Jomblo paling bahagia di dunia… Why not? That’s me :)
Jujur saya sebenarnya nyaris gila. PR dari Sensei saya belum selesai, I’m stuck! Sampai-sampai saya ketiduran di lantai tiap malam. Sedihnya lagi gak ada yang nyemangatin dan nelpon gitu kan *jadi ingat romantika beberapa bulan yang lalu, ah begitu cepat berakhir*, kesedihan itu tidak sampai situ aja! Saya buka social media, waaah yang udah punya calon sama yang udah nikah makin banyak aja. Yang bikin sakit…. suaaaaakiiiiiit banget adalah… beberapa yang udah punya gandengan itu suka gak peka sama yang jomblo-jomblo.Update status, upload foto dan share link dengan ngetag pasangannya, problem? Nope kalau yang dishare penting…. ini mah kadang ya “Ih kangen kamu” with xxxxxx. What the h*ll di tahun 2015, di era ASEAN ECONOMIC COMMUNITY mereka gak paham fungsi sms? whatsapp? bbm?atau line? Bahkan kadang ada juga yang share link “Posisi tepat agar cepat hamil” tag tentu ke suaminya, heloooowwww…excuse me, yang kayak gitu kan bisa ya di share secara privat ke suaminya. Jika itu masih dikatakan wajar dan belum menyiksa para jomblo yang menurut saya sih mereka gak salah apa-apa, maka perhatikanlah beberapa meme yang seakan-akan mendiskriditkan para jomblo. Please take a look:
Dan masih banyak ribuan meme lainnya. Jujur lucu sih… saya aja suka ketawa-ketawa sendiri. Tapi tunggu sebentar…. terkadang saya merasa ini sudah keterlaluan. Apa jadi jomblo itu dosa? Jika iya…. saya sudah melakukan dosa ini selama hampir 25 tahun! oh come on… please world….please… gak segitunya juga kali. Gak segitu buruk kok jadi jomblo. Trust me! Kalian harus percaya karena kalian sedang bicara dengan salah satu jomblo paling bahagia di muka bumi.
Sebagai cewek, munafik banget kalau saya gak pernah naksir cowok. Wew… banyak. Tapi saya memang punya baaaaanyaaaaaak pertimbangan karena beberapa hal yang tidak bisa saya tuliskan di blog ini. Intinya saya memilih jomblo, seru sih jadi punya beberapa kisah romance yang kalau dijadikan novel bisa 10 jilid. Tapi bukan itu yang membuat saya begitu menikmati masa-masa kejombloan ini. Cinta, entah mengapa atau mungkin cinta yang salah membuat beberapa dari kita menjadi subjektif dan bodoh. Saya menyadari hal ini. Jika kalian pengikut blog saya, maka kalian akan tahu bahwa saya sempat terjebak cinta lokasi dengan seseorang di kampus saya *blush* somehow itu membuat saya merasa the best man in this universe is just him… dia lagi….dia lagi….dia lagi. Can’t stop to think about him… forget about time when have a conversation with him… even forget how to sleep. Jujur aja itu gila.Sebuah masa yang membahagiakan dalam hidup saya karena saya kemudian jadi belajar beberapa hal dari dia, belajar mengenal kepribadian dan budaya baru, tapi yang bikin annoying I realize tiap saat saya hanya nulis tentang dia…dia…dan dia. Saya selalu benci para couple yang nulis di sosial media tentang pasangannya lagi lagi dan lagi, dan hei! I did the same mistake… walau menurut saya dia orang yang pantas untuk diceritakan karena pola pikirnya yang bright *dan belakangan saya baru tahu kalau dia anak sulung jadi pantaslah cara mikirnya hampir sama, mystery revealed*. Apapun alasannya, itu nyebelin banget hahahhaha. Thanks banget buat sahabat-sahabat saya yang mau mendengar seluruh drama yang saya suguhkan beberapa bulan yang lalu.
Lalu kembalilah seorang emon, dengan segala kejombloan dan keanehannya…
Menikmati masa-masa saya sebagai mahasiswa, menikmati masa-masa dimana masalah terbesar saya saat ini adalah tesis, riset, dan mengatur uang kuliah. Memang ada yang kurang sih, karena orang-orang yang saya sayang tidak di dekat saya, mereka juga punya kesibukan mereka masing-masing. But it is okay, saya belajar main gitar sekarang walau baru bisa kunci mayor dan neken senarnya kadang gak bener, saya happy karena saya bisa nyanyi-nyanyi sendiri dan saya menguasai keterampilan baru.
Di saat sepi seperti ini juga, saya kemudian bisa semakin dekat dengan sahabat-sahabat saya, walau kadang hanya sekadar share link-link berita atau gambar yang menurut kami seru, tapi ini pertama kalinya dalam hidup saya, saya memiliki banyak sahabat yang selalu membantu saya, yang siap sedia mendengar saya dan saya? saya juga menjadi orang yang selalu siap mendengar dan membantu mereka. Nice move, isn’t it? semua yang pernah berteman dengan saya tahu betul saya bukan orang yang supel, bahkan yang udah jadi sohib saya pasti tau kalau muka saya ini langsung berubah kalau ketemu orang yang saya kurang suka. Jelek banget…
Saya juga semakin sering menghubungi Mama, adik, dan keluarga saya. Betapa baiknya mereka, dan rasanya seluruh kebaikan dan cinta keluarga saya sudah bisa menutup seluruh “kengenesan masa jomblo” yang menimpa saya hahahhaa. Mama saya baik banget, walau terkadang suka lebay sih panikannya… adik saya juga makin romantis dan sepertinya makin sering bercanda. Semuanya selalu berusaha membuat saya tenang dan bahagia dari tanah air. Selalu…
Dan saya menyadari bahwa saya benar-benar mencintai mereka, lebih dari apapun.
Ketika saya mau ngehedon… tiba-tiba inget sensei, inget PR, inget belum menelurkan prestasi apapun, huwaaaaaa…. dan sekarang saya kembali menulis lagi…. submit-submit tulisan lagi…. belajar lagi…. dan baca buku lagi. Stuck, terus ngerasa bego sebego begonya lagi. Terus refreshing, tidur, foto-foto, jalan-jalan, makan enak, tiduran di bawah pohon ume lalu fresh lagi and start over for everything again.
Saya yang hari ini, sedang mendewasakan cara berpikir dan cara bersikap saya. Bukankah itu hal yang keren dan menyenangkan?
Emang sih, seperti kata Kunto Aji… saya sudah terlalu asyik sendiri. Mmmm…. mungkin ya.
Tentu ada yang kurang. Tapi bukan berarti “kekurangan” itu membuat saya menjadi tidak bahagia. Salah besar! BEsssssaaaaAAAARRRR bangeeeeeTTTTT! saya bahagia, melebihi apapun. Saya sudah diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalani berbagai hal yang luar biasa. Tidak dikasih otak yang pinter-pinter banget sih, tidak dikasih harta yang banyak, tidak dikasih rupa yang cantik-cantik banget dan body yang kayak gitar spanyol… tapi saya dikelilingi oleh orang-orang yang baik, dan itu sudah lebih dari luar biasa.
Saya percaya bahwa kelak pasti si jodoh itu ada, and congratulation dia berhasil membuat saya tidak jomblo dan berhasil melunakan hati dan kepala saya yang kayak batu ini. Tapi dalam sains sudah ada teori bahwa kita akan dekat dengan orang yang “serupa” dengan kita. Teori yang sama melandasi kenapa ada persahabatan, cek deh sahabat-sahabat kalian pasti ada banyak kesamaan antara kalian, pasti sahabat kalian itu orang-orang yang “setipe” dengan kalian, contoh mayoritas sahabat saya itu JOMBLO mwahahahahahhahahahhaa….. padahal mereka itu bener-bener high quality jomblo loh, pintar, seru, kece, ya cuman gitu kayaknya lawakan kami-kami yang ngerti cuman kami-kami aja, di situ saya sedih. So, what’s wrong if I try to increase my quality first? Dan mungkin dia entah dimana sekarang sedang memperbaiki kualitas dirinya… atau mungkin dia emang jauuuuuh lebih kece dari saya jadi saya harus jungkir balik menaklukan ganasnya ekonometrika, general equilibrium, game theory, dan kawan-kawannya itu… sehingga saya harus rela nangis darah dan berketombe jauh-jauh datang ke negeri ini buat belajar dan mungkin harus sampai jenjang tertinggi. Mungkin aja kan? Mengutip kata dari brondong tercinta *uhuk* “When something happened to us, somehow it will bring something good for us. We just haven’t know about it yet”
Ah…. emon, itu kan alibi jomblo ngenes kayak lu aja, Mon….
Mungkin iya. Tapi mmmm…. setiap jerih payah dan penantian akan terbayarkan. Bahkan jika hal terburuk terjadi dan saya jomblo seumur hidup pun, saya sudah punya future plan… mungkin saya bisa keliling dunia lalu mengajar dan membantu anak-anak yang kurang mampu, impian saya sejak dulu. Ah… apapun itu, apapun yang akan kalian bilang, saya ingin membuat hidup saya begitu bernilai di planet ini. Saya ingin menjadi kebahagiaan untuk planet ini… I love this planet :] mencintainya seperti biasanya.
I’m happy… maybe happier than you, who knows?