P.S: I love you
A life learner....Books, movies, and glorious foods lover. Have a big dreams... but wanna \\\"bigger\\\" than her dreams. A life learner... Love books, glorious foods, and great movies. Proud to be a woman, daughter, sister, and best friend. A dreamer! I am the one who want to be bigger than my dreams. Future researcher and writer.
Pernah nonton film atau baca novel P.S I love you? I am rarely read romance, but when I do… waduuuh terlalu romantis. Very romantic one, menurut saya film dan novel roman yang paling menyentuh. Kalian yang belum nonton atau baca novelnya mungkin harus iseng-iseng menelisik kisah ini deh.
Ada apa sih, Mon tiba-tiba ngomongin ini?
Ada apa ya? Gak ada apa-apa. Tapi saya sedang memikirkan betapa mencintai dan dicintai itu rupanya tidak semudah yang kita bayangkan [haisssh]
Ada yang bercanda gini, “Tau gak sih, Mon… kalau deket sama lu ya, semua orang pasti jadi jomblo!” dan saya selalu ketawa, ya ampun…ya ampun… masa sih? Lalu belakangan saya menyadari “Loh ini apaan sih, kok sohib-sohib gw jomblo ya? Waduh jangan-jangan”
Sebagai teman, sebagai wanita, dan juga sebagai penulis blog kelas kacang, sayang sering mendapat message dari pembaca saya. Ada satu e-mail menarik, menasehati saya karena saya dinilai terlalu mandiri, terkadang seakan-akan mengajak wanita untuk over-mandiri dan yaaah you know lah. Dia merasa kalau tulisan-tulisan saya menunjukan saya seseorang yang “gak butuh cowok” hahhahaa to be honest mungkin untuk saat ini iya. Tapi tunggu sebentar, saya tidak seangkuh itu juga sih. Ah, kita butuh obrolan panjang untuk ini. Mungkin di poin kedua pada posting kali ini.
Begini! Bolehkah saya sesekali melakukan pembelaan? Ya sesekali saja.
Pertama, teman-teman saya adalah orang2 terkeren yang pernah saya temui. saya tidak punya terlalu banyak teman. I don’t need it. Saya hanya butuh beberapa yang bisa memahami saya as a whole package. Ketika saya punya sahabat, maka percayalah mereka orang-orang “terpilih” yang sudah melewati fit and proper test rumit ala otak saya, dan mereka… orang-orang yang sangat baik.
Tapi mayoritas pada jomblo, Mon…
Pffft… and then so what? Karena pengaruh gw geetoooh terus mereka jomblo? Mungkin iya hahhahaha.
Saya tahu ketika mereka jatuh cinta, saya tahu ketika mereka suka dengan seseorang, tapi mereka punya impian yang sangat luas dan setiap kali ada yang kemudian cerita “Mon, impian gw A,B,C, D, dst dst dst, tapi gw ragu keluarga cowok yang gw suka gak mengizinkan gw kuliah tinggi-tinggi, gak suka kalau gw ngejar karir X, bla…bla…bla” lagu lama banget gak sih?
Saya tahu perjuangan mereka, tahu sisi spesial mereka, tahu hal-hal luar biasa mereka, melihat mereka beberapa kali tertawa lepas, dan tidak jarang nangis sesenggukan. Dengan perjuangan dan kehidupan sekeras itu, seluar biasa itu, maka hal terbijak yang bisa saya katakan adalah “Go ahead, reach your dreams, you have already fight for it for a long time” dan masalah cinta mereka yang mungkin terancam, well dalam ekonomi kita belajar bahwa “life is choice” sumber daya kita selalu terbatas untuk keinginan kita yang tidak terbatas, maka itulah mengapa kemudian kita mengenal kata “pengorbanan”, ya selalu ada hal yang harus dikorbankan. Apa yang sudah dilakukan oleh para sahabat-sahabat saya, bukan hal yang murah untuk dilepas begitu saja.
Namun diam-diam, saya selalu mendoakan mereka… sederhana “Semoga mereka semua bahagia”
Saya menanti mereka meraih gelar akademis yang mereka perjuangkan
Saya menanti mereka tersenyum bangga menceritakan karir yang mereka rintis susah payah
Saya menanti masa ketika ada messages yang masuk “Mon, gw akan menikah. Gak ganteng-ganteng banget sih, Mon.. but he accept me just the way I am” dan saya pasti ketawa cekikikan baca itu semua.
Saya sedikit tidak sabar menunggu masa-masa seperti itu, tapi itu loh yang namanya cinta secara aneh saya kemudian begitu sabar untuk MENANTI.
2. I need man and love -.- of course! Gak se-freak itu kali seorang Marissa Malahayati a.k.a emon ini. Pfffttttt…. parah abis. What if I told you that I fall in love. Tapi ya udah lah ya, udah gak muda lagi buat ber alay-alay ria hahaha. Saya sudah seperempat abad, dan tau dong satu abad itu berapa? 100 tahun! hahahahaha. Sekali lagi saya lebih suka mencintai seseorang dalam diam, while I am also very busy now. Saya sudah berhutang banyak pada banyaaak orang maka saya harus menjaga prestasi akademis saya dengan baik, so almost no time for love. I need time for my research :’D sedih banget gak sih.
Sambil diam-diam jatuh cinta, saya juga sering ketawa ketika sahabat saya ada ajaaaa yang merasa gelagat saya aneh hahahaha:
“Pokoknya! Pokoknya! kalau kamu jadi sama dia, aku minta tiket PP aja” Sambil tertawa cekikikan, saya mengiyakan… sambil kemudian bertaruh pada waktu “Dear, world… kita lihat berapa probabilitas hal ini terjadi.” secara matematis sih kayaknya probabilitynya kecil, tapi yaaaaah promise is promise, saya sudah mencatat ini di buku harian dan blog saya hahahaha. Semua hal toh bisa menjadi terlalu menarik dan terlalu mengejutkan… harus nabung juga nih hahahaha
Ada lagi yang sudah membayangkan “Anak lu mungkin nanti mukanya jutek gitu ya, Mon kayak lu.” hahahahhaa…. saya sih berharap jangan nurun hal itunya deh. Semoga anak saya lebih ramah :’D
“Mon, tau gak… kalau lu nikahan ya. Gw akan bilang ke suami lu ‘thank you very much, take care of her very well’ terus kalo perlu gw siapin satu gulung kertas panjang buat nulis pesan-pesan gw ke dia” hahahahhaa…. ya ampun, terus suami gw kelak jadi mikir “Ini kok temen-temen istri gw freak semua” :’D
Banyak banget celetukan teman-teman saya yang bener-bener “unbelievable”! Mikirnya itu loh udah juaaaauuuuh banget.
Tapi sebagai wanita konservatif toh saya mencatat itu semua di buku harian saya. Jangan khawatir… I note everything! Kalian tidak perlu khawatir saya lupa.
Tapi bagaimana dengan saya?
Saya ingin menyelesaikan pendidikan saya hingga jenjang tertinggi. No wonders, saya setuju bahwa wanita harus pintar. Mungkin itu aja ya ambisi tertinggi saya. Selanjutnya? Saya ingin menjadi penulis dan mungkin dosen atau guru atau. Alasannya, I want to inspire the world. Bukan itu aja sih, kenapa ingin jadi penulis… karena saya bukan wanita romantis, saya ingin menulis novel untuk suami saya kelak. Trust me I plan for it! Saya sudah siapkan konsepnya, sudah siapkan apa yang harus saya tulis, semuanya!
kayaknya saya udah berkali-kali menulis tentang ini. Tapi saya ingin saya yang gak romantis ini bisa bilang ke dia “Actually, I love you. Maybe more than you know” Saya ingin dia tahu bahwa saya memperhatikan dia setiap detik, dan semoga terus begitu hingga pigmen di tubuhnya sudah semakin sedikit diproduksi kemudian rambutnya jadi beruban. Semoga dia akan tahu bahwa saya senang sekali ketika dia senang, sedih ketika dia marah atau murung lalu tidak menjelaskan alasannya, tapi cinta itu membuat seseorang menjadi sabar, dan apapun yang terjadi maka tugas saya untuk senantiasa menemani dia.
Kalau saya tidak ada dia mungkin bisa baca itu kan? Dan karena tulisan itu lebih abadi, apalagi kalau tulisanya bagus dan berkualitas dan published (ini penting), mungkin orang lain bisa belajar dari pengalaman saya. Who knows?
Jadi penulis keren, jadi guru, mungkin tidak terlalu sibuk… saya harap begitu, sehingga saya selalu punya waktu untuk mengejar kereta sebelum rush hour, pulang lebih cepat dari matahari yang tenggelam, supaya bisa membukakan pintu ketika suami dan anak-anak saya pulang, menanyakan kabar mereka pada hari itu, membuat teh hangat atau mungkin kopi *but I don’t really like coffee*, menyaksikan setiap detik dan menit mereka. I don’t want to missed any moment.
Sebenarnya sesederhana itu.
Saya lebih menyukai mencintai sesuatu sesederhana mungkin dan gak perlu berisik-berisik banget.
Dan untuk suami saya, simple.. saya hanya butuh orang yang menghargai saya dan keputusan saya. Mengoreksi baik-baik jika saya memang salah… menyayangi keluarga saya dengan baik dan tulus, dan saya? saya akan sangat senag jika saya punya ayah lagi, punya tambahan Mama yang baik, jika beruntung semoga juga dapat adik perempuan atau laki-laki, saya pasti begitu bahagia dan akan merawat mereka dengan antusias seperti saya menjaga Mama, seperti apa yang Mama pesankan pada saya. Ketika kemudian saya memutuskan untuk jatuh cinta yang begitu serius hingga TARAAA akhirnya menikah, maka saya berharap kami bisa saling mengingatkan untuk menjadi hamba Allah yang baik, yang membuat banyak orang tersenyum dan bahagia.
I need another, people…
I also need love…
tapi, tidak mau sedangkal cinta di roman picisan.
Itu aja sih. Boleh kan ya? :] yaaaa… bahkan jika kalian pikir ini terlalu idealis.