And I am getting older [again]… : my birthday note


As I grow older, I pay less attention to what men say. I just watch what they do.” —Andrew Carnegie

Image and video hosting by TinyPic
Oh look, I think my hair will turns into grey :’D I am getting older today.
Please deliver me your “happy birthday” hahahaha.
Many things happens… you know what? everything can be happen as fast as you winking.
I decide to turn off my birthday notification on facebook, to go away somewhere alone, to contemplate what happened to me so far and what should I do then.
While maybe I am too old for such “birthday celebration”… it is always awesome when someone remember my birthday, always. It is not easy to remember someone birthday :’P I am the one who really bad on it.
But this year, especially this March…. lots of things happened, and in the future so many things will happen…. all things in my mind now is I want to think about everything carefully, reviewing what’s wrong, grateful for everything, enjoying my own “me-time”

More quarter century+1 year living in this favorite planet, I pray for so many things:
For happiness for my family, my friends, my cats, everyone
For many reasons to smile
For a kind heart who understand people’s pain
For an open heart to help others without thinking
For a nice foods on my table everyday and while I believe Allah is very rich, I am asking for a better distribution of foods to all people around. I am just an ordinary girl, I can’t think too complicated. No matter how stupid political constellation outside, I hope rich will never throw their foods and the poor scavenge the garbage to find some foods. Oh that’s too mean 🙁
I pray for a good health of every parents, so they can see their kids grow… and hopefully very lucky until they can see their grandchild.
I pray for everything good around…

And finally I pray for my self again…. : To be a wiser person.

26 years passed… I don’t know how many years ahead. But I believe there are lots of great things, people, and adventure I will face.

Hei…. I think I am ready for everything.
Insha Allah….
🙂

Death ends a life, Not a relationship: ketika keluarga kami kembali kehilangan


“As long as we can love each other and remember the feeling of love we had, we can die without ever really going away. All the love you created is still there. All the memories are still there. You live on in the hearts of everyone you have touched and nurtured while you were here. Death ends a life…. Not a relationship —-(Tuesdays with MorrieMitch Albom)

Jumat, 25 Maret 2016 sebuah berita duka kembali menerpa keluarga saya. Uwak saya meninggal dunia. Semuanya serba mendadak… saya hampir menyangka saya berhalusinasi karena sejak semalaman saya tidak bisa tidur dan sibuk mengolah data penelitian saya.Sambil membuka handphone saya berkali-kali pagi itu, saya nyaris mengetik “Ma, ini Mas Adi yang mana? tetangga kita yang lain?. Ih mama salah ketik deh”
Beberapa jam sebelum saya menyerahkan revisi data saya kepada sensei saya, saya harus menerima kenyataan bahwa benar Uwak saya tersebut sudah kembali ke sisi Sangpencipta.

Siapa yang tidak terkejut? yang saya ketahui Beliau orang yang menjaga kesehatannya dengan baik, orang yang selalu bersemangat menghadapi hari. Saya masih ingat bagaimana Beliau mengendarai mobil, memencet klakson ketika kami keluarganya yang memang mayoritas wanita ini “lelet” dan tidak kunjung beres dengan urusan kami sendiri, saya juga masih ingat karena setiap Beliau berkunjung ke rumah… Beliau pasti menjadi garda terdepan yang heboh menanyai kondisi saya dan adik saya… yang paling semangat melakukan video call ketika saya melanjutkan studi saya di Jepang (and also I still remember betapa paniknya saya ketika Beliau menelpon dan saya si mahasiswa malas ini belum mandi dan totally in a mess ketika Beliau menelpon :’P).

Saya ingat… dan tidak akan pernah lupa bahwa bagi saya dan adik saya, Beliau mungkin adalah “Ayah kedua” bagi kami setelah ayah kami meninggal dunia.

Maka sungguh ini merupakan sebuah kehilangan yang besar bagi keluarga kami…. bagi saya… bagi adik saya…. mama saya, dan tentu kehilangan maha besar bagi keluarga inti uwak saya.

Sebagai orang yang diam-diam begitu saya segani dan hormati (dan lagi-lagi saya anggap sebagai ayah kedua bagi saya dan adik saya), sometimes of course we have different opinion, but more than that saya beruntung karena dalam hidup saya saya pernah bertemu Beliau, he was one of the best man in this blue planet. Dari Beliau saya belajar untuk membantu orang lain tanpa pamrih.

Tentu saya sedih, lagi-lagi dalam hidup saya saya kehilangan seorang pria yang akan saya kabari pertama kali ketika nanti saya wisuda…
Lagi-lagi dalam hidup saya, saya kehilangan seorang pria yang saya harap akan hadir menggantikan ayah saya dalam akad nikah saya kelak.
Saya kehilangan seorang pria yang jika Beliau masih ada mungkin beberapa bulan/ tahun kedepan, Beliau akan super repot melakukan “investigasi”, “wawancara”, serta “fit and proper test” untuk calon-calon menantunya (dan mungkin melakukan hal yang sama kepada calon suami saya kelak). Oh hey you guys, if you fall in love to  my cousins… they had a great dad, you must be a high-quality man to get them 🙂 seriously.
Kami… saya dan sepupu saya kehilangan pria yang seharusnya kelak menjadi saksi pernikahan kami.
Adik saya… mungkin dia lebih “kehilangan”dibandingkan saya… he never meet his father since very young, dan Uwak Adi menjadi sosok “ayah” yang dia kenal. Mereka kadang hilang entah kemana berdua… having their great “bro time.” Mungkin dia juga merasa sepi karena kini tinggal dia pria yang tersisa dari garis keturunan Mama saya. Hey, Bro… ahahahhaa you have queens and princess to take care off 🙂 be a nice man then.

Ah sudahlah….Saya tidak akan banyak menulis hal yang menguras air mata… saya percaya siapapun tidak ingin menguras air mata orang-orang yang dicintainya ketika mereka pergi. Life must goes on, so do a nice smile….
Beliau mungkin sudah bertemu dengan ayah saya dan kakek saya disana… bersama mereka bercengkrama dan mungkin sambil menikmati masakan nenek saya yang saking enaknya mungkin Beliau juga sudah buka catering di alam sana. Ah siapa tahu kan? yang pasti orang yang baik tentu akan berada di tempat yang baik juga bukan.

Di sebuah pojok planet ini, saya berjanji kepada semua orang yang telah berjasa kepada saya, baik yang masih ada di dunia ini maupun yang sudah meninggalkan saya…
I”ll do my best… for everything.

dan satu lagi yang mungkin harus kita ingat selalu “Death ends a life…. Not a relationship
Oh yes, never 🙂

Karena kita menggali ilmu untuk mendewasakan pemikiran kita: Membongkar salah kaprah dalam melanjutkan studi


Jadi kalian kuliah itu ingin apa? -Saya-

Setiap menuju akhir pekan, saya mengecek blog saya… dan saya tertarik dengan search terms yang banyak muncul di blog saya… eng ing eng take a look!
Image and video hosting by TinyPicBahkan kalau di scroll kebawah lagi ada:
“IPB bubar”
“apa IPB bagus”
dsb….

Cieeee… pada nyari tentang IPB ya? Baiklah akan saya paparkan apa yang menjadi rasa penasaran kalian. Saya, walau alumni… tapi saya akan paparkan segalanya dengan seobjektif mungkin.

Masuk IPB susah? Gak kok, tinggal naik angkot 05 jurusan Dramaga bilang turun di IPB, terus masuk deh. Oh seriously, Marissa.
Yaaa layiknya masuk ke PTN ya, susah-susah gampang. Saingan kalian manusia-manusia pintar dan juga manusia-manusia dengan tekad baja. Pintar aja gak cukup harus banyak puasa sunnah dan tahajud :p

Kuliah di IPB susah? Jujur susah… susah buaaaaaangggeeeet…. kampret sekampret-kampretnya. IPB itu tega! Kalau kalian ngulang, bakal ada tanda bintang di transkrip yang mengindikasikan kalian ngulang. Jangan tanya kuliahnya… beuuuh, selalu ada mata kuliah killer di setiap fakultas. Karena saya anak yang biasa-biasa aja, yaaaah kenalan lah sama rantai karbon C, awalnya shock lama-lama sujud syukur karena Alhamdulillah lolos. Tapi yang dapat IPK 4.00 juga buaaaanyaaaak… jadi apakah kuliah dan dapat nilai bagus di IPB susah? tergantung kalian sendiri sih.

Apakah alumni IPB mudah mendapatkan pekerjaan yang layak? So far yang karirnya lebih bright dibanding saya buanyaaak banget. Kementerian, bank, jurnalistik, bisnis, semuanya ada….! complete!

Hal yang kayak begini sebenarnya bukan sesuatu yang perlu disearch di google, tapi ditelisik ke dalam diri sendiri, diajukan dalam setiap doa ke Tuhan. Yaaaah guys! Blog emonikova ini apa coba? yang ada saya malah mau ngomel-ngomel, nah nyesel kan…

Memangnya kenapa kalau kuliah itu susah?
Memangnya kenapa kalau jurusan yang kalian minati itu “Aneh” dan kayaknya kurang “hits”?
Kenapa? kalian mau mundur? Oh mundurlah karena dunia tidak butuh manusia cemen dan lembek.
Hei! Mana ada pelaut yang handal karena berlayar di sungai air tawar? Itu sih ternak ikan di karamba…. Pelaut handal itu handal karena mereka berani berlayar melawan ombak seganas apapun itu! Majuuuu! Serbuuuuu! Seraaaang! Terjaaaaang!

Jujur sebenarnya saya diterima di beberapa PTN di Indonesia, namun saya memilih IPB kemudian. Jangan pikir saya tidak tertekanya awalnya ketika saya masuk IPB…. ada banyak komentar miring
Ih… kok yang dipilih IPB sih, itu kan buangan aja buat anak SMAtop1 (menyamarkan nama sebuah SMA hits di Bogor)”
Ih kok yang dipilih IPB sih, kan susah dapet kerja sama beasiswa” Dan saya ingat betul yang mencetuskan ini adalah guru saya sendiri di SMP.
Kalau gw sih ya, Mon… gak ada hasrat sama sekali dengan tuh dengan IPB
dan ratusan hal lainnya…
Iya sih, saya kan biasa-biasa aja ya, garis rakyat jelata di SMA, mungkin jika saya masuk Oxford pun standar Oxford akan turun karena “Ih emon aja bisa masuk.” Waduh! kalau begini saya harus sungkem ke kampus….
But I study abroad now, nothing is wrong with my university, my teacher, everything! Everything are fine.

Kampus saya mungkin tidak perfect,
Nilai saya di kampus juga aduuuh gak usah tanya deh… :’D standar
Saya tertawa, menangis, jungkir balik, gila, bahagia, dan merasakan aneka perasaan nano-nano lainnya.

Namun, saya akan tulis hal penting ini denga ukuran jumbo dan bold:

Kesuksesan kalian adalah hasil tekad dan kerja keras kalian sendiri!

stop blaming the university,  the teachers, the subjects, your parents, your friends, your God. Satu-satunya orang yang perlu kalian marahi adalah orang yang wajahnya muncul di kaca ketika kalian bercermin. Oh yes! you.. just yourself.

Apa kalian akan lebih keren dibandingkan teman-teman kalian yang kuliah di univ.X ketika kalian diterima kuliah di univ. Y?
Apa kalian akan lebih jenius dengan kuliah di univ Y dibandingkan X?
dsb
dsb
dsb

Lupakan semua pemikiran mahadangkal dan bodoh itu. Jangan merendahkan diri kalian sendiri dengan menganggap kalian lebih hina ketika terdampar di suatu universitas bukan di universitas lain yang lebih “wah”. Jangan pula terlalu angkuh ketika kalian diterima di univ.impian yang luar biasa berat dan top and think that nobody in this universe can beat you! Think that you are the best and the smartest people in this blue planet. Bukan berarti saya menyuruh kalian untuk leyeh-leyeh gak berjuang ke univ unggulan, aduuuuh gak lah… kalian malah harus berjuang gila-gilaan untuk itu.

Oh please… please… please…
Jangan merendahkan harkat “pendidikan” dengan perspektif yang sempit….

Dalam Islam saja, sampai ada hadist (aduh masa’ harus gw yang ingetin):
The Prophet Muhammad (peace be upon him) said:  “The seeking of knowledge is obligatory for every Muslim.” – Hadist Al-Tirmidhi

Kenapa sih, kenapa mencari ilmu itu wajib? Kerena pengetahuan yang akan membijaksanakan kalian… membuat pola perilaku kalian tidak “kosong”

Ketika saya kuliah di IPB misalnya, lebih dari sekadar nilai… saya bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan kultur. Setiap orang kemudian punya cerita mereka masing-masing,punya masalah dan kompleksitas hidup mereka masing-masing. Sebagai jembatan dari masa labil ala anak SMA menjadi dewasa, level S1 lebih menjadi sebuah media yang mengajarkan bagaimana kita harus bersikap menghadapi orang dengan latar yang berbeda-beda tersebut.

Saya juga belajar mata kuliah yang lebih kompleks dibandingkan ketika SMA, menghadapi dosen dengan aneka karakter dan aneka rupa cara mengajar yang tentu lebih beragam daripada ketika SMA. Nah, disitu kita berlatih untuk mencerna berbagai informasi dari beragam cara penyampaian.

Bahkan ketika nanti kalian lanjut ke jenjang yang lebih tinggi (S2/S3 misalnya), kita bisa nangis loh liat persoalan di depan mata kita… air mata terkuras. Selfie sih dengan senyum tapi hati teriris meringis. Lalu kita sadar “Oh dalam hidup ada yang permasalahan yang kompleks buanget” lalu kalian akan belajar how to solve itu semua. Di kelas mikroekonomi misalnya, waaaah jangan tanya susahnya macam apa (pakai nihongo pula), ada equation yang puaaaaanjaaaaaang banget… dan kemudian untuk dipecahkan, rupanya equation itu harus dipecah jadi beberapa equation… lalu pecahkan satu persatu. Nilai mungkin pecah-pecah, tapi itu kemudian melatih pola pikir kalian “Wah ada hal yang rumit nih! Oh baiklah mari runut satu per satu dan pecahkan semuanya step by step.” Bukankah pendidikan semacam itu sesungguhnya lebih mendidik kita untuk jadi orang yang gak ngotot dan lebih humble?

Kita belajar sesuatu dengan lebih fokus terhadap satu permasalah. Kita dilatih untuk memilah fact and hoax dengan cara yang lebih scientific. Memilah mana yang penting untuk dianalisa lebih lanjut di sel abu-abu dan mana yang tidak.

Beberapa dari kita juga mungkin akan tinggal jauh untuk pertama kalinya dari orang tua. Kita belajar untuk bertanggung jawab, memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Belajar bertanggung jawab dengan amanah dan doa orang tua kita yang pastinya gila-gilaan menyekolahkan kalian agar kelak kalian menjadi orang yang lebih baik.

Ketika kalian memutuskan untuk menjadi MAHAsiswa, maka camkan dalam benak kalian bahwa kalian punya tanggung jawab yang MAHAbesar.
Jika mental kalian terlalu cemen untuk mengemban tanggung jawab itu, silakan mundur…

Jika kalian punya impian, jika kalian benar-benar ingin belajar sesuatu, jika kalian ingin menjadi manusia yang lebih baik… detik ini tetapkan kalian mau masuk univ apa, jurusan apa, dan bertekadlah untuk berusaha luar biasa di bidang itu. Jika kelak kalian dapat nilai yang jelek, sedih… nangis… luapkan… tapi jangan terlalu lama, segera bangkit setelah itu! Belajar! cari dimana kesalahan kalian… jangan batasi ilmu kalian sebatas nilai di transkrip.
Jika kemudian kalian lulus, dan kemudian kalian ingin mencari pekerjaan dan membahagiakan orang tua kalian… carilah… sejauh mungkin! Kalian mungkin aka gagal ratusan kali, tapi ingat orang tua kalian tidak pernah menyerah ketika menyekolahkan kalian. Sebelum kalian menyerah, ingatlah untuk selalu mencoba lagi sebelum menyerah.

Kalian hanya perlu melakukan hal terbaik untuk hal yang benar-benar kalian suka dan kalian yakini.
It is like fall in love, no matter how hard it will be… no matter how crazy it will be… you’ll never give up on it.

And NEVER LISTEN ANY NEGATIVE THINGS AROUND!
Please juga untuk para “motivator” di kampus-kampus terutama motivator wirausaha biasanya… stop talking “Bill Gates juga dulunya drop out dari sekolah” are you stupid or what? Dia drop out dari Harvard! HARVARD!!!! bukan sekolah abal-abal! Kalian tau persaingan masuk Harvard itu macam apa? Aduuuuh…. by default otak dia sudah bright ya adek-adek sekalian. Lagian apa salahnya sih kalau kalian pintar, punya track record pendidikan yang baik, lalu punya bisnis? Oh come on don’t be stupid. Memotivasi orang tuh mbok ya yang membawa hikmah… otak pas-pasan lulus kuliah aja dapet kerja susah, apalagi kalau drop out? rezeki memang di tangan Allah tapi yaaaa kan semua juga gak cuman modal bismillah lalu life goes on dengan lancar.

Tuhan dan semesta ini sudah mendukung kita untuk melakukan hal yang baik, and the ace is on your hand now. Kalian mau sukses… mau gagal…. mau cupu… mau keren… itu semua kalian yang memutuskan.
Hei kalian, jangan menyerah ya kalau kalian merasa hal yang akan kalian lalui adalah yang terbaik untuk kalian dan untuk orang-orang sekitar kalian.
Seperti motto boneka Daruma: 七転び八起き (Nana korobi yaoki):Fall seven times, stand eight times…
Dan ah, bertanggungjawablah pada Tuhan yang sudah mengizinkan untuk mengabulkan doa kalian dan doa orang-orang terdekat kalian.

Social Media Diet: Karena kalian tidak perlu mengkomparasi kebahagiaan kalian dengan kebahagiaan orang lain :)


Be happy for this moment. This moment is your life.”— Omar Khayyam

Dan seorang manusia kuper bernama Marissa akhirnya memutuskan untuk membersihkan handphone-nya. Dia memutuskan untuk DIET! bukan sembarang diet, tapi diet sosial media. Huh? Apa lagi itu?
Saya meng-uninstall beberapa social media yang menurut saya gak perlu-perlu banget dan mungkin yang terlalu additive. Bukan apa-apa, saya kan semakin uzur dan sepertinya saya semakin mudah tersulut iri dengki *haish*. No, actually, I just get bored and I want to focus with something I really passionate about and of course my research.
Saya menguninstall facebook dan Path dari HP tercinta saya. Facebook?… karena kalau saya butuh, saya bisa buka via PC. Path? I don’t know… I just have a hate-love relationship with Path. Seiring dengan rontoknya rambut saya, usia yang makin menua, tulang yang semakin sering encok, saya merasa Path dan beberapa social media lain terkadang mengubah  standar kebahagiaan saya.

Bahagia ala social media seringkali adalah:
Ketika harus check in di semua tempat baru…ah, bukan hanya check in! Jangan lupa tag juga pasangan kamu 😉 apa? kamu sendirian? ih cacian deh… :p
Ketika kamu baca buku dan harus update sudah halaman berapa yang kamu baca dengan detil, jangan lupa tulis di mana kamu baca buku itu? di sebuah cafe sophisticated? kurang lengkap tanpa skrinsut dengan caffe latte yang sudah ditata ciamik.
Ketika kamu dimarahi atasan kamu, atau sekadar unmood dengan seorang atau beberapa orang yang menjengkelkan, lalu tulis “Sabaaar, biar Tuhan yang balas” lalu semua orang memberi jempol atau seutas senyum “ih ada apa? sabar ya… cerita dong” Dan percakapan pun menjadi mahapanjang hanya untuk membicarakan orang lain. Ingat! Kamu mungkin benar, tapi ingat juga kamu mungkin salah… semesta ini sudah bekerja sesuai dengan hukum Newton sebab=akibat bahkan sebelum Newton mencetuskan teori itu.  You don’t need to complain about everything on social media! Apalagi sampai tambah dosa jadi ngomongin orang. You need someone you really trust to and talk to them…. you need your God to inspire you… Find God when you need solution, not when you want to talk bad about something or someone. Bukankah Tuhan adalah Dzat Mahasuci yang layiknya disebut dalam hal-hal yang baik dan penuh keagungan?

Oh come on stop being fake! be real!

Jadi lo hapus akun?
Gak! Akun saya ada… ada banget, gak saya hapus kok… saya bahkan masih melink-an blog saya dengan path dan facebook, but I don’t want to scroll them every single time! Perkara kalian ingin membaca blog saya atau tidak, that’s your business 🙂 dan saya selalu bahagia menyambut semua pembaca saya di blog. This is the real me… I no need to do any drama on my blog.

Namanya masih diet level 1, saya toh masih jadi silent reader di twitter (and I think it still the best buat baca-baca berita terbaru), instagram (I love photography dan sedang kerajingan pamer hasil fotografi saya, selain itu saya punya sahabat pena yang hanya bisa saya hubungi via instagram), dan pinterest (karena banyak ilmu-ilmu baru yang seru). Saya hanya meninggalkan hp saya di rumah selama saya di lab. Bye cellphone, I’ll be back… dan dia pun menunggu dengan manis di sofa.

And here I am… happy, safe, and sound!
Saya kembali menjadi Marissa yang so easy to be happy…

My real happiness :’D

Saya kembali menyentuh seluruh jurnal dan merangkum mereka satu per satu untuk tesis.
Saya kembali menyusun jurnal harian saya, mencatat semua pengetahuan baru yang saya dapat.
Saya kembali menulis planner dan buku harian saya dengan teratur. Saya bahkan membuat part yang saya tulis dengan bahasa Jepang. Saya memutuskan setelah lulus master, saya harus berhasil lulus tes JLPT setidaknya level 3! Cupuuuuuuuu cuman level 3! 2 kek.. 1 kek… apaan tuh level 3? Pffft…. Bodo amat lah, ahahahaa… yang penting senyum :’D
Saya kembali membaca buku dengan bahagia, tidak peduli buku apa yang sedang trend saat ini… seberapa cepat saya membaca… seberapa terkenal penulisnya… I don’t care, I love it then I read it.

Saya kembali menggambar dan menulis surat…  I make new friends…

I write and draw something again :’D

Ketika saya punya masalah atau sekadar ingin ketawa, saya masih bisa menghubungi sahabat-sahabat saya ketika mereka dan saya sedang luang. Dan jika kemudian mereka sedang sibuk, no prob… I have lots of things to do too. So, live couldn’t be easier then.

Image and video hosting by TinyPic

Akun Instagram saya… fotonya sekarang agak slightly better setelah mendapat banyak masukan dari kakek-kakek fotografer yang suka gak sengaja ketemu di taman terus kayaknya gatel ngajarin fotografer newbietol macam saya

Saya kembali jalan kali atau naik si “Tengsin” (nama skuter saya, namanya tengsin karena kalau dipake aduuuh kayak masa kecil kurang bahagia gitu) sambil membawa kamera saya lalu menjepret semua pemandangan keren di sekitar saya. Berkenalan dengan kakek-kakek yang kameranya biasanya lebih canggih daripada saya, dengan pemahaman nihongo yang seiprit, saya terkadang kecipratan ilmu dari mereka. If you see my photography skill increase… itu semua salah satunya karena jasa mereka (makasih loh kek :’] )

Kemarin, 9 Maret 2016, gerhana matahari total dan nyepi bagi umat Hindu. Salah satu sahabat saya yang “trapped in Ubud” pun kemudian ikut “menyepi” and I am glad when she shown me her water color painting this morning :’) I mean… she really talented on it. Harus berapa nyepi dia lewati hingga dia bisa optimalize skillnya itu?

Jadi apa, Mon? Lo maksa kita-kita buat uninstall social media kayak lo juga? Cih… kalo kuper gak usah ngajak-ngajak.

Oh c’mon! Are you kidding on me? of course not! Saya justru menganjurkan kalian untuk menjadi diri kalian. If social media is something “really you are”, you love it, you enjoy it, you become better because of it… then go ahead! Lanjut gan! Namun jika ada social media yang kemudian merenggut “the real you are”, yang membuat kamu sedih ketika jomblo… ketika LDR… ketika hujan…. ketika berketombe… yaaah pokoknya kalau banyak mudharatnya yaaaa kurangi, kalau perlu tinggalkan.

Berbahagialah dengan cara yang paling membuat kalian bahagia. Jalan-jalan tanpa perlu pusing ketinggalan tongsis dan power bank (tapi harus pusing sih kalau gak bawa kamera, atau bawa kamera eh gak ada baterenya =.= wassalam).
Baca buku sambil menikmati rintik hujan dan segelas teh hangat tanpa perlu ada kewajiban lapor sudah sampai halaman berapa, chapter berapa, dsb.
Nikmati waktu dengan orang yang kalian sayang, tertawa dan berbagi cerita sedih kalian secara mendalam… nikmati setiap kisah manisnya hingga kisah bodohnya. Jika kalian merindukan seseorang, lalu yang dirindukan tidak segera membalas pesan… leave them alone for a while, mungkin dia sibuk and hei! Do something productive too. Akan tiba detik dimana rindu tidak bisa terbendung dan percayalah TRING “Ah, maaf baru baca. Tadi lagi beresin draft untuk kerjasama klien besok. Gak apa kan?”
Itu mungkin lebih manis daripada rentetan di timeline:
“… sebel cuman delivered aja tapi gak di read-read” 10 minutes ago
“kamu dimana sih kok gak bales-bales?“-with Entahlahsiapa 5 minutes ago
“Aduh hp kamu rusak ya”-with Entahlahsiapa 1 minutes ago

Nikmati setiap detik ketika kamu sendiri, ketika kamu bersama orang lain, ketika luang, ketika sibuk, ketika sedih, ketika rapuh, ketika marah… semuanya.
Karena kisah-kisah itu yang bakal jadi cerita gurih layaknya gurame asam-manis yang ikannya digoreng kriuk dan akan dinikmati oleh kita dan orang-orang yang antusias mendengar cerita kita kelak.
Oh… I know, saya juga sempat alay, jangan sok suci ente, Mon! Iya… iya… tapi boleh dong saya tobat dan memilih jalan versi saya sendiri 🙂

Tahukah kalian? karena tidak ada yang bisa mendikte kebagiaan kalian. Kalian yang menentukan definisi bahagia kalian sendiri.

========================
Once upon a time between two planet
Earth: Do you know,Mars… I think if I really really really like someone I’ll never need anything else because I have someone to be spamed until their cellphone get hang and blank. Not that crazy, but I mean why should spread satelites all around if then it just for complaining?

Mars: ahahahaha… really? But you know what? The most important thing is nothing can define happiness, except yourself. Unfortunately, human usually define their happiness to other people happiness. And eh! If there is no satelite, Earth I am sure we can’t communicate then :p Just enjoy it.
========================

A romance from Postal stuff (and I suggest you to try it ;) )


I made it as a secret for years…
but yes, I am philatelist… I am continuing my grandfather and my mom’s hobby. I love postal things! But when I am in Indonesia, finding stamps is getting harder, post office usually far from my home, and…. my hobby is kind of out-of-date hobby. So, well okay… I tried to forget about it.
I also love receiving letter and postcard. I remember, when I was kid… while my grandfather had lots of penpals… I always excited checking the mailbox, and felt so happy every time I found letters, cards, or postcards on it. But then my grandfather passed away, and there are no letters or postcards anymore to my house.
And in Japan, TADAAAAAAAA….. my home and my campus is near post office! Post box everywhere! so many cute postcards in every corner….. HUWAAAAAA I am back! I am back postal stuff! I am absolutely back!
If you ask me what’s great from letter, postcards, and stamps, I tried to draw it for you:
Image and video hosting by TinyPic

You can add some if you already try it 😉

Actually this hobby came back on me because my mom always ask me to send her any postcards from every place I visited. So, she can frame it and she will know how far her daughter already goes. Another reason why I also prefer to travel alone or together with my very best friends who already know me very well, because I will take time somewhere to find postcard and post box :p This is all for my mom! I love her….
She can’t travel far because she suffered by stroke and diabetes so receiving postcards is another way for her to travel with me. I really really really love her….
Sometimes I also send her pop up card or some letter with small gift inside, I know I can’t repay all kindness of her, but I think it is nice to give her some small surprise and make her smile a lot….
Image and video hosting by TinyPic

Who needs boyfriends or whatever if you can write and send something sweet to your mom? 🙂 It reduce my stress also

I am addicted, and I think I want to make more people to smile 🙂
Then I decided to follow join postcrossing website

And if you haven’t know what is postcrossing website? It is a website where you can exchange postcards to everyone across the globe. You will send your postcards and stories to stranger and then you will receive another also from stranger… who are they? Just wait and ready to be surprised ^^

When you will receive your postcards? Only God and Postman will know. But you will receive it…
If you are not “patient-type” person, you can visit this website forum and there is also a room in that forum for you who interested in finding Penpal or Postcard Pal. Happy searching 🙂
If you still not patient enough…. well well well…. mmmm, do you have instagram account? If yes you can search search with #Penpalwanted or #Postcrossing and you will find some people with the same interest.

And what’s fun I already got so far… oh there are a lot, I pick some for you:

Of course I got some beautiful cards and letters from all around the world!
Image and video hosting by TinyPic

Some of them also send me their favorite tea, so I can taste awesome tea from all around the world too… it is like find a small-simple-awesome treasure.
Image and video hosting by TinyPic

And while I also can find person who have same interest with me, I also can completing my collection. Let me show you one of my collection: Islamic countries on stamps…. and I have another theme, but still have no time to organize that.
Image and video hosting by TinyPic

And I am also happy for having new friends….
friends from various country, age, culture, occupation, everything! And feel glad because they are very open minded and I don’t know why they are very kind on me :’D
I always get small gift, nice words, and sometimes small recipes :’D everything!
And I learn soooooo many things from them.
Every time I read my letter and postcard, I can smile and deep inside my heart I say “Oh there are still lots of nice people in this planet, there are lots of hope in this planet”

I also learn how to write and how to behave better. One of my postcard friend ask me to help her send a random postcard to a foundation which works in cancer treatment for kids. “Marissa, we haven’t got any postcard from Asia yet… you can send one if you want to. Kids here will be very happy”
I never did that before, so I don’t know how to wrote it. “Marissa… don’t forget this one: Kindly don’t write ‘Get well soon or something like that 🙁 that’s a small things but very sensitive sometimes”
Yes… there are several rules in writing, the most important thing is: See the condition of people you write.
That’s important… and somehow it is good because it trains you to be more tolerant, wiser, patient, and humble 🙂

Lots of things I can’t explain one by one from every postal stuff I got.
Good isn’t it….
Well… well… well…. so far I have no reason to stop. I think I will continue again…again… and again…
Image and video hosting by TinyPic

And I hope, I can put smile to many people forever although it is only from a small thing like a simple letter and a small postcard.