dan menjadi wanita [mungkin] memang tidak mudah…


Tersebutlah di sebuah planet yang mirip dengan bumi, terdapat sepasang manusia yang sedang melakukan pembicaraan sangat serius di sebuah cafe, sebutlah namanya Rama dan Shinta.
Rama (R): Shin, aku mau tanya apa pendapat kamu tentang wanita yang sudah menikah, apa dia masih harus berkarir atau tidak?
Shinta (S): Kenapa nanya aku, Ram? Itu kan pertanyaan klasik banget.
R: Ini serius, Shin… aku mau tau sudut pandang kamu.Jawaban kamu akan menentukan banyak hal.
S: Mmmm… kalau aku ya, aku sih fine-fine aja tuh wanita mengejar karir mereka bahkan setelah menikah.
R: Tapi nafkah kan kewajiban suami, Shin.
S: Kewajiban dan gengsi pria, Ram… harga diri dan martabat, pria! Catat itu… aku tahu dan paham itu. Tapi apa salahnya jika wanita mengejar impian mereka juga. Apa wanita tidak boleh ambisius?
R: Dalam agama kita, Shin.., seorang wanita hanya perlu menjaga kehormatan dirinya dan suaminya. Mendidik keluarga, mengurus anak-anaknya, untuk apa berlelah-lelah di rumah.
S: Aku tahu maksud arah pembicaraan ini, Ram… aku paham.
Shinta tersenyum simpul lalu menyeruput teh hangat di depannya.
S; Ram, kamu sudah semakin dewasa dan semakin religius. Perdebatan ini gak akan ada habisnya, Ram. Kamu tahu itu, kita tidak pernah selesai berdebat.
R: Aku sekadar ingin tahu.
S: Dan menginvestigasi? Ram… kamu pernah baca artikel tentang Abenomics? Sebuah mahzab ekonomi baru dari Perdana Menteri Shinzo Abe di salah satu tempat di planet biru, dia mengatakan bahwa sebuah negeri yang makmur juga harus memberikan kesempatan untuk wanita agar mereka bisa berkembang, bersinar, dan berkarya. Dengan mengoptimalkan kemampuan wanita, maka perekonomian dan kondisi sosial akan lebih stabil. Oh come on, kamu harus sering jalan-jalan ke planet lain di antariksa ini.
R: Aku tidak kenal siapapun dia, tapi bagi aku wanita adalah pondasi keluarga. Dia mengajarkan anak-anak, mengurus rumah tangga, mengatur gizi, bayangkan jika dia harus menghabiskan waktu lebih banyak di luar dibandingkan di dalam rumahnya sendiri. Kamu pernah dengar kan suami yang selingkuh, anak yang kurang cerdas, anak yang kurang perhatian…
S: Ram, kamu angkuh sama seperti dulu. Sama seperti sejak pertama kita bertemu.
R: Aku bukan angkuh, aku berpegang teguh pada pendirianku.
S: Ram, untuk hal ini kita berbeda. Ram, aku juga anak seorang wanita yang bekerja… yang kata kamu lebih lama di luar rumah dibandingkan di dalam rumah itu loh.
R: Aku juga, aku lihat ibuku kelelahan setiap kali Beliau pulang dari kantor, dan aku tidak tega. Aku tidak mau Ibu seperti itu, dan aku mencintai istriku kelak maka aku tidak akan memperbolehkannya bekerja dan lelah. Biar aku mati tapi keluargaku tetap adalah tanggung jawabku.
S: Jika kamu meninggal di tengah masa-masa indahmu dengan istri kamu, apa yang akan kamu lakukan? Bangkit dari kubur? Ram, kamu tahu kenapa Mamaku bekerja… karena Papaku meninggal karena kecelakaan kerja. Kami butuh uang… untuk bertahan hidup…untuk makan…. untuk sekolah… untuk segalanya. Aku dan Mama, kami wanita yang harus bisa menghadapi permasalahan kami dengan kepala tegak, tanpa air mata lagi. Seberapa hebat pria, Ram? Apakah mereka bisa hidup selamanya?
R: Tuhan bisa selesaikan segala masalah.
S: Tapi Tuhan tidak mengurus aku saja di planet ini, Ram… Aku sudah terlalu banyak memohon… sudah. Aku harus bersikap lebih santun kepada-Nya dengan menunjukan segala usaha yang bisa aku lakukan.
Kali ini Rama terdiam.
S: Ram, okay… kamu pasti akan bilang bahwa aku terjebak pada histeria dan ketakutan berlebihan. Tapi mungkin ya, aku sedikit trauma masalah ini. Jika aku menikah, aku harap suamiku bisa memahami hal ini. Aku ingin bekerja, mendapat penghasilanku sendiri, membagi diriku dan gagasanku pada setiap bagian planet ini.
R: Lalu bagaimana dengan keluarga kamu? Anak kamu misalnya?
S: Aku bisa titipkan ke Mamaku saat aku kerja, Mamaku sudah berhasil mendidik aku menjadi wanita yang tegar. Aku ingin anakku cukup beruntung bisa diajari Beliau juga kelak. Aku juga bukan wanita berhati batu, Ram. Aku punya tekad aku tidak mau bekerja terlalu sibuk, aku akan pulang tepat waktu dan kemudian mengurus anakku. Wanita itu bisa multitasking, Ram. Kamu tahu kan aku bahkan bisa bekerja sambil kuliah selama ini.
R: Ini berbeda, kamu paham tidak? Ini lebih rumit. Kamu tahu betapa lelahnya seseorang sehabis bekerja
S: Aku tidak pernah lelah untuk semua pekerjaanku, Ram… termasuk untuk anakku nanti. Dan oiya, aku ingin selesaikan semua permasalahan finansial keluargaku dan ingin memastikan bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Sama seperti kamu, aku juga sayang Mamaku dan itu alasan kenapa aku sekarang bekerja. Dan oiya, sama seperti kamu aku juga sangat mencintai suamiku nanti, aku tidak mau menambah masalahnya dengan masalahku. Jika kamu punya gengsi untuk membangun keluargamu dengan idealisme ala kamu itu, aku juga punya gengsi sebagai anak sulung yang ingin membahagiakan keluargaku setelah bertahun-tahun aku melihat betapa sulitnya kehidupan kami. Ini harga diriku sebagai wanita dan sebagai seorang anak.
R: Hahahaha….kamu tetap keras kepala seperti sejak pertama kali kita bertemu. Logika kamu sudah mengalahkan apapun.
S: Dan aku jadi paham kalau kita hanya bisa sampai pada level sahabat, tidak kurang dan tidak lebih. Kamu juga masih seperti dulu, ketika kamu mempercayai suatu hal kamu pasti tidak akan mengubah itu.
R: Kamu terkukung pada seluruh obsesi-obsesi kamu itu.
S: hahahahahahaha… Obsesi kata kamu? Iya mungkin. Tapi Ram, aku mengenal obsesiku, impianku, cita-citaku, lama sebelum aku mengenal kamu. Begitu lamanya, sehingga mereka lebih layak diperjuangkan daripada kamu.
R: Baik, aku paham.
S: Terima kasih, Ram. Terima kasih.
R: Oke, aku pergi dulu ya.
Rama kemudian berdiri dari tempat duduknya, hujan yang mengguyur planet tersebut tidak mengurungkan niatnya untuk pergi dari cafe itu.
S: Ah yap, aku juga ada urusan. Ngomong-ngomong kenalin sama wanita yang akan menjadi istri kamu itu ya. Mentalnya hebat banget.
Rama tersenyum tipis.
R: Pasti, kamu akan jadi salah satu orang yang pertama tahu ketika saat itu tiba. Yang pasti dia gak sesulit kamu kalau diajak berdebat.
S: Hahahaha… jaga dia baik-baik ya, dan jangan mati terlalu cepat. Setidaknya bahagiakan keluarga kamu sebelum kamu mati.
R: Pasti! Itu kan gengsi aku sebagai pria. Kenalkan juga aku pada pria yang kelak jadi suami kamu ya, pasti pria dengan kesabaran tinggi karena cuman yang seperti itu yang bisa memahami kamu.
S: Pasti. Terima kasih.

Dan percakapan panjang di cafe itu pun berakhir.

NOTE!!!!: Kesamaan kisah, latar belakang, tokoh, dsb…dsb… hanyalah sekadar kebetulan belaka. Jangan diambil hati apalagi dibuat galau :p Cukup diambil esensi ceritanya aja.

——————————————————————————————————————

Mungkin diantara kita ada yang pernah menghadapi perbincangan seperti itu. Dalam masyarakat kita, perbedaan pandangan merupakan suatu hal yang lumrah, wanita memegang berbagai peran dan juga menghadapi pilihan. Jika saya harus jujur, maka setengah mati saya mengagumi wanita yang bisa memberikan sepenuh waktu, jiwa, dan raganya kepada suaminya ketika dia sudah menikah. Saya kagum melihat teman saya menikah dengan wanita yang rela meninggalkan pekerjaannya setelah menikah, saya terharu juga melihat teman saya yang dengan luar biasa “Insya Allah ini pilihan yang terbaik, gw tinggalkan pekerjaan gw karena suami gw dan anak gw” sambil dia kemudian mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit karena hamil. Saya takjub ketika teman saya dengan usia yang setara dengan saya sedang asik menyuapi anak-anaknya.
Saya, saya mungkin tidak sehebat itu. Saya mau jalan-jalan keliling dunia, mau beli rumah dengan nama saya sendiri, harta-harta duniawi, ngasih mama macem-macem…. bla..bla..bla… pokoknya duniawi banget deh.

Adik kelas saya pernah ada yang curhat pada saya mengenai masalah ini. Dan dia bilang “Pokoknya Kak, aku mau Mamaku di rumah aja titik gak usah ngejar-ngejar karir. Hidup biasa-biasa aja cukup kok”. Apakah dia salah? Tidak! Sama sekali tidak.

Seorang pria pernah menyatakan pada saya, bahwa wanita perlu di rumah saja. Apa dia salah? Tidak sama sekali.

Tapi jika saya tidak mau menyetujui hal itu sepenuhnya, apa saya salah?
Saya yang hari ini dididik dan juga dibantu banyak hal oleh wanita-wanita karir yang luar biasa.
Saya tahu rasanya financial unstability ketika suatu keluarga yang sepenuhnya menyandarkan sumber pedapatan kepada pria, dan pria itu lalu meninggal.
Saya mengenal beberapa pria yang berjuang siang malam, mengorbankan banyak hal,Β  untuk menghidupi keluarganya dan adiknya yang banyak. Begitu luar biasa sehingga saya berdoa jika kelak mereka berkeluarga semoga mereka mendapatkan rizqi yang baik dan pasangan yang baik sehingga bisa menghidupi keluarganya tanpa menelantarkan adik-adik mereka.
Apa saya salah berkaca dengan hal tersebut dan menyatakan ada saat ketika seorang wanita boleh mengejar impian mereka, obsesi mereka, pekerjaan mereka, semuanya selama dia masih menyadari harkat dan tanggung jawabnya sebagai istri, anak, kakak, dan sebagai WANITA.

Menjadi wanita tidaklah mudah, mereka menghadapi pilihan-pilihan dan seperti layaknya teori ekonomi bahwa ketika ada pilihan mereka harus memilih pilihan yang bisa memberikan kepuasan terbesar bagi mereka dengan mempertimbangkan kondisi dan keterbatasan yang mereka miliki. Maka dari itu, setiap manusia, termasuk wanita, memiliki titik optimum mereka masing-masing untuk segala pilihan hidup mereka.

Maka segala pilihan itu harus dihargai.
Maka segala pilihan tidak perlu dipertanyakan karena dia sudah mengalami proses bernama: pemikiran.

Demikian! Selamat bekerja kembali besok hehehehe.
See you.

10 lembar pertama novel pertama saya…


Jika kalian mengenal saya cukup lama, membaca blog ini cukup lama, maka kalian akan tahu betul bahwa saya ingin menjadi penulis. Penulis apa? semuanya…. penulis pertama, kedua, atau ketiga di jurnal nasional bahkan internasional, penulis artikel, penulis blog yang kece, dan satu lagi: Penulis novel. Yaph, ceritanya saya mau jadi penulis novel. Awalnya sih mungkin karena iseng, karena saya gak suka pekerjaan lapang, saya suka jadi orang di belakang layar dan di balik meja… jadi saya pikir kalau nulis dan bisa mendatangkan uang yang silaturahim ke rekening kenapa gak? Tapi kalian akan tahu bahwa semakin hari kalian akan semakin menyadari bahwa uang tidak bisa menjadi alasan utama kalian untuk melakukan apapun!

Satu bulan ramadhan ini membuat saya terbiasa hidup lebih teratur, dan bangun tidur lebih awal. Saya punya sedikit masalah dengan pola tidur, kalau sudah terbangun malam ya gak bisa tidur lagi. Otak saya melanglang buwana kemana-mana. Kadang tiba-tiba autis sendiri bangunin kucing yang lagi tidur nyenyak, kadang mainin boneka-boneka saya yang raksasa semua dan selalu mikir apa yang terjadi kalau mereka hidup kayak di toy story, kadang nulis blog dan buku harian, ahaaaa! itu dia kenapa saya selalu punya buku harian, otak saya jauh lebih aktif di malam hari, jadi kalau gak ada pelampiasan lewatlah sudah.

Okay, Mon.. jadi sehebat apa novel lu nanti…?
Gak, gak tau ya hahahaha… saya bukan penulis sebaik Mbak Asma Nadia atau penulis-penulis novel lainnya, tapi bagi saya tulisan adalah gambaran karakter seseorang…. tulisan adalah karya yang kelak akan dibaca oleh banyak orang, maka dia harus sempurna atau setidaknya mendekati sempurna menurut saya sendiri. Saya ingin mempersiapkannya sebaik mungkin. Masalah diterima atau tidak oleh penerbit nanti,ah itu bukan urusan saya… urusan saya adalah menulis sebaik mungkin.

Kenapa harus sebaik mungkin, well…. I have several reasons:
1. Saya ingin memberikan kado terbaik untuk ayah, ya ampun Mon…sudahlah. Gak…gak… ini serius. Saya harus mengakui bahwa saya mungkin sangat terpukul dengan kepergian ayah saya sejak SMP, terpukul karena saya belum sempat membahagiakan Beliau sebaik mungkin. Saya sudah berhasil dapat beasiswa ke luar negeri sesuai dengan harapan Beliau, tinggal belajar sebaik mungkin. Tapi, saya tidak akan pernah bisa melupakan setiap jerih payah Beliau, saya tidak akan pernah lupa ketika kecil saya pernah bilang “Yah, nanti di rak buku ini harus ada buku tulisan saya ya, Yah”… saya ingin dunia tidak akan pernah lupa bahwa di planet ini pernah hidup seorang sosok ayah yang keren banget.

2. I don’t like money, but unfortunately almost everythings need money; uang itu gak dibawa mati lagi… tapi yang rese kalau gak mau mati cepet-cepet kita harus punya uang. Saya berpikir bagaimana caranya saya bisa memperoleh uang secara stabil tanpa saya harus terlalu capek karena jujur aja otak sih boleh lah ya diajak kerja tapi fisik aiiih nehi banget deh. Saya gak butuh uang banyak-banyak banget sih… yang penting cukup buat bawa Mama naik haji, bukan apa-apa saya pikir saya harus bawa Mama ke depan ka’bah langsung and request ke Allah supaya Mama bener-bener bisa sehat 100% dan gak pernah kambuh-kambuh lagi, sehat selamanya. Kalau kemudian ada sisa, mungkin lunasin cicilan KPR *hayah…* dan kalau masih ada sisa lagi, I don’t know… saya pikir ingin saya sumbangkan untuk biaya sekolah anak-anak yatim piatu. Hah? Apa Mon? Iya… iya…. gak salah ketik kok, saya tahu sekolah itu susah, jadi jika kelak bisa membantu sekolah anak-anak yang secara sosial ekonomi kurang beruntung saya rasa itu keren banget. Tidak ada skill lain yang bisa saya banggakan sebaik skill menulis saya yang sebenarnya biasa-biasa aja, tapi kan siapa tahu ya? Allah mungkin luluh juga mengabulkan impian-impian kecil saya menjadi kenyataan.

3. Saya selalu jengkel kalau ada orang yang mengeluh dan bilang kalau mereka gak cukup punya kemampuan dan kesempatan untuk meraih impian mereka. Saya mau bilang, kemampuan itu selalu ada ketika seseorang punya niat untuk mengasahnya…. kesempatan itu bukan hanya dicari tapi juga dibuat. Saya tidak akan hidup lama-lama banget di muka bumi ini, jadi okay harus cari cara bagaimana untuk bisa sedikit ngobrol dengan beberapa manusia di muka bumi ini.

4.Saya ini mukanya jutek dan galak hahahaha…. gimana ya, saya gak bagus dalam berkata-kata, jadi buat semuanya… buat semua yang sudah berjuang untuk satu ekor Marissa di pojokan bumi ini… I will write for you. Yeay~

5. Di balik pria yang hebat selalu ada wanita yang hebat, yuph! Tapi saya menemukan satu hal lainnya…. di balik wanita yang hebat juga selalu ada pria yang sabar. Oh I can’t believe I write this hahaha. Tapi serius, saya pikir…. setelah saya kehilangan ayah yang paling kece saya kehilangan pria paling keren di muka bumi ini, but I just wrong. Ini untuk menebus kesalahan karena sudah terlalu kaku selama ini.

Dulu sekali saya pernah bicara pada seseorang:
“Lu tau? Gw selalu mau jadi penulis, hmmm harus yang rada bagus tulisannya jadi nanti bisa ada acara book signing. Lu tau gak siapa cowok paling romantis yang akan datang? Cowok yang tiba-tiba dateng terus bilang ‘Boleh minta tanda tangannya, saya pembaca pertama Anda, fans pertama Anda, dan pembaca buku Anda selamanya, belum sempurnah sih tulisannya tapi saya selalu suka” Mukyaaaaaaaaa *pingsan*, dulu sih cuman ketawa-ketawa aja pas ngomongin itu karena ya ampun FTV bingits, bayangin Marissa yang kerjaannya tidur, makan, dan nonton kartun itu bisa ngebayangin hal sedrama itu… tapi sekarang, mmmm…. sepertinya saya sudah tahu siapa yang akan menjadi pembaca pertama saya dan hei siapa tau kan itu bisa terjadi, hahahahaha.

Waini!!!!
JENG JENG JENG
Siapakah dia? Blog ini akan menceritakan tentang dia cukup banyak… mungkin kelak satu postingan penuh, ya jika dia memang layak diceritakan…

Waktu masih berjalan,
dan saya masih baru mengetik 10 lembar pertama untuk novel pertama saya.
It’s gonna be interesting… semoga bisa selesai tahun depan sambil menghilangkan kepenatan kuliah, kerja, dan belajar.

Dan ingatkan saya ya kalau saya mulai malas πŸ™‚
Saya pemalas profesional, saya harus senantiasa diingatkan.

Ok, see you in the next absurd posting :p

Habis Gelap Terbitlah Terang [dengan cahaya lilin]: Apakah wanita tidak boleh sekolah tinggi?


“Jika kau mencintai sesuatu, seharusnya engkau berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan dan mempertahankannya bukan?Seharusnya begitu pula jika kau mencintai seseorang”

Entah ada angin apa sambil nonton film India saya bisa nulis topik sebenarnya sih udah banyak yang membicarakan ini tapi rasa2nya tetap menggelitik untuk ditulis.
Pernah denger dong konon katanya wanita yang sekolah tinggi itu susah dapat jodoh, bla…bla,,,bla…dan jujur saja saya sebenarnya tidak percaya tentang itu semua. Tapi aish… memang tidak boleh yang naif-naif banget dalam memandang sesuatu.

Suatu hari di sebuah pojok muka bumi, seorang pria dengan mata menengadah ke langit bercakap-cakap dengan temannya, “Gw jujur ada minder deketin X, gw tahu dia baik, dia perhatian ke gw, tapi pendidikannya itu loh skrng dia S2 gw masih S1 aja, apalagi kalau dia lanjut lagi waaaah makin jauh aja gw. Gw nyerah aja, dia terlalu baik untuk gw”

Di sudut lain muka bumi, seorang gadis dengan mata berkaca-kaca sudah tidak bisa berkata apa-apa, pria yang dia percaya selama ini akhirnya mengatakan “Aku gak sanggup jika pisah terlalu lama dan terlalu jauh sama kamu, aku juga jujur aja minder kalau pendidikan kamu lebih tinggi dari aku. Kamu bisa cari pria lain yang lebih baik dari aku”

Tidak jauh dari situ ada muda-mudi yang bertengkar cukup hebat, “Buat apa sih kamu sekolah tinggi-tinggi? Sampai harus ke luar negeri segala… aku ini serius. Aku cuman mau kamu gak usah jauh-jauh, cukup di rumah urus anak-anak kita nanti”

Di pojokan lain planet bumi ini, seorang wanita mengetik di blognya…merasa hal-hal seperti itu sudah tidak masuk akal lagi, dan orang itu adalah saya sendiri.

Apakah salah jika wanita ingin melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang tertinggi sekalipun?

Jujur saja, jika Allah mengizinkan saya ingin melanjutkan studi saya hingga jenjang tertinggi sekalipun. Saya punya banyak alasan, 1.) Ini salah satu impian ayah saya yang belum kesampaian, 2.) I’m stupid -,- karena bodoh itu saya harus terus belajar. Jujur aja saya merasa otak saya semakin lama semakin menurun kemampuannya, jadi selagi masih mau dijejelin ilmu maka mengapa tidak, 3.) I want to be a bloody cool mother for my future son and/or daughter. Alasan ketika ini juga yang membuat saya berdoa semoga di masa depan nanti ada pria yang sangat baik dan sangat pintar mau menjadi suami saya. Hahaha…. pria yang beruntung bgt kan :p beruntung karena saya gak akan berpaling tapi sial karena saya gak jago masak dan benci nyetrika :p

Saya pernah berdebat dengan seorang cowok mengenai masalah ini, saya katakan “yang akan mengurus anak itu nanti perempuan lagi, maka perempuan harus pintar sehingga kalau anaknya nanya kenapa ada pelangi maka si ibu bisa jawab proses terjadinya pelangi secara fisika bukan cuman bilang ‘yaaaa emang Allah bikinnya gitu, Nak… bagus kan’ maka masuk akal jika perempuan bersekolah lebih tinggi dan gak masalah dong jika pendidikan wanita lebih tinggi” dan tebak jawaban teman saya itu… “Yaelah, Mon… pemikiran lu itu yang terlalu jauh”

Errr… -.-

Saya juga ingin suami yang gak lemot. Bayangkan jika kemudian si anak bermain bersama ayahnya, lalu kemudian melihat roda mobil yang ada ulirnya dan gak halus mulus gitu aja. Bayangkan dia kemudian bertanya “Yah, boleh gak rodanya aku ratain aja pake apa gitu, aku gak suka bentuknya kok gak rata gini ya”…. setidaknya si ayah harus bisa menjawab dengan teori dasar gaya gesek yang mudah dimengerti bukan kemudian malah sewot dan teriak “Ehhhh jangaaaaaaaan…. kamu apa sih Nak, iseng banget”

Fair kan?
begini ya wahai para pria di muka bumi terutama yang masih lajang, oh come on… buka mata lebar-lebar… luaskan perspektif.

When a woman choose a man…. itu bukan hal mudah loh. Bayangkan seorang putri yang disayang sama Mama dan Papanya udah dapet best services di rumah, bahagia dengan keluarganya. And taraaaa she is fall in love tapi di saat yang sama dia mau meraih cita-citanya untuk menapaki jenjang pendidikan dari satu level ke level lainnya. Di tahap seorang cewek udah jatuh cinta dan menerima seorang cowok aja menurut saya itu sudah hal yang luar biasa, betapa egoisnya ketika si cowok kemudian melarang si cewek meraih apa hal yang diidam-idamkannya. Mungkin impian itu sudah lebih lama hidup bersama si cewek dibandingkan jangka waktu si cowok mengenal si cewek. Helow, Boys… please deh ah.

Dan emmm hellow girls, jika cinta itu buta maka janganlah dibutakan cinta. Tuntun cinta ke arah yang benar.. serahkan hanya pada orang-orang yang bisa memelihara itu dengan baik *gile kan kapan lagi gw nulis kayak gini*

Jujur saya muak ketika ada cowok yang bilang “Aku gak mau sama X, karena X jauh lebih baik dari aku” APAAAAAAAA????? ada beberapa kesalahan besar di sini… 1. Si cowok bagi saya keliatan loser banget, kalau memang cinta perjuangkan dong masa nyerah gitu aja. Oh jujur saja di media-media sosial banyak yang menulis status “mari memantaskan diri bla…bla…bla”, apa wanita saja yang perlu memantaskan diri? bagaimana dengan pria? gak usah memantaskan diri? ahahaa… fair play, men! fair play. 2. Jelas sudah si cowok toh gak cinta-cinta banget sama si cewek dengan alasan lihat poin pertama. Mungkin menyedihkan dan terlihat kejam, tapi mari tinggalka pria jenis ini. Hidup ini melelahkan jangan lelah dengan hal-hal lain yang tidak terlalu krusial.

Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, bukan berarti dia jadi mahajenius untuk segala hal. Saya merasa mau belajar sampai S30 sekalipun saya masih punya penyakit gak teliti dengan eksakta, saya kalau udah malas gak bisa bergerak kayak kukang, saya bodoh setengah mati dengan aneka hapalan, zzzzz… tetap manusia penuh kekurangan. Tapi sekali lagi, ini bukan masalah menjadi paling pintar atau paling jenius… ini masalah memperluas cakrawala. Setiap orang berbeda-beda dalam memperdalam khazanah pemikiran mereka dan memperluas cakrawala mereka, beberapa langsung terjun ke bidang teknis, beberapa memilih memperdalam pendidikan mereka, dsb. saya memilih jalan kedua… saya hidup di lingkungan akademis, maka wajar jika saya kelak ingin memilih jalan akademis. Apa kemudian saya pantas sombong lalu meruntuhkan dominasi pria? Ah come on…. saya toh gak mau memusingkan itu. Saya punya ayah, saya tahu betapa berat dan luar biasanya perjuangan seorang pria dari ayah saya… maka saya tidak pantas merendahkan setiap perjuangan pria karena saya paham bahwa setiap detil perjuangan dan kerja keras pria harus dihargai.

Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, dia akan menjadi guru yang baik untuk anak-anaknya.

Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, mereka akan punya bargaining posisition di keluarga maupun dalam lingkup kehidupan sosial. pentingkah? Penting, untuk mempertahankan prinsip dan harga diri tanpa perlu menjatuhkan jati diri dan meremehkan kemampuan orang lain.
Intinya, itu semua untuk kebaikan banyak orang.

Baik! mungkin ada wanita yang malah jadinya sombong atau gimanaaaa~ gitu. Ya memang ada, tapi kan tidak semua. Cari yang ada iman-imannya juga lah -,-
Saya pikir selama masih punya iman dan pola pikirnya terawat dengan baik, seorang wanita sehebat apapun dia akan tetap menjadi orang yang rendah hati tapi pendidikan bisa menjaganya dari sifat rendah diri. Ah catat itu! dengan tinta emas! πŸ˜€

Jika saya bisa menulis langit, maka dengan tinta hitam legam saya akan tuliskan sekali lagi, “Jika kau mencintai sesuatu, seharusnya engkau berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan dan mempertahankannya bukan?Seharusnya begitu pula jika kau mencintai seseorang”
Jika kalian wahai pria rupanya di tengah jalan sudah menyerah mengejar wanita yang kalian sukai, well… mungkin memang benar kalian terlalu cupu untuk wanita tersebut and please stop bilang “Saya berhenti karena dia jauh lebih baik dari saya bla bla bla” ZZZZzzzzz beneran deh itu basi banget.

Mari kita tidur kalau begitu. Semoga muka bumi ini esok sudah lebih banyak dipenuhi manusia-manusia penuh semangat dan percaya diri, ah.. semoga

Yang annoying di social media… Grrrrrr!


Haiiiiisssssh…. ini kok saya nulis minggu ini kok penuh complain ya hahahahaha. Maaf ya pembaca yang baik hati. Habis kalau bukan saya yang complain, siapa lagi? Biarlah citra saya yang selama ini emang rada ketus untuk beberapa hal disekaligusin aja lah, tanguuuuung bro! Hahahahahaha….

Baik apa pembahasan kita kali ini? Kita akan bahas hal-hal annoying di social media! Hiyaaaaaa…. saya sendiri kadang kalau BT banget dan udah bikin emosi, langsung saya sindir atau saya unfollow sekalian hahahaha. Jahat banget ya? Memutus tali silaturahim gak sih? Tapi saya gak nggak butuh juga mengetahui segala kehidupan personal orang tersebut.

Hah? kehidupan personal? maksud lo, Mon? Haiiiiisssh….. baik deh kalo gitu, baca dulu sampai abis ya.

Ini dia hal-hal annoying di social media yang telah saya rangkum seenaknya:

1. Public Display of Affection (PDA)Β  di Social Media
Apa itu Public Display of Affection? Secara sederhana itu adalah pamer kemesraan di depan umum, supaya dunia tahu bahwa lu sama pasangan lu adalah pasangan terbaik di muka bumi! Kalau udah nikah sih masih mending lah ya boleh lah sesekali, tapi kalau masih pada level pacaran dan masih ada peluang putus mah yaaaah jangan aneh-aneh deh, yang ada kalau bikin jengkel kan orang-orang jadi doa ya “Ya Allah… semoga putus aja deh, abis mereka kampungan sih” ahahahha atau saya aja ya yang mikir gitu hahahhaa…

PDA di dunia nyata sendiri sudah sangat nyebelin, bahkan sampai ada yang bikin videonya loh! Gila kan… puja puji kepada yang bikin video ini, bener-bener saya dukung dengan sepenuh hati.

Tragis kan? kebanyakan dari kita *mungkin yang baca blog ini aja sih* biasanya jadi orang ketiga dalam video ini huhuhuhu. Saya sih jelas selaluuuuu jadi orang ketiga dengan tragisnya. Tapi jangan sampai deh saya jadi orang pertama dan kedua hahahaha… norak.

Nah, kalau di socmed tentu gak kalah annoying! tanda-tandanya biasanya diawali dengan MENGGANTIKAN FUNGSI HP DENGAN SOCIAL MEDIA! aduuuuh demi apa deh, ini bener-bener malesin banget.

Derpina: @Derp Sayang kamu udah makan belum?

Derp:Β Β Β Β  Belum sayang, aku agak pusing, kayakny aku masuk angin deh RT @Derp Sayang kamu udah makan belum?

Derpina:Β  Ya ampun,semangat sayang. Kamu harus minum obat RT @Derp Belum sayang, aku agak pusing, kayakny aku masuk angin deh

Derp:Β Β Β Β  Iya sayang,prhatian kamu udah obat buat aku RT @Derpina Ya ampun,semangat sayang. Kamu harus minum obat

Derpina: Tp kamu harus sehat. Klo kmu sakit aku sedih πŸ™ RT @Derp Iya sayang,prhatian kamu udah obat buat aku

Dst….
Ya Allah… kampungan banget gak sih? Jujur aja, apa urusan saya sebagai pengguna social media untuk tahu ayangnya si Derpina masuk angin? untuk apa juga saya tahu kalau mereka saling sayang dan si Derpina hancur berkeping-keping ketika Derp masuk angin. Jujur aja saya GAK NANYA dan GAK MAU TAHU. Koreksi saya jika saya salah atau saya begitu bodoh, hal seperti itu bisa mereka lakukan dengan pakai sms, whatsapp, line, atau hal-hal lainnya yang bersifat lebih privat kan? Iya gak? Yang merasa gak sreg dengan kritik saya ayo caci saya, maki saya, tapi setidaknya saya masih cukup pintar membedakan fungsi alat komunikasi dan social media. Kadang saking geramnya saya sampai mau ngirim pulsa sms ke muda-mudi tipe norak seperti ini… untung Allah membuat kantong saya gak tebal *tebal sih sama kertas gak jelas* jadi hal ini nggak terlaksana.

Yang bikin geram lagi kalau dua sejoli ini pamer kemesraan di social media, kayak:a. Upload foto mereka berdua setiap hari, atau lusinan foto dalam satu hari penuh! –> Kalau satu-dua sih saya gak terganggu ya. Tapi kalau sampai buanyaaaaaak banget…. diupload tiap beberapa menit sekali… atau upload foto mereka tiap hari, jujur aja bagi saya itu konyol. Buat apa saya liat foto mereka setiap saat? Apakah bernilai seharga cek miliaran rupiah? Nggak juga? Gak guna kan? oh bye… mereka bilang kalau saya complain saya gak usah liat. I do it! Beberapa sudah saya unfollow -.- setelah di unfollow saya kena cerca juga katanya gak ngerti cinta sejati… sirik karena saya masih jomblo… I proud to be jomblo selama saya gak terlihat bodoh.

b. Salah pakai istilah –> “Happy anniversary yang ke 10 sayang….” *tentu ditambah upload foto mesra mereka berdua dong*. Widiiiih, keren banget anniversary yang ke 10, saya kan takjub ya… sambil mikir, wah masa sih? pas di cek lagi “Happy anniversary yang ke 10 sayang…. senang sudah menjalani ini semua bersama kamu 10 bulan terakhir ini” Owalaaaaaaah…. mungkin ya kalau mau mesra juga harus agak ilmiah sedikit. Namanya juga anniversary, anniversary itu buat tahunan bukan buat bulanan! Gak percaya?

Cek kata om Wiki:
An anniversary is a day that commemorates or celebrates a past event that occurred on the same date of the year as the initial event. For example, the first event is the initial occurrence or, if planned, the inaugural of the event. One year later would be the first anniversary of that event. The word was first used for Catholic feasts to commemorate saints.

c. Nulis/ Kuote kata-kata galau atau romantis terus di cc ke-pasangannya –> lagi-lagi, satu atau dua masih bisa ditolerir, tapi kalau full tiap detik hal yang dilakukan itu. Oh my… saya udah gak sanggup lagi. Ampun…. ampun… ampun… please jangan siksa saya lagi. Beneran deh, socmed kan bukan punya kalian aja.

2.Pamer kekayaan *Iyaaaa deh yang tajir*
” Alhamdulillah… rekening sekarang udah dua digit πŸ™‚ “
” Untunglah… gaji saya lumayan dulu, 4 kali di atas UMR jakarta” <– jujur aja langsung saya itung loh hahahaha
“Sekarang saatnya beli tanah dan properti, Alhamdulillah” <– siapa? Siapa yang nanya? hahahahaha.
“Sudah pakai aypong 5 nih… horeeeee”
Dsb
Dsb

Paman Gobeeeerrrrr :D

Paman Gobeeeerrrrr πŸ˜€

Ini apa saya yang kelamaan nongkrong di socmed ya? Kok sampe saya baca juga status-status gak mutu kayak gitu. Jika menurut Anda nggak masalah, saya pun begitu. Tapi bukankan ketika kita bertindak harus ada kode etiknya? Saya turut bahagia ketika kalian sudah punya pendapatan yang Alhamdulillah… atau sudah mampu beli ini itu sendiri. Tapi pernah gak… sediiiiikiiit aja kepikiran bahwa tidak semua orang di sekitar kita itu seberuntung kita. Ada dua kemungkinan, Anda memang ada di lingkungan yang mapan *sehingga hal kayak gitu adalah hal yang biasa, yaaah maklum lah tajir gitu loh* atau kalian tidak tahu sepenuhnya kondisi rekan-rekan kalian. Apa kalian ngeh ada teman kalian yang mungkin sedang pusing dengan masalah finansial mereka? Apa kalian peduli?

Yaaaa kalau kalian kaya sih, hak Anda ya… toh uang juga uang Anda. Tapi entahlah… kalian masih punya hati atau gak. Hahahahahhaha…..
Harta itu titipan lagi, itu punya Allah… kalau ada orang yang murka dan sebel ke kalian, complain ke Allah… lalu Allah acc complain orang tersebut, bisa-bisa harta kalian ditarik! Mau? Saya sih ogah… hahahhaha. Eh bukan nakut-nakutin loh, sok mangga kalau mau nyoba sih :p

Saya penggemar Paman Gober sejak saya kecil, sebel sih karena dia pelit. Tapi coba deh baca… walau kaya dia masih berusaha tampil sederhana dan kalau mau pamer paling juga ke Donal Duck yang notabenenya keluarga sendiri. Gak ke orang lain kan? Yaaah mungkin Paman Gober jauh lebih baik daripada yang suka tukang pamer di socmed hahaha.

3. Pamer Penderitaan
Kenapa kita harus bangga ketika kita menderita ya? Putus cinta… disakitin orang… bos yang nyebelin… kehidupan yang sulit… kerjaan yang belum beres-beres… dsb!
Saya pernah loh pamer penderitaan kayak gini, sering malah kayaknya hahahahaha… tuh kan saya ngaku! Saya mah kalo emang pernah norak ngaku kok. Tapi setelah saya pikir-pikir, lha kok gw bangga ya sama penderitaan gw? Owalah…..!

Saya lalu mulai berdiam diri, lalu menatap timeline, memandang orang-orang yang melakukan kesalahan yang serupa. Rupanya nyebelin banget ya. Ya kalau mood kita lagi baik sih mungkin biasa aja, tapi kalau lagi mood lagi jelek…. liat orang ngeluh di socmed, aduuuuuh rasanya DHUAAAAAR… rasanya pengen datengin langsung orangnya terus bilang “Heh! Bukan lu manusia yang paling menderita di muka bumi ini! Masih banyak yang kehidupannya lebih berat dari lu”

Buat yang udah terlanjur melakukan hal ini… sudahlah, pintu taubat masih terbuka hahahaha. Cara pertama, ibadah! Curhat ke Tuhan. Kalau saya biasanya ke masjid dan berdiam diri sejenak. Oiya, jangan baca socmed dulu selama berdiam diri ya. Kedua, curhat ke orang terdekat. Kalau saya punya “korban” yang selalu kenaaaa aja kalau saya uring-uringan *huhuhu, maaf ya πŸ™ * kasihan sekali. Tapi biasanya itu membuat lebih baik. Ketiga, make your self happy! Kalau saya… obat kegalauan saya ada makan dan baca buku. Jadi selama ada es krim, makanan enak, dan buku yang seru…. insya Allah otak rada cling lagi. Keempat, solve your problem! Masalah bukan buat dicaci maki, tapi buat diselesaikan. But never make decisions when you’re mad… tunggu tenang… tunggu udah rada happy… baru deh solve your problem.

4. Reklame kampanye
Menjelang 2014… beberapa simpatisan partai politik mulai heboh berkampanye ria. Dan jujur, saya pikir spanduk kampanye hanya menjengkelkan karena merusak pemandangan alam, rupanya juga merusak pemandangan timeline social media kita.

“Ya ampuuuun, Pak XX, penuh prestasi selama menjabat… layak jadi presiden Indonesia”
“Subhanallah… partai XX memang yang terbaik dan istiqomah membela kebenaran”
“Pak XX, mantap nih kalau jadi presiden gak akan malu-maluin”
“Kalau Indonesia dipimpin sama pimpinan partai XX, pasti deh bakalan maju”

Ya ampuuuun… tim sukses jangan nyebelin dong. Jujur aja tuh saya gak peduli dengan pandangan politik kalian! NGGAK PEDULI SAMA SEKALI… apalagi kalau udah menjurus ke narsistik dan mulai ngejelekin pihak lain, aduh… minta diketok

“Memang banyak yang memfitnah partai kita, tapi mereka tidak melihat Indonesia maju karena jasa kita selama ini. Biarlah Allah memberi hidayah kepada mereka semua yang tidak memahami eksitensi kita bla bla bla”

Eh… permisi, emang Allah peduli dengan Partai Anda. Masuk surga juga gak akan ditanya kita partai apa hahahahaha… cabe deh.

Jika Anda baik, percayalah dunia yang akan menilai Anda. Selesai!

5. Terlalu banyak upload foto selfie
OTW ke Bandung —> upload foto selfie
Mau ke Kantor –> upload foto selfie
Di Malang, brrrrr dingin —> upload foto selfie
Indahnya Indonesia Raya –> upload foto selfie lagi

Huwaaaaduuh!
Saya ada penggemar fotografi. Saya juga gak bermasalah dengan foto selfie… saya bahkan sering juga melakukannya tapi gak semuanya di upload, hanya dipilih yang bener-bener representatif untuk profile picture. Wajar lah manusia suka difoto…
Tapi kalau tiap saat upload foto selfie waduh! Gak apa sih… cuman kadang suka gak ada keterkaitan antara judul foto dengan fotonya. Lagi cerita otw di pameran bunga misalnya eh terus foto yang diupload foto dia, lha bunganya mana? atau dia adalah produk yang dipamerkan?

Lagian sejujurnya aja, maaf karena saya harus mengatakan kenyataan pahit ini, kayaknya orang lain juga gak butuh foto selfie kita banyak-banyak deh hahahahahaha… iya kan?

Dunia fotografi itu menarik banget. Saya bahkan sampai rela mau beli tongsis hahahaha… buat apa? Buat foto selfie dong! tapi apa semuanya mau diupload ke socmed? hahahaha… gak deh… gak PD. beberapa aja yang memang oke. Lainnya, hmmm mungkin orang lain ingin benar-benar menikmati hasil jepretan kita yang indah… bertema…. dan penuh makna. Picture speaks more than words! really? think again! Kalau semua picturenya selfie sih mmmm kayaknya gak begitu ya hehehe.

Huwaaaaaa demikian….
Udah ah, capek ngetiknya.
Jangan pada ngamuk ya… jika ada kemiripan dengan beberapa pembaca blog ini, saya mohon maaf karena saya toh tidak sengaja. Mungkin saya juga termasuk yang annoying di socmed hahahaha… ah mana saya tahu, tapi semoga saja tidak πŸ™‚

Salam semangat di hari hujan…

Welcome 2014….


Image and video hosting by TinyPic

Selamat datang di blog emonikova di tahun 2014 πŸ™‚
Sebagai pemilik blog ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca blog ini yang senantiasa baik hati hingga saat ini.

Ada banyak hal yang terjadi tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini pun akan ada hal-hala baru lainnya yang akan terjadi. Bergantinya tanggal di kalender serta tahun yang tertera di dalamnya mungkin juga menjadi penanda bagi kita semua bahwa usia kita pun bertambah, sudah seharusnya pula kebijaksanaan kita dalam menghadapi suatu masalah juga bisa semakin bertambah.

Apapun itu, kehidupan terus berjalan… dan semesta menantikan karya terbaik yang bisa kita lakukan. Tidak pernah ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk memperbaiki dan membenahi diri bukan?

Sekali lagi terima kasih dari saya untuk kalian semua.

Salam,
Marissa Malahayati