Habis Gelap Terbitlah Terang [dengan cahaya lilin]: Apakah wanita tidak boleh sekolah tinggi?
“Jika kau mencintai sesuatu, seharusnya engkau berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan dan mempertahankannya bukan?Seharusnya begitu pula jika kau mencintai seseorang”
Entah ada angin apa sambil nonton film India saya bisa nulis topik sebenarnya sih udah banyak yang membicarakan ini tapi rasa2nya tetap menggelitik untuk ditulis.
Pernah denger dong konon katanya wanita yang sekolah tinggi itu susah dapat jodoh, bla…bla,,,bla…dan jujur saja saya sebenarnya tidak percaya tentang itu semua. Tapi aish… memang tidak boleh yang naif-naif banget dalam memandang sesuatu.
Suatu hari di sebuah pojok muka bumi, seorang pria dengan mata menengadah ke langit bercakap-cakap dengan temannya, “Gw jujur ada minder deketin X, gw tahu dia baik, dia perhatian ke gw, tapi pendidikannya itu loh skrng dia S2 gw masih S1 aja, apalagi kalau dia lanjut lagi waaaah makin jauh aja gw. Gw nyerah aja, dia terlalu baik untuk gw”
Di sudut lain muka bumi, seorang gadis dengan mata berkaca-kaca sudah tidak bisa berkata apa-apa, pria yang dia percaya selama ini akhirnya mengatakan “Aku gak sanggup jika pisah terlalu lama dan terlalu jauh sama kamu, aku juga jujur aja minder kalau pendidikan kamu lebih tinggi dari aku. Kamu bisa cari pria lain yang lebih baik dari aku”
Tidak jauh dari situ ada muda-mudi yang bertengkar cukup hebat, “Buat apa sih kamu sekolah tinggi-tinggi? Sampai harus ke luar negeri segala… aku ini serius. Aku cuman mau kamu gak usah jauh-jauh, cukup di rumah urus anak-anak kita nanti”
Di pojokan lain planet bumi ini, seorang wanita mengetik di blognya…merasa hal-hal seperti itu sudah tidak masuk akal lagi, dan orang itu adalah saya sendiri.
Apakah salah jika wanita ingin melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang tertinggi sekalipun?
Jujur saja, jika Allah mengizinkan saya ingin melanjutkan studi saya hingga jenjang tertinggi sekalipun. Saya punya banyak alasan, 1.) Ini salah satu impian ayah saya yang belum kesampaian, 2.) I’m stupid -,- karena bodoh itu saya harus terus belajar. Jujur aja saya merasa otak saya semakin lama semakin menurun kemampuannya, jadi selagi masih mau dijejelin ilmu maka mengapa tidak, 3.) I want to be a bloody cool mother for my future son and/or daughter. Alasan ketika ini juga yang membuat saya berdoa semoga di masa depan nanti ada pria yang sangat baik dan sangat pintar mau menjadi suami saya. Hahaha…. pria yang beruntung bgt kan :p beruntung karena saya gak akan berpaling tapi sial karena saya gak jago masak dan benci nyetrika :p
Saya pernah berdebat dengan seorang cowok mengenai masalah ini, saya katakan “yang akan mengurus anak itu nanti perempuan lagi, maka perempuan harus pintar sehingga kalau anaknya nanya kenapa ada pelangi maka si ibu bisa jawab proses terjadinya pelangi secara fisika bukan cuman bilang ‘yaaaa emang Allah bikinnya gitu, Nak… bagus kan’ maka masuk akal jika perempuan bersekolah lebih tinggi dan gak masalah dong jika pendidikan wanita lebih tinggi” dan tebak jawaban teman saya itu… “Yaelah, Mon… pemikiran lu itu yang terlalu jauh”
Errr… -.-
Saya juga ingin suami yang gak lemot. Bayangkan jika kemudian si anak bermain bersama ayahnya, lalu kemudian melihat roda mobil yang ada ulirnya dan gak halus mulus gitu aja. Bayangkan dia kemudian bertanya “Yah, boleh gak rodanya aku ratain aja pake apa gitu, aku gak suka bentuknya kok gak rata gini ya”…. setidaknya si ayah harus bisa menjawab dengan teori dasar gaya gesek yang mudah dimengerti bukan kemudian malah sewot dan teriak “Ehhhh jangaaaaaaaan…. kamu apa sih Nak, iseng banget”
Fair kan?
begini ya wahai para pria di muka bumi terutama yang masih lajang, oh come on… buka mata lebar-lebar… luaskan perspektif.
When a woman choose a man…. itu bukan hal mudah loh. Bayangkan seorang putri yang disayang sama Mama dan Papanya udah dapet best services di rumah, bahagia dengan keluarganya. And taraaaa she is fall in love tapi di saat yang sama dia mau meraih cita-citanya untuk menapaki jenjang pendidikan dari satu level ke level lainnya. Di tahap seorang cewek udah jatuh cinta dan menerima seorang cowok aja menurut saya itu sudah hal yang luar biasa, betapa egoisnya ketika si cowok kemudian melarang si cewek meraih apa hal yang diidam-idamkannya. Mungkin impian itu sudah lebih lama hidup bersama si cewek dibandingkan jangka waktu si cowok mengenal si cewek. Helow, Boys… please deh ah.
Dan emmm hellow girls, jika cinta itu buta maka janganlah dibutakan cinta. Tuntun cinta ke arah yang benar.. serahkan hanya pada orang-orang yang bisa memelihara itu dengan baik *gile kan kapan lagi gw nulis kayak gini*
Jujur saya muak ketika ada cowok yang bilang “Aku gak mau sama X, karena X jauh lebih baik dari aku” APAAAAAAAA????? ada beberapa kesalahan besar di sini… 1. Si cowok bagi saya keliatan loser banget, kalau memang cinta perjuangkan dong masa nyerah gitu aja. Oh jujur saja di media-media sosial banyak yang menulis status “mari memantaskan diri bla…bla…bla”, apa wanita saja yang perlu memantaskan diri? bagaimana dengan pria? gak usah memantaskan diri? ahahaa… fair play, men! fair play. 2. Jelas sudah si cowok toh gak cinta-cinta banget sama si cewek dengan alasan lihat poin pertama. Mungkin menyedihkan dan terlihat kejam, tapi mari tinggalka pria jenis ini. Hidup ini melelahkan jangan lelah dengan hal-hal lain yang tidak terlalu krusial.
Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, bukan berarti dia jadi mahajenius untuk segala hal. Saya merasa mau belajar sampai S30 sekalipun saya masih punya penyakit gak teliti dengan eksakta, saya kalau udah malas gak bisa bergerak kayak kukang, saya bodoh setengah mati dengan aneka hapalan, zzzzz… tetap manusia penuh kekurangan. Tapi sekali lagi, ini bukan masalah menjadi paling pintar atau paling jenius… ini masalah memperluas cakrawala. Setiap orang berbeda-beda dalam memperdalam khazanah pemikiran mereka dan memperluas cakrawala mereka, beberapa langsung terjun ke bidang teknis, beberapa memilih memperdalam pendidikan mereka, dsb. saya memilih jalan kedua… saya hidup di lingkungan akademis, maka wajar jika saya kelak ingin memilih jalan akademis. Apa kemudian saya pantas sombong lalu meruntuhkan dominasi pria? Ah come on…. saya toh gak mau memusingkan itu. Saya punya ayah, saya tahu betapa berat dan luar biasanya perjuangan seorang pria dari ayah saya… maka saya tidak pantas merendahkan setiap perjuangan pria karena saya paham bahwa setiap detil perjuangan dan kerja keras pria harus dihargai.
Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, dia akan menjadi guru yang baik untuk anak-anaknya.
Ketika wanita punya pendidikan yang lebih tinggi, mereka akan punya bargaining posisition di keluarga maupun dalam lingkup kehidupan sosial. pentingkah? Penting, untuk mempertahankan prinsip dan harga diri tanpa perlu menjatuhkan jati diri dan meremehkan kemampuan orang lain.
Intinya, itu semua untuk kebaikan banyak orang.
Baik! mungkin ada wanita yang malah jadinya sombong atau gimanaaaa~ gitu. Ya memang ada, tapi kan tidak semua. Cari yang ada iman-imannya juga lah -,-
Saya pikir selama masih punya iman dan pola pikirnya terawat dengan baik, seorang wanita sehebat apapun dia akan tetap menjadi orang yang rendah hati tapi pendidikan bisa menjaganya dari sifat rendah diri. Ah catat itu! dengan tinta emas! 😀
Jika saya bisa menulis langit, maka dengan tinta hitam legam saya akan tuliskan sekali lagi, “Jika kau mencintai sesuatu, seharusnya engkau berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan dan mempertahankannya bukan?Seharusnya begitu pula jika kau mencintai seseorang”
Jika kalian wahai pria rupanya di tengah jalan sudah menyerah mengejar wanita yang kalian sukai, well… mungkin memang benar kalian terlalu cupu untuk wanita tersebut and please stop bilang “Saya berhenti karena dia jauh lebih baik dari saya bla bla bla” ZZZZzzzzz beneran deh itu basi banget.
Mari kita tidur kalau begitu. Semoga muka bumi ini esok sudah lebih banyak dipenuhi manusia-manusia penuh semangat dan percaya diri, ah.. semoga