On the night like this [?]


On the night like this
There so many things I want to tell you
On the night like this
There so many things I want to show you
-Mocca-

And night always become my favorite time…
malam selalu menjadi spesial karena sepi, senyap, syahdu, dan: romantis
Pembicaraan serius selalu terjadi pada malam hari
dering handphone yang paling dinanti juga biasanya ketika malam hari :p
ide-ide brilian, selain sering muncul di kamar mandi biasanya juga muncul di malam hari.
Malam itu spesial!

Image and video hosting by TinyPic
Beberapa malam terakhir di bulan ini hp saya kebanjiran pesan loh *tangis haru*
lucunya sih banyak yang curhat ketika mereka lagi patah hati…. sejenak sempet mikir juga, “Ini curhat ke gw nyari yang nasibnya lebih tragis apa yak”  tapi teman-teman saya itu lucu-lucu sih, setelah curhat masih pada sempet aja bikin saya ketawa, padahal itu belum dikasih “puk puk puk” loh….
“Yah mon… cewek! Selalu minta kepastian padahal udah sama-sama tau?”
Di balik layar hp saya ketawa cekikikan, yaeyalah… minta kepastian, mau minta apa lagi? Kalau saya sih mungkin minta emas, berlian, beras, deposito, rumah, dsb dsb dsb. Lagian sama-sama tau apa coba? nomer togel? adooowwwh.
“Terus ya, Mon maaf-maaf, kalau diliat-liat suami doi juga masih kalah ganteng sama gw” ini lebih bikin ketawa lagi, iya sih… tapi mmmm aduuh saya jadi deg-deg-an juga, nanti kalau saya punya suami jangan-jangan ada yang bilang “Ih ganteng sih, banget… tapi mukanya boros, kayaknya gw lebih keliatan awet muda deh” atau hal-hal sejenis itu mwahahahahhaha. Sayang, semoga kamu baik hati ya jadi kamu tabah, sabar, dan tawakal kalau gosip menerpa kita :’D dan semoga kamu memang ganteng… aku butuh perbaikan DNA untuk anak kita kelak :’p

“Ih… gw sebel! Masa gw udah move on eh dia kontak lagi. Ih blok aja ah blok” aduh ini lagi geng blok, saya sih udah tau dia pada akhirnya gak akan memblok semudah itu :’P tapi karena saya memang jahat dan iseng sengaja aja meladeni kepusingan dan kegalauan dia hahahaha “Yakiiin mau ngeblok, eh tapi boleh juga sih, eh jangan deh… eh tapi terserah deh” sungguh curhat masalah cinta ke saya itu tidak solutif.

“Mon… mon… si X coba, katanya dulu dia suka sama gw”
“Loh, alhamdulillah dong…. terus”
“Terus karena gw keliatan gak ngerespon, dia mau nikah sama orang lain HWAAAAAA”
Ahahahahhaa…. yah sudahlah, pacar tertinggal pelaminan… mau gimana lagi. “Yo wis, bukan jodoh”
“Nanti apa pas nikahan doi gw dateng aja ya terus gw teriak ‘Tidak, aku tidak setuju! Alfonso apa kamu yakin kau lebih memilih dia daripada aku’ “
MWAHAHAHHAHA…. sempet bikin saya ketawa sendiri di kereta, aduh masih ada korban telenovela di planet ini.

hah dasar~ masalah cinta memang rumit ya, dan hal rumit biasa muncul dan mencari solusi di malam hari

Seperti tumpukan PR zemi untuk beberapa minggu ke depan
seperti rasa rindu mendalam kepada rumah, dan rasanya ingin menelpon sampai tertidur
seperti rasa-rasa ajaib lainnya.
Yang pasti setelah physically too tired, people getting more honest…
Itulah kenapa pada satu sisi Tuhan menciptakan malam untuk bersitirahat…
di sisi yang lain membuat keutamaan untuk hamba-Nya yang beribadah di malam hari,,,

ان ناشئة الليل هي اشد وطئا واقوم قيلا
Indeed, the hours of the night are more effective for concurrence [of heart and tongue] and more suitable for words. (Q.S. al-Muzzammil: 6)

Begitu kalau kata Quran…
Karena pada waktu malam seseorang bisa lebih khusyu’
lebih jujur dalam curhat, bukan hanya pada manusia namun juga pada Sang Pencipta
karena pada malam hari seseorang lebih mudah dalam berkontemplasi, merenungkan segala hal, dan mencerna segalanya dengan lebih tenang.

Itu juga kenapa sebenarnya salah satu tips pintar untuk anak sekolah adalah tidur cepet lalu bangun malam, shalat, cuci muka, lalu belajar.

lebih romantis lagi kalau ditemani suara jangkrik, temaram bulan, bintang yang masih bisa terlihat, dan mungkin secangkir teh manis hangat.

===================================================

Lalu “tring” eh… handphone saya berdering lagi
Dari rumah
dari sahabat
lalu
dari ” alien planet mars” :’] ah… Mars, disana siang atau malam ya? Hari ini tanggal berapa waktu Mars… alien yang baik, dimanapun kamu berada sudah kutitipkan pesan kepada pemilik semesta agar menjagamu baik-baik, agar menunjukan jalan pulang jika kamu tersesat. Itu saja, dan manusia planet bumi ini akan tenang asal kamu baik-baik saja.
TING! Sent! delivered!

Masakan ala mahasiswa: catatan bisu impian, passion, dan kondisi budget


Saya memang punya ambisi untuk sekolah hingga ke jenjang paling tinggi. Kalau ada sampai S5, niscaya saya akan hajar sampai S5. Saya ini bodoh kawan-kawan, makanya saya senang belajar dan sekolah. Namun, jauh di balik itu semua saya juga menyimpan obsesi tertinggi dalam hidup saya “Jadi Mama yang sempat memasak untuk keluarga kecil saya,” dan saya punya alasan tersendiri untuk itu, sebuah cerita cukup panjang.

it’s okay kalau semua makhluk-makhluk di rumah sibuk. Saya sibuk sendiri dengan penelitian saya (I really want to be a researcher), anak saya sekolah dan semoga dia lebih gaul daripada Mamanya kelak, dan suami saya mencari sekarung berlian, go ahead…! Tapi saya ingin memastikan mereka sehat dan gak lapar :’D. Keluarga saya mini-sized sekali, entah kenapa Allah senang sekali memanggil keluarga saya lebih dulu. Setelah saya perhatikan semuanya nyaris sama, died by delicious food.  Keluarga saya itu semuanyaaaaaa pecinta kuliner yang enak, aduh jangan tanya deh gak bisa kalau makan gak enak. Dan yaaaah begitu kan, ada yang diabetes, ada yang kanker, dan mama saya terserang diabetes paket combo dengan stroke hingga sakit seperti sekarang. Ini harus dihentikan! Saya tidak mau ini terjadi lagi, dinasti harus terus berlanjut. So here I am, di sebuah titik dimana saya ingin keluarga saya kelak: SEHAT! I will cook for you sweet hearts!

Saya, bagaimanapun…
selalu ingin jadi orang yang membuka pintu ketika suami dan anak-anak saya pulang dan tanya “How’s life? Tea or Juice? Sudah makan? Makan dulu yuk”
Mungkin semua sibuk, tapi biarkan meja makan menjadi sebuah tempat berkumpul paling efektif untuk hanya sekadar menertawakan beberapa hal dalam hidup, menjadi spot yang lebih seru daripada wi-fi spot.

Jadi, sebagai orang dengan impian seperti itu, saya punya beberapa prinsip mendasar dalam masak: 1. Minimalisir sampah, usahakan makanan gak ada yang mubazir, 2. Semua tempat boleh berantakan kecuali: DAPUR!, 3. usahakan semuanya sesehat mungkin.

Sayangnya sebagaimana kurva indiferen yang selalu terkendala garis anggaran, saya juga punya beberapa masalah:
1. I am not good in cooking :’D
2. masakan yang sehat memang rasanya gak senendang makanan yang gak sehat. Inget! Gorengan yang digoreng sama minyak item dan udah bercampur sama plastik bekas minyaknya konon lebih enak daripada yang digoreng rumahan.

Jangan bandingkan saya dengan beberapa sahabat saya. Allah begitu peduli dengan saya, hingga entah mengapa kalau saya punya sahabat, mereka bisa masak…. *lalu komat-kamit semoga nanti kalau punya suami juga jago masak, please Ya Allah…please!*

But well, namanya juga usaha! Mari kita lihat masakan ala mahasiswa ini.

1. NASI GORENG

Nasi Goreng Jabrik….

Perjuangan luar biasa bikin nasi goreng dengan jenis beras jepang yang pulennya keterlaluan itu. Konon katanya harus di masukin freezer dulu… preet saya sudah coba aneka cara, tetep aja gak bisa nyamain berasa ras Oryza javanica. Tapi yo wis lah, sungguh nasi goreng saya dengan nasi goreng tek tek enakan nasi goreng tek tek hahhahahaa #yangpentingjujur.

Sebagai penganut mahzab makanan harus sehat, saya biasanya pakai garam sedikiiit banget. Maklum saya agak trauma dengan garam, mengingat Mama saya punya darah tinggi jadi yaaaa begitulah. Terus, rasanya sungguh terlalu jika saya punya anak cuman dikasih nasi berbumbu kecap kayak gitu doang… jadi biasanya saya campur aneka sayuran dan potong udang kecil-kecil. Lainnya? terima kasih pada seluruh keluarga bawang yang menciptakan rasa gurih tersendiri :’D

2. NASI UDUK
Image and video hosting by TinyPic
Ini nih signature dish kebanggaan saya, hanya terjadi jika saya lagi rajin dan menakar santan dengan tingkat akurasi tinggi. Pernah gagal, bukannya jadi nasi uduk malah jadi lontong.
Ya amploppp….

Biasanya sih makannya sama telor aja, saya penggemar telur setengah matang jadi biasanya pakai telur setengah matang, plus selada, plus sambel terasi. Huhuhuhuhu semacam masakan kalau kangen rumah tingkat akut. Sekarang udah tau dimana beli kacang dan gula merah, jadi kadang bikin sambel kacang juga. Tapi apapun itu… harus ada sayur! Ingat! Sayuuuuur!

3. MIE INSTANT [yang diusahakan agak sehat sedikit]
Image and video hosting by TinyPic
Kalau kamu mahasiswa dan gak makan mie instan! Ahahahaha… itu bagaikan petani yang belum merasakan beceknya sawah.
Bro! Mie instan itu adalah saksi bisu perjuangan mahasiswa dalam menghadapi hidup, Bro mwahahhahaa.

Kalau di rumah dulu, Mama selalu nanya anaknya yang pada lagi mahsyuk belajar “Laper gak?” dan biasanya sih jawaban kami “Iya maaaa….” terus tiba-tiba akan muncul semangkok mie kuah dengan cabe rawit dan potongan sayur entah itu buncis, kol, toge, apapun lah itu. Dan kami pun bahagia seperti biasa.

Kalau lagi males masak yang ini nih makanan saya, si mie instan. Berusaha menandingin bikinan mama. Cemplungin bawang bombang (atau bawang merah), sayur, cabe rawit. Kadang saya pakai kimchi juga biar makin seger. Cuman emang ya, masakan yang ditambah bumbu cinta lebih enak. Bahkan mie instan bikinan Mama aja masih terasa lebih enak dari mie manapun apalagi bikinan saya huhuhuhu. Mom, I love you.

4. KARE AYAM
Image and video hosting by TinyPic
Nah, kalau ada bumbu instan (ehmmmm….) terus lagi agak kaya sedikit, bolehlah masak kare ayam. Berhubung semakin mudah nyari ayam halal, si kare ini bisa jadi pilihan bagi mahasiswa yang pengen makan agak mewah. Kalau saya, kalau sudah pakai bumbu instan gak akan pakai garam apalagi mecin lagi juga penyedap rasa. Lainnya paling tambah aneka bawang dan sayur yang match kayak wortel, kentang (kentang sayur bukan sih?), dan karena saya penggemar kembang kol yah masukin aja. Pokoknya asal bahan makanan di kulkas gak ada yang mubazir.

5. CHICKEN TERIYAKI
Image and video hosting by TinyPic
Kalau mau masakan ayam yang lebih gampang yaaaah tinggal bikin masakan jepang lah! Chicken Teriyaki! Kalau mau gampang abis tinggal marinade sama saos teriyaki. kalau kalian yang punya saos teriyaki, saya sih bikin resep iseng sendiri marinade ayam dengan soyu (cari yang halal ya 🙂 ), sedikit kecap manis, dan perasan jahe. Mungkin rasa gak bakal sama tapi yaaaah daripada gigit sandal.

Setelah di marinade, biasa tumis si ayam dengan aneka bawang-bawangan 🙂 nanti kalau udah mateng tinggal tabur daun bawang, makan pas lapar dan nasi hangat. Insha Allah, walau rasa biasa aja terasa enak mwahhhahahaha.

6. IKAN BAKAR
Image and video hosting by TinyPic
Nah.. ini, dijamin halal dan bikin happy. Ikan bakar.
Thanks buat sobat Amel yang udah menginspirasi.
Intinya si ikan yang perawakannya meyakinkan untuk di bakar digulingin di kecap ikan, kecap manis, bawang2an, cabe, dan oh iya lemon (I love lemon). terus biarkan sejenak, ampe kira-kira bumbu meresap kali ya. Terus bakar dia! Bisa pakai microwave atau goreng tanpa minyak di teflon, atau di bakar aja pakai margarin. Yaaaah gitu lah pokoknya.

Lalu makan dengan penuh rasa syukur.

7.ANEKA PANCAKE
Saya ini tidak suka manis, jadi sebenernya agak pusing mau bikin apa buat kue-kue an. Lalu ting! Ada ide! Pancake.
Hingga hari ini saya tidak tahu sebenarnya rasa pancake yang shahih itu seperti apa karena selama ini saya bikin pancake dari barang-barang yang tersisa di kulkas…

Saya ini benci setengah mati dengan pisang! Jadi please temen-temen kalau bawain buah ke rumah jangan pisang. Tapi tiba-tiba saya cerdas! Terbesitlah untuk membuat PANCAKE PISANG. Ini gak pake tepung loh, hanya pisang dihancurin terus campur telur. Goreng! Kasih mample syrup…. cukup berhasil membuat saya makan pisang banyak

Image and video hosting by TinyPic

Terima kasih pada teknik fotografi, rasa pancakenya sih kayak pisang goreng mwahahaha.

Terus saya juga pernah beli wortel kebanyakan…. jadi saya rebus si wortel, haluskan dan jadiin pancake wortel :’D Subhanallah sekali sodara-sodara… Yaaaah seperti biasa walau gosong, tabur aja serbuk gula dan maple syrup…. lalu makan dengan penuh rasa syukur.

Image and video hosting by TinyPic

Pancake wortel yang agak gosong namun diupayakan tetap indah

Misi selanjutnya! Beli tepung pancake! harus tau gimana sebenarnya rasa pancake itu :’D

Daaaaaan demikianlah catatan mahasiswa yang baru belajar masak ini, yaaah gitu-gitu aja ahahahaha. Jelek-jelek begini obsesi saya untuk jadi Mama yang masak untuk keluarganya masih besar fufufuufu.
Ya udah, yang penting niat.
Nanti kalau udah punya keluarga sendiri, dengan senyum paling manis yang saya punya…saya akan bilang “Hehehe… hargai inner beauty ya” *sambil nyodorin masakan yang agak gosong :’P

Ketika seorang sahabat, wisuda….!


Kalian tau daerah di Indonesia bernama Nguling?
Iya… iya saya tahu, dari namanya saja tidak bonafid, Nguling… aduuuh…. apa pula itu…
Mendengar nama “Nguling” saya malah ingat lagunya Winnie The Pooh “Winnie…Winnie temankuuuu bermain ber”Nguling” mencari maduuuuu uuuu” Eh salah… itu pun “berguling” bukan “ber-Nguling” sungguh nama Nguling itu tidak ngetop sama sekali.

Ah….mungkin google lebih tahu apa itu “Nguling”….
Alhamdulillah…. google mendeteksi keberadaan “Nguling”, oooooh rupanya di Pasuruan toh, Jawa Timur.
Bahkan jika melihat google maps pun, Nguling masih terasa sebuah negeri yang asing :’D

Namun, siapa sangka… atas jasa Daendels yang membangun jalan raya Anyer-Panarukan, seorang gadis Nguling akhirnya bisa merantau jauh dan bersekolah di Jawa Barat, Institut Pertanian Bogor. Langkahnya yang panjang membawa pergi berkelana hingga akhirnya dia sampai ke negeri sakura, Jepang…. dia sekolah!!! Di Universitas yang konon terbaik kedua setelah Tokyo University, Kyoto University… Sekolahnya para pemenang nobel di Jepang.
Sungguh Daendels…. terima kasih walau kau pernah memberangus ratusan nyawa sepanjang Anyer-Panarukan :’D

Ciyeeeeeh yang wisuda….

Dan hebatnya gadis Nguling itu sahabat saya loh…

Ada beberapa kabar gembira kalau begitu:
1. Sahabat saya ini, si gadis Nguling… akhirnya wisuda! Di Kyoto Univ. euy….! Daendels akan bangga padamu,Nak
2. Saya, sekuper-kupernya, rupanya punya sahabat juga hahahahhaa…. ih mengharukan loh
3. Kulit manggis kini ada ekstraknya

Bagi saya wisuda itu hal yang seremonial, awalnya sih begitu…
Yang penting nilai bagus terus lulus terus dapet ijazah… kalau gak ada temen dan keluarga yang dateng mending boboks di rumah.
Iya sih tapi…. rupanya melihat seorang yang rela jadi sahabat saya wisuda itu sesuatu yang subhanallah banget ya.
Wisudanya sih meh banget, iya sih dia bilang “Mon, wisudanya garing loh nanti”, saya pikir yaaa yo wis lah ya. Namun setelah saya datang dan melihat dengan mata kepala sendiri, rupanya… memang garing! Maaf… wisuda di kampus saya jauh lebih ramai dan hiruk pikuk :’P

Tapi saya yang perlahan dan dari hari ke hari semakin paham dan tahu perjalanan hidup sahabat saya ini, I can’t say nothing except I am proud of her :’]
Siapa bilang mahasiswa dari daerah tidak punya pemikiran yang kritis dan brilian
Siapa bilang bahwa anak daerah, cewek pula, tidak bisa dan tidak layak untuk sekolah tinggi…. di luar negeri juga….
Hei! bisa… ya… pasti bisa…
Ah… wahai gadis Nguling terima kasih sudah membuktikan itu
terima kasih telah membuktikan dengan sepenuh hati bahwa ayat Allah “Bahwa sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan/ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا” itu benar adanya…!
Terima kasih karena jangan-jangan Allah sedang menghela nafas lega dan bilang “Aduuh… masih ada juga manusia yang benar di bumi ini… ya sudah kiamat masih bisa ditunda”

Geng Obaachan bersama para cheerleader!

Terima kasih sudah menjadi teman untuk seorang emon..

dan membawa sahabat baru bernama Amel. Ish Amel… kita sama ya pernah sama-sama dibully waktu muda.
Haish… Nona Nguling.. terima kasih sudah mau menjadi teman yang baik untuk kami-kami yang korban bully ini.
Beberapa hari lagi gadis Nguling ini akan pulang, ah… fase baru dalam kehidupan… langkah baru yang akan dilalui.
Heh…gw nyanyi ya buat lo….

Walau lo [masih] super berantakan (I hope you will change, I don’t know how  but maybe if you get married :’P)
Walau lo selalu pakai koyo
Walau selera fashion lo selalu warna gelap
Walau gw seringkali males ngomong dan mukanya jutek
Seperti biasanya gw akan bangga kepada lo… dan seperti biasa juga melayangkan doa-doa yang baik ke angkasa.

InshaAllah everything will goes well…

Rumah….


Kyoto itu “Meh”! Berkali-kali saya tegaskan itu pada sohib saya, Tiko.
“Apa coba?… cuman kuil-kuil aja, busnya aduh gw kan mabokan… gw udah cocok sama Tokyo dan keretanya. Apa? Peta? Lo suruh gw baca peta? Hahhahaa…o tau kan gw agak disleksia.  Terus kalau panas bikin gosong, kalau dingin bikin rematik.”
Ada jutaan list yang saya sodorkan ke dia.
Iya sih Tokyo meh… orang-orangnya cuek, tapi saya toh orang yang seperti itu juga jadi bodo amat hahahahaa. Karakter saya dan Tokyo mungkin serupa. Toss!

“Tapi gw tetep kangen kyoto, Mon”

“Ah okay… impress me, Tik. Ini kali ketiga gw dateng… gw mau liat apa yang ngangenin dari Kyoto”

Dan saya tidak pernah salah perihal objektivitas. Yaph! no place like home… saya tetap mencintai Tokyo dengan segala keruwetannya… dengan segala manusia cueknya…. dengan suara kereta yang intens setiap menitnya.

Tapi kali ini saya mengerti mengapa sahabat saya ini keukeuh bilang Kyoto itu ngangenin.
Ada satu hal yang saya tidak dapat di Tokyo: Kehangatan keluarga.

Ah ya, saya kan kuper! Sampai lupa…

Image and video hosting by TinyPic

Yuuuhuuuuuu…happy family!

Eh iya ya…Kyoto kali ini terasa berbeda…
Ini pertama kalinya saya menginap di rumah keluarga kecil yang kata sahabat saya “hommy” banget.
Dan rupanya benar…. 3 anak yang lucu dan ramah, Masnya juga seru dan aduuuuh masakannya itu loh membuktikan teori saya kalau basically cowok itu lebih jago masak daripada cewek, Mbaknya baik dan tempat curhat yang menyenangkan. Ah keluarga yang menyenangkan.
Ini pertama kalinya saya lihat sahabat-sahabat saya dengan mata penuh binar curhat dengan lepas pada keluarga ini. Seperti layaknya bercerita kepada keluarga sendiri.
Silently, I am happy to see that.
Mereka butuh orang seperti itu, sejujurnya saya bukan pendengar dan pencerita yang baik juga.

Ah Mama… kalau ada Ayah mungkin kita bakalan seheboh ini.
Then I missed my mini sized family….

Kok jadi malah sedih ya hahhahaa…Oh come on emon, lo gak secupu ini.

Actually it is a mixed feeling… we can’t explain something that mix and blend together.
============

Dua bulan lagi, mendekati libur musim dingin, teman saya ada yang akan membawa keluarganya jalan-jalan keliling Jepang. Saya geli setengah mati karena rasanya dia kok rempongnya ampun-ampunan. Saya tahu lah budget mahasiswa, kebetulan di tanggal yang sama dia akan ke Tokyo saya harus ke Tsukuba. Jadi yo wis kalau mau numpang di kamar saya yang mahaberantakan dan penuh sama tumpukan buku yang cuman dibeli tapi gak sempet sempet dibaca itu.

kalau saja…kalau…teman saya itu tidak bawa orang tuanya, saya ogah banget deh memberi tumpangan kepada siapapun! Saya kan introvert kelas kakap. Tapi inget orang tuanya… waaaah…saya luluh.

Rasanya pengen bawa Mama dan Adik juga ke Jepang.Uang toh bisa dicari asal bisa jalan-jalan sama my mini-sized family.
Tapi Mama yang belum mau diboyong kemana-mana… entah kapan mau.
Kiki? Dia lagi super sibuk dengan sekolahnya
.============

Ah… tapi toh saya selalu dikelilingi orang-orang baik 🙂
Mama… kakak baik-baik aja kok di sini…
Dan jauh-jauh ke Kyoto, akhirnya menemukan “rumah” yang lain…
Ya… rumah…

Kalau kata Benjamin Franklin:

A House is not a home unless it contains food and fire for mind as well as the body

Delay….


Tiada yang lebih menyiksa dari pesawat yang delay, kereta yang telat, motor yang mogok, sepeda dengan ban yang kempes, mobil terjebak macet, dan kaki yang pincang karena kesandung batu bagi orang yang mengejar waktu.

Bagi saya sih… ah bodo amat… biar lambat asal selamat…

Rupanya saya melakukan kesalahan bodoh, si transport2 yang telat itu rupanya nyiksa juga ya lama-lama, apalagi saya ketinggalan buku harian saya….rasanya hancur hhahahaha. Gak ada bahan pembunuh waktu. Delay membuat lapar lalu menjurus pada hasrat ingin beli cemilan yang tentu akan diikuti keikhlasan untuk membuka dompet lalu merelakan carik demi carik lembar uang di dalamnya. Lalu dompet akan semakin kurus… tapi lemak bertambah.

Apa-apaan ini kok masalah delay ini jadi begitu kejam…

Oke… mungkin lapar bisa ditahan, dengan baca buku mungkin. Mmmm… tapi semakin lama semakin ramai, saya tipe orang yang tidak bisa menikmati buku dengan kondisi yang pikuk. Kuping saya kemudian jadi melebarkan sinyalnya, menangkap suara paling dominan di ruangan luas ini “Siapa sih yang norak banget suaranya, ini airport kali bukan pasar anyar”
Nah kan… si otak dan hati mulai berkoalisi untuk bergosip bersama… kalau sudah begini mata akan terpengaruh, dipengaruhi senior2nya yang memang dominan itu… “Owalaaaaaahhhh ini toh, ih nih orang ini nih norak banget”
Klop sudah…
Dosa pun bertambah…

Yaaaah… bagaimana dong =.=
Serba salah

Ah Marissa, lain kali jangan lupa bawa buku harianmu, Nak….
Puk puk puk puk puk