalannya yang sedikit pincang karena pernah terkena stroke. Rambutnya yang tebal semakin banyak yang rontok dan sedikit demi sedikit mulai menjadi abu dan putih.

Saya melihat adik saya, sejak dia masih bayi… saya bermain bersama dia, belajar beberapa hal bersama, ngomel-ngomel ketika dengan puppy eyes dia meminta saya mengerjakan tugas keseniannya [dan tetap saya kerjakan juga], hingga kini dia sudah kelas 2 SMA… sedikit lagi mengecap bangku kuliah… sebentar lagi menghadapi dunia yang saya hadapi saat ini.

Saya mengenal ayah saya… mendengar cerita-cerita Beliau… dimarahi habis-habisan karena salah tajwid ketika membaca Al-Quran, hingga Beliau akhirnya meninggalkan saya dan saya yang sekarang hanya berusaha mengingat-ngingat apa yang pernah Beliau katakan, membaca ulang buku-buku koleksinya, dan berjuang menjadi anak perempuan baik yang selama ini Beliau idamkan

Selama 24 tahun saya hidup, saya melihat segala sesuatu banyak yang berubah.
Saya sendiri berjuang untuk mengubah diri saya menjadi lebih baik, membuat orang-orang bisa menjadi bangga pada saya yang sepertinya tidak melakukan hal luar biasa yang begitu signifikan untuk mereka. Saya berjuang… kadang menangis… tapi setiap saya menyadari bahwa orang lain mungkin telah berjuang lebih keras untuk saya, rasanya terlalu tidak sopan untuk menyerah terlalu dini.

Hingga akhirnya Allah merestui saya untuk meloncat ke ruang dan waktu lain bertemu orang-orang baru, saya diizinkan untuk melanjutkan studi saya ke JEPANG.

Untitled

Sesungguhnya, saya sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk setiap orang yang berarti yang akan saya tinggalkan sementara di tanah air, akan tetapi saya tidak tahu apakah segala usaha tersebut juga dirasa baik untuk mereka. Maka izinkan saya, melalui tulisan ini “minta diri” untuk melakukan perjalanan jauh kali ini. Genapkan kesempatan yang diberikan Allah ini dengan doa dan izin dari kalian semua.

Marissa akan tetap menjadi orang yang sama.
Masih menjadi pecinta kucing, masih akan senang menggambar, masih akan menjajal rasa penasarannya terhadap fotografi, masih malas untuk membuka selimut dan bangkit dari kasur setiap kali bangun tidur, masih tidak suka melihat anak-anak kecil yang memberi jasa ojek payung harus kehujanan karena meminjamkan payungnya untuk orang lain, masih suka lagu-lagu jadul, masih suka bicara sendiri dengan boneka, masih suka memeluk Mama setiap kali ingin dimasakan sesuatu, masih suka jadi Ms. complain, dsb… dsb… dsb…

Yang seharusnya berubah adalah kedewasaannya, kemandiriannya, dan pola pikirnya.

Sekali lagi, terima kasih untuk kalian semua, dan sekali lagi pula… izinkan saya berpamitan dengan kepala tegak kepada kalian semua.
Biarkan perjalanan ini membuat saya bisa menghargai sesuatu lebih baik dari sebelumnya,
biarkan pelajaran yang saya peroleh menjadikan saya seseorang yang memiliki gagasan dan pemikiran yang lebih lugas dan cerdasbiarkan semua hal yang akan saya hadapi nanti membuat saya tertawa dan meringis dan kemudian menjadi saya menjadi seseorang yang lebih kuat dalam menghadapi segala hal.

Rasanya tidak tahu terima kasih sekali jika perjalanan ini saya sia-siakan.

ketika saya pulang nanti, ketika tiba waktu kalian menggerinyitkan dahi dan berpikir beberapa menit “Ini siapa ya? perasaan kenal” lalu mengingat saya sepersekian menit berikutnya “Oiyaaaa…. inget….inget!”, saya harap ketika hari itu tiba saya memang menjadi seseorang yang pantas untuk kalian ingat dan kalian kenal…

Sebagai satu partikel kecil diantara jutaan bahkan milyaran partikel-partikel lainnya di planet ini yang setiap saat berdoa dan memuji Sang Pencipta, saya tentu harus tahu diri bahwa jika tidak melakukan apa-apa maka saya hanya sekadar membuat sesak planet ini dan huuuftttt… apa yang bisa saya banggakan pada Allah nanti. Maka dengan ini, dengan rasa terima kasih yang teramat sangat, saya berjanji untuk melaksanakan tugas-tugas saya dengan sebaik-baiknya. Terima kasih Ya Allah…

dan untuk semuanya yang saya kenal… saya mohon doa kalian semua dan tentu saya mohon pamit beberapa waktu dari tanah air tercinta ini. Sekali lagi, terima kasih.

 

Ya Allah…tolong, jangan biarkan para mahasiswa lapar Ya Allah :(


Sebagai omnivora sejati yang Mamanya jago banget masak dan punya orang-orang terdekat yang gak pernah ngelarang saya mau makan apa, kayaknya saya gak pernah ngerasa kelaparan deh apalagi sampai kurang gizi. Kelebihan iya hwahahahaha….
Nyam… nyam…nyam… semua dilahap.
Itupun kadang masih protes ke Mama, “Maaaa… masakin ini dong… saya pengennya ABCDEFGHIJ….Z” muacem muacem… sampe Mama pusing.

Kurang bersyukur banget yak, di sudut lain dunia ceritanya beda-beda lagi.

Beberapa waktu yang lalu saya membaca berita, ada mahasiswa yang sampai tidak makan berhari-hari karena uang beasiswanya tidak keluar.

Ini nih beritanya

Jika itu tidak cukup mengharu biru, beberapa kali saya juga mendapat berita ada mahasiswa yang kuliah di luar negeri meninggal dunia karena kelelahan dan tidak memperoleh asupan gizi yang cukup, lagi-lagi karena beasiswanya tidak kunjung cair dan untuk bertahan hidup dia harus bekerja sambilan gila-gilaan.
Ketika saya masih menjadi asisten dosen di kampus dulu, ada seorang mahasiswa yang meninggal dunia karena maag akut. Semua orang di kost-an anak itu panik setengah mati karena mendadak mahasiswa tersebut ambruk dengan muka pucat, mereka membawa temannya itu ke rumah sakit terdekat, namun malang…. semua terlambat. Semua teman kost anak tersebut terisak-isak bahkan hingga naik angkot, kebetulan saya naik angkot yang sama dengan beberapa dari mereka lalu sempat mencuri dengar…. rupanya mahasiswa yang meninggal tersebut memang cukup tertutup, dia tidak pernah bilang pada temannya bahwa dia belum memperoleh kiriman uang dari keluarganya. Anak daerah juga kadang terlalu lugu dan polos sehingga sungkan bercerita pada dosennya. Ah… semua sudah terlambat.

Jika itu masih belum mengiris-iris hati kalian…. mungkin kalian harus dengan cerita yang satu ini.
Pernah ada kasus mahasiswa yang akhirnya memutuskan untuk bunuh diri hanya karena dia sudah kehabisan akal untuk membayar kuliah dan juga untuk makan sehari-hari. It sounds tragic and a little bit stupid… yeph saya akui itu, tapi si anak ini niatnya tidak mau merepotkan orang lain dan tidak mau orang lain kasihan pada dirinya. Tapi terlalu introvert juga tidak baik, seandainya dia cerita saja pada temannya maka pasti ada jalan keluar… namun ah lagi-lagi itu semua sudah terlambat.

Ketika saya masih di asrama dulu, bahkan ada temannya teman saya yang menanyakan apakah ada pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di sekitar kampus… lagi-lagi karena masalah ekonomi.

Iseng-iseng saya tanya pada teman-teman kantor saya, dan rupanya! Di setiap fakultas… di setiap angkatan… selalu ada kasus yang serupa! Selalu ada mahasiswa yang pasang poker face kemudian menolak kalau diajak makan oleh teman-temannya. Ada jutaan alasan! Ada yang bilang puasa Daud (Subhanallah… keren kan), ada yang bilang masih kenyang padahal temen-temennya gak liat dia makan seharian, ada yang bilang ada janji setiap diajak makan, dan sebagainya…. dan sebagainya… dan sebagainya…

Jika kalian membaca ini sambil asik browsing internet…
Jika kalian mahasiswa atau mantan mahasiswa yang bahagia, damai, sentosa…
Jika kalian suka tiba-tiba jutek ke teman kalian dan bilang “Ihhhh…lo kok kayak orang miskin banget sih”
THINK AGAIN! Jangan-jangan lingkungan sekitar kalian tidak “seindah” yang kalian lihat… oh ya! mungkin saja.

Dunia kemudian seakan-akan semakin kejam dan ketika kasus seperti ini semua saling menyalahkan, loh memang yang salah siapa? Semuanya salah lagi…. gw aja? lu aja? oh gak… kita bareng-bareng hahahahhaa… selamat ya. Sip deh nanti pas lapor ke Allah kita bareng-bareng aja #salahfokus.

Kalau dari sudut pandang saya, saya manusia yang super cuek… parahnya lagi saya tidak terlalu mau dipanggil wanita baik hati, saya lebih suka dikira wanita yang rada dingin dan jahat hahahahahahha. Kan keren dan cool-cool gimana gitu kayak di film-film [emooooon -.- zzz banget]. Jujur saja ketika saya kuliah saya tidak tahu keseluruhan kondisi sosial ekonomi teman-teman saya.

Setiap orang terlihat baik-baik saja dan seperti manusia manapun di muka bumi ini mereka sedang bermain di ruang dan waktu mereka masing-masing. Oh well, kita semua punya kebahagiaan dan masalah kita masing-masing. Sebagai manusia kuper yang kebetulan pernah ambil mata kuliah psikologi sosial (sebenarnya waktu itu cap cip cup sih milihnya hahahaha) saya hanya bisa menebak-nebak kondisi sosial ekonomi mereka masing-masing dari penampilan dan gerak-gerik mereka. Saya tahu jika ada teman saya yang bermasalah ketika ada dari mereka yang bercerita pada saya. Oh maafkan saya dengan segala kecuekan saya, tapi alibi saya kuat…. saya bukan mahasiswa yang belajar metafisika, ilmu membaca pikiran, apalagi ilmu kebatinan…sungguh. Ketika tahu juga gak bisa bantu banyak sih errrr… bener kan wanita berdarah dingin banget, but I try my best. Saya tidak pernah setengah-setengah dalam melakukan sesuatu, tapi apalah seonggok Marissa Malahayati, hanya rakyat jelata yang kemampuannya terbatas. Rasanya ingin melakukan hal yang lebih baik tapi gak bisa. Mau ngadu ke dosen atau kemana gitu tapi pasti yang curhat ke saya amanahnya “Jangan bilang siapa-siapa ya” huwaaa kalau kau tau rasanya kayak gimana, mau nangis tau gak… sedih tapi gak bisa apa-apa. Loser banget deh gw. oh well, masa lalu. Tapii saya jadi berpikir, apa jangan-jangan saya terlalu cuek ya… terlalu masa bodoh dengan orang lain… ah segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik. Maka sensitivitas kita terhadap lingkungan sekitar mungkin harus diasah, jangan terlalu rendah tapi jangan terlalu lebay juga.

Tapi saya juga gak habis pikir kenapa sih manusia bahkan masih ada aja yang bilang “Udah jangan bilang siapa-siapa, jangan ngerepotin orang lain” dan saat dia ngomong itu dia udah di ujung tanduk? Kenapa???? Kenapa???? dan Kenapaaaa???? Jika mau terbuka sedikit aja… mungkin kasus mahasiswa yang sampai sakit parah bahkan sampai meninggal hanya karena masalah ekonomi bisa diminimalisir. Setidaknya dua kepala lebih baik daripada satu… setidaknya kalau ada apa-apa, masih ada orang yang ngeliat “Wah ini gak beres nih” lalu rela lari ke seluruh penjuru dunia buat cari pertolongan. Oh come on… ketika kalian sedih, ketika kalian butuh pertolongan, ketika kalian butuh manusia lain, jika sudah lapor pada Tuhan maka sampaikan juga kepada orang lain yang kalian percaya. Apalagi kalau masih mahasiswa kan, masih panjaaaaaaang jalannya. Jika kalian keseleo ketika lomba lari, kalian harus lapor ke medis dan minta tolong ke tukang urut sampai pulih kan? That’s life! Kita butuh bantuan orang lain.

Peran institusional juga kadang bikin miris juga. Kadang kita menemukan fakta bahwa yang dapat beasiswa itu orang yang sudah mampu. Yang tidak mampu malah gak dapet beasiswa karena nilai IPnya kurang memuaskan misalnya. Tapi setelah dipikir-pikir, kalau yang kurang mampu wajar-wajar saja kalau ada yang IPnya rendah, mungkin dia kurang gizi… jangankan mikir buat kuliah yang ada perut krucuk-krucuk dan cacing di perut udah disko-disko minta makan. Kalau gak lapar mungkin mereka kerja sambilan terus capek, udah sayup-sayup sampai lah seluruh materi kuliah. Mungkin hal ini disadari oleh pemerintah sehingga ada beasiswa buat yang berprestasi dan yang tidak mampu. Naaaah alhamdulillah kan… eh sayangnya masih ada juga kasus beasiswa telat. Yang mampu sih mungkin cuman ngomel aja, tapi yang benar-benar tidak mampu bisa memperpanjang masa puasa. Bayangkan kalau sampai ada yang putus sekolah, ada yang sakit, bahkan sampai ada yang meninggal… yah orang-orang di institusi bersangkutan itung aja deh dosanya, kayaknya malaikat juga bisa rusak kalkulatornya buat ngitung tumpukan dosa itu saking banyaknya. Tapi ini kan masalah sistem juga, huuuufttttt…..gak gampang ngurus orang Indonesia yang muacem-muacem ini. Mari berdoa semoga segala sistem pembiayaan sekolah dan kuliah di Indonesia Raya ini bisa semakin baik dan baik dan baiiiiik.

Setiap kali saya pergi dari rumah untuk sekolah dari saya kecil sampai saya lulus kuliah, Mama saya pasti bilang “Hati-hati yaaaaa… sekolah yang bener dan pinter ya” dan sambil lalu saya bilang “Iya, Maaaa…. udah apal” Saya membayangkan mungkin orang tua di seluruh dunia punya harapan dan doa yang sama dengan Mama saya, ingin anak mereka baik-baik saja dan “semakin baik” setelah sekolah. Semoga doa dan harapan mereka bisa tercapai, dan setiap mereka buka pintu rumah mereka bisa ngeliat wajah anak mereka yang cerah ceria, ngeliat anak mereka yang sudah bisa membanggakan mereka.

Please…. don’t die before you make your parents happy.

Karena berjuang tidak sebercanda itu…*


Image and video hosting by TinyPic

“Blackbird singing in the dead of night
Take these broken wings and learn to fly
All your life…..
You were only waiting for this moment to arise.

– Blackbird, The Beatles- “

Saya mulai melihat kalender dan wew… sebentar lagi September aja. Lalu saya bolak-balik kalender itu, lalu dengan senyum simpul saya melihat tahun akan berganti dari 2014 menjadi 2015. Karena pekerjaan, saya selalu ke kampus saya… lalu melihat mahasiswa baru sedang menjalani Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan Departemen. Kerennya lagi, saya disapa mantan murid saya yang sedang mengurus wisuda S1-nya, itu sih belum terlalu jleb… di sampingnya ada teman-temannya, ada yang bilang dalam waktu dekat dia akan segera sidang untuk S2-nya… bahkan ada juga yang bilang “Kak, nanti datang ya aku mau nikah insya Allah bulan depan” huhuhuhuhuhuhu….. ada gelitik-gelitik geli ngilu gitu kan di hati, oh come on pasti ada yang tahu perasaan macam itu.

“Kakak sekarang kerja dimana?”
Saya jawab singkat “Biasa aja di kampus lah yang deket-deket rumah hehehe…”
“Saya kira kakak sekolah lagi”“Iya doain aja… bulan depan kakak berangkat”
Dan DHUAAAR heboh deh, respon paling mainstream adalah “Whoaaaa…. keren banget, gimana sih kak caranya? Aku mau nih…”, “Ih enak banget ya…. jalan-jalan… gratis pula”

Well, terima kasih. Tapi mmmm… mungkin semua tidak semudah yang terlihat ya 🙂
Ah kalian… kalian harus melihat apa yang seringkali tersembunyi di balik layar.

——————————-

Kembali ke masa bertahun-tahun yang lalu, ketika saya masih kuliah… dengan sangat PD-nya saya bilang kepada seorang teman saya “Liat deh, gw mau kasih liat ke dunia. Bukan berarti gw gak kaya…. gak pinter… gak cantik… gak langsing… dan dengan segala kekurangan gw, gw gak bisa lanjut sekolah lagi. Gw mau kasih liat kalau keterbatasan kita bukan halangan kita buat berjuang dan maju. Gw pasti bisa, dunia harus tau itu.” dulu sih cuman omongan dua remaja labil yang imajinasinya selangit dan setelah itu kami ketawa aja sambil menertawakan dompet yang lebih mahal dari isinya hahahaha :’D tapi semua semakin serius… serius… dan serius.

Kita bisa secara mudah bermimpi, menginginkan sesuatu, merencanakan sesuatu… tapi untuk mengapai ridha Tuhan itu perjuangannya tidak semudah yang bisa kita bayangkan. At least untuk saya…

Saya sudah nyaris putus asa berkali-kali. Lebih banyak dari yang bisa kalian bayangkan.

Untuk meraih impian saya sekolah lagi ini, saya sudah mengorbankan masa 2 tahun pasca saya kuliah S1. Jadi saya sudah cukup kebal melihat teman-teman saya yang sudah lulus S2 bahkan mau lanjut S3, yang udah dapat karir yang bagus, dan sebagainya-dan sebagainya-dan sebagainya. Berat? Biasa aja… itu mainstream, tapi dunia kemudian menjadi sedikit lebih sadis ketika kamu adalah wanita, anak yatim, mama kamu sakit, adik kamu masih “kecil”, kamu gak kaya, ndut, dsb…dsb…dsb…

Hal paling membuat sedih adalah ketika banyak yang berpikir betapa sadis dan egoisnya saya karena tidak mengejar karir. “Idih… buat apa sekolah tinggi, sombong banget… kekayaan banget ya” Waaaah udah kenyang deh. Keluarga saya mementingkan akademik tapi society di sekitar saya? Oh itu lain cerita. Tapi mungkin karena setengah hati, sepertinya saya tidak pernah benar-benar lama dalam suatu pekerjaan atau benar-benar serius dalam apply pekerjaan. Pikiran saya masih melayang-layang “Yaaah, masa gak jadi nih sekolah lagi”

Pergolakan logika dan nurani itu luar biasa loh, saya sih ceria-ceria aja keliatannya… but when you know me a lot, I cried aloud too hahaha tapi di balik layar.

Baiklah lupakan masalah kisah tragis yang satu itu. Yang pasti, bukan berarti saya tidak peduli dengan keluarga saya ketika saya memutuskan sekolah lagi. Hahahaha…. kalian pikir saya dua tahun ini ngapain aja? Main bola bekel? Saya sudah persiapkan segalanya sebaik yang saya bisa. Saya sudah buka tabungan pendidikan untuk adik saya supaya kami tidak terlalu kaget pas dia masuk universitas nanti, saya sudah punya asuransi karena sama seperti kata salah satu teman saya yang kece, Tiko, “Kita gak pernah tau, Mon apa yang akan terjadi sama kita”, saya punya tabungan untuk saya sendiri dan tentu tabungan untuk Mama saya. Tidak banyak sih, tapi itu saya perjuangkan bertahun-tahun. Saya sudah bilang ke Allah untuk menjaga semua orang yang saya cintai dengan penjagaan terbaik.

Ketika beberapa orang yang mau lanjut sekolah ke luar negeri, asik dengan euphoria mereka masing-masing, mau belanja ABCDE, mau jalan-jalan ke XYZ… otak saya lebih sibuk berpikir bagaimana dengan keluarga saya ketika saya tidak ada… siapa orang-orang yang saya bisa percaya. Pokoknya ala emak-emak rempong banget hahahaha. Tapi saya bahagia karena fase ini membuat saya semakin percaya betapa luar biasanya dukungan keluarga saya, terutama Mama yang sudah tahan kuping dan hati denger komentar macem-macem tentang anak perempuannya yang satu ini. Saya juga bisa menemukan teman-teman yang benar-benar tulus membantu dan menolong saya. Ini menjadi fase dimana saya bisa berpikir secara lebih tenang dan dewasa, tidak semeledak-ledak dulu. Saya bisa lebih tenang karena semuanya terlihat sudah dipersiapkan dengan baik, semoga Allah meridhai segalanya.

Masalah itu boleh lah ditinggal sebentar, lalu sampailah pada masalah lain. Love life….
Tentu saja kisah horornya adalah “Kamu keasikan sekolah, nanti gak nikah… single terus… atau nikah tapi udah tua terus susah dapet anak…lalallala” huhuhuhuhu… itu lebih menyedihkan daripada dibilang gendut loh, huhuhuhuhuhuhuhuhu *peluk bantal galau*
Seperti yang sudah saya tulis pada posting sebelum-sebelumnya, “Impian saya lebih lama saya kenal dan mengenal saya dibandingkan pria manapun, maka saya harus perjuangkan impian saya terlebih dahulu” dan seperti yang saya bilang pria manapun yang akhirnya ikhlas mendampingi saya nanti entah deh pasti sabar banget dan mungkin sebenarnya dia lagi asah golok di kolong kasur dan memelihara king cobra cuman kita gak tau aja.

Siapa sih yang gak mau menikah, waaaah saya sih mau-mau aja, apalagi kalau dia jago masak dan jago nyetrika ahahahaha jackpot banget *mulai salah fokus*, but to be honest apa salahnya juga sih single? Bukan dosa besar lagi hahaha…. sebagai wanita yang berjiwa bebas saya lagi happy-happynya menikmati masa ke-single-an saya hahahaha.

Well, gak sih… gak se”kejam” itu.
Saya ingin konsenstrasi dengan studi saya. Bayangkan! Udah dua tahun nunggu, udah bikin Mama pusing, udah mengorbankan banyak hal, udah dibantuin banyak orang, punya Sensei baik hati, masa saya gak all out sih untuk masalah ini. No way! Ini serius… bentuk terima kasih dan syukur saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa apalagi otak kuotanya terbatas  udah faktor-U pula yaaaa mau gak mau kan harus serius.Gak ada waktu deh pajang foto selfie sama pacar, update status  makan dimana,masak apa, untuk si ayang setiap saat, oh come on gw udah makin tua nih yang pasti-pasti dan praktis-praktis aja deh.

Last but not least, saya suka pria yang keren banget… yang keliatan perjuangan hidupnya. Biarkan saja dia berjuang untuk keluarganya terlebih dahulu yang sudah berjuang untuk dia selama bertahun-tahun. Biarkan juga dia menyelesaikan tanggung jawabnya yang pasti seabrek-abrek sebelum dia memulai tanggung jawab baru. Lagipula saya kan matrealistis gitu deh, saya mau menikah dengan pria yang punya paham pernikahan kami harus merupakan hasil kerja keras kami, widiiiiw…simple aja tapi harus mengena. Biarkan aja pria yang entah siapa ini bahagia dulu menikmati masa lajangnya sebelum rambutnya rontok satu per satu karena memikirkan KPR… tagihan listrik… tagihan air… sekolah anak…tingkat inflasi… harga BBM yang naik… dsb…dsb…dsb… HAHAHAHAHAHAAHA *sumpah gw jahat banget :p*

Kalau kata sastrawan mah:

If you love someone, set them free. If they come back they’re yours; if they don’t they never were.
-Richard Bach-

Saya ini orangnya gak bisa diatur… jadi saya ingin pria yang bisa membebaskan saya tapi tetap bisa menasehati saya ketika saya salah. Sama seperti itu, begitu pula kelak saya akan menghargai orang yang saya cintai… apapun pilihan dalam hidupnya, selama itu baik maka akan saya dukung. Taraaaa so simple, saya pusing kalau ribet-ribet. Cuman segitu aja, Mon? Ahahahaha… iya ya…kok cuman segitu aja, kasian banget padahal udah rela menerima cewek gempal-gempal imut yang gak mau diet ini. Yaaaah sementara tentatifnya gitu dulu lah. Sabar ya, sayang :’D

Yang pasti, semua pasti ada waktunya.

Huft… sudah lebih dari 24 tahun hidup, rupanya hidup itu capek ya.
Seperti layaknya atlet bulutangkis Indonesia, udah keringetan… capek loncat-locat, lari-lari ngejar shuttlecock, masiiiiiiih ajaaaaaa dikomentarin macem-macem sama penonton yang sebenarnya sejak awal tugasnya sebagai supporter. Tapi bayangkan ketika kemudian bisa menang! Semua tepuk tangan riuh di lapangan, capek hilang, dapat hadiah pula! Huwaaaa sensasinya itu loh!

Namanya juga perjuangan…. yang penting menghadapi semuanya dengan kepala tegak 🙂

*) terinspirasi dari kata-kata Sudjiwo Tedjo; “Jangan sengaja pergi agar dicari. Jangan sengaja lari biar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu”

 

Biar gak dikata jilboobs :)


Posting ini tidak bermaksud menggurui siapapun, apalagi pemilik blog ini juga masih ngawur :p tapi kebetulan saya pernah terlibat pembicaraan dengan teman-teman saya yang super kece tentang fenomena jilboobs ini. Kami sepakat pada pada satu pemikiran bahwa “Cewek gak boleh dipandang rendah dan murah karena pakaiannya”… hebatnya kami gak semuanya udah berjilbab, katanya minta doanya aja supaya nanti kalau pakai tetep istiqomah dan bisa segera melepas masa jomblo *ehhhmm…. sorry gw juga butuh doa serupa, terutama poin kedua ahahaha*

Teman-teman saya meminta saya gak usah lah pajang-pajang nama mereka karena khawatir dunia persilatan langsung heboh -.- memang jomblo-jomblo suka pada besar rasa percaya dirinya :p ahahaha

Baiklah langsung saja ^O^9

————————————————–
Jilboobs, makanan apa itu?

Fenomena lama sebenarnya, kepala sih boleh dikerudungin, tapiiiii *maaf* boobs masih nyetak, pantat juga waaw… percayalah ini kasus lama, dari dulu juga ada. Kalau saya sih sebenarnya gak peduli-peduli banget ya, mungkin bodynya oke kayak rihanna ya mau seketat apapun juga bukan urusan saya hahahaha mungkin memang dia PD memperlihatkannya, lain cerita kalo saya yang gembrot ini pakai baju kesempitan, ada banyak masalah muncul: 1. mungkin baju bisa robek, 2. gumpalan lemak terlihat, 3. bajunya jadi gak bisa dilepas ahahahaha…http://eemoticons.net

Tapi rupanya ada juga yang keterlaluan, percaya atau gak saya pernah ke kampus… kampus sereligius Institut Paling Baik pernah juga ada perempuan berkerudung datang ke kampus pakai baju dan rok bahan spandeks korea, roknya tentu gak masalah…. mbaknya cantik… tapi kaosnya mungkin terlalu pas. Ini mohon maaf banget ya sebelumnya -.-… ketika si mbak itu jalan, mungkin “BH”nya kurang menopang dengan baik jadi tuing–tuing—tuing–tuing keliatan bergoncang gitu kan pas dia jalan cepet. Saya yang cewek aja melongo http://eemoticons.net *catat ya, saya cewek loh*, iseng-iseng saya liat mahasiswa cowok yang masih brondong-brondong errrr ada yang sampai mulutnya terbuka. Salah gak sih? Ya salah… tapi manusiawi kali, namanya kaget campur sensasi-sensasi “wow” yang semriwing gimana gitu *adoooh apa sih, Mon*

Di tempat adik saya latihan taekwondo juga suka ada yang pakai kerudung tapi jeansnya ketat. Well… urusan doi sih mau seketat apapun hahahaha, jeansnya cukup gitu loh. Tapi kasian juga ngeliat dia jadi risih, pas mau naik motor rempong narik-narikin kaos biar gak keliatan celana dalamnya… eh secara tempat latihan bela diri ya pasti cowok-cowok ngumpul, yaaaa mereka-mereka ada juga yang jadinya ngomong “Eh si X bohay ya…. kalau si Y mah tepos ahahahaha… kalau si Z lebih dahsyat lagi”

Saya yakin kalian pun pernah melihat fenomena serupa.

Apakah Jilboobs itu sexy dan menarik?

Nah ini dia! Saya membaca beberapa artikel di internet bahwa yang jilboobs itu sebenarnya hanya karena masih ingin dianggap pria menarik. Sebagai kakak yang punya adik cowok yang lagi ranum-ranumnya, saya kemudian tanya ke dia mengenai fenomena jilboobs ini

Jawaban ask-men kali ini: http://eemoticons.net
Loh, menarik lah kak… cuman cowok sok alim yang bilang gak menarik. Cowok normal sih happy-happy aja liat pemandangan kayak gitu hahhaha. Tapi ya cuman buat cuci-cuci mata aja, gak akan lama. Okay you look so sexy, but sorry you look stupid. Cewek cantik tapi otaknya kosong owalaaaah… bye aja. Sebandel apapun cowok,Kak… sebusuk apapun mereka tetep nyari cewek yang anggun, cantik, sopan, baik, dan alhamdulillah kalau pinter juga. 

Aha! jawaban yang cukup menarik. Saya gak nanya ke siapa-siapa lagi. Tapi ini penting, kok sedih amat ya udah bela-belain berjilboobs eh rupanya cowok cuman buat cuci metong aja. Errrgggghhhh….! Salahkah cowok? Mungkin salah… tapi ya gimana ya, lagi-lagi itu manusiawi hahaha.And dear, girls… gak usah pusing nyari perhatian cowok, banyak hal lebih penting lainnya yang lebih pantas dikejar <– Ini jelas kata-kata jomblo :p

Terus gimana dong biar gak dikata jilboobs?
Mungkin beberapa poin ini bisa dicoba
Image and video hosting by TinyPic

Kalau saya sih yang penting kalian nyaman! Termasuk nyaman karena gak dipriwit priwit sama cowok nakal *kalau saya dulu sih, berani ada yang gitu saya gebug pake sepatu -.- galak banget*
Bayangkan kalau kalian pakai baju terlalu sempit, panaaaaas… lengket… dan gatel :p
Naaaah, teman saya yang rada fashionista juga bilang, salah satu hal yang bikin fenomena jilboobs ini adalah kaos atau gamis dengan bahan spandex. Doi bilang, itu bahan emang adeeem banget tapi saking jatuhnya ke badan dia gampang ngebentuk lekuk badan, so kalau kalian beli baju bahan spandex, lebih baik beli satu ukuran lebih besar… kalau ngerasa punya boobs dan butt yang rada besar hehehehe, bener juga pakai kemeja yang rada panjang dan kerudung yang rada panjang juga

Tapi lagi-lagi kalau di dunia fashion rupanya baju kegedean juga kurang keceh, nah untuk itu kalian juga bisa pakai model cape, coat, atau pakai shawl untuk mempercantik penampilan http://eemoticons.net Sekarang pakai jilbab di Indonesia dengan cantik dan gak usah pake jilboobs itu udah gampang banget kok.

Well, namun tidak adil rasanya jika saya gak informasikan sebenarnya yang benar itu berjilbab kayak gimana… Mungkin info ini akan sedikit membantu

Daaaaaaan aturannya sih:

Paham lah ya, ya benar itu yaaa Jilbab Syar’i. Tapi eiiitsss… saya juga belum sampai ke level itu :p jadi gak berhak nyuruh kalian macem-macem.

Saya tahu untuk pakai kerudung itu gak mudah loh, saya bukti hidupnya… bagi saya sih semuanya proses. Yang penting buat diri kalian nyaman dulu dan tentu hakikat pakaian adalah menutupi aurat jadi harus sopan dan cantik. Lama-lama kalau udah enak berkerudung kalian akan menemukan alasan kalian sendiri “Kok sayang ya lepas kerudung ini”… saya juga begitu, siapa sih yang larang saya lepas kerudung? Gak ada lagi… kalau saya mau mah lepas aja, tapi saya ngerasa udah jatuh cinta dan merasa lebih PD dan lebih kece dengan jilbab *prettttt… padahal karena lu males nyisir kan, Mon mwahahahahhaha http://eemoticons.net*

Kalau ketemu kasus Jilboobs

1. Jangan foto terus masukin ke dalam socmed -.- apalagi keliatan mukanya. Helowww, kalau kalian melakukan kesalahan, kalian gak mau kan aib kalian diumbar? Ini sih masalah #sikap aja

2. Kalau itu teman kalian atau keluarga kalian, coba ajak ngomong baik-baik dan jangan langsung tembak
“Masya Allah… baju kamu ngetat.. haram… nanti bla bla bla… kamu gimana sih bla bla bla” Owalah… itu sih malah kabur orangnya. Bisa kan ngomong dengan perasaan
“Eh, gile… sexy banget. Eh itu gak kekecilan? Kalau gw yang pake pasti robek ahahahhaa” terus lakukan pendekatan-pendekatan persuasif lainnya. Terasa lebih adem ayem kan.

3. Jangan pernah berpikir orang itu bisa langsung pakai jilbab yang syar’i… yang panjang… yang lebar… ada beberapa orang yang akhirnya berkerudung aja perjuangannya minta ampun, ya kalau mereka salah-salah dan belum syar’i syar’i banget gak apa kali ya, yang penting semangatnya untuk memperbaiki diri ada. Dukung dengan semangat 45 biar dia bisa semakin baik dan baik

4. kalau kalian cowok, jaga ibu, istri, adik, kakak, sahabat, teman, dan bahkan pacar kalian baik-baik. Gak mau kan kalau keindahan tubuh mereka terumbar gitu aja, secara mereka berharga banget kan. Kalau kalian liat mereka jilboobs, yeaaah rayu-rayu lah dikit biar dia bisa memperbaiki pakaiannya.

5. Buat kalian para wanita, investasi juga pada pakaian. Beli yang rada mahal dikit tapi yang cantik dan sopan. Nanti lama-lama juga kekumpul sendiri, dan taraaaaa… kalian makin oke dengan penampilan kalian.

6. Kalau baju udah kekecilan, wis lah sumbangin aja ke panti asuhan. first, kalian jadi beramal, second, kalian jadi bisa ngatur baju kalian dengan baju baru yang lebih oke

7. Kalau kalian gak cukup punya uang untuk beli baju baru, naaaah mungkin bisa beli kerudung yang menarik warnanya. Ini sih akal-akalan saya, saya agak susah cari baju sekarang karena makin ndut… jadi saya lebih memilih mix and match baju yang lama tapi saya punya kerudung yang warnanya macem-macem ^O^b menghindari kebosanan banget, apalagi saya bosenan banget.

Demikian postingan kali ini! Yeay… selamat bereksperimen dengan mode yang tetep modest, insya Allah pasti bisa http://eemoticons.net

Mariiii… saya mau makan nasi padang dulu ya hehehehe.

 

 

 

Mungkin ini Ailurophilia, but who care!


Ailurophilia: kecintaan berlebihan pada kucing

Kucing saya yang paling kecil hilang, dan mata saya sudah bengkak karena mencari dia dari sore hingga tengah malam dengan menahan tangis. I’m seriously find him hingga saya menulis ini, tapi beberapa orang menganggap I’m too much sama kucing, ada yang ngetawain saya think that I’m joking, dsb…dsb… Oh well, but I have several reasons.

1. Saya tidak tega membayangkan peliharaan saya nanti gak makan atau minum, ketabrak, atau diambil orang yang gak bertanggung jawab.

2. Saya dari keluarga pecinta kucing.

3. Saya tidak punya sahabat sebaik kucing2 saya. Sejak kecil saya tidak terlalu banyak punya teman, mmmm kenapa ya karena saya lebih suka di rumah, and many people think that I’m weird T.T gak setragis itu sih.

Ketika ayah saya sakit, di rumah gak ada orang…. yang nemenin saya ya kucing saya.
Ketika mama sakit…. kucing saya lagi yang nemenin saya.
Ketika saya begadang, yang nungguin dan bikin rame juga kucing saya.
Saat saya lagi BT, ada kucing saya yang lari2 minta digendong atau gigit-gigit kaki saya.
Ketika saya sedih, lagi-lagi yang pertama saya isengin ya si mpus.
Hal penting lainnya, mereka cuman ngeong aja kalau butuh sesuatu, gak pernah ngejudge mcm2, sebuah sikap yang belum tentu dimiliki manusia sekalipun :’) that’s why I love them.

Saya hidup dengan kucing mungkin lebih lama daripada saya mengenal teman2 saya. Bukan berarti saya gak butuh teman, tapi kucing saya punya level tersendiri yang gak tergantikan. They are not my friends, they are my family.

Ya ampun mon, segitunya.
Iya segitunya…. :'(

Saya ini lagi sedih, gak butuh becandaan yang gak jelas.
I love my cats, yang gede…. yang kecil…. yang item, kuning, putih, yang abu, semuanya. Mereka pasti ada di samping gw bahkan ketika semua orang sibuk dengan perkara masing2. Maka mereka pantas perhatian lebih gw juga.

Mpus kecil… pulang ya.
Love you