CHANGE! Are you ready for it?


キミは今何してる? Kimi wa ima nani shiteru?
月がボクたちを見ている Tsuki ga bokutachi wo mite iru
[What are you doing now?
The moon is watching us
]

“Do you know what? Wherever we are… no matter how far we separated… we see the same moon”
Kira-kira begitulah yang pernah disampaikan seseorang pada saya. Kira-kira begitulah yang selalu saya baca di buku-buku dengan genre roman. Tapi hei! Ini bukan masalah perbintangan, astronomi, atau apapun lah itu. Ini masalah: PERUBAHAN. perubahan ruang, waktu, sikap, pemikiran. Saya akan mulai dari perubahan yang paling ketara dulu: USIA. Siapa sangka perubahan usia rupanya bisa “lebih” daripada sekadar pertambahan tanggal di kalender. “Lebih” dari sekadar cerita avatar ketika negara api menyerang.

===============================
Untuk intermezzo, saya selipkan dulu cerita ini.

“Kak, kakak lebih senang di mana? Di Bogor atau di Tokyo?” Tanya wanita paling baik hati sedunia, Mama saya.
“Mmmm… kalau gak ada Mama dan kiki, saya lebih senang di Tokyo, Ma”
“Kok gitu”
“Soalnya teman saya di sini yaaaa cuman Mama, kiki, kucing-kucing di rumah. Teman saya di Jepang lebih banyak ma. Di sini semua sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Terus, saya kayaknya udah gak nyambung gitu,Ma kalau ngomong sama beberapa orang. Mama tau kan,saya ini musuh-able banget sama beberapa orang. Yaaaah kalo Mama bisa dibawa ke Tokyo, ya jelas Tokyo lah,Ma. Pokoknya semua kerasa deh, Ma… semua berubah”
“Mmm… Mama ngerti sih.”
“Makanya mama yang bener-bener sehat gitu loh, biar bisa lari, saya bawa naik pesawat, kita jalan-jalan bareng. You no need to speak japanese,Mom.trust me”
“Mama belum tau sih negara lain seperti apa, tapi di sini banyak yang masih membutuhkan Mama. Iya gak?”
“Iya sih… Ma. Terus saya bagaimana?”
“Kalau sekarang yang membutuhkan kakak lebih banyak di Tokyo, kalau kakak di sana bisa merasa lebih bahagia, lebih berkembang, yaaaa udah di Tokyo dulu aja. Doa Mama selalu untuk kakak”

Dan sungguh, tiada kata paling bijak selain kata-kata Mama.
Tapi kan dunia ini dipenuhi oleh berbagai karakter manusia. Gak semuanya gitu kan. Gak semuanya memahami kita seperti orang tua kita sendiri, seperti diri kita sendiri.

===============================

Ehmmm….

Di usia saya yang sudah semakin menua ini, saya masih punya beberapa ambisi. Yang paling utama “KELILING DUNIA SEBAGAI AKADEMISI”
Apa sih salah saya? Apa salah saya ketika saya punya ambisi kalau:
Wanita itu harus cerdassss banget, jadi it’s awesome kalau wanita bisa berjuang untuk meraih jenjang pendidikan tertinggi.
Saya ingat seseorang bilang “Wanita itu harus pintar, Marissa. Karena mereka yang akan mendidik generasi-generasi selanjutnya. Anak-anak mereka.” celakanya saya jadi naksir kan sama yang mengeluarkan gagasan ini.

Apa sih salah saya, ketika saya begitu mencintai buku dan ilmu pengetahuan. Mungkin secinta saya pada kucing-kucing saya, buku-buku saya, pada sahabat-sahabat saya.
Jika matematika, ekonometrika, atau fisika itu seorang pria, maka saya akan langsung lepas masa lajang buat mereka. Mereka itu misterius, gak mudah ditebak, butuh analisis mendalam. Ihhh ngegemesin gak sih.
Saya begitu belajar, mempelajari hal baru itu eksotis. Seperti memberi vitamin pada otak.

Apa salah saya jika saya suka sekolah, suka belajar, umur sudah seperempat abad, lalu kemudian saya jomblo, dan tentu beberapa orang baik dalam beberapa hal dan buruk dalam beberapa hal yang lain, saya? Saya sangat buruk dalam menjalin komunikasi dengan “orang baru” dan I am not easily impressed with someone. Can you guys understand what I mean? Can you get it?

No? Oh okay… let’s make it clear and clearer.

Ketika saya pulang ke Bogor sebelum conference di Bali, saya sengaja menonaktifkan telepon selular saya, alasannya satu: Saya tidak mau dikontak terlalu banyak orang! Hanya keluarga dan beberapa orang yang bisa menghubungi saya.

Kenapa?

Why? Simple…. Saya ingin benar-benar fokus dekat Mama dan adik saya, dan saya merasa I am not getting along lagi dengan beberapa orang.
“Ih sombong banget lo, Mon”

Iya kali ya…
tapi daripada kalian bilang saya sombong, kalian lebih berpikir betapa sedihnya saya.
Saya merasa, saya sudah tidak bisa berbaur dengan teman-teman seangkatan saya yang concernnya sekarang ke keluarga mereka, anak mereka, pacar mereka, mungkin juga karir. Lha saya?
bayangkan saya berada di forum dimana semua orang sudah secara homogen sudah punya visi misi mengenai karir dan pasangan hidup mereka. Saya? Saya sedang gemes-gemesnya lagi dengan Computer General Equilibrium dan pembuktian berbagai Lemma pada mikroekonomi.
“Eh… ada yang mau ikut pelatihan GAMS for environmental economics gak? Ada loh gratis di kampus gw?”
Hahahahahaha… mungkin yang terdengar suara jangkrik yang bernyanyi nyanyi. Krik…krik…krik…

Ketika yang lain upload foto bayinya, foto usg, foto kencannya, saya? Bagaimana kalau saya upload “Call for Paper”? Kan meh gitu ya. Anti mainstream sih, tapi… apa? Apa? Apa?

Dan lagi-lagi seseorang bilang pada saya “If it is disturbing you, unactivied all of your social media! It is no use!” ya gak seekstrim itu juga, social media kan connecting me to the world. Udah saya gak gaul, non aktifin semua network itu malah membuat saya makin “terkucil” walau kadang saya mikir “Ih, brilian! Bener banget loh, socmed it useless” but forget it, mungkin itu karena saya terbawa naksir sama yang ngomong (hadeuh).

Itulah mengapa saya bilang saya lebih punya banyak teman baik di Jepang, sahabat saya lebih banyak di Jepang dibandingkan di Indonesia. Trust me! Mungkin karena masih ada yang “nyambung” ya ketika diajak beradu argumen dan bertukar pikiran.
Jujur saya tuh udah gak peduli gitu
Tentang piala kawinan bergilir, aduh udah lah mau dapet mau gak… that’s not my business, dan kalau bisa nikahan saya juga gak usah repot-repot banget lah. Mama saya kan gak terlalu fit, saya mau acara yang compact, khidmat, dan gak lama.
Tentang siapa mau nikah sama siapa, mau pacaran sama siapa, mau tugas dimana, mau sekolah dimana, oh come on! Itu kan pilihan hidup masing-masing orang, biar…. biar semua orang meraih apa yang membuat mereka sepenuhnya bahagia.
Tentang si A tajir, si B tempat kerjanya enak, si C resign, si D udah beli rumah, ya udah lah ya… jodoh, rezeki, maut itu tuh udah Allah tulis dari jaman kapan tau, then so what? Rezeki kita gak akan ketuker
Saya jadi super cuek ya sepertinya.

“Mon, lalu bagaimana jika kemudian orang berpikir hal serupa ‘Emon? Ah bodo amat dia ada dimana dsb dsb dsb’?”
Then so what? Saya sudah sering merasakan hal yang serupa. Saya pikir saya hanya perlu membagi kehidupan saya dengan orang-orang yang manis-manis aja ke saya, yang gak neko-neko, yang punya pemikiran terbuka. Sahabat juga gak butuh banyak-banyak banget kalau kata saya, butuh beberapa tapi yang high quality.

Saya berubah!
Saya semakin tua, semakin dingin untuk beberapa hal, semakin mencintai ilmu pengetahuan dan merasa “This is my way! This is my life!”
Seiring dengan itu semua orang disekitar saya juga berubah.
kalian tahu, kapan perubahan itu terasa begitu “kejam”?
ketika kalian berubah ke arah yang tidak sejalan dengan orang-orang di sekitar kalian.

Flashback ke belakang, beberapa orang bilang kalau saya tidak akan menikah, tidak akan ada cowok yang suka, dan tragisnya gak akan jadi orang kaya karena bidang yang mau saya tekuni adalah bidang penelitian.
Saya sih gak apa, beneran deh.
Ya udah… jadi tua, kesepian, dan gak kaya-kaya banget juga gak semenderita itu. Mungkin behind the scene banyak melakukan kegiatan sosial, banyak belajar, banyak melakukan hal-hal baik lain yang orang gak perlu tau dan gak perlu juga dipublish kemana-mana. What? Bukan saya mau jadi kayak begitu ya, ya gak lah. Tapi please, jangan mengotak-ngotakan “kebahagian” dengan kebahagian ideal versi kita masing-masing. Semua orang punya standar bahagia masing-masing.

Dan mohon diingat, saya itu punya Mama yang sensitif banget. Jadi kalau denger kata-kata yang kayak gitu buat tuan putrinya ini, Mama suka nangis gitu kan. Oh come on! Kalau dunia ini mau tega ke saya, mungkin saya kuat-kuat aja, tapi please jangan buat seorang sebaik mama saya nangis, can you see her? Mama saya… maling aja dikasih biskuit dan teh manis loh! Kasian kan, Mama saya itu stroke loh, emosinya harus stabil kalau gak ya kambuh. Mbok ya kalau mau ngomong macem-macem ke saya aja gitu loh. Masa ada yang bilang saya gendut, kayak ibu-ibu, gak ada manis-manisnya, di depan mama saya hanya untuk PROMOSI PRODUK (Ini nyebelin banget gak sih?).

Gimana saya gak lebih happy di Tokyo?
Ketika pemikiran dan karya saya lebih dihargai?
Ketika saya bisa belajar dengan nikmat dan tenang?
Ketika saya punya teman-teman yang baik dan sepaham?
dsb
dsb
dsb

Lalu sekarang, banyak yang nyinyir “Tuh kan, orang Indonesia itu tuh, kalau udah jadi mahasiswa asing, atau kerja di luar, jadi berlagak! Gak mau pulang”

That’s insane! Gak mau pulang? Siapa yang gak mau pulang? Tidak ada makanan seenak makanan Indonesia! Keluarga juga gak bisa dinilai dengan apapun. Alam Indonesia juga widiiih sedap banget.
Tapi bayangkan… bayangkan… jika rupanya ada loh ada orang-orang yang jadi “kesepian di tengah keramaian” ketika mereka kembali ke negara mereka. Ada loh orang-orang yang rupanya, RUPANYA, begitu mencintai negeri Indonesia Raya ini… tapi merasa sendirian. Ada orang yang secara moril dan psikologis begitu mencintai negerinya, lebih dari apapun, tapi secara sosial dan intelektualitas dia merasa terasing di negerinya dan merasa “Ah… mending di negara tempat gw sekolah deh” dsb dsb dsb.

Jadi manusia itu tidak siap dengan perubahan?
Siap! Di pelajaran Biologi kita belajar kan manusia itu makhluk yang paling baik dalam beradaptasi.
Tapi perubahan macam apa?
Itulah mengapa kemudian muncul TEORI KEBUTUHAN MASLOW yang bisa kita temui dalam ilmu psikologi atau sosiologi atau ilmu sosial apapun. Apa itu TEORI KEBUTUHAN MASLOW (dikasih huruf gede terus biar pada inget)? teori yang menjelaskan apa siiiiihhh yang sesungguhnya dibutuhkan manusia?
TADAAAAAA!!!!!

Nih ini teori Kebutuhan Maslow

Manusia manapun kemudian akan mikir untuk memenuhi kebutuhan mereka step by step.
bayangkan seseorang yang pindah ke tempat lain sebutlah neverland untuk beberapa lama, kemudian dia balik lagi ke tempat semula dan dia merasa asing karena dia tidak dikenal siapapun dan orang merasa dia orang aneh karena ide dan pemikiran dia berbeda, buangeeeet. Walau gak salah cuman gak lazim aja. Naaaaaahh….. Dia kan jadi gak dapet tuh love, self esteem, dan self actualization. Lalu bagaimana? Ya jelas lah dia balik lagi ke Neverland dimana dia merasa piramida kebutuhannya bisa lebih lengkap.

It is scientifically proven! Bukan seorang emon ya yang ngomong, tapi science!

Jangan-jangan…
Ini jangan-jangan,
ketika kita ngerasa “Ih dunia kok berubah jadi makin gak karuan begini ya”
Rupanya… kita yang sebenarnya “GAK KARUAN”

Loh siapa tau kan?
*Sambil baca berita tentang suara sangkakala misterius. Hayooo…. gimana kalau rupanya malaikat mulai gregetan pengen tiup terompetnya”

Because there is always a love story in every journey…


Image and video hosting by TinyPic

Well,  you only need the light when it’s burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you’ve been high when you’re feeling low
Only hate the road when you’re missin’ home
Only know you love her when you let her go
And you let her go

-Let Her Go, Passenger-

And…. I am going home! Yeay!
So happy!
Saya memang sedang penat dengan kuliah, belajar sampai demam… mimisan… udah ngerasain semuanya. Dan Alhamdulillah, Allah mengizinkan saya untuk conference di Bali minggu depan. Tanpa pikir panjang saya putuskan pulang dulu sebelum conference. Pengen uwel-uwel kucing, ketemu adik, peluk mama… semuanya. Benar kata The Passenger “Only hate the road when you’re missin’ home”, rasanya gak bisa tidur… gak tahan walau delay cuman 5 menit, dan pas nginjek bandara Soekarno-Hatta, rasanya mau nangis! Hahahahhaa…. alay abis. Tapi rasanya ketika banyak banget masalah, udah curhat ke Allah habis-habisan, penyempurna kedamaian itu adalah: Ketemu Mama. I can’t imagine how can I live in this planet without my mom. Gak kebayang….

Ngomong-ngomong, ada hal maharomantis yang saya temui selama perjalanan dari Narita ke Jakarta.
Sebagai wanita yang terlalu gelisah untuk duduk manis dan diam, saya gak berhenti jalan-jalan bulak-balik di sekitar gate. Mendadak saya terdiam, melihat seorang kakek yang sangat Jepang! Terlihat rapi, bersahaja, sehat, pokoknya di mata saya Beliau itu standar ganteng, rapi, dan bersih untuk kakek-kakek. Selama menunggu pesawat, Beliau hanya duduk dan asyik membaca buku. Sesekali dia senyum sendiri, sesekali dia termenung lihat ke luar jendela bandara, sesekali dia melepas kacamatanya, kucek-kucek mata lalu kembali membaca. I love books like I love my life, dan saya terkesan dengan Beliau, sepertinya dia jatuh cinta kembali, jatuh cinta dengan buku di genggamannya. “DON’T TRY TO ANALYZE PEOPLE, MON!” Oh, come on! Bagaimana saya tidak terpana melihat pemandangan yang begitu indah ini. Sengaja saya diam-diam memperhatikan Beliau dari jauh. Hanya Beliau yang membuat saya duduk saat itu. Beberapa menit saya berkomat-kamit, “Ya Allah, please… please… hamba ingin bicara sedikit dengan kakek ini”

Dan gate dibuka. Saya berpikir doa saya tidak terkabul… aaaaah…. sudahlah.
Okay, sekarang lebih baik berdoa supaya pesawatnya tidak kenapa-kenapa. Aamiin.

Rupanya Allah memang Mahakeren.
Saya bertemu lagi dengan kakek ini saat transit di Kuala Lumpur. Waaaah! Caper dong. Saya sengaja duduk di samping Beliau. Penasaran, buku apa sih yang bisa membuat seorang kakek kemudian melupakan seluruh dunia sekelilingnya.
Saat saya duduk, kartu resident card saya terjatuh, dan Beliau pungut lalu berikan pada saya
Ah…. Nihon kara kimashita, ne? Ryuugakusei ? [Ah! Dari jepang ya, mahasiswa asing?]” kata Beliau ramah.
“Hai, ryuugakusei desu. Ano,sumimasen. Eigo ii desuka? [Iya betul. Ah, maaf bolehkah kita pakai bahasa Inggris?]”
Si kakek ketawa “Yes, of course. But my english is not really good” padahal kata saya sih oke banget.
“No, your english is perfect for Nihonjin. Where do you want to go? Jakarta” kata saya langsung tancap gas
“Ah, several place. Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bali, and Dili”
“Waw! Awesome! Even me… Indonesian, but never go to Dili.” Jujur kan gueh -.- *miris abis*
“Hahahaha, you are still young, you should go around the world. You have time”
“I hope so. I am studying too much, and only see the world from google hahahhaa”
“Hahahaha, that’s not bad. But google can’t describe everything very well”
“Why you travel alone? You not go with your wife? or your child maybe?” Ah nah nah nah nah mulai lagi kan. EMON, DON’T TRY TO ANALYZE PEOPLE. Tapi gimana dong, mendadak penasaran.
“Ah, I wish I can go together with my wife. She said she want to see Indonesia.”
“And you need best companion, aren’t you?”
“Yes, but unfortunately. She leaved me last year. She had a cancer. She was very strong, but cancer is stronger, so… yeah”
“Ah, I am sorry to hear that. But she live in your heart, so enjoy your trip”
“Yes, exactly. Actually….” Tiba-tiba si kakek mengeluarkan buku bersampul biru yang sedari tadi dibacanya “my wife gave me this. Her diary. Here, she wrote everything. Her dreams, her opinions about me, every story about me, she always wrote about me, she not wrote much about her. But here, she wrote that if I have time, she wanted to go traveling together to some place, including Indonesia.” Kata si kakek sambil menunjukan bukunya. Saya tidak bisa membaca semua yang tertulis di situ, karena semuanya pakai kanji, tapi saya bisa baca beberapa katakana di buku itu, jakarta, dili, semarang, dan beberapa kota lain di seluruh dunia. Aih, mata saya sebenarnya berkaca-kaca
“So, you follow her list” tanya saya?
“Yes, this is like my guide map. I was very busy, but now I have retired, so while I am still alive, I want to make her dreams come true. I know, I am too late… but late is better than never. I don’t know she can see me now or not, if in case she can see me, I want she knows I love her. I’ll give her some photos in the heaven when I meet her someday in the heaven, hahahhaha of course I can’t bring it all, but maybe I can bring some stories for her”

Rasanya saya mau peluk kakek ini deh, lalu sungkem “You’re one of the most romantic man in this universe”

I should tell you, I am easily to cry for every sweet things.

Saya pun terbang dari Kuala Lumpur menuju Jakarta dengan mata yang agak perih. Terharu dengan kisah yang baru saya dengan dengar mix dengan perasaan gak sabar pengen ketemu mama dan pikiran PR dan presentasi conference yang belum selesai *ini penting banget* rasanya… rasanya…. gak karuan. Belum lagi ada seorang mas-mas dari Ireland dengan rambut pirang bergelombang membantu saya angkat koper pas turun pesawat, saya selalu mudah terpana dengan pria berambut pirang bergelombang *buset ini gak penting banget*

=====================

Lalu banyak yang bertanya, mengapa kita harus pergi ke tempat baru.
mengapa kita harus bertemu orang yang baru
mengapa kita harus punya kisah perjalan kita sendiri.
Saya tidak tahu, tapi kadang ada pelajaran dengan kredit 4 SKS yang tidak bisa kita dapatkan dengan kuliah dimanapun!

Setiap perjalan punya romantikanya masing-masing

==================

Di pesawat, kemudian saya menulis buku harian saya… kemudian lanjut nulis lagi di rumah. Saya tidak bisa tidur sebelum menulis semuanya.
Tentu dengan pengaruh suasana melankolis

Image and video hosting by TinyPic

Rasanya benar-benar jadi sebuah kehormatan ya kalau jadi wanita yang mencatat seluruh sejarah prianya. Dan betapa Allah mahabaik ketika saat yang sama si prianya membalas dengan cinta yang tidak kalah tulus.
Ah si kakek itu membuat saya tenggelam dalam skenario kehidupan yang manis banget, seperti cup cake yang ditabur aneka gula berwarna-warni dengan aneka bentuk dan kilauan.

jangan-jangan, ini jangan-jangan, bukan masalah cintanya yang manis. Tapi KETULUSAN.
Saya yang ceritanya masih “muda” ini rasa-rasanya kayak gak tau apa-apa.

Dari dua planet: Sebuah kisah


Dan ini adalah sebuah kisah yang bisa ditemukan di planet apapun
(P.S: Seluruh kemiripan tokoh dan latar, dsb, hanya kebetulan belaka. Don’t think too much about it 😉  )


Di antariksa ini jumlah planet tidak dapat terhitung banyaknya. Tanpa banyak manusia bumi ketahui, masih di galaksi bimasakti, terdapat dua planet lain yang berpenghuni. Planet tanpa nama, namun alien-alien di planet tersebut menyebut planet mereka planet alpha dan planet beta. Planet alpha dan beta adalah planet yang dulunya bersahabat, akan tetapi sama halnya dengan yang terjadi di planet bumi persahabat selalu bisa pecah hanya karena perbedaan pendapat. Melalui sebuah sejarah panjang hubungan planet alpha dan beta tidak seharmonis dulu. Bagi alien planet alpha, merekalah yang benar! Alien planet beta dianggap sebagai alien kelas 2, dan keberadaannya merupakan ancaman bagi stabilitas kehidupan di planet alpha. Bagi alien planet beta, pemikiran alien planet alpha sangat kolot dan mereka tidak memperoleh perlakuan yang adil.

Padahal, secara fisik tidak ada yang berbeda secara nyata antara makhluk planet alpha dan planet beta. Ada beberapa perbedaan minor, misalnya: rambut alien planet beta akan berubah menjadi keabu-abuan ketika terkena pancara matahari, seluruh alien di planet beta adalah KIDAL! (dan ini masalah besar bagi alien planet a, karena kidal dianggap jorok dan kotor bagi alien planet alpha), seluruh alien beta juga tidak memakan salmonella! Makanan khas bagi alien planet alpha!

=========================
Ardella, seorang gadis alien dari planet alpha. Planet alpha adalah sebuah planet yang luas, namun ardella tidak pernah melintasi planet alpha dari ujung ke ujung. Dia mencintai tempatnya saat ini, dengan bunga yang mekar sepanjang tahun, hujan yang turun teratur dan rintiknya membentuk ritmenya sendiri, pohon-pohon yang hijau, makanan yang enak. Ardella adalah seorang yang ceria, namun tidak banyak bicara pada orang yang baru dikenalnya. Ardella wanita yang baik, namun cepat bosan, tidak suka perdebatan, basa-basi, dan yang paling parah…. dia tidak suka tersenyum.

Ardella mencintai ilmu pengetahuan, dia selalu membaca seluruh buku dari planet alpha bahkan dari planet bumi sekalipun. Ia mencintai buku, hingga dia jarang berbicara bahkan dengan alien lain seusianya. Hingga akhirnya dia bertemu dengan alien lain bernama Aslan!

“Hai, Della… mmm, pinjam buku Polaris dong” ujar Aslan suatu hari.
“Hah? Mendadak banget. Kamu bisa pinjam di perpustakaan. Rak kedua dari pojok kiri”
“Sudah di cek, habis dipinjam”
“kamu kan punya, lusa ujian loh.”
“Justru itu, kalau gak butuh gak akan pinjam. Buku saya hilang”
“Ya ampuuuun ceroboh banget”
“Iya, iya, please”
“Ya udah, besok datang ke sini ya. Pagi!”

Mereka pun bertemu di suatu pagi, Della memberikan sebuah buku kepada Aslan. “Hah? Apa ini… saya kan hanya minta kopiannya.” Kata Aslan kaget.
“Saya punya dua, ini cetakan yang lebih lama. Tapi isinya hampir semua sama kok. Ambil dan jaga baik-baik.” Kata Della sambil kemudian pamit.
“Della! Saya traktir makan ya”
Ardella bukan alien yang punya banyak uang, dan dia sudah lama tidak makan enak jadi “Okay! Ayo!”

Di sebuah cafe.
“Eh, salmonella di resto ini enak banget loh! Harus dicoba” Ujar Della bersemangat.
Muka Aslan sedikit berubah “Kamu makan salmonella?”
“Yaiyalah! Itu makanan wajib seluruh alien planet ini. Ya ampun, kenyel-kenyel, gurih, enak, nyam!”
“Saya tidak makan salmonella.”
“Hah? Yang bener? Seumur hidup?”
“Iya”
“Kamu harus coba!Kamu alergi ya?”
“Pokoknya tidak boleh”
“Okay, tapi beneran deh kamu melewatkan makanan paling enak seantero planet ini”

Setelah menu datang, semua pun menyantap makanan mereka masing -masing. Della kemudian menyadari sesuatu, Aslan makan dengan menggunakan tangan kiri. Ya! Aslan rupanya seorang kidal. Della tidak suka perdebatan, maka dia mencoba berpikir mungkin Aslan berasa dari suatu tempat di planet a dimana kidal bukanlah suatu masalah besar. Tapi tetap saja itu terasa aneh bagi Della. Tapi dia tidak mau mempertanyakannya apalagi memperdebatkan itu semua.

“Kamu kenapa liat saya begitu” Aslan menyadari jika Della melihatnya seperti seorang detektif yang sedang melihat tersangka.
“Gak, gak ada apa-apa” Jawab Della, “Eh… asal kamu dari mana sih?”
“Calico. Paling utara Planet Alpha”
“Oh, jauh sekali ya. Orang Calico seperti kamu semua”
“hahahahhaa… loh kok tanya begitu sih?”
“Gak apa, soalnya kamu unik”
“Hahaha terima kasih”

Mereka pun pulang. Della, entah kenapa tidak bisa berhenti menatap Aslan. Kali ini dia menyadari sesuatu lagi, rambut Aslan berubah sedikit keabu-abuan ketika terkena cahaya matahari. Tidak begitu nyata terlihat, tapi ya! Della yakin rambut Aslan berubah menjadi abu tua.
“Terima kasih ya, akhirnya makan enak hari ini” kata Della.
“Belum bisa membayar bukunya”
“Itu buku tua, lagipula mungkin kamu butuh. Dijaga ya, jangan hilang. Ngomong-ngomong, mmm.. rambut kamu bagus”
“Oya? Hahahaha kenapa?”
“Kayak berkilau-kilau gitu deh.”
“Hahahhaa, komentar kamu tuh lucu-lucu deh. Kamu juga rupanya kamu bisa senyum juga ya”
“Hahahhaa… oya. Cuman pas ketemu kamu aja sih. Terlalu aneh sebagai alien Planet Alpha. Ah saya juga aneh sih sebagai alien planet ini”
“Siapa bilang, kamu salah satu alien paling baik di planet ini. Hanya saja kamu jarang ngomong. Orang jadi harus sedikit repot menerka-nerka jalan pikiran kamu. Tapi, kalau sudah tahu, saya pikir kamu benar-benar baik”
Della tersenyum “Aslan, ini pertama kalinya dalam hidup, seseorang bilang saya alien yang tidak aneh. Terima kasih”
“Sama-sama. Kamu juga orang pertama yang bilang saya alien yang unik dan lucu”
Keduanya lalu tertawa bersama.
=========================
Planet Alpha adalah planet yang indah, namun bukan berarti semuanya aman. Konflik antara Planet Alpha dan Planet Beta kembali memanas. Berita di seluruh penjuru Planet Alpha menekankan betapa bahayanya berinteraksi dengan alien Planet Beta. Seluruh berita yang ada membuat Della penasaran apa yang terjadi dengan Planet Beta, ia membaca segalanya, termasuk seluruh kebiasaan-kebiasaan alien Planet Beta. Della menyadari, dia mengenal kebiasaan-kebiasaan itu.

Sekumpulan alien Alpha seperti biasa berkumpul di kantin saat jam istirahat.
“Eh kalian tau Aslan gak sih? Ini jangan-jangan loh, jangan-jangan, dia alien Planet Beta”
“Iya, dia kan makan pakai tangan kiri iya gak sih? Eh Della, sesekali berpendapat dong” kata salah seorang teman Della.
“Mmm… iya. Tapi katanya dia dari paling utara planet ini. Dan itu jauh banget kan. Mungkin orang sana memang kidal. Tapi apapun itu dia baik banget, dan itu lebih dari cukup” Komentar Della
“Hayoooo…. mulai naksir Aslan ya”
“Uhuuuk… uhuk” Della sedikit tersedak “Ya gak lah, gak begitu. Tapi dia memang baik kan”
“Ini sejarah, akhirnya seorang Della gak cuman menilai buku, tapi juga alien lain”
“Eh tapi hati-hati loh, kalau dia bener dari Planet Beta kamu harus jaga jarak”
“Ih, apa banget deh. Jangan ganggu orang yang jatuh cinta. Ya gak, Dell”
“Ih… apa sih. Gak tau hahhahaa… udah ah. Gosip itu semua”

Della tersenyum, ini terlalu aneh dan bodoh kalau sampai dia jatuh cinta dengan Aslan. Dia berpikir mungkin ini bukan jatuh cinta, ini hanya sebuah rasa penasaran karena di mata Della ada banyak hal yang belum terungkap dari seorang Aslan.
Namun semesta ini punya aturan main tersendiri, semakin kita mencari tahu dan memperhatikan seseorang, semakin sulit melupakan orang itu, dan itu mungkin awal dari sebuah fenomena bernama jatuh cinta.
=================
Aslan dan Della entah mengapa semakin dekat. Della mempercayakan rahasia-rahasianya pada Aslan, begitu pula Aslan mempercayakan segala pembicaraan tentang mimpi-mimpinya kepada Della. Mereka menjadi teman berdiskusi, berbagi mimpi, dan berbagi rahasia. Di mata Della, Aslan menjadi alien yang berbeda di depannya, suaranya…tatapan matanya… raut mukanya… menjadi lebih lembut namun tetap tegas ketika dia mengutarakan impian-impiannya. Aslan pendengar yang baik, dan banyak hal hebat yang tersembunyi di balik seorang Aslan.
“Aslan, nama kamu itu artinya apa sih? Sepertinya itu bukan nama yang lazim di planet ini”
“Oya? Masa sih?”
“Iya. Tapi bagus sih. Jadi tidak pasaran”
“Hahahhaa…”
“Saya penasaran deh, Calico itu tempat seperti apa? Orang-orang di sini sampai ada yang ngira kalau kamu dari Planet Beta loh saking uniknya”
“Apa yang mereka bilang?” Kini suara Aslan terdengar begitu serius.
“Ya unik aja… “
“Apa yang mereka bilang?” Tegas Aslan sekali lagi.
Della terdiam. “Kamu marah?”
“Tidak. Tapi penasaran”
“Ya kamu tidak makan salmonella, kidal, dan itu cukup aneh kan di planet ini”
“Menurut kamu?”
“Iya sih, saya baca, itu kebiasaan alien Planet Beta”
Lalu beberapa menit kemudian semuanya terdiam, tidak ada suara sama sekali
“Bagaimana jika saya memang benar dari Planet Beta?” Tanya Aslan “Apa kamu akan berubah dalam menilai saya?”
Della terdiam, mereka hanya saling menatap.
“Aslan… sebagaimana kamu menerima saya apa adanya, maka hal yang sama akan saya lakukan pada kamu. Kamu alien yang baik, baik sekali… sedikit berbeda bukan masalah. Kita toh alien dari galaksi yang sama”
“Saya berasal dari Planet Beta, Della.”
Kini semuanya benar-benar terdiam.
“Kenapa kamu datang ke Planet Alpha? Ini terlalu bahaya, saya tidak bisa melihat orang sebaik kamu… diperlakukan dengan tidak baik jika orang-orang tahu kamu….argggh… kenapa kamu gila?”
“Karena saya merasa tidak ada yang benar dengan perseteruan antara dua planet ini, Della. Saya ingin melihat Planet Alpha dengan mata kepala saya sendiri. Mempelajarinya.”
“Tapi kamu mengerti bahwa ini berisiko?”
“Ya! Tapi saya tidak akan pernah tahu jika tidak pernah datang ke sini. Della, kamu bisa lihat kan… saya aman di sini. Tidak ada yang menyakiti saya sedikitpun.”
“Aslan, kamu sangat baik… baik sekali”
“Kamu juga Della, baik sekali… terima kasih.”
“Aslan, mengapa ada alien yang saling membenci hanya karena mereka berbeda. Bukankah perbedaan ada agar kita saling mudah mengenal dan kemudian saling membantu”
“Saya tidak tahu, Della. Tapi pasti… kelak, impian kita melihat setiap alien saling menjaga satu sama lain dan saling menghargai satu sama lain akan terwujud”
“Aslan, bagaimana jika planet kita sudah terlalu tua untuk memanggul impian-impian kita?”
Aslan tersenyum, “Tuhan tidak pernah membebankan kita dengan hal yang tidak bisa kita lakukan”
=========================
Aslan pulang ke Planet Beta beberapa minggu kemudian, tidak ada yang tahu bahwa dia kembali ke Planet Beta. Sesekali Della melihat Planet Beta yang di langit. Di Planet Beta, Aslan melakukan hal yang serupa. Begitu terus… bersama dengan matahari yang terbit dan tenggelam setiap hari.

One of my favorite things in Tokyo: TRAIN!


Jumlah orang Indonesia yang datang ke Jepang makin banyak nih. Tiket murah ke Jepang juga makin sering disediakan maskapai-maskapai penerbangan nasional. Yes! Come and enjoy Japan! Datang juga ke Tokyo, The safest city in the world!

Sebagai pendatang di negeri ini, kalian mungkin punya kendala bahasa. But don`t worry! Kalian tetap bisa mengelilingi Jepang, terutama my favorite city: Tokyo dengan senang riang dan gembira. Kalian hanya perlu menjadi ahli dalam naik: KERETA!

Exactly! Pertama kali saya ke Tokyo, sensei saya hanya kasih rute kereta dari Narita ke Tokyotech dengan surat cinta “If you want to survive in Tokyo, have a nice life in Tokyo, first of all you should be advance in using train”

Bagi seorang gadis polos yang cuman tau kereta api Indonesia yang cuman tiga jalur utama di Bogor (Bogor-Jakarta Kota, Bogor-Jatinegara, Bogor-Sukabumi), disuruh langsung menghadapi rute kereta api di Tokyo itu… rasanya….rasanya… mau shalat istikharah di tengah stasiun!

Hah…. apa sih susahnya? Oh come on! Nih..nih… liat rutenya
Image and video hosting by TinyPic
Ganas gak tuh… oiya ini hanya sekitar Tokyo ya! Ingat hanya sekitar Tokyo!

Masya Allah… terus nasib gw kalau gw anak baru gimana, Mon?
Tanyalah sebuah penemuan luar biasa di planet ini bernama: GOOGLE MAPS!

Tokyo walau kota gede, tapi jangan harap kalian bisa dapet wifi semudah membalikan telapak tangan, tips dari saya kalau kalian bener2 lonely traveler, siap-siap cari rute menuju tempat2 inceran kalian dari google maps sebelum sampai Tokyo.
Kalau persenjataan sudah lengkap, insya Allah semua lancar.
Jika kalian stuck! Setidaknya tulis tujuan kalian terus kalian tinggal tunjukin tempat tujuan kalian itu ke petugas stasiun, mereka mungkin gak bisa bahasa Inggris, tapi mereka akan bantu sebaik mungkin. Japanese people always very helpful 🙂

Tokyo sepertinya menyadari itu, dan bukan Jepang namanya kalau bukan well prepared.
Ingat-ingat rute yang kalian lalui, dan setelah kalian temukan inget-inget warnanya! Yeph… semua jalur diberi tanda warna yang berbeda

Contoh, kampus saya dekat dengan Oookayama station (Nih… stasiun kesayangan saya)

Image and video hosting by TinyPic

Banyak yang ngetawain stasiun favorit saya ini :`D katanya huruf “O”nya dibaca dengan 3 harakat. Iya dan harus! Karena Okayama bener-bener tempat yang berbeda lagi hahahaha.

Sebagai stasiun yang agak besar, ada dua line di stasiun ini. Ooimachi line (dengan warna orange) dan Meguro line (dengan warna biru).
Just remember orange itu ooimachi line, biru itu meguro line.

Image and video hosting by TinyPic

Ex: Orange: Ooimachi, Biru: Meguro

Nah pas kalian turun, nanti kalian akan liat dari jauh… ada plang yang dikasih warna orange dan biru. Yeph! Berdiri di yang warna biru kalau kalian mau naik meguro line, atau orange kalau mau naik Ooimachi line

Image and video hosting by TinyPic

Masih inget ya 😀

Tunggu-tunggu perjuangan berlum berakhir, kalian harus pastikan apakah kalian sudah berada di jalan yang benar atau belum.
Ingat-ingat lagi tujuan kalian, lalu lihat simple little things called MAPS

Image and video hosting by TinyPic

Cek lagi apakah kalian sudah berdiri di jalur yang tepat

Alhamdulillah.. finish!

EITS belum!
Dengan sistem perkeretaapian Tokyo yang rada rumit, di sini udah biasa banget “Norikae” alias pindah kereta untuk mengambil kereta ke line lainnya. Kenapa? Karena penyedia jasa railways di Jepang itu macem-macem. Jadi kadang kalau kita ke suatu tempat kita harus pindah kereta karena jalur yang dilewati dikelola dua perusahaan yang berbeda.

Image and video hosting by TinyPic

Ini agak nyebelin sih -.-

Lebih gemesnya lagi! Kadang tricky! Satu jalur bisa bercabang ke jalur-jalur lain.
Sebagai contoh:
Jalur Meguro Line yang bisa bercabang ke jadi Mita Line. kalau gak hati-hati denger, yo wes blasss… entah kemana 😀

kalau menemui hal seperti ini, gak ada solusi lain selain denger baik-baik pengumuman dan liat jadwal kereta. jadwal ini jarang meleset! Masinis di Jepang perhitungannya detik ya… detik! jadi cerita kereta telat it jarang lah.

Image and video hosting by TinyPic

Jadi yang mau ke tempat tujuan gw jam berapa????

Huft! Tough isn`t it!
tapi sebagai penggemar berat kereta, saya tetap enjoy menggunakan kereta apalagi di Tokyo!
1st it is cheap
2nd it is fast
3rd nyaman *I know how it feels in Jabodetabek train :p jadi kereta jepang bahkan di rush hour, SANGAT NYAMAN*
4th jarang telat
5th pak masinisnya gak pernah salah ngeberhentiin kereta.
Semua stasiun di Tokyo udah jelas kita harus berdiri di belah mana, dan itu juga gak pernah meleset. Gak ada cerita di sini lari-lari ngejar pintu gerbong kereta. Nehi-nehi layaw!

Image and video hosting by TinyPic

Nih berdiri di sini ya… Ini tempat untuk gerbong 6 bagi kereta ekspress atau gerbong 5 untuk kereta lokal (kayaknya gitu mwahahahaha…).

Terus sebagai pecinta kereta, saya suka pegel deh kalau ada yang mencaci maki “Hish! Kereta telat nih, pasti ada orang yang bunuh diri. Bodoh banget sih tuh orang, ngerepotin! Pake bunuh diri segala!” ITU TIDAK SEPENUHNYA BENAR.
Yeph, tingkat kematian ketabrak kereta emang cukup tinggi di Jepang, tapiiii… gak semuanya karena bunuh diri. Bunuh diri dengan nabrakin diri ke kereta itu gak solving any problems lagi karena nanti keluarga yang bunuh diri harus bayar ganti rugi ke perusahaan kereta apinya! Halooow… saya nih, saya… kalau saya bunuh diri, mungkin lebih baik gantung diri ya daripada keluarga saya harus bayar denda gila-gila karena saya loncat ke rel. Iya kan?
Nah, faktanya 70% kematian karena kereta itu karena orang yang mabok! Yeph! Mereka mabok, oleng, gak ada batas di jalur kereta api, terus GUBRAAAAK jatuh, lalu kereta datang tanpa tendeng aling-aling. Kalian bisa mengira akhir kisahnya.

Sisanya yang 30% itu, ada yang heelsnya nyangkut di jalur kereta, jatuh kepleset, dan tentu yang bunuh diri.
“Ah mon… sok tau banget lo” iya sih… tapi dengan kemampuan nihongo saya yang kelas TK ini, saya bisa ngerti poster-poster yang ada di stasiun.

Jepang tentu menyadari hal ini, makanya dibikin pintu pembatas di stasiun… kayak yang ada di Oookayama. Yah setidaknya mahasiswa yang mabok karena party atau yang stress ujian gak akan meninggal di sini lah.

Image and video hosting by TinyPic

Jangan pada loncat ya

Hal lain yang paling saya suka adalah IC PREPAID CARD! Mukyaaaaaaa…. ini keren banget!
kalau kalian pusing beli-beli tiket, kalian beli aja IC card ini, 1500 yen dengan saldo awal 500 yen. Setelah itu kalian bisa isi sesuka hati. Oiya! dengan IC card, harga tiket juga jadi lebih murah loh 4-6 yen 😉 mayan kan.
Sahabat saya ketawa-ketawa karena saya punya obsesi koleksi IC card. hahahaa… tapi ini beneran, beda wilayah beda pula desain IC cardnya. Berikut pembagiannya:

Saya pengguna Pasmo, sensei saya Suica… kalau ke kyoto orang akan pakai Icoca atau Pitapa.

Sebenarnya gak penting sih ngoleksi IC card, karena IC card ini berfungsi dimanapun kalian berada. Saya sebagai pengguna pasmo bisa aja pake pasmo saya di Osaka, Kyoto, Nagoya, dimanaaaa ajaaaa… Tapi kan lucu ya koleksi IC card dengan motif yang beda-beda.

Oiya! IC card ini juga bisa dipake buat bayar bus, kantin, convenient store, etc etc selama ada alat tapping IC card-nya.
Seru banget kan!

You`ll love Tokyo very much!

Tapi ini belum cukup, sebagai pecinta kereta saya punya ambisi kelak saya harus merasakan sistem kereta api yang lebih rumit dari ini dan mengunjungi stasiun-stasiun paling indah di dunia. Hahahahaha….

Okey! Fixed! I want to go around the world using train! 😀 pasti keren!

Salam cinta dari anak kereta!

For the sweetest brother in the planet earth


[In english? Because you said you want your english getting better, accept this challenge then]

What to say? Your sister getting older now, and you… it’s my pleasure to be your sister. Seeing you grow up and gradually become a man :] I miss you so much. I love you so much, every seconds!

You always said, you’re the luckiest person in the world. Ckckck… no! You can’t beat me. I’m the luckiest for having you.

Thank you for being a good boy, taking care our lovely mom, become a funny and creative person, and soon. I am not that good when I was in your age.

Thank you for your “math-terror” this week,  I’ll keep it. Let paste it in this blog

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

I am not as smart as you think, I am forget how to solve it :’p think too hard for it, then missing my train. Thank you for still believe on me although I am not that smart… and sorry sometimes I am not give you a proper answers :’p what a bad sister.

Good luck for everything.
As your sister, I hope you can become a man who can appreciate our mom, family, teacher, and love every human beings and creatures around you.

As your friends, I hope you can keep your good jobs to be very fair and friendly friends. I am glad you have very nice friends now :]

As your teacher, you’ll face a phase between teenager and mature person. I hope you always think about something wisely first before do anything. Remember, what will happen tomorrow is effect of what you decide today.

As a person who love you so much. I pray for everything the best for you.

Good luck!

Kakak sayang kiki :] very much!