Tentang Seorang Pria…


Sebuah persembahan cerita untuk my lovely brother yang akan berulang tahun besok, kelak kamu akan membacanya dan jadilah seorang pria yang hebat 🙂

Saya….
Hanya merasakan hidup selama 12 tahun dengan ayah saya. Itupun tidak full time karena tentu saja Beliau bekerja dsb. Selama 12 tahun, dengan pengetahuan saya tentang kehidupan yang masih sangat minim, saya mencoba memahami nilai-nilai yang Beliau pegang. Lagi-lagi, dengan pengetahuan saya yang masih sangat minim tentang kehidupan, saya sangat mengagumi ayah saya karena alasan-alasan yang sangat sederhana. Namun, setelah Beliau meninggalkan saya dan keluarga, saya marah pada Beliau sekaligus pada Tuhan, well… why should my father? why?
Sempat sedikit shock, saya lalu mengumpulkan setiap kepingan ingatan saya tentang Beliau, alasannya? Karena hanya kenangan-kenangan itu yang bisa saya jaga dan saya ingat selamanya. Kenangan itu akan jadi harta paling berharga dalam hidup saya, dan semoga juga untuk orang lain.

Izinkan saya bercerita sedikit tentang Beliau.

Ayah saya adalah seorang anak pertama dari keluarga yang biasa saja. Karena Beliau seorang anak yatim, maka untuk membantu ekonomi keluarganya, Beliau menjadi gembala ternak saat masih sekolah, membantu ibunya berjualan, dan karena pintar Beliau juga menyambi menjadi guru di kampung halamannya. Karena prestasi akademisnya yang baik, Beliau kemudian bisa bersekolah di IPB melalui jalur undangan. Harapan Beliau saat itu hanya satu, kelak bisa menjadi guru, lalu kembali ke kampung halamannya dan mencerdaskan anak-anak di kampung halamannya.

Hampir menjadi dosen tetap namun akhirnya Beliau give up for his biggest dream, alasannya masalah ekonomi. Saat itu, menjadi dosen apalagi belum tetap sangat tidak prospektif. Beliau kemudian menjadi seorang pegawai swasta.

Saat mendengar cerita itu, saya kemudian protes kepada ayah saya. Bagaimana mungkin impian yang sudah Beliau perjuangkan bertahun-tahun harus kandas begitu saja. He just great… so why he should stop? Why? ini terlalu tidak fair.

Menjawab pertanyaan saya yang menggebu saat itu, Beliau hanya tersenyum lalu menjawab dengan kalimat-kalimat yang menurut saya terlalu berat untuk saya mengerti saat itu.

“Jadi pria itu berarti menjadi imam… menjadi pemimpin… menjadi seorang mengambil keputusan. Itu amanah dari Allah” Jawab ayah saya pendek

“Masa bodoh… ini masalah cita-cita, yah. Ayah yang bilang perjuangkan impian sampai mati. Gantung cita-cita di di bintang, jangan hanya sampai di bulan karena bulan sudah pernah dicapai oleh NASA. Lha… ini ayah sendiri kok melanggar kata-kata itu?” Protes saya

“Ayah belum selesai. Nak, menjadi seorang pria itu haruslah bijaksana… karena imam yang tidak bijak hanya akan merugikan umat. Sampai situ, setuju?”

“Iya, lalu?”

“Lalu… ayah yang saat itu harus mengambil keputusan yang paling banyak memberikan keuntungan bagi orang-orang di sekitar Ayah. Kalau ayah bersikeras untuk sekolah lagi…. bersikeras untuk melanjutkan pekerjaan yang uangnya tidak jelas… maka Ayah akan mengorbankan kalian. Tentu ayah tidak mau menjadi egois”

“Okay, alasan diterima. Tapi ini berarti ayah menyerah dengan impian ayah?”

“Tidak… siapa ya menyerah? Justru Ayah sedang mengembangkan impian ayah jadi lebih fenomenal… lebih nyata…. lebih keren”

“Sok banget. Memangnya mempersiapkan apa?”

“Mempersiapkan kamu” jawab ayah saya singkat.

Saya bingung lalu bertanya, “Maksudnya apa? Saya gak mau jadi guru ah… jadi dosen juga… saya mau jadi presiden Amerika Serikat aja. Kayaknya lebih kaya dan keren”

“Hahahahahaha… terserah kamu mau bercita-cita jadi apa. Akan tetapi satu hal yang kamu tidak boleh lupa, ketika kamu semakin berilmu nanti maka jadilah orang yang semakin rendah hati. Jadilah orang yang bisa membagi ilmu kamu untuk kepentingan banyak orang. Ilmu itu harta dan amanah, dan kamu tahu kan setiap harta harus dikeluarkan zakatnya.”

“Iya, yah? gimana bayar zakat ilmu?”

“Dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Dengan mengamalkannya sebaik yang kamu bisa. Ingat juga bahwa ilmu adalah harta, maka dia bisa dicari terus menerus hingga ke pojok bumi manapun. Ingat bahwa ilmu adalah amanah, dan amanah hanya diberikan pada orang yang pantas, maka jadilah orang yang baik sehingga Allah menilai kamu pantas untuk diamanahi ilmu pengetahuan”

“Aduh pusing banget ya, yah… gak ngerti deh”
“Yaaaaa… nanti juga ada saatnya kamu ngerti. Yang penting ingat saja dulu”

Lalu pembicaraan pun semakin mencair, dan saat itu saya tidak pernah berpikir bahwa pembicaraan itu akan menjadi pondasi berpikir saya di masa yang akan datang.

* * *

Saya tidak akan bercerita lebih panjang mengenai ayah saya, mungkin harus dibuat sebuah buku khusus untuk menceritakan Beliau. Singkat cerita, Beliau kemudian sakit saat saya duduk di kelas 6 SD karena sebuah kecelakaan di kantornya dan kemudian meninggal dunia saat saya duduk di bangku SMP kelas 2.

Saat Beliau jatuh sakit, saya sangat marah pada Tuhan. Yaaaa… supaya kalian tahu saja, saya pernah sampai tiap hari hanya menggugat Tuhan. Bagi saya terlalu tidak adil jika seseorang yang baik seperti Beliau harus jatuh sakit seperti itu. Gila!

“Ayah gak kasian sama kita-kita, sampai sakit begini?” Kata saya pada Ayah saya, “Kenapa sih Ayah masih aja baik sama Allah, Allah aja gak baik sama Ayah. Yaaaaa jangan dibaik-baikin dong Allah-nya, keenakan nanti”

“Ayah merasa ayah beruntung banget aja”

“Ayah demam kali -____-, syarafnya bener-bener rusak rupanya”

“Nggak… ini serius. Tidak banyak yang mau menerima orang yang sakit seperti Ayah sekarang dengan baik… dengan sabar… tapi ayah punya kalian, semuanya baik, semuanya sabar, semuanya tetap semangat. Kamu juga rupanya bisa kan dapat NEM tertinggi”

“Cuman sekabupaten, Yah… gak se-Indonesia.”

“Tapi itu luar biasa kan? Kamu pikir itu biasa, bagi ayah luar biasa. Nak, tidak mudah menjaga semangat berjuang di saat-saat sulit dan kamu bisa melakukan itu. Kelak kamu bisa menjadi wanita yang hebat, masih mau jadi presiden Amerika?”

“Gak Yah, jadi presiden Amerika banyak musuhnya. Kayaknya jadi dokter mata aja deh”

“You change your dream because of me?”

“Sepertinya begitu”

“Iya, gak apa. Tapi kelak… setelah kamu semakin dewasa, kamu harus semakin mantap dalam menentukan impian dan jalan hidup. Jangan terlalu sering berubah, karena itu membuat kamu menjadi kurang fokus terhadap apa yang kamu kejar. Tentukan langkah yang mantap, pantaskan diri, lalu berjuang… jangan takut gagal, toh semua orang pernah gagal”

“Saya orang yang takut kepada kegagalan, yah…. saya sih jujur saja”

“Untuk apa? Nak, setiap pencapaian besar itu butuh waktu… butuh proses… dan salah satu proses yang harus kamu hadapi adalah kegagalan. Berhasil dan gagal itu satu paket.”

“Mengapa harus satu paket?”

“Agar kita menghargai setiap jerih payah yang telah kita tempuh… agar kita menghargai setiap hal yang kita peroleh… agar kita bersyukur dan semakin rendah hati”

“Ayah terlalu banyak teori!”

“Hahahahahaha…. oya? Iya sih ya… tapi gak apa selama teorinya baik dan benar.”

Beberapa tahun kemudian saya tidak memiliki kesempatan untuk kembali berdebat dengan Beliau.

* * *

Hari ini, saya sudah bertemu dengan banyak pria. Beberapa orang yang sangat bersemangat dalam meraih setiap impiannya, beberapa terlalu mudah bertekuk lutut pada kegagalan. Saya geram! Manusia di muka bumi ini seharusnya menyadari bahwa banyak orang yang meninggal terlalu cepat sebelum mereka meraih impian dan cita-cita mereka, lalu apakah pantas jika masih saja ada yang ingin menyerah begitu dini dengan impian-impian mereka?

Jika ingin menyerah, bolehkan saya memohon untuk setidaknya kalian mencoba satu kali lagi…. terus menerus seperti itu. Setidaknya modifikasi impian dan rencana-rencana yang ada sehingga lebih memungkinkan untuk dicapai. Tapi jangan menyerah! Bergerak maju bukan hanya harus dengan cara berlari, merangkak pun tidak apa…. yang penting maju! Itu saja!

Saya yang hari ini, ingin mewujudkan impian saya sekaligus impian ayah saya yang belum tercapai. Jika kalian pikir ini mudah, maka kalian salah besar… saya sudah jatuh berkali-kali, ratusan kali menangis, berkali-kali pula ingin menyerah, tapi apakah saya pantas untuk menyerah? Tidak kawan, saya harus maju… jika tidak saya akan semakin tertinggal dan semakin jauh dari semua impian saya.

Setiap pencapaian besar butuh waktu!

Bagaikan perlombaan marathon, jutaan orang sedang berlari mengejar impian mereka masing-masing…. terus berlari hingga lelah. Jika kita terjatuh, lalu kita berhenti karena lelah…. maka kita hanya akan terinjak oleh peserta marathon yang lain. Perjuangan ini tidak mengenal kata lelah…. jika kau lelah, maka mungkin kau belum menemukan hal apa yang tengah kau perjuangkan.

Me and my father, long….long….long time ago 🙂

 

flower….flower everywhere….. ✿♥‿♥✿


Dear semua pengunjung emonikova yang baik hati dan setia…
terima kasih atas antusiasme yang luar biasa untuk posting sebelumnya. Tapi rasanya kita tidak boleh terlalu terlarut pada suasana sentimentil terus menerus. Jadi saya memutuskan harus sedikit menyegarkan pikiran kalian.

Emmm….mulai darimana ya? kenapa selalu susah sekali memulai suatu cerita. okay….jadi begini,tahukah kalian kalau saya sangat suka BUNGA! jadi apapun ceritanya saya suka semua hal berkaitan dengan bunga. Jadi walau muka agak-agak jutek tapi sebenarnya saya ini romantis loh *halah* Impian saya,kalau punya rumah sendiri nanti… selain punya ruang perpustakaan sendiri, halaman rumah saya harus banyak dipenuhi tanaman dan bunga~ huwaaaaaa bakal indah banget.

Naaaaah…. kerena kegilaan saya dengan bunga, makanya saya paling nggak bisa menahan diri kalau sudah melihat bunga, pasti bawaannya pengen foto-foto. Baru-baru ini saya baru saja berfoto dengan beraneka macam bunga,okaaaaay time to pamer-pamer hehehehehe

Image and video hosting by TinyPic

bagus kan? Hohohoho~ terima kasih pada my little pocket camera.
tebaaaaak itu dimana coba???
First of all…itu masih di dalam negeri ya tentunya, insya Allah nanti kalau Allah ngasih rezeki, saya bisa foto flower exibition yang lebih wah dan lebih cantik lagi di luar negeri tentunya.
Oiya, saya juga nggak punya waktu dan kesabaran yang luar biasa buat ke kota bunga dan sejenisnya yang macetnya suka gila-gilaan dan gak manusiawi.

Jadi dimana?

Di depan kantor saya! tepatnya di Lapangan Banteng, Jakarta.
Mulai tanggal 7 Juni sampai 7 Juli nanti *kalau nggak salah* ada festival Flora dan Fauna. Jadi Lapangan Banteng tiba-tiba berubah jadi cantik banget setelah ditata dengan bunga dan tanaman warna-warni. Kalau pintar cari spot foto yang oke berasa nggak di Jakarta. Jika kalian mau cari flora fauna yang oke, kalian juga bisa kesini. Sebagai info aja peserta eksibisi ini pemenang-pemenang lomba yang diadain sama majalah Flona, jadi gak ada flora atau fauna yang jelek.Kalau saya sih paling suka stand lidah buaya, disana ada yang jual taneman lidah buaya yang buat dimakan, kita bisa belajar bikin es lidah buaya gimana, dan mereka jual es lidah buaya… di Jakarta yang panasnya parah itu es lidah buaya itu berasa minuman dari surga jadi rasanya harus coba hehehe.

Naaaaah… lalu bagaimana supaya bisa mampir kesana?
Saya ngertinya kalau pakai kereta.

  1. Dengan CL Bogor-Jakarta Kota, kalian bisa turun di Stasiun Juanda… dari situ jalan kaki dikit bisa langsung nyampe dengan selamat sentosa di Lapangan Banteng.
  2. Dengan CL Bogor-Jakarta Kota, kalian juga bisa turun di Stasiun Gondangdia lalu pakai kopaja P20 minta turun di Hotel Borobudur nah udah tinggal menggelinding deh ke Lapangan Banteng. Enaknya kalau turun di Gondang adalah kalian gak capek jalan kaki.
  3. Dengan CL Bogor-Jatinegara, kalian bisa turun di Stasiun Senen. Terus lanjut naik ojeg atau naik angkot tapi saya lupa angkot berapa.
  4. Bisa juga naik Bus Agra Jurusan Bogor-Lebak Bulus, terus turun di Lebak Bulus terus lanjut naik kopaja P20. Cuman yaaaaa jauuuuuh, Bray. Capek di kopaja. Tapi kalau kalian pakai kopaja AC nggak terlalu capek sih.

Intinya sih gampang banget buat sampai ke Lapangan Banteng.

Oiya… dari situ juga kalian nanti praktis kalau mau lanjut ke Monas dan liat-liat PRJ *kalau jadi pindah ke Monas ya*
Oiya… ultah Jakarta ini juga ada banyak event, jadi ada beberapa museum yang free buat dikunjungin. Ada 10 museum kalau nggak salah…
Deket agustus, dengar-dengar Gedung Pancasila (Kantor Kementerian Luar Negeri) juga ada Open House. Waaaah… pokoknya sering-sering liat agenda aja deh… banyak acara-acara seru yang sayang kalau dilewatin.

Enjoy life, guys! Enjoy! ♪♪(o*゜∇゜)o~♪♪

Mungkin kita hanya [selalu] butuh waktu untuk belajar…


Mulai darimana ya?
Mulai dari bilang… KERJA ITU CAPEK! bener deh, sekolah dan belajar tetap menyenangkan. Saya yang hari ini kemudian kembali menyusun impian saya yang sebenarnya. Rupanya saya memang ingin menjadi seorang dosen atau peneliti, yang terlarut dengan bacaan dan tulisan-tulisannya… yang pulang lebih cepat dari suaminya di masa depan nanti dan menyambutnya dengan senyum simpul dan secangkir kopi atau teh hangat. Yang menyempatkan setiap waktu luangnya mengajari adiknya… murid-muridnya… orang-orang di sekitarnya… yeaaah seperti itu.

Saat kita masuk dunia kerja, rupanya jenuh itu sering kali bertandang dan merayu-rayu. Di tempat manapun pasti ada atasan atau rekan kerja yang kurang “sreg” dengan setiap idealisme yang kita susun sendiri. Saya yang sebenarnya terlalu tergila-gila dengan buku, menulis, yang manja setengah mati dengan Mama dan sayang luar biasa dengan adik dan kucing-kucingnya ini rupanya akhirnya mulai jenuh dengan rutinitas di kantor baru yang baru saya jalani beberapa bulan ini. Yeaaah… kalau kalian pernah vis-a-vis bertemu saya, kalian pasti tahu betapa bosanan dan tidak sabarannya saya.

Rasanya… rasanya ingin mengeluh untuk beberapa hal,
Walau tentunya saya sangat mencintai pengalaman baru yang saya peroleh di kantor saya ini. Gila aja… hei! Siapa yang cukup beruntung menghadiri beberapa konferensi nasional dan internasional selevel APEC dan ASEAN? I’m lucky… I got awesome experiences. Tapi yaaaa… manusia deh ada-ada aja kan. Intinya sama seperti kalian yang kadang merasa lelah dengan rutinitas kalian, begitu pula saya… begitu pula kita semua…

Saya lalu bulak-balik mengunjungi salah satu rumah Allah di Ibukota, Masjid Istiqlal!
Jangan salah… beberapa kali saya bertemu ustadzah saat shalat berjamaah disana, dan biasanya dapet nasehat bahkan doa gratis hehehehe, lumayan banget buat saya yang udah nggak pernah mentoring lagi dan doa, boi! siapa tau diijabah.

Suatu hari… saya datang lagi ke Istiqlal, kali ini misi saya adalah COMPLAIN!
Sombong banget kan? Ke Allah aja complain… hahahaha, saya sering gitu deh walau saya tau itu ngawur sekali, tapi kepada siapa lagi coba berkeluh kesah kalau bukan langsung ke Allah? ke siapaaaaaa? Wah saya udah siapin segala macam complain deh… mulai dari gaji saya yang pending karena masalah birokrasi [zzzzzz….] sampai pengumuman beasiswa saya yang terpending cukup lama… pokoknya semua hal duniawi yang lagi saya nggak syukuri deh.

Lalu semua berubah ketika negara api menyerang!
Eh… maksud saya ketika saya melihat sesuatu.

Saat saya mau ambil air wudhu, sekalian berkece-kece ria di depan kaca. Betapa kagetnya saya ketika saya melihat seseorang yang sedang membongkar tempat sampah di dekat tempat wudhu. Saya pikir, oh well pemulung biasa lah… okay cuekin aja deh. Tapi rasanya Allah menyuruh saya melihat orang tersebut. Saya pun terpaku melihat orang tersebut dengan pikiran kosong.

Kalian mau tahu apa yang dilakukan orang tersebut?
Rupanya dia hanya mengumpulkan kotak-kotak bekas minuman, lalu dia pun mengumpulkan setiap tetes sisa-sisa minuman tersebut ke dalam sebuah gelas kecil bekas botol aqua.
Saya meringis, antara heran… kasihan… kaget… dan mulai mengkalkulasi secara asal berapa jumlah bakteri di dalam minuman yang dia kumpulkan itu.

Saya hentikan orang tersebut, lalu karena saya sedang berhemat dan ehm… diet… uang saya yang tersisa cukup banyak. Maka saya putuskan memberikan sejumlah uang saya pada orang tersebut…
“Mas, nggak usah mungut di tempat sampah gitu deh. Beli minumnya… di luar banyak yang jual” kata saya dengan nada yang kayaknya rada teriak deh *that’s why…. orang yang pertama kali kenal saya ngerasa saya agak jutek*
Dia mengangguk pelan.
Karena gak percaya saya tunggu dia membeli minuman dan saya suruh kembali menemui saya. Bossy sekali saya itu *____* bukan apa-apa, saya masih belum puas nanya-nanya aja.

Dia kembali, “Mbak, ada kembalinya” saya kagum dia masih bisa berlaku jujur.
“Udah….buat kamu aja,tapi  tolong deh jangan pungut makanan dan minuman dari tempat sampah lagi ya. Ngeliatnya aja pusing” kata saya seperti pas mengomeli adik saya.
Dia lalu tersenyum…. daaaaaaaaaan apa yang dia lakukan?
Dia mengambil beberapa bagian uang kembalian tersebut dan kemudian sisanya….. dia masukan ke dalam kontak infak di masjid.

Saya melongo.

Apa-apaan ini? Hei…. hei… come back, enak aja. Gw mau ngasih buat dia kok malah dimasukin ke kotak amal sih? Saya sewot juga dong, soalnya dia hanya mengambil sedikit bagian dari uang kembalian tersebut.

“Eh… eh… kok dimasukin ke dalam kotak amal sih?” Kata saya sewot.
Dia tersenyum, lalu bilang

“Mbak… terima kasih, uang Mbak itu adalah uang dari Allah, jadi saya kembalikan lagi ke Allah. Saya sudah mengambil bagian yang saya butuhkan, Mbak. Insya Allah, jika Allah mau saya akan memperolehnya lagi. Semoga nanti uang itu walau nggak seberapa bisa membantu orang-orang yang lebih kurang beruntung dibandingkan saya. Mbak jangan khawatir, Allah ada di dekat kita….melihat kita… insya Allah juga akan menjaga kita. Pertolongan Allah itu dekat kok, Mbak”

Saya makin melongo….

Lalu saya tersentak,
Saya ambil wudhu, shalat magrib, kemudian lupa dengan segala complain saya

Mon…. yang lu hadapi masih belum ada apa-apanya! Lu harus kuat…! gak ada yang perlu lu khawatirkan.
Karena pertolongan Allah itu dekat!

Untuk masalah life lesson, kita mungkin memang harus terus belajar…. teruuuuussss belajar…. tanpa henti 🙂

If


If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you;
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too;
If you can wait and not be tired by waiting,
Or being lied about, don’t deal in lies,
Or being hated, don’t give way to hating,
And yet don’t look too good, nor talk too wise:

If you can dream — and not make dreams your master;
If you can think — and not make thoughts your aim;
If you can meet with Triumph and Disaster
And treat those two imposters just the same;
If you can bear to hear the truth you’ve spoken
Twisted by knaves to make a trap for fools,
Or watch the things you gave your life to, broken,
And stoop and build ’em up with worn-out tools;

If you can make one heap of all your winnings
And risk it on one turn of pitch-and-toss,
And lose, and start again at your beginnings
And never breathe a word about your loss;
If you can force your heart and nerve and sinew
To serve your turn long after they are gone,
And so hold on when there is nothing in you
Except the Will which says to them: “Hold on!”

If you can talk with crowds and keep your virtue,
Or walk with kings — nor lose the common touch,
If neither foes nor loving friends can hurt you,
If all men count with you, but none too much;
If you can fill the unforgiving minute
With sixty seconds’ worth of distance run —
Yours is the Earth and everything that’s in it,
And — which is more — you’ll be a Man, my son!

-Rudyard Kipling-

Photo diary: Istiqlal, I’m in love ♥


Sebenarnya saya suka sekali fotografi!
Mungkin karena sudah ditempa bertahun-tahun jadi bagian publikasi, dekorasi, dan dokumentasi selama ini jadi terlanjur jatuh cinta dengan dunia fotografi.

Sebenarnya saya punya janji dengan seseorang untuk berburu foto, saya suka sekali foto-foto arsitektur… dan dia berjanji mau menemani saya asaaaaaaalkaaaaan saya memfoto dia juga :yawn: yaaah nggak apa deh asal ada temen yang mau diajak dengan gratis. Sayang sekali dia semakin sibuk dan rupanya saya orang yang sangat pemalas untuk beranjak dari rumah di musim hujan. Tapi… tuntutan seseorang yang sedang mencari tempat bekerja baru ini untuk mengunjungi tempat-tempat baru rupanya cukup banyak. Saya sudah bertekad kelak saya harus mendapatkan foto Istiqlal dan Katedral! Karena saya merasa mereka bangunan yang keren, unik, bersejarah, dan penuh filosofi di Jakarta. Rupanya Allah merestui niat saya… saya dibawa berkali-kali ke daerah lapangan banteng yang kebetulan dekat sekali dengan Masjid Istiqlal dan Katedral. And yeaaaay~~~ monggo diintip beberapa hasil jepretan saya.

Tidak terlalu bagus kualitasnya ya… karena memang hanya bawa HP waktu itu. Tapi kata seorang teman saya yang jago fotografi “The most important thing is the man behind the gun!” Jadi mau kameranya sejadul apaaaaaapuuuuuun~ yang penting adalah bagaimana si fotografer menangkap momen, pencahayaan, dan perspektif objek. Waaaaw! rasanya masih banyak yang harus dipelajari… but at least I try. Check this out:

Image and video hosting by TinyPic

Ini adalah tampak luar…
Naaaaah, fotografer yang baik itu sama seperti penulis! Gambar itu nggak akan bernilai kalau kalian nggak tau makna dan arti di baliknya *yah setidaknya tulisan dan cerita yang bagus akan menutupi hasil foto yang jelek hehehehe*. Saya sempat penasaran kenapa sih kok nama masjid ini agak unik ya: ISTIQLAL. Well, entah kalian merasa atau nggak, tapi saya yang muslim aja merasa waaaah ini gak biasa nih namanya. Biasanya nama masjid kan nama-nama asma’ul husna atau apalah. Tapi ini Istiqlal! Apa sih Istiqlal itu… tanya sana sini ke Bapak-bapak yang jagain sepatu dan tas *thank a lot ya, Pak* rupanya Istiqlal itu artinya MERDEKA! Yaph… merdeka dalam bahasa Arab.

Perhatikan lagi foto yang saya ambil tersebut, ada kubah besar kan yang menghias atap Istiqlal? Kalian tahu tidak berapa diameter kubah ini? Rupanya 45 meter! Yaph! untuk menggambarkan tahun kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1945. Semakin menarik kan kawan? bahkan secara kebetulan lama pembangunan masjid ini adalah 17 tahun! makin match aja deh, 17 kan tanggal kemerdekaan kita.

Lanjuuuuut!

Tampak dalam deh

Image and video hosting by TinyPic

Kalau ke dalam maka akan tampak desain interior masjid Istiqlal. Sangat minimalis, tapi megah. Kubahnya dihiasi kaligrafi dengan warna keemasan… bagus sekali ya? Lebih bagus kalau bisa bikinnya sebenarnya hehehehe, tapi kalau saya sih ngaku aja walau punya basic cukup lumayan untuk menggambar tapi nggak bisa bikin kaligrafi…

Image and video hosting by TinyPic
Nah kalau foto itu, itu adalah tiang-tiang utama penyangga kubah. Tidak kelihatan dari foto ini, tapi tiang utama yang menyangga di sekeliling kubah ini jumlahnya ada 12! Kenapa 12? Karena ini melambangkan tanggal lahirnya Nabi Muhammad SAW yaitu 12 Rabi’ul Awal. Oiya… Masjid Istiqlal juga dibangun 5 lantai, kenapa? karena rukun islam ada 5 dan shalat wajib juga kan ada 5 waktu.

Image and video hosting by TinyPic

Ini bagian paling depan. Tapi sayang saya tidak bisa mengambil secara lebih detil lagi karena saya mengambil foto dari bagian akhwat (perempuan). Yang pasti arsitekturnya sangat cantik dan masih cling-cling karena baru saja selesai direnovasi.

Image and video hosting by TinyPic
Ini di bagian tengah masjid. Gimana ya… Masjid Istiqlal itu memang didesain untuk menampung jamaah yang sangat buaaaaanyaaaaak, karena itu memang sengaja didesain “terbuka” dan bisa dilihat juga kan atapnya tinggi. Sederhana saja… maksudnya supaya sirkulasi udara berjalan dengan lancar, dan jamaah nggak kepanasan apalagi sampai sesak nafas apalagi sampai pingsan hehehe.

Kalau diperhatikan lagi, bangunan Istiqlal ini mayoritas dibangun dari marmer dan stainless steel. Dahsyat kan? rupanya masih ada filosofinya juga loh. Soekarno bersikeras untuk membangun Istiqlal sekuat dan sekokoh mungkin! Katanya nggak boleh runtuh kalau bisa sampai 1000 tahun!  Konon itu sebagai tanda bahwa betapa cintanya Beliau kepada Islam… jadi dia ingin sampai dia meninggal sekalipun, rakyatnya tetap memiliki tempat ibadah yang mumpuni. Itu juga mengapa Istiqlal di bangun di jl. Medan Merdeka Timur karena ini merupakan “alun-alun”nya Jakarta…. strategis dengan banyak pusat keramaian, jadi setelah dari hiruk pikuk, lusuh, capek kerja, terpukul, sedih, patah hati, happy, atau apapun lah… orang bisa dengan mudah mencapai Istiqlal dan beribadah. Wueeeeets~~~ jaya banget nggak tuh filosofinya. Masih kurang? Okay… siapa takut? tambah lagi , tahukah kalian kalau rupanya…. tempat berdirinya masjid ini dulunya adalah Taman Wilhelmina dan disitu dulu ada benteng Belanda. Naaaah, kata Soekarno supaya makin terasa makna “Istiqlal”nya a.k.a merdeka, jadi benteng Belanda itu diratakan dengan tanah dan dibangunlah masjid ini. Merdekaaaaaaa!!!!! Allahu akbar! Pada baru tahu kan? Sama saya juga kok :p atau malah jangan-jangan kalian yang lebih duluan tahu daripada saya fufufu.

Nah ini juga bisa dijadikan sebuah pelajaran yang berharga banget.
Kalian mungkin sudah tahu bahwa arsitek masjid Istiqlal ini adalah seorang kristen protestan yang sangat taat bernama Fredrerich Silaban. Bukan mau SARA ya, tapi saya sih kagum luar biasa… dulu kan desain istiqlal disayembarakan, dan para panitia dengan sangat terbuka mengundang siapapun untuk ikut sayembara. Hebatnya lagi… orang yang non muslim pun mau ikutan sampai repot-repot mikir filosofinya mau seperti apa *yeaaah, tapi waktu itu hadiahnya juga emas batangan sih, tapi ada orang non muslim yang mau belajar mendalami arsitektur Islam juga rasanya wow banget deh*,  yang lebih lebih lebih kerennya lagi… panitia mengakui bahwa desain terbaik adalah karya seorang non muslim…. bayangkan kawan! Itu toleransi yang luar biasa yang pernah ada di muka bumi ini.

Hal hebat lainnya, Istiqlal memang sengaja dibangun di depan katedral yang arsitekturnya sangat indah.
Image and video hosting by TinyPic
Ada filosofinya?
Ada dong! DAN KALIAN WAJIB TAHU!
Sengaja dibangun di depan katedral supaya rakyat Indonesia belajar untuk terus harmonis dan bertoleransi. Supaya semua pemeluk agama bisa dengan tenang menjalankan ibadah mereka masing-masing lalu setelah itu bisa dengan mudah bersosialisasi satu sama lain dengan damai. Aduh mengharukan dan keren 🙂

naaaah seru kan?
Well, semua hobi itu seru kok kalau dijalani dan dinikmati.

Bumi ini luas, mereka menunggu loh untuk saya, kamu,  kita semua kunjungi dan jelajahi. Mereka menunggu untuk kita cari tahu dan hargai. Kalau kalian udah bisa menikmati setiap proses “pencarian” itu dengan fun dan enjoy… udah deh, kalian pasti feel so grateful for everything. Mumpung kawan… kata guru bahasa Inggris saya “Bumi Allah itu luas, maka jelajahilah… karena Allah pasti punya maksud membuat bumi ini begitu luas”

Selamat bertualang kawan! 🙂
kalau kata film Rab Ne Bana Dil Jodi, “Kita ini musafir cinta… kita akan bertemu di jalan!”
Okay, sampai ketemu di jalan, jangan lupa bawa uang lebih… siapa tahu saya gak bawa uang yang cukup buat naik ojek hehehehe