When can I see you again?


“Switch on the sky and the stars glow for you
Go see the world ’cause it’s all so brand new
Don’t close your eyes ’cause your future’s ready to shine
It’s just a matter of time, before we learn how to fly
Welcome to the rhythm of the night
There’s something in the air you can’t deny”
—-When Can I See You Again?, Owl City—-

Maaf yaaaa udah lama banget gak update blog, maklum selama 2 minggu yang lalu sibux banget karena harus mengikuti Program Kepemimpinan LPDP.

Akhirnya saya menemukan sebuah momen dimana saya tidak menyesal untuk resign dan kembali ke kampus… akhirnya saya menemukan sebuah momen dimana rasanya semangat saya untuk kembali sekolah hingga jenjang tertinggi sekalipun bangkit dan berkobar sedemikian rupa hingga lupa kapan saya pernah putus asa, dan momen itu adalah ketika saya mengikuti Program Kepemimpinan LPDP yang diikuti oleh para penerima beasiswa LPDP, kementerian keuangan.

Saya bukan orang yang pandai bergaul dan jujur aja pas ikut acara ini awalnya mikir “Idddddiiiiih… apa sih? penting banget ya?” saya berpikir tidur dan liburan mungkin lebih baik pasca saya resign dari Kemenko Perekonomian. Saya membayangkan betapa akan membosankannya datang lalu mengerjakan berbagai tugas kelompok dan selama 2 minggu! catat….2 minggu! Ya Allah….. helllllp~~~

Tapi semua berubah ketika negara api menyerang….
ehย  maksud saya…. semua berubah ketika saya sampai di acara tersebut.

Hari ke-0 datang saya langsung minder, gimana nggak? semuanya anak-anak yang pintar-pintar dan hebat-hebat. Ada yang pernah menerima grant dan kerja di google, ada yang sudah bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat sampai timur Indonesia, ada yang masih 21 tahun udah mau master dan 23 tahun udah mau ambil doktor, ada yang udah sampe bosen kuliah di luar negeri bertahun-tahun dan sekarang malah kangen pengen sekolah di dalam negeri, pokoknya kalian mungkin belum pernah liat manusia-manusia sekeren-keren itu! Saya sampai berpikir, ini beneran masih berstatus manusia? kok canggih-canggih banget.

Kekaguman saya tidak selesai sampai situ…. pada hari itu juga akhirnya kami dibagi dalam kelompok-kelompok, lalu taraaaaa…. saya pun dapat kelompok 6 orang cowok dan 2 orang cewek termasuk saya. Namanya masih baru dibagi kelompok, awalnya masih diem-diem dan jaim hahahahhaa…. dan jujur aja saya merasa bersyukur karena dari awal saya liat kelompok saya semuanya low profile dan gak banyak cing cong, mungkin karena banyak cowok ya. Dan jujur aja semuanya muka-muka culun gitu, belum ketahuan betapa kerennya mereka semua….Oiya, nama kelompok kami adalah KOMODO. Hahahaha… keren kan! Diam-diam menggigit, persis kayak tim saya ini.

Time flies…. kita baru bisa mengetahui karakter setiap orang ketika kita menghabiskan beberapa waktu dengan mereka.

Kelompok saya itu bener-bener kayak kelompok yang gak serius, kerjaannya ketawaaaaaa terus…. kelompok lain gila-gilaan ngerjain tugas sampai ada yang gak tidur segala, kelompok saya berlomba-lomba naik kasur lalu boboks on time. Pun begadang ngerjain tugas, proporsi ketawa dan becandanya mungkin 2/3 dari seriusnya. Saya pikir kayaknya kami pantesnya jadi host The Comment karena kerjaannya ngomentarin orang terus hahahahhaa….

Walaupun kerjanya nyantai, bukan berarti kelompok saya orang-orang yang “biasa” aja… bagi saya semuanya orang-orang luar biasa dan thanks ya Allah saya pernah bertemu dan sekelompok sama mereka. Saya akan ceritakan tentang mereka secara singkat… fufufufufu. Kenapa saya ceritakan mereka satu per satu ya? Entahlah… mungkin pengen mengobarkan semangat saya dan teman-teman pembaca semua aja…bahwa pintar, aktif, dan humble itu ada di muka bumi ini… dan inilah mereka:

1. Muhammad Hilman Beyri.
Kami di kelompok manggilnya Regar atau Siregar. Anak paling muda sekaligus paling caur di kelompok saya. Kadang kami suka amaze karena walau dia anak teknik informatika ITB tapi nggak tau twitter, liat blogspot aja masih nanya “Ini apaan sih? hahahhaha” …. terus liat ulet bulu item aja heboh…. liat putri malu antusias… Tapi buat kalian tau aja dia mungkin anak yang di bilang masuk kategori jenius di muka bumi ini….

Ujian GRE-nya tinggi… TOEFL iBT juga 114 (max.nilainya 120 ya)….IPK juga 3,7 di Teknik Informatika ITB looooh. Yang bikin gemes… kerjaan dia itu satu: TIDUR! nggak peduli mau pembicara atau materinya oke atau nggak pokoknya tiduuuuuurrrrrrrr….! Bayangkan! Kalau punya teman seangkatan kayak model gini kan bikin sakit hati ya, dia tidur eh nilai tetep oke-oke. Siyal! Tapi tetep saya menyatakan dia adalah tipe mahasiswa favorit saya. Nyelow, humble, tapi tetep pintar hhahahaha….
Kami mendoakanmu agar lancar masuk Stanford University, Nak…. tapi jangan ketiduran terus yaaaaa kalau udah nyampe sana.

 

2. Mohammad Rusdi Hidayat
Kalau kami manggilnya Mas Apis…. Mas Apis ini peneliti di Kementerian Perindustrian dan sekarang lagi dinas di Kalimantan Barat. Oiya alumni IPB juga loh. Jalan sama Mas Apis itu kayak jalan sama sebuah kamus botani hidup. Pas ada acara hiking, Mas Apis tuh bisa ngejelasin pertanyaan-pertanyaan kami. Pokoknya seruuuuu bangeeeeet. Yang bikin kaget adalah, Mas Apis itu NARSIS. Jangan biarkan Mas Apis ketemu kamera -.- karena akan betah dan akan mencoba berbagai pose zzzzzzz…..

 

3. Galuh Syahbana Indraprahasta
Ini dia Mas GSI yang paling ganteng :p dan mengakui pernah hampir gak kuliah karena mau jadi foto model hahahahahahahaha eh beneran loh ini bukan saya yang ngegosip ya, ini hasil wawancara LIVE… Mas GSI ini Peneliti di LIPI, peneliti di P4W IPB, dan suka ngedosen juga di IPB. Walau rentetan titlenya sebagai peneliti tapi dia itu gimana yaaaa? Bahan ketawa kami-kami di kelompok. Soalnya mau ngegaring, mau ngelucu, mau ngambek, mau tegas, semua ekspresinya sama; DATAR! makanya kami tuh selalu katawa, soalnya bingung sendiri menerjemahkan ekspresinya. Pokoknya orang yang sangat menyenangkan. Oiya, Mas GSI juga pernah diangkat jadi ketua angkatan di angkatan saya loh. Kece kaaaaaaan…. eh tapi jangan pada naksir ya, Mas GSI ini udah punya ekor fufufufufu.

4. Iwan Adichandra
Ada yang ikut milist beasiswa? Ini loooooh adminnya. Buat kalian yang belum pada tau ya. Yang mengagumkan dari Mas Iwan ini adalah sekolahnya udah buanyaaaaaaaaak banget. Kami pernah sampai tanya “Mas… sebenarnya gelas buat S2 Mas itu ada berapa sih?” terus dia jawab “Hahahahaha… berapa ya, udah lupa-lupa inget” Mukyaaaaaa… saking banyaknya. Yang dia akui sih udah 2 kali S2 di Eropa, 2 kali kuliah S2 online, pernah summer course di Italia, pernah kerja juga di Belanda, pernah jadi ketua PPI jerman juga… itu yang dia inget ya, saya sih masih curiga sebenarnya masih banyak lagi. Oiya, sekarang Mas Iwan ini jadi dosen di Universitas Bakrie, kalau mau tanya-tanya tentang beasiswa langsung aja todong deh Mas yang udah melanglang buwana ini.

5. Media Wahyudi Askar
Kalau ini udah expert-nya di bidang Community Development. Udah keliling-keliling Indonesia untukCommunity Development… kalimantan…papua… ahhhh sapu bersih deh. Kami manggilnya Mas Mayday…. walau badannya kecil gini dan sering bercanda, tapi Mas Mayday ini mantan aktivis mahasiswa juga! Sekarang Mas Mayday kerja di bagian CSR salah satu perusahaan Astra dan katanya mau resign demi menempuh studi lagi dan nanti mau lebih banyak mengabdi pada Indonesia. Tsaaaaaaah…. saya doakan resignnya lancar, eh maaf… sekolahnya lancar hehehehe.

 

6. Purnama Rika Perdana
Korban bullying di kelompok saya karena suaranya nyariiiiiing banget dan nggak pernah bisa berhenti ngomong. Bikin pusiiiiing~~~ tapi justru lama kelamaan jadi bahan hiburan tersendiri karena selalu di bully sama kita-kita, dan kalau gak ada Rika mungkin kelompok kami gak akan rame ya. Rika ini guru bahasa Inggris, dan cita-citanya mau jadi profesor di bidang linguistik. Kami pernah iseng nanya, apa penting guru SMP harus repot ambil S3 di bidang linguistik, jawabannya? “Yaaa gak tau nanti gimana, tapi kalau ilmu kan wajib terus dicari” hebat banget ya semangatnya.

7. Mohammad Iqbal
JANGAN KORUPSI! selalu deh kami dinasehatin gitu sama Mas Gatot ( Panggilan kami buat Mas Iqbal). Orangnya tuiiiiinggggiiiiiiii banget, tingginya 190++ cm. Hadeeeuuuh…jangan jalan samping-sampingan deh kalau ngerasa pendek. Mas Gatot ini orang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan sekarang lagi dinas di Ternate, jauh banget kan? Impian mas Gatot ini adalah jadi profesor di bidang Financial Fraud. Oiya, Mas Gatot ini juga orangnya teliti banget, maklum lah auditor.

Orangnya juga jago fotografi…. soalnya katanya pernah jadi fotografer juga pas ada acara-acara di BPK. Huwaaaaaa…seru. Oiya jangan ditaksir juga ya kawan, udah ada ekor juga hehehehehe.

Oiya… saya juga membuat komik tentang kelompok saya, kebetulan ada tugas “Visualisasi untuk Indonesiaku” karena saya cuman bisa bikin komik jadi yaaaa itu yang saya bikin. Thanks buat Siregar yang akhirnya mau repot-repot bikin komik saya dalam bentuk video. Oiya…. visualisasi kami ini masuk 3 visualisasi terbaik di angkatan kami looooh… hahahahahaha…. naaaaah ini dia:

Sederhana banget ya? hahahaha komiknya juga ada kok tapi nanti posting saya kepanjangan ah.

Tapi ini kemudian membuka mata saya bahwa semangat kita masih bisa lebih bangkit lagi dan salah satu caranya adalah dengan bertemu dengan orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama…. bertemu orang-orang yang mendukung setiap impian kita. Semua orang pernah gagal dan di saat yang sama kita bisa memilih untuk menyerah atau kemudian bangkit lagi…. mungkin sulit, tapi ketika kita bertemu dengan orang-orang yang mau mendukung kita, setidaknya ada uluran tangan yang mau membantu kita bangkit saat kita jatuh.

Terima kasih semuanya ๐Ÿ™‚

Sukses yaaaaa untuk semuanyaaaaaaa ^O^/

 

 

 

Jangan jadi Mahasiswa/Calon Mahasiswa nyebelin!


Bahkan jika kalian sudah sampai Oxford sekalipun! Tetaplah rendah hati!

Itu yang bisa saya katakan kepada kalian… siapa saja, dimana saja, di belahan bumi manapun, ketika kalian berstatus sebagai mahasiswa maupun calon mahasiswa.

Kenapa tiba-tiba saya ngomel-ngomel nggak jelas seperti ini… huuuufffftttt ceritanya panjang.

Semua berawal dari posting sebelumnya. Sebagaimana yang telah saya ceritakan sebagai calon mahasiswa, uang saya pas-pasan…. Sensei saya aja sampai gak tega hahahaha.. sedih banget kan. Bahkan jika saya harus bayar biaya pendaftaran terlebih dahulu… terus dijanjikan reimburse bla bla bla… huwaaaa saya gak sanggup deh. Gaji saya terpending 2 bulan karena kesalah sistem di bagian keuangan *oh please SDM yang gaptek ๐Ÿ™ * dan adapun lainnya buat tes TOEFL iBT dan tentu buat bertahan hidup di tanah air dan memang sudah ada yang saya sisihkan untuk biaya kuliah adik saya…. untuk mama saya… dsb…. ya ampuuuuuun kacau semua gara2 si sistem errrrgghhhhhh… pengen ngamuk! tapi sudah lah ya~ intinya… rencana studi saya ke Jepang tertunda huhuhuhu…udah gitu ganti universitas pula… jadi ke sebuah universitas di Tokyo walaupun Sensei saya di Kyoto sangat baik hati dan bilang kami bisa bertemu kapan saja untuk membicarakan penelitian saya… yang penting sampai da harus pakai beasiswa! Huhuhuhu mengharukan….

Lelah dengan pekerjaan saya sekarang dan gemes juga dengan gaji yg sering telat. Saya pun memutuskan untuk resign akhir bulan ini…
Dan puji syukur kepada Allah saya sudah menemukan tempat berlabuh yang baru di sebuah lembaga penelitian tentang perubahan iklim di IPB dan menjadi peneliti di sana :’D saya pun bisa ngajar lagi dan belajar lagi karena calon tesis saya memang sesuatu yang baru banget…

Saya sih damai tenteram ya… I got a new job! Saya bisa nambah tabungan untuk kuliah adik saya, nambah tabungan untuk mama saya, dan sudah ada berbagai proyek kerjasama Indonesia-Jepang yang siap menanti saya untuk dipelajari dan dikerjakan. Sensei saya juga toh terlibat dalam proyek tersebut jadi yaaa bisa nyambi-nyambi nyicil. Cuman memang ya perjuangan dapat gelar Master itu mahaaaaaal dan beraaaaat perjuangannya. Saya juga sekarang bahagia tempat kerja saya dekat dengan rumah jadi gak capek ngejar-ngejar kereta.

Plan saya sudah sempurna sampai sini!
Misi mendapatkan calon suami di tempat sekolah baru juga bisa dipending sementara…
Errrrrr…

Tinggal menjalankan misi saya yang lain..
Saya ingin membantu banyak orang sebelum saya melanjutkan sekolah. Terutama yang mau melanjutkan sekolah lagi. Kenapa ya? Karena Allah toh memberi banyak kebaikan pada saya jadi boleh dong saya melakukan kebaikan untuk orang lain.

Karena saya akan menjadi anak “teknik” maka tentu saya jadi lebih sering bergaul dengan calon-calon anak teknik juga, dari yang calon master sampai calon doktor… I’m happy ketika banyak orang yang mempercayai saya dan bertanya kepada saya… lalu saya bisa membantu mereka.

Hingga datanglah hari ini….
Hari ini ada seorang calon mahasiswa yang kebetulan akan mengambil Universitas yang sama dengan saya, anak univ. ternama…. dia mau mengambil “teknik lingkungan” mungkin karena menyerempet dengan penelitian saya saya juga tentang lingkungan…. kebetulan kami juga dapat beasiswa yang sama, dan mungkin juga karena saya awalnya hampir jadi anak Teknik Lingkungan jadi dia nanya-nanya lah ke saya.

Awalnya pas nanya maniiiiisssss banget… wah saya pun terenyuh. Saya menjawab dengan penuh kesabaran seluruh pertanyaan dia dengan baik dan benar. Tapi alangkah kecewanya ketika makin lama dia makin nyolot -.-

“Kok mbak nggak ambil intake yang ini bla bla bla…. kan biar lebih cepet mbak”
“Hehehehehe…Gak sanggup, Mas… saya nggak bisa bayar biaya pendaftaran yang pakai yen itu -.- rupiah kan lagi melemah, Mas”
“Ya ampuuuun… itu kan murah, Mbak. Masa gitu aja gak bisa bayar” JLEBBBBHHHH! saya dengan segala pengetahuan ekonomi saya… menghitung si Yen dan mengconvert ke rupiah… jreeeeeeng 3,5 juta rupiah bok! Ya ampuuuun…ada sih… tapi setelah itu saya langsung jadi fakir, miskin, dan anak terlantar yang perlu dirawat negara karena rekening saya akan kosong melompong -.- Biaya hidup kerja bulak-balik jakarta bogor aja udah hi-cost bgt. Ada uang yang saya invest, tapi ya ampuuun bertunas aja belum masa iya saya cabut T^T. Huwaaaaaa teganyaaaaaa~

“Jujur aja,Mas… saya sih gak mampu hehehehe…uangnya ngepas, Mas. Soalnya deadline pembayarannya mepet. Kalau bulan depan sih kekejar” Masih berusaha menjawab dengan jujur, sopan dan sabar
“Oh derita mbak itu sih, segitu sih bagi saya kebayar lah, mbak. kalo begitu saya duluan ya mbak kesana. Bye”

Jangkrik!

Saya catat nama anak itu di benak saya…. saya catat lab.nya di ingatan saya… saya akan cari nanti di universitas tujuan! Saya akan datang pas dia presentasi paper, dan demi kesucian ilmu pengetahuan… saya yang akan mengajukan pertanyaan substantif kepada dia! Saya mau lihat sepintar apa dia sampai berani-beraninya se-kurang ajar itu kepada saya! gemes!

Heeeeeuh…. Allah… liat dong makhluk yang itu tuuuh agak-agak bikin jengkel. Huwaaaaaaa keseeeeeel *lempar sandal*

Memangnya salah ya kalau saya sudah bertekad bahwa semua yang berkaitan dengan studi saya harus hasil perjuangan saya sendiri, termasuk masalah keuangan! Loh saya ini sudah 23 tahun! Udah gak jaman lagi minta ke Mama-Papah…. -.- apalagi ini sudah tekad saya, maka ini harus saya yang pertanggungjawabkan.

Huwaaaaaaa iya deeeeeeh…. saya mahasiswa miskin -,- derita-derita gw!
tapi saya akan buktikan saya bisa menjadi mahasiswa pintar!

Saya tidak mau membalas si anak “sopan” itu… Tapi saya ingin yang lain lebih rendah hati.
Beasiswa itu amanah! Sekolah lagi juga itu amanah!
Amanah itu untuk dilaksanakan dengan baik, bukan untuk disombongkan.
Memangnya ketika saya…. kalian… kita semua… selesai sekolah, bahkan hingga doktor sekalipun… untuk apa ilmu kita itu?
Buat apa?
Buat apa?
Ayo jawab! Buat apa?
Nyari kerjaan bonafit?
Nyari uang?
Nyari hal-hal duniawi?
Udah nggak masanya kawan~! Usia kalian juga makin menua… ketika kalian sampai pada masa itu, seharusnya ilmu kalian membuat pemikiran kalian menjadi lebih bijaksana… meluruhkan ego-ego kita… saat itu tugas kita adalah mengimplementasikan ilmu kita untuk kebaikan banyak orang! itu tanggung jawab kita! itu kawan… itu! tidak kurang… tidak lebih…

Ini amanah… dan Tuhan akan kecewa jika hamba-Nya menyepelekan amanah ini.

Saya marah… tidak?
Kecewa…? Sedikit
Tapi yang pasti… saya orang yang merasakan bahwa jalan saya menuju impian saya sangat sulit, dan saya tidak senang ketika ada orang-orang yang menyepelekan usaha saya.

Ingat… ini bumi Allah…
Mau sombong di atas bumi Allah? Boleh….
Tapi nggak tau yaaaaaa nanti Allah marahnya gimana~~~ gak ikut-ikut aaaaah~

 

A letter from Kyoto….


hari ini ada sebuah amplop besar sampai ke rumah saya, taraaaa inilah amplop itu

Image and video hosting by TinyPic

Isinya? Isinya adalah LoA dari salah seorang profesor di Teknik Lingkungan di Universitas Kyoto. Universitas impian saya selama ini…! Kyodai (Kyoto Daigaku) mungkin kalah pamor dengan Universitas Tokyo, tempatnya juga gak di pusat kota tapi peraih nobel di Asia paling banyak lahir dari universitas ini! Huwaaaaaaa….. kayak mimpi deh. Nobel loh nobel! Sewaktu masih SD saya pernah menulis di buku harian saya ingin salaman dengan peraih nobel… terus menjadi peraih nobel dari Indonesia.

Calon profesor saya pun juga peraih nobel loh, biarlah skrinsut yang bicara…

Buat yang belum liat sertifikat nobel, jangan khawatir saya juga baru liat sekarang hahahahahaha.
Nobel itu ada macam-macam, pada tahun 2007 Nobel Peace prize jatuh pada IPCC, sensei saya tergabung dalam penelitian IPCC jadi terhitung termasuk yang memperoleh nobel. Yang lebih kerennya lagi, Beliau sudah mengabdikan 20 tahun hidupnya untuk membangun model ekonomi energi se Asia-Pasifik! Asia Pasifik loh…. bukan cuman Darmaga atau Ciomas -.- Ya Allah…. keren dan rajin banget. Kalau saya sih ngebayangin aja udah bosen hahahaha, 20 tahun bangun model doang kan pusing ya. Istiqamah sekali Beliau ini.

Itu manis-manisnya…
Sekarang getirnya!
Permohonan pergantian universitas saya ditolak! Artinya beasiswa saya tidak bisa turun. Kenapa? karena LoA saya masih LoA profesor. Kalau bahasa kerennya LoA conditional. Saya masih harus lulus tes masuk universitas kyoto. Kabar sedihnya lagi, ujian masuknya adalah ke Fakultas Teknik dan jelas-jelas background saya ekonomi. Kisah sedih ketiga.. saya gak punya budget yang cukup *untuk saat ini* untuk berangkat tes kesana T^T huwaaaaaaaa sedih banget gak sih.

Jangan berisik lalu bilang “Kenapa gak ambil kelas internasional aja…. bla…bla…bla…” ya karena sensei saya di departemen teknik lingkungan itu… dan itu gak ada kelas internasional. Ya Allah… Beliau mau berbagi ilmu ke manusia bukan orang jepang aja udah subhanallah…. berbagi ilmunya ke saya lagi yang dari awal udah bilang I blind about energy economics. Beliau sampai rela loh gak pensiun dulu demi menunggu satu orang anak Indonesia bergelar emon ini berguru kepadanya. Tentu saja ini berkat perjuangan keras dan luar biasa dari promotor-promotor saya yang sabar Pak Rizaldi Boer dan Ibu Luky. Eh…. buat yang belum tau, Bapak Rizaldi Boer juga peraih nobel loh :p cari-cari di google ya. Heran deh IPB gak pasang baliho mahagede buat gembar-gembor masalah ini. Sudahlah kembali pada kisah sedih saya.

Mungkin memang susah juga ya jadi low middle income person…. tinggal dikit aja jadi mikir-mikir masalah uang. Belum cukup sampai situ, masih banyak manusia Indonesia yang memojokan keinginan saya…
“aduuuuh ngapain sih sekolah aja yang dipikirin”
“Kerja dulu aja kali, emang punya uang?”
bla
bla
bla
memang saya nggak punya… lalu mau apa?

Membantu tidak…
Mendukung tidak…
Menenangkan tidak juga…
Bikin stress iya!
Hal yang saya butuhkan saat ini adalah saran-saran yang solutif! Bukan menyalahkan segala keinginan saya.
Mungkin gak pernah kebayang ya… anak dengan kepintaran pas-pasan, kumel, acak-acakan, dan secara ekonomi juga gak banget bisa kemudian memperoleh kesempatan seperti ini. Ya nggak kebayang berarti kan bukan berarti hal yang mustahil.

Rasanya kadang jengkel sendiri….
Kadang mau marah ke ayah… dateng ke makamnya… terus bilang “See… this is what happened because you leave us so fast”
Kadang mau marah ke mama…”Kenapa sih, Ma…. gak pernah mau denger pas saya bilang jaga kesehatan baik-baik dari dulu”
Tapi ini bukan kesalahan mereka. Kalian tau? kalian tidak akan pernah melihat orang tua sehebat Mama dan Ayah saya. Sejak saya kecil saya bebas meraih apa yang saya suka. Mereka berhasil mendidik dua anak mereka. Saya dan adik saya mungkin bukan dari keluarga terpandang, tapi kami punya tekad untuk berjuang mati-matian untuk segala hal. Jika orang-orang melihat saya dan adik saya manusia-manusia bahagia yang Alhamdulillah gak ribet masalah akademis dan melihat keluarga kami always cheerful… kalian gak pernah liat betapa banyak hal dan rintangan yang kami hadapi bersama. Kami berjuang untuk banyak hal… seharusnya bumi ini lebih fair untuk menghargai kami, termasuk saya, dalam berbagai hal.

Saya lalu ingin marah… dan kemarahan terbesar saya adalah pada diri saya sendiri “What will you do!” sambil membentak ke arah cermin.

Bisakah dunia diam sejenak… biarkan saya berpikir jernih, menanyakan jalan terbaik kepada orang-orang yang saya anggap berkompeten dan tunda dulu segala komentar yang menyudutkan saya. Saya juga sedang berjuang dan berpikir… tapi saya butuh waktu dan sedikit ketenangan.

Jika saya seorang anak konglomerat apakah orang-orang akan diam?
Tidak juga kan?
Saya tidak pernah berkomentar masalah orang lain… mengapa orang lain harus repot berkomentar tentang urusan saya? kehidupan saya? segalanya! Mohon dengarkan saya terlebih dahulu, pahami…. lalu beri masukan. Diam sejenak, lalu biarkan saya mengambil keputusan.

Sudahlah biarkan saja…

Di atas lembar LoA saya terselip sebuah sticky notes kuning dengan tulisan dari sekretaris profesor saya. Rasanya ingin ketawa sekaligus mau nangis. Tulisannya “Dear Marissa-san hope it works well” Lalu ada smiley-nya. Unfortunately it hasn’t work well yet… but there will be a time ๐Ÿ™‚
Image and video hosting by TinyPic
Saya kira cukup…!
Apapun keputusan saya nanti, semoga semua bisa menghargai dengan baik.
Jika saya memilih sekolah lagi… semoga alasan-alasan saya bisa diterima. Orang setega apa sih yang tega menyia-nyiakan kebaikan orang lain? Orang lainnya beda negara lagi.

Perjuangan saya masih panjang… masih harus belajar gila-gilaan
dan menempa hati. Udah mencoba menjadi gak cengeng… tapi kadang kalau denger yang kejam-kejam masih belum kuat.

huhuhuhu….

Special thanks:
* Mama… the best mom in the universe. Apa perlu semua Mama di muka bumi belajar dari Mama? Biar mereka bisa menghargai dengan baik pilihan dan keinginan anak-anak mereka?

* Pak Boer dan Bu Luky... terima kasih telah memperkenalkan saya dengan orang-orang hebat. It’s a pleasure. Terima kasih juga sudah berheboh-heboh karena saya

*My lovely brother... yang bilang “Be yourself! No matter what they say!” hahahha kita memang English Man in New York banget deh

*Tiko…. Rupanya kisah hidup kita hampir serupa. Bahagia punya sahabat baru yang bisa berbagi pikiran. Apapun yang terjadi semoga gw jadi ya ke Kyodai.

*Solih… Paling tau masalah gw, tapi pada akhirnya jadi orang yang paling heboh mendukung gw. Kaget loh tiba-tiba so sweet hahahaha. terima kasih… terima kasih sudah mengenal gw dan menganggap gw sebagai diri gw sendiri. Keren banget… :’D

*Habib… terima kasih telah menyemangati juga beberapa jam sebelum tulisan ini diposkan. Go! pergi kemana aja yang kamu mau! Nekad kan? Insya Allah aku bantu dengan… doa :p Oleh-oleh dari KL masih belum turun nih, mohon segera diproses -,-

Demikian…

bangun! wujudkan mimpi2 walau masih ngantuk banget! ๐Ÿ™‚ salam juang!

 

 

Emonikova [Pernah] ke Nusa Dua, Bali :D


Halooooow semuanyaaaaa ๐Ÿ˜€
Mohon maaf saya lama meninggalkan blog dan jarang berkicau di social media. Saya baru pulang dari Nusa Dua, Bali pekan lalu daaaaaaannnn karena kecapean dan norak gak pernah pergi terlalu jauh…. saya kena flu berat. Karena saya ada riwayat asma, sinusitis, dsb… kalau udah kena flu saya gak bisa berkutik.

Tapi tetap saya punya hutang cerita kepada kalian.
Ngapain nih ke Nusa Dua? Ngapaiiiin yaaaa… kebetulan ada acara APEC Women and Economy Related Forum. Acaranyanya yaaaa… mirip kayak acara ibu-ibu PKK tapi tingkat internasional hahahahhaa. Namanya Ibu-Ibu semua, maka acaranya pasti heboh dan banyak pernak pernik. Cuman saya sendiri merasa manajemen waktu acaranya sendiri kurang baik. Kalau kata bos besar saya… “Barang dagangannya bagus, tapi yang dagangnya kurang bagus”

Acara ini gedeeeeee bangeeeeet… tapi kami yang ikut nggak ngeh rangkaian dan runtutan acarannya seperti apa. Jadi kesana ngawang-ngawang… acaranya juga jadi ngaret. Padahal narasumber acara dsb-nya kereeeeeeeeen bangeeeeet setengah mati.

Nusa dua gimana ya?
Yang paling berkesan kayaknya semua barang-barang disana muaaaaahaaaaal! Edyan pokoknya. Satu deretan nusa dua itu hotel dan penginapan semua. Terus gimana barang-barangnya pada gak mahal… miss world di sana, APEC meetings juga disana, bahkaaaaan konon kalau Pak SBY datang… satu daerah di Nusa Dua itu di blok! alias gak boleh ada yang lewat.

Hotel untuk pertemuan APEC Women kali ini di Hotel Mulia, Nusa Dua Bali. Konon ini hotel terbesar di Indonesia dan luasnya 27 hektaaaaaaarrrrrrr! Jadi kalau kalian ada acara di hotel itu emang lebih baik pake shuttle bus, jadi bisa langsung di antar ke depan venue acara. Kalau nggak? Selamat jalan menjelajahi 27 hektar deh.

Saya gak sempet foto-foto banyak, tapi pemandangannya sih emang cukup oke. cekidot….
Image and video hosting by TinyPic

Ini depannya doang hahahahhaa… gak sanggup motoin semuanya.

Oiya, seperti yang saya ceritakan sebelumnya acaranya agak jadi berantakan. Bayangkan! Bayangkan! Bu Linda Gumelar (Menteri Pemberdayaan Wanita-pen) lewat… kan kalau aturan protokoler mah kita pasti berdiri lalu tepuk tangan elegan kan… ini? GAK SAMA SEKALI! yang ada malah jadi crowded karena pada rebutan poto -.- krik banget. Gak percaya, liaaaat dong….
Image and video hosting by TinyPic

Sudahlah… mari kita lupakan Ibu Linda Gumelar. Ngomong-ngomong masalah Bali, memang cuman daerah ini di seantero Indonesia raya yang paling siap buat acara2 internasional. Slaah satu yang paling saya kagumi adalah seniman-seniman Bali itu udah siap manggung kapanpun diperlukan! Hebat ya… dan semuanya udah mateng banget. Kostumnya udah oke, cara mereka present karya seninya juga oke, yaaaaaa sudahlah…. propinsi lain jangan iri deh sama Bali hehehehe
Image and video hosting by TinyPic

Oiya… saya tidak hadir sendiri. Saya bersama bos besar saya serta bos saya. Hehehehehe…. narsis dulu
Image and video hosting by TinyPic

Oiyaaaa… acaranya juga keren-keren. Yang paling bikin saya pengen jingkrak-jingkrak adalah ada acara yang moderatornya Desi Anwar…. Ya Allah, smart sekali presenter yang satu ini. Bahasa Inggrisnya juga sedaaaaaaappppp keren dan lancar banget. Sorry fotonya burem… gemeter bo liat Desi Anwar hahahahhaa *lebay*
Image and video hosting by TinyPic

Topik yang dibahas juga menarik, tentang trend wanita masa kini. Jadi kalau saya berpikir “Udah ah… ngapain sih nikah bla…bla…bla…” RUPANYA statistik internasional mencatat bahwa wanita-wanita yang berpikir seperti saya itu meningkat! Hufffft… untung deh masih jadi wanita Indonesia ya, secara budaya masih gak tega lah gak berkeluarga sama sekali.

Tapi memang, dunia sedang menghadapi masalah besar terkait ekonomi dan wanita *widiiiiiiw*. Ceritanya… karena permasalahan ekonomi semakin complicated, maka banyak wanita yang akhirnya memutuskan bekerja… dan bekerjanya pun gila-gilaan sampai akhirnya jumlah anak yang mereka miliki jadi sedikit atau bahkan enggan untuk punya anak.

Naaaaaah…. yang muda….akhirnya jadi ngeri. Sadar tidak sadar akhirnya mereka berpikir “Ah, ribet… ngapain berumah tangga… saya bisa berkonsentrasi bekerja dan menghidupi keluarga saya sekarang tanpa harus repot membentuk keluarga baru”ย 

Kayak sepele ya? Tapi percaya gak… itu salah satu alasan kenapa di banyak negara maju akhir-akhir ini makin sedikit jumlah warga negara usia mudanya. Kenapa? Yaaaaaa karena gak ada yang mau melahirkan anak! gila kan? Pokoknya kalau udah belajar ekonomi kita jadi belajar macem-macem deh.

Jadi kalian para pria…. jangan meremehkan peran wanita ya! Kalian gak tau nasib muka bumi ini juga ada di tangan para wanita fufufufuufu.
Pokoknya hasil pertemuan saya secara umum menyimpulkan bahwa wanita itu harus PINTAR dan sekaligus harus BIJAKSANA. Harus pintar… karena wanita itu lebih multitask… ngurus anak…. ngurus suami…ngurus kerjaan… ngatur keuangan keluarga…. huuuufffttt macem2! Tapi harus bijaksana juga agar semua bisa dijalankan dengan baik.

Ya sudah… kali ini segini aja ya.
Saya masih dalam masa penyembuhan jadi harus segera boboks ๐Ÿ™‚

See yooooouuuuuuuuu~!

Saya… Menara Eiffel… dan Sepotong Pesan tentang Impian…


On se connaรฎt depuis l’enfance
On allait au cours de piano ร  cรดtรฉ
En face du grand marchรฉ
On jouait au square du quartier
ร€ la marelle et au ballon prisonnier
Puis c’รฉtait le goรปter

C’รฉtait bien lร  nos plus belles annรฉes
Qu’aucun souci ne pouvait altรฉrer
Tokyo et Paris
Paris et Tokyo
Et puis toujours la musique
Tokyo et Paris
Paris et Tokyo
Et puis toujours la musique,
ร€ Paris, nous รฉtudierons
Ensemble

(Paris et Tokyo—- OST Nodame Cantabille)

Setiap saya merasa sedih atau galau….yang saya lakukan asking Allah for everything dan sesekali agak nyolot dan protes juga *hadeuuh tetep* dan satu lagi…. saya mengingat tentang Menara Eiffel.

Saya punya satu impian terbesar…. salah satu negara yang wajib saya kunjungi sebelum mati adalah Perancis, setidaknya untuk bertemu menara Eiffel hahahaha. Semua orang hanya bilang “waaaah keren..keren…” tapi tidak pernah bertanya “Kenapa harus menara Eiffel?”

Ada beberapa alasan… selain karena ulang tahun menara Eiffel sama dengan ulang tahun saya… yaitu karena Eiffel seperti sebuah surat cinta Gustave Eiffel kepada dunia yang tidak pernah terbaca secara detil. Izinkan saya menceritakannya sejenak…sebuah cerita yang pernah diceritakan kakek saya kepada saya.

Gustave Eiffel adalah seorang insinyur yang luar biasa… setidaknya bagi saya. Selain membangun menara Eiffel, dia juga yang mendesain kerangka patung liberty (Patung Liberty itu hadiah Perancis untuk Amerika Serikat, makanya namanya Liberty, itu sebenarnya dari Liberte :p setahu saya ya…). Tapi ada banyak hal yang belum diketahui dari Gustave Eiffel… dia adalah seorang penderita disleksia dan phobia pada ketinggian.

Walau penderita disleksia dan takut ketinggian… dia punya satu impian terbesar… Dia ingin bisa meraih bulan dan ingin orang-orang yang punya impian yang sama untuk bisa meraih bulan. Seems crazy and impossible, right?

Tapi impian membuat segala yang mustahil menjadi mungkin…
Maka tergagaslah ide membuat menara Eiffel… sebuah menara yang sangaaaaat tinggi dan jika dilihat dari kejauhan puncaknya akan mencapai bulan.

karena idenya gila… maka proyek itu awalnya yaaaa ditolak sana-sini. Oiya, pada awalnya Eiffel ingin membangun menaranya di Barcelona, bukan Paris. Tapi ditendang karena terlalu mahal dan gak jelas gunanya apa. Kasihan kan? Pun akhirnya diterima di Paris itu pun tidak mudah karena proyek itu dikritik sebagai proyek mercusuar yang mengganggu pemandangan.

Tapi setelah 2 tahun, 2 bulan, dan 3 hari menara Eiffel selesai dibangun… lalu diresmikan tanggal 31 Maret 1889 dan seperti impian Eiffel… ujung dari menara Eiffel menjulang ke langit dan seakan-akan seperti menjangkau bulan. Kalian tahu apa perkataan Eiffel setelah menara itu selesai dibangun? Entahlah… saya juga tidak tahu. Tapi kakek saya bilang terdapat salah satu tulisan Eiffel yang menyatakan

“Lihatlah, menara Eiffel telah berhasil meraih impiannya untuk meraih bulan. Biarkan ia terus berdiri agar kelak dia bisa menjadi simbol bagi orang-orang di Paris dan di dunia bahwa mereka bisa meraih impian mereka, walau itu setinggi bulan sekalipun”

Seperti Eiffel… saya ingin bisa meraih bulan dan melihat orang lain meraih bulan mereka masihg masing.

———————–

Ketika menulis ini saya sedang memikirkan sebuah hal maharumit yang rasanya sudah nyaris saya tidak bisa pecahkan lagi.

Ketika saya memperoleh beasiswa yang full dan flexible (karena kita bisa ganti universitas dimanapun asal 500 besar dunia dan terlist di dikti), tawaran-tawaran lainnya muncul dan sebuah hal yang luar biasa ketika saya ditawari untuk bersekolah di sebuah universitas di Jepang, universitas impian saya, universitas yang sudah banyak mencetak peraih nobel, dan dengan calon sensei seorang peraih nobel di bidang ekonomi energi. Nobel kawan! nobel! dalam setiap detik kehidupan saya, saya tidak pernah menyangka akan ada tawaran untuk belajar dengan seorang peraih nobel! Orang-orang teknik atau orang-orang di bidang energi pasti iri setengah mati kepada saya. Mimpi apa… manusia seperti saya yang untuk mengerti ekonometrika saja sampai nangis-nangis mau diajari ekonomi energi huwaaaaaa…. keren!

Namun, di muka bumi ini pintar saja tidak cukup, harus menjadi orang yang beruntung
Beruntung saja tidak cukup… harus mega super combo beruntung.
Ada beberapa yang tidak bisa saya ceritakan di sini.
Terlalu menyedihkan untuk saya hahaha…
tapi intinya, saya hanya belum sampai taraf mega super combo beruntung. Terkadang saya ingin marah untuk beberapa hal yang terjadi pada saya. But, well… peperangan besar hanya untuk prajurit-prajurit yang hebat bukan?

Akan tetapi, sejujurnya saya cukup lelah ketika setiap detik ada saja orang-orang yang seenaknya menjudge saya.
Sejujurnya saat ini saya mulai muak dengan anggapan dan penilaian beberapa orang bahwa saya tidak memikirkan segala hal dengan baik dan serius. Dunia tidak tahu bahwa untuk bersekolah saja saya dan adik saya sudah berjuang sangat keras… Saya sudah berlari sangat jauh dengan segenap jiwa raga saya.

Saya bahagia….
Bolehkah sekali saja saya meminta kepada dunia agar tidak melihat saya dengan tatapan penuh belas kasihan?
atau dengan tatapan penuh tanda tanya?
atau dengan tatapan merendahkan?

Saya bahagia, namun kebahagian saya tidak memiliki skala… Ia begitu abstrak dan dinamis. Mencari bentuk dan posisi ekuilibriumnya sendiri.
Saya bahagia… namun bukan berarti indikator kebahagiaan saya sama dengan kebahagiaan orang lain.

Sejujurnya saya ingin dihargai eksistensinya sebagai manusia dengan berbagai gagasan dan pilihannya.

Apa kalian pernah menonton film Ratatoille? Di akhir cerita Anton Ego si kritikus makanan menulis sebuah esai yang sangat indah tentang masakan di restoran Gusteau… mungkin esai terindah juga di dalam hidup saya:

In many ways, the work of a critic is easy. We risk very little, yet enjoy a position over those who offer up their work and their selves to our judgment. We thrive on negative criticism, which is fun to write and to read. But the bitter truth we critics must face, is that in the grand scheme of things, the average piece of junk is probably more meaningful than our criticism designating it so.

But there are times when a critic truly risks something, and that is in the discovery and defense of the new. The world is often unkind to new talent, new creations. The new needs friends. Last night, I experienced something new: an extraordinary meal from a singularly unexpected source. To say that both the meal and its maker have challenged my preconceptions about fine cooking is a gross understatement. They have rocked me to my core. In the past, I have made no secret of my disdain for Chef Gusteau’s famous motto, “Anyone can cook.” But I realize, only now do I truly understand what he meant. Not everyone can become a great artist; but a great artist can come from anywhere.

Percayalah mengkritik itu mudah, yang sulit adalah ketika tetap berjalan dengan kepala tegak dan senyuman ketika dilempari berbagai kritik.

Saya ada Remy… sebuah tikus got di selokan jalanan Paris.
Melihat menara Eiffel dari balik jeruji penutup got.
Diam-diam mengejar impiannya yang nyaris terlihat mustahil dan berharap setelah lelah berjuang bisa menatap mera Eiffel dari dekat.

Mungkin kakek saya benar….
Menara Eiffel bukanlah simbol cinta seperti yang selama ini orang pikirkan, menara ini adalah simbol impian. Jutaan orang menggantungkan impiannya di atas puncak menara Eiffel… berusaha meraih bulan mereka masih-masing.

Jika misi Jepang gagal, lalu saya patah hati… tidak apa. Menara Eiffel menanti.
Entah kapan, tapi saya harus kesana…
Menghabiskan waktu saya seperti Hemingway yang menghabiskan waktunya menulis berbagai buku untuk kemudian membaca dunia.
Mendedikasikan impian seperti Eiffel… untuk membangkitkan impian orang lain.

So… here is my next destination…. mungkin akan sedikit membutuhkan waktu lama. Please Perancis… jangan kelamaan kena krisisnya ๐Ÿ™


Biar galau galau bisa langsung lari ke menara Eiffel atau menceburkan diri ke Sungai Seine hahahahaha :’D Lagipula saya benar-benar ingin menjadi penulis esai profesional… dan rasanya harus ada kesempatan di mana saya datang ke negara tempat esa lahir, Perancis.

But everything can be happen! Jalan hidup saya akan terkuat di bulan Oktober… apapun itu, akan saya hadapi dengan kepala tegak.
Indahnya hidup kalau benar-benar bisa seperti lagu Paris et Tokyo… selesaikan impian di Jepang dan Perancis. Somehow… memang tidak semudah itu. Biar Allah yang memilihkan saya jalan di perempatan ini. Entah Jepang… entah pelosok dalam negeri… entah Jakarta… entah negara lain… entahlah!

Apapun itu… saya harap dunia akan menghargai segenap keputusan saya.

Please ๐Ÿ™‚