Social Media Diet: Karena kalian tidak perlu mengkomparasi kebahagiaan kalian dengan kebahagiaan orang lain :)


Be happy for this moment. This moment is your life.”— Omar Khayyam

Dan seorang manusia kuper bernama Marissa akhirnya memutuskan untuk membersihkan handphone-nya. Dia memutuskan untuk DIET! bukan sembarang diet, tapi diet sosial media. Huh? Apa lagi itu?
Saya meng-uninstall beberapa social media yang menurut saya gak perlu-perlu banget dan mungkin yang terlalu additive. Bukan apa-apa, saya kan semakin uzur dan sepertinya saya semakin mudah tersulut iri dengki *haish*. No, actually, I just get bored and I want to focus with something I really passionate about and of course my research.
Saya menguninstall facebook dan Path dari HP tercinta saya. Facebook?… karena kalau saya butuh, saya bisa buka via PC. Path? I don’t know… I just have a hate-love relationship with Path. Seiring dengan rontoknya rambut saya, usia yang makin menua, tulang yang semakin sering encok, saya merasa Path dan beberapa social media lain terkadang mengubah  standar kebahagiaan saya.

Bahagia ala social media seringkali adalah:
Ketika harus check in di semua tempat baru…ah, bukan hanya check in! Jangan lupa tag juga pasangan kamu 😉 apa? kamu sendirian? ih cacian deh… :p
Ketika kamu baca buku dan harus update sudah halaman berapa yang kamu baca dengan detil, jangan lupa tulis di mana kamu baca buku itu? di sebuah cafe sophisticated? kurang lengkap tanpa skrinsut dengan caffe latte yang sudah ditata ciamik.
Ketika kamu dimarahi atasan kamu, atau sekadar unmood dengan seorang atau beberapa orang yang menjengkelkan, lalu tulis “Sabaaar, biar Tuhan yang balas” lalu semua orang memberi jempol atau seutas senyum “ih ada apa? sabar ya… cerita dong” Dan percakapan pun menjadi mahapanjang hanya untuk membicarakan orang lain. Ingat! Kamu mungkin benar, tapi ingat juga kamu mungkin salah… semesta ini sudah bekerja sesuai dengan hukum Newton sebab=akibat bahkan sebelum Newton mencetuskan teori itu.  You don’t need to complain about everything on social media! Apalagi sampai tambah dosa jadi ngomongin orang. You need someone you really trust to and talk to them…. you need your God to inspire you… Find God when you need solution, not when you want to talk bad about something or someone. Bukankah Tuhan adalah Dzat Mahasuci yang layiknya disebut dalam hal-hal yang baik dan penuh keagungan?

Oh come on stop being fake! be real!

Jadi lo hapus akun?
Gak! Akun saya ada… ada banget, gak saya hapus kok… saya bahkan masih melink-an blog saya dengan path dan facebook, but I don’t want to scroll them every single time! Perkara kalian ingin membaca blog saya atau tidak, that’s your business 🙂 dan saya selalu bahagia menyambut semua pembaca saya di blog. This is the real me… I no need to do any drama on my blog.

Namanya masih diet level 1, saya toh masih jadi silent reader di twitter (and I think it still the best buat baca-baca berita terbaru), instagram (I love photography dan sedang kerajingan pamer hasil fotografi saya, selain itu saya punya sahabat pena yang hanya bisa saya hubungi via instagram), dan pinterest (karena banyak ilmu-ilmu baru yang seru). Saya hanya meninggalkan hp saya di rumah selama saya di lab. Bye cellphone, I’ll be back… dan dia pun menunggu dengan manis di sofa.

And here I am… happy, safe, and sound!
Saya kembali menjadi Marissa yang so easy to be happy…

My real happiness :’D

Saya kembali menyentuh seluruh jurnal dan merangkum mereka satu per satu untuk tesis.
Saya kembali menyusun jurnal harian saya, mencatat semua pengetahuan baru yang saya dapat.
Saya kembali menulis planner dan buku harian saya dengan teratur. Saya bahkan membuat part yang saya tulis dengan bahasa Jepang. Saya memutuskan setelah lulus master, saya harus berhasil lulus tes JLPT setidaknya level 3! Cupuuuuuuuu cuman level 3! 2 kek.. 1 kek… apaan tuh level 3? Pffft…. Bodo amat lah, ahahahaa… yang penting senyum :’D
Saya kembali membaca buku dengan bahagia, tidak peduli buku apa yang sedang trend saat ini… seberapa cepat saya membaca… seberapa terkenal penulisnya… I don’t care, I love it then I read it.

Saya kembali menggambar dan menulis surat…  I make new friends…

I write and draw something again :’D

Ketika saya punya masalah atau sekadar ingin ketawa, saya masih bisa menghubungi sahabat-sahabat saya ketika mereka dan saya sedang luang. Dan jika kemudian mereka sedang sibuk, no prob… I have lots of things to do too. So, live couldn’t be easier then.

Image and video hosting by TinyPic

Akun Instagram saya… fotonya sekarang agak slightly better setelah mendapat banyak masukan dari kakek-kakek fotografer yang suka gak sengaja ketemu di taman terus kayaknya gatel ngajarin fotografer newbietol macam saya

Saya kembali jalan kali atau naik si “Tengsin” (nama skuter saya, namanya tengsin karena kalau dipake aduuuh kayak masa kecil kurang bahagia gitu) sambil membawa kamera saya lalu menjepret semua pemandangan keren di sekitar saya. Berkenalan dengan kakek-kakek yang kameranya biasanya lebih canggih daripada saya, dengan pemahaman nihongo yang seiprit, saya terkadang kecipratan ilmu dari mereka. If you see my photography skill increase… itu semua salah satunya karena jasa mereka (makasih loh kek :’] )

Kemarin, 9 Maret 2016, gerhana matahari total dan nyepi bagi umat Hindu. Salah satu sahabat saya yang “trapped in Ubud” pun kemudian ikut “menyepi” and I am glad when she shown me her water color painting this morning :’) I mean… she really talented on it. Harus berapa nyepi dia lewati hingga dia bisa optimalize skillnya itu?

Jadi apa, Mon? Lo maksa kita-kita buat uninstall social media kayak lo juga? Cih… kalo kuper gak usah ngajak-ngajak.

Oh c’mon! Are you kidding on me? of course not! Saya justru menganjurkan kalian untuk menjadi diri kalian. If social media is something “really you are”, you love it, you enjoy it, you become better because of it… then go ahead! Lanjut gan! Namun jika ada social media yang kemudian merenggut “the real you are”, yang membuat kamu sedih ketika jomblo… ketika LDR… ketika hujan…. ketika berketombe… yaaah pokoknya kalau banyak mudharatnya yaaaa kurangi, kalau perlu tinggalkan.

Berbahagialah dengan cara yang paling membuat kalian bahagia. Jalan-jalan tanpa perlu pusing ketinggalan tongsis dan power bank (tapi harus pusing sih kalau gak bawa kamera, atau bawa kamera eh gak ada baterenya =.= wassalam).
Baca buku sambil menikmati rintik hujan dan segelas teh hangat tanpa perlu ada kewajiban lapor sudah sampai halaman berapa, chapter berapa, dsb.
Nikmati waktu dengan orang yang kalian sayang, tertawa dan berbagi cerita sedih kalian secara mendalam… nikmati setiap kisah manisnya hingga kisah bodohnya. Jika kalian merindukan seseorang, lalu yang dirindukan tidak segera membalas pesan… leave them alone for a while, mungkin dia sibuk and hei! Do something productive too. Akan tiba detik dimana rindu tidak bisa terbendung dan percayalah TRING “Ah, maaf baru baca. Tadi lagi beresin draft untuk kerjasama klien besok. Gak apa kan?”
Itu mungkin lebih manis daripada rentetan di timeline:
“… sebel cuman delivered aja tapi gak di read-read” 10 minutes ago
“kamu dimana sih kok gak bales-bales?“-with Entahlahsiapa 5 minutes ago
“Aduh hp kamu rusak ya”-with Entahlahsiapa 1 minutes ago

Nikmati setiap detik ketika kamu sendiri, ketika kamu bersama orang lain, ketika luang, ketika sibuk, ketika sedih, ketika rapuh, ketika marah… semuanya.
Karena kisah-kisah itu yang bakal jadi cerita gurih layaknya gurame asam-manis yang ikannya digoreng kriuk dan akan dinikmati oleh kita dan orang-orang yang antusias mendengar cerita kita kelak.
Oh… I know, saya juga sempat alay, jangan sok suci ente, Mon! Iya… iya… tapi boleh dong saya tobat dan memilih jalan versi saya sendiri 🙂

Tahukah kalian? karena tidak ada yang bisa mendikte kebagiaan kalian. Kalian yang menentukan definisi bahagia kalian sendiri.

========================
Once upon a time between two planet
Earth: Do you know,Mars… I think if I really really really like someone I’ll never need anything else because I have someone to be spamed until their cellphone get hang and blank. Not that crazy, but I mean why should spread satelites all around if then it just for complaining?

Mars: ahahahaha… really? But you know what? The most important thing is nothing can define happiness, except yourself. Unfortunately, human usually define their happiness to other people happiness. And eh! If there is no satelite, Earth I am sure we can’t communicate then :p Just enjoy it.
========================

“Jangan Merepotkan” yang [pada akhirnya] merepotkan


“I don’t say any words, because I don’t want to disturb you” -so many people in this planet (maybe especially Indonesian)

Sungguh saya kehilangan konteks dari kalimat “Jangan bilang-bilang ya, takut ngerepotin”
dan kemudian di balik “jangan bilang-bilang”itu terselip masalah yang aduhai. Then the problem getting bigger… no one have idea what’s happened. And if you want to trust me…. when a problem getting bigger it is getting harder to solve. Bahkan dalam menyusun tesis saja, dalam menyusun riset, dalam mengerjakan persamaan matematika, kita mengenal namanya “penyederhanaan” karena pada dasarnya kita buka super human yang bisa solve everything by ourselves ALONE! kita perlu menyelesaikan sesuatu step by step…. memilah mana yang bisa diselesaikan terlebih dahulu. Itulah fungsi mengapa kita sekolah, mengapa kita bersosialisasi, mengapa kita menjalani sebuah konsep bernama kehidupan, agar bisa membentuk pola pikir seperti ini.

Namun pada kenyataannya “facts sometimes more complicated than fiction” ujar Dr.Watson.

Seorang Ibu diam-diam kepada anak-anaknya ketika dia merasa ada yang tidak beres dengan kesehatannya. Waktu bergulir, Beliau kemudian ambruk. Siapa yang tahu rupanya Beliau sudah terserah kanker stadium 4?

Di sudut lain planet ini, ada lagi seorang Ibu dengan kisah yang hampir sama, BRUK! tiba-tiba Beliau ambruk… Siapa menyangka rupanya Beliau terkena stroke dan diabetes?

Di sebuah rumah sakit di suatu hari, ada seorang ayah terkulai di rumah sakit…. kecelakaan… di rumahnya istrinya tidak pernah tahu kalau dia punya beberapa permasalahan serius di kantor.

Dan jutaan kasus serupa atau hampir sama tersebar di penjuru planet bumi dan semuanya di awali dengan sebuat mindset “Gak mau ngerepotin ah”

Benarkah kemudian itu semua tidak merepotkan?
Benarkan itu semua menunjukan rasa cinta yang luar biasa pada seseorang? Benarkan jika kita mencintai seseorang kita PERLU dan mungkin HARUS melakukan sebuah tindakan “Maha bijaksana”bernama “GAK MAU MEREPOTKAN” itu?

Saya pribadi mengatakan “TIDAK” hal paling bijaksana justru adalah dengan melakukan hal sebaliknya.

Pfffttttt……………let me give you an example

I know someone in this planet, a mom, very nice and kind but one thing she always said “I don’t want to disturb anyone”including her kids. In my opinion, she has nice kids… kids who loves her than anybody else. But even with her kids, she never said her problems…. until in one point she got sick. She knows that her kids are great, have a big dreams, not such a genius but know how to work hard to achieve something. She always ask them to go far…. to get their dreams? but can they? NO! because they can’t   leave their mom that easy. they worry about her…

One of her kids is a very nice one, have a math ability above average… but he doesn’t want to go far.
One of her kids love her very much, but somehow she got really disappointed for now. She disappointed because she fell being fooled, being untrusted,everything. She never being disappointed like this before… never.

don’t you think psycologically stuff being so serious?

What funny is… I know where I found this story. I know exactly that story… and if you ask me how does it feels. It feels hurt more than anything in this world.

Jangan tanyakan kenapa kemudian si anak dengan kecerdasan di atas rata-rata akhirnya tidak memanjangkan langkahnya, dan tidak terbesit dalam mindsetnya untuk melanjutkan sekolah setinggi-tingginya.
Jangan tanyakan kenapa kemudian si anak tidak punya waktu lagi untuk jatuh cinta apalagi membangun rumah tangganya sendiri
Jangan tanyakan mengapa mereka semua bisa tersenyum da tertawa lepas di suatu waktu namun sesaat kemudian tatapannya kosong

Dan lalu…. diantara mereka, menyimpan cerita mereka sendiri.
With the same story and the same reason “Sudahlah, biar gak ngerepotin orang lain”

Hahahahhhaa… dear genius human! Even if you have very good equation like Newton’s law… you can’t solve any mechanical problems if no one revels the problems.

Like Sigmund Freud, maybe someday I will die and bring such of question and problem in front of God just to find the answer.