People learn history… I learn to make a history!
Dan bisakah kita belajar untuk menghargai setiap centimeter impian orang lain?
Dan bisakah kita belajar berhenti sejenak mempertanyakan apa yang orang lain sedang jalani?
Bisakah kita belajar untuk tidak sibuk membicarakan catatan sejarah orang lain…
Bisakah kita sibuk menorehkan catatan sejarah kita masing-masing?
Setiap orang yang tidak mengenal dekat saya pasti pada awalnya akan sangat sulit “dekat” dengan saya! Bagaimana tidak? beberapa merasa cara berpikir saya “aneh”, ngejelimet, terlalu jauh dari kata umum, dan sebagainya… dan sebagainya….! Beberapa kemudian ada yang salah kaprah menilai tindakan saya, sampai situ sih bodo amat lah ya! tapi yang mulai mengganggu adalah beberapa orang kemudian ada yang diam-diam men-judge tindakan saya salah lah… saya tidak berpikir panjang lah… dan sebagainya.
Izinkan saya meminta sedikit waktu Anda semua untuk menjelaskan duduk perkara petualangan hidup saya beserta rute-rute kehidupan yang hendak saya pilih untuk saya tempuh.
Sebenernya cukup capek dan jenuh juga loh saat beberapa orang kemudian “mempertanyakan” semua yang sedang saya tempuh!
Saat saya apply kerja, semua orang tiba-tiba ribut bilang:
“Kenapa sih? bukannya mau lanjut sekolah?”
“Lu itu nggak cocok lagi kerja kantoran lalalalala”
“Mon… lu nggak boleh ninggalin impian lu gitu aja”
Oke deeeh saya memikirkan kata-kata itu semua, karena saya berpikir “Wah gilaaaa perhatian banget ke gw”
Akan tetapi cerita baru muncul lagi saat saya katakan dengan lantang bahwa impian saya adalah menjadi wanita cerdas yang mengharumkan nama Indonesia di salah satu universitas di Perancis, kemudian muncul berbagai wacana:
“Kenapa sih ke Perancis? Kan susah bahasanya?”
“Kenapa sih di Perancis? Emang bagus? Nggak aman tau… bagusan juga di negara X, Y, Z”
“Ih kalau gw sih nggak mau ya disana… ngapain belajar di sana ? pemikirannya beda… pembelajarannya beda… kapitalis… lalalalalala”
“Ngapain kesana? nggak bersahabat sama Islam bla…bla…bla…”
“Kok nggak kerja? Marissa kan anak pertama bla…bla…bla…”
DEAR WORLD! sebenarnya kalian ingin saya kemana sih?
Ribet kan? Gimana yaaaa….mmmmm…. begini-begini.
Jika kalian tanyakan kenapa sih terobsesi banget sama eropa dan perancis?
Saya akui teman-teman… Perancis mungkin bukan negara yang paling baik, tapi bukan berarti negara yang Anda ingin tuju adalah negara terbaik juga. Tidak ada yang lebih baik antara pilihan saya dan pilihan Anda. Kita semua sama-sama memiliki impian yang sama “mulia”nya. Impian adalah sebuah gabungan emosi, cinta, ambisi, harapan, dan doa. Maka tidak ada seorang pun dimuka bumi ini berhak menjudge impian seseorang lebih baik atau lebih buruk daripada orang lain.
Saya sendiri kenapa tergila-gila dengan Perancis? Yak arena saya suka baca komik dan nonton film! Nodame Cantabille membuat saya tergila-gila dengan Paris!
Belum lagi komik-komik lain… kartun-kartun seperti CARS 2, Ratatouille, dsb juga menunjukkan indahnya Paris. Buku-buku… cerita-cerita… yaaaa begitu saja. Buku dan film lama-lama tidak cukup menampung setiap rasa ingin tahu dan rasa antusiasme kita terhadap sesuatu, kawan! tidak cukup dan tidak akan pernah cukup. Setidaknya bagi seorang maniak buku dan film seperti saya.
Saya tahu betul ada sedikit masalah dengan ekonomi Eropa… Perancis juga sering terdengar kurang ramah dengan kaum Muslim. And then so what? Itu semua hanya memperkuat niat saya untuk kesana. Saya harus kesana dan membuktikan persepsi yang salah di mata mereka. Biarkan saya datang sebagai seorang mahasiswa, wanita, warga negara Indonesia, warga negara Asia, dan seorang Muslim. Beri saya sebuah kesempatan bahwa saya tidak kalah dengan warga negara Eropa ataupun benua-benua lain. Bagi saya… perbuatan bicara sejuta kali lebih bermakna daripada kata-kata. Sekali lagi saya tegaskan, saat ada yang meragukan kemampuan kita maka salah besar jika kita malah harus menyingkir… tidak berbuat apa-apa… atau hanya sekadar complain atas ketidakadilan seperti itu. Yang perlu kita lakukan adalah MEMBUKTIKAN bahwa anggapan tersebut salah besar. Ya! buktikan… buktikan dengan perbuatan dan perjuangan yang nyata.
Lagi-lagi, kenapa paris? Karena di situlah penulis besar lahir. Saya sendiri ingin menuliskan seluruh pengalaman dan pengetahuan yang saya dapat nanti, karena hanya dengan cara itu saya bisa tetap hidup walau saya sudah tidak ada lagi di dunia.
Kenapa harus di Eropa ? karena saya ingin menunjukkan kepada adik-adik saya, anak-anak saya, cucu-cucu saya kelak… bahwa meraih impian itu hak semua orang. Bukan harta atau koneksi yang menentukan masa depan seseorang… tapi seberapa gigih Ia berjuang untuk meraih impiannya, seberapa tekun Ia berdoa, seberapa berartinya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat di sekitar kita, seberapa baiknya Tuhan kepada hamba-Nya. Apa saya salah jika HANYA ingin menunjukan hal ini ? jika saya memiliki ambisi untuk menjadi sebuah maskot “perjuangan hidup” ?
Saat saya iseng-iseng apply kerja… bagaimana ya ? bagaimanapun di hati saya ada sebuah rasa gusar mengenai keluarga saya… mengenai posisi saya di keluarga. Jujur saya iri kok pada teman-teman yang sudah berkerja. Tapi tidak pernah sekalipun saya utarakan dan tidak pernah sekalipun saya mengkritik pilihan karir teman saya. Karena saya paham setiap pilihan mereka. Saya harap orang lain pun bisa paham dengan pilihan-pilihan yang saya ambil.
Keluarga saya? Keluarga saya pasti masuk dalam list keluarga terbaik di dunia. Saya tidak pernah kekurangan apapun. Mereka lah yang mendukung saya gila-gilaan saat dunia menyudutkan saya gila-gilaan. Bagi saya, mereka adalah perantara Allah untuk menyampaikan jawaban setiap pertanyaan dalam doa saya.
Saya yang hari ini… mungkin bukan yang sempurna, namun saya bahagia. Ah tidak! mungkin lebih dari itu.
Saya kemudian mulai menyadari sebuah hal. Saya mungkin hanya ingin menorehkan sejarah tersendiri dalam sejarah kehidupan saya. Saya ingin, orang kemudian bisa belajar dari “pengalaman hidup” yang akan saya susun ini. Saya ingin berarti dan membuat kehidupan orang lain juga berarti. Saya ingin menghargai setiap detik kehidupan saya, dan saya ingin orang lain melakukan hal yang sama.
Jika mulai hari ini saya menjadi begitu misterius dan malas menceritakan mengenai apa yang sedang saya lakukan…mmmm… mungkin saya hanya sedang ingin membuat sedikit kejutan kepada Anda. Boleh dong… let’s make a secret, secret!
Kalian tau? Sebuah buku yang berjudul 99 cahaya di Langit Eropa?
Entah bagaimana ya… tapi saya ingin cahaya ke 100, 101,1001,1000001, dan seterusnya ditulis oleh saya. Ah… bukan cahaya Eropa saja, tapi cahaya dunia ini…
Siapkah Anda menuliskan sejarah Anda dan menunjukkannya pada dunia? kalau saya… harus siap! dan saya merasa ada di jalan itu.
This is my life motto now:
“People learn history… I learn to make a history!”
Jadi! Jangan berhenti bermimpi! Seperti apa kata Desiderius Erasmus: “There are some people who live in a dream world, and then there are some who face reality; and then there are those who turn one into the other”