Random heart~ Random Mind~ Random Me!


Perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
Di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi

aku orang malam yg membicarakan terang
aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang

cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tau dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

– OST Gie, Cahaya Bulan-

Hari ini rasanya random sekali… bahagia, bangga, antusias, tapi gelisah… aneh, takut…

Kalian tahu? Hari ini saya dihadapkan pada sebuah kesempatan luar biasa! Saya berada di start awal untuk memperoleh my dream job ever after! Dari puluhan ribu yang mendaftar hanya ada 1/5 yang diterima… dari 1/5 itu ada saya! Ya Allah… ini baru seleksi awal tapi sudah begitu banyak yang bergelimpangan! Rasanya tidak mau mengecewakan 4/5 bagian yang harus tersingkir tersebut, karena mungkin 4/5 bagian tersebut itu ada yang sudah berjuang sangat keras namun kurang beruntung.

Saya ini… terlalu dimanja dengan berbagai “kemenangan” selama saya di kampus… saya pikir saya jadi terkadang suka meremehkan sesuatu.

Saya tidak akan menampik walau ini sepele dan baru awaaaaaaaaaal sekali tapi saya senang sekali, namun kemudian saya merasa betapa beruntungnya saya…sekaligus banyak hal yang kemudian terlintas pada benak saya.

Banyak hal…
Semuanya diawali dengan frase “Bisakah saya……..?”

Selama ini saya punya impian yang Mahabesar… saya merasa impian saya sangat terkonsep dan baik sekali.
Saya ini memang ingin banyak hal… banyak sekali.
Tapi terkadang saya terlalu takut kalah… takut gagal…
Terkadang saya malah tidak percaya diri dengan kemampuan diri saya sendiri.
Bahkan saya yang terlihat begitu kokoh di hadapan siapapun masih merasakan hal seperti itu jauh di dalam diri saya.
Ya! bahkan bagi saya!…seseorang yang mungkin terlihat so confident bagi banyak orang di sekitar saya.

SO, IT’S ENOUGH!
Saya sudah berjuang dengan keras, mungkin belum bisa dikatakan mengalahkan siapapun sih… tapi mungkin perjuangan tergigih yang pernah saya lakukan dalam hidup saya, dan kalau perlu saya akan lebih gigih lagi bahkan lebih gigih daripada apa yang bisa saya dan orang lain bayangkan!

Bukankah saya tidak akan pernah pantas untuk membantu banyak orang jika saya tidak bisa membantu diri saya sendiri?
Bukankah saya juga tidak pantas untuk dipercaya oleh siapapun, jika saya bahkan tidak bisa mempercayai diri saya sendiri dan tidak memanfaatkan setiap kepercayaan yang diberikan Allah pada saya?

Bukankah… saya tidak pernah pantas meraih setiap impian saya jika saya tidak kunjung memantaskan diri saya untuk meraih impian itu?

Selama ini saya benci sekali… benci ketika ada orang yang meremehkan kemampuan saya. Tapi jika saya tidak mempercayai kemampuan saya sendiri maka saya telah meremehkan diri saya sendiri, bukan? Bodoh sekali 🙁

Rupanya memang musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri ya 🙂

Ayo Emooooon! You should be on fire now, no matter what! 😀

Mengingat kembali doa setelah shalat istikharah… saya serahkan segala urusan saya hanya kepada-Nya :]

Ya Allah,
sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu berdasarkan ilmu-Mu
dan aku mohon kekuasaan-Mu untuk mengatasi persoalanku dengan Kemahakuasaan-Mu.

Dan aku memohon kepada-Mu sebagai anugerah-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Mahamengetahui perkara yang ghaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini adalah baik untuk agamaku, kehidupanku, dan akibatnya terhadap diriku di dunia atau di akhirat, maka takdirkanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berkahkanlah urusan tersebut untukku.

dan seandainya Engkau mengetahui bahwa urusan ini mendatangkan keburukan bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku,
jauhkanlah aku daripadanya dan takdirkanlah yang terbaik bagiku kemudian ridhailah aku dengannya”

Aamiin…

 

NB: Stop guessing! pasti ada yang bertanya-tanya tentang hal apa yang bisa bikin seorang emon galau seperti ini 🙂 This is just about a big dream since I’m  in senior high school :] feel so exited and a little bit nervous about it. Oh no! I’m totally nervous! But I guess I can handle it now. Well don’t worry I’m really okay :]

EMOOOON BISAAAAA!

Dunia tanpa sajadah: Sebuah kritik!


Image and video hosting by TinyPic

Jika biasanya saya nyaris tidak peduli apakah posting blog saya dibaca atau tidak…
Kali ini… dunia harus tahu!

Huuuft~ emosi bergelora nih *opssss…. puasaaaaa~*

Begini kawan-kawan sekalian…
Ada satu hal yang sudah lama sekali saya pendam… laaaaamaaaaa sekali! Sejujurnya saya lebih kagum pada jamaah ikwan dibandingkan jamaah akhwat ketika shalat berjamaah. Sorry to say!

Kenapa?
Karena jamaah ikhwan itu jaaaaaaauuuuh lebih ringkas,praktis, dan rasional dibandingkan jamaah akhwat! Entah apakah hanya terjadi di lingkungan masjid di dekat rumah saya atau hanya terjadi ketika ada saya, tapi grrrrrr~ I’m getting mad with all of this.

Saya paham… bahwa shaf shalat itu harus rapat! Ya paham sekali…saya pun tahu persis alasannya.
Tapi entah kenapa selama bertahun-tahun shaf jamaah akhwat di masjid tempat saya shalat tarawih selalu saja ada yang longgar? Guess what? karena ibu-ibu, mbak-mbak, dan semuanya heboh dengan sajadah yang mereka bawa dari rumah!Kadang kalau udah panas denger dan lihat hal-hal seperti itu jadi mikir dunia tanpa sajadah akan sehebring ini nggak ya?

Saya tidak menyalahkan si sajadah, oh c’mon! itu kan maksudnya supaya tempat shalat jadi nggak kotor dsb…dsb… tapi cerita berbeda ketika personil dari jamaah yang ada tidak mau bergeser dengan alasan “Aduh… sajadah saya udah disini… repot kalau pindah-pindah lagi” Is it so hard? Belum lagi kalau udah asik dengan temen se-geng errrrghhh jangan harap bisa diganggu gugat. Yang lebih susah justru ibu-ibu karena kalau ditegur akan lebih galak T^T.

Beda dengan jamaah ikhwan, justru karena mereka nggak ribet bawa macem-macem mereka dengan mudah merapatkan shaf. Mereka juga kayaknya gak peduli tuh siapa yang disamping mereka; temen segeng-kah? musuhkah? dsb….dsb… dsb….

Kalau itu saja, KALAU ITU SAJA, saya mungkin tidak akan seheboh ini sampai menulis di blog!

Ada sebuah trend baru di masjid tempat saya shalat tarawih…. Setelah shalat tarawih selesai, para ibu-ibu banyaaaaak sekali yang bubar dan tidak mengikuti shalat witir plus tidak mendengarkan ceramah. Alasannya, yeaaaah~ mau tahajud di rumah lah. Bagi saya itu hal yang biasa bahkan ketika melihat masjid tiba-tiba kosong melompong. Lagipula saya berpikir, “This is not my bussiness” Tapi tidak dengan seseorang di samping saya kemarin.

Sebagai informasi, begitu kosongnya masjid setelah salat tarawih, di shaf saya hanya tersisa dua orang! Saya dan seseorang yang akan saya ceritakan. Di depan saya masih ada 2 shaf lagi dengan jumlah orang kira-kira yaaaaah total 10-11 orang lah. Itu jaaaaauh berkurang drasti dari sebelumnya >30 orang sebelum shalat tarawih.

Saya agak aneh dengan orang di samping saya, kelihatan agak kikuk dan kaku. Karena jelek-jelek dan kuper begini saya kenal muka-muka orang di komplek saya, naaaaah kemarin saya merasa orang ini rasa-rasanya muka baru. Saya kasihan juga karena dia yang jadi korban ibu-ibu untuk pindah-pindah mengisi shaf yang renggang *C’mon deh para emak-emak menyebalkan itu… kalau tau renggang kenapa nggak mereka aja yang ngisi? nyebelin banget* dan taraaaaa karena saya selalu di shaf depan yang pasti renggang dan nggak ada peminatnya itu, dia pun berjodoh dengan saya.

Awalnya saya kira dia keliatan kikuk karena efek kena semprot ibu-ibu. Tapi rupanya dia makin keliatan bingung dan  celingak-celinguk nggak jelas dan dengan mata kosong melihat ibu-ibu yang pergi satu per satu,  dengan rasa penasaran yang menggelegak saya bertanya kepada anak tersebut.

“Nggak pernah liat. Mbak baru ya kesini?”
Masih dengan kikuknya, anak ini mengangguk sambil tersenyum. Saya mulai mengira-ngira… sepertinya dia anak SMA atau mahasiswa di semester awal. Masih fresh dan kinyis-kinyis gimana gitu… mungkin juga lebih muda lagi. Anaknya mungil soalnya…

Karena saya tidak pandai dalam mengembangkan pertanyaan saya lalu diam dan kembali mendengar ceramah yang menurut saya gaje karena mic-nya bobrok banget!

Tiba-tiba si anak ini bertanya,
“Mbak… kok yang perempuan pada pulang ya? Ada apa?”
“Oh… mereka nggak ikut witir. Mungkin mau shalat tahajud di rumahnya masih-masing sebelum sahur nanti”
“Oh… kok yang laki-lakinya nggak pada pulang?”
“Mmmm… pada denger ceramah 🙂 ”
“Kenapa yang perempuannya nggak denger ceramahnya ya, Mbak? Memang mic-nya nggak jelas sih… tapi memang salah kalau tidak didengarkan? Kenapa yang laki-laki lebih rajin juga ya ngikutin dari awal sampai akhir ya?”
Jeng….jeng….jeng….jeng…jeng…Saya mulai curiga! Untuk anak segede ini, pertanyaannya yang jlebh itu masuk kategori terlalu polos menurut saya. Saya tidak bisa menjawab jadi saya ternganga aja denger anak ini.
“Hehehehe… maaf ya, Mbak… banyak tanya. Saya baru shalat jamaah di masjid seperti ini” kata si anak polos ini setelah melihat muka saya yang pasti sudah di set ekspresi bingung.

Saya makin bingung….

Selidik punya selidik, dia akhirnya menceritakan bahwa dia adalah anak dari orang tua yang berbeda agama. Jika tidak salah dengar bapaknya hindu dan ibunya islam jadi yeaaah you know lah, Guys! Menurut ceritanya, ketika di Bali dia melihat setiap orang beribadah dengan khusyu’ dan mendengarkan para tetua adat secara seksama serta mengikuti ritual peribadatan dari awal sampai akhir tanpa terkecuali. Jeng~jeng~jeng~jeng~jeng~ saya yang dengar cerita anak ini aja rasanya malu sendiri 🙁 hmmmmmmppph~

Karena mendengar pertanyaan anak itu saya jadi memperhatikan jamaah ikhwan yang shafnya terus rapat dari awal hingga akhir…
Mereka juga lebih supel dan langsung bersalam-salaman setelah beres shalat…
pokoknya semangat untuk shalat berjamaahnya saya nilai lebih oke deh.

Mungkin ini hanya terjadi di masjid tempat saya shalat aja kali ya (semoga…)
Tapi… apa kita tidak pernah berpikir bahwa tindakan kita mungkin ada yang memperhatikannya dengan seksama? Setidaknya saya sendiri baru sadar bahwa mungkin selama ini ada yang diam-diam memperhatikan tingkah polah saya.
Dulu sekali, saya pernah dimarahi ayah saya semalaman suntuk karena meninggalkan masjid tanpa mendengarkan ceramah dan tidak shalat witir. Alasannya? Entahlah… dulu masih bocah, jadi ngikutin mayoritas yang saya lihat aja sih….

“Tidak ada yang boleh meninggalkan majelis jika ada seseorang yang membacakan firman Allah di majelis tersebut! Lagipula, memang kamu sudah pasti mau shalat malam lagi di rumah?” Kata ayah saya waktu itu.

“Tapi, yah? Itu kan ceramah….! bukan ngaji”
“Emangnya yang ceramahnya membawakan apa? Pasti ada firman Allah kan?”
“Tapi kan bosen, Yah… itu lagi-itu lagi- itu lagi”
“Yaph! tapi itu untuk menjaga ingatan kita mengenai firman dan keagungan Allah dan kewajiban kita sebagai muslim”
Beraaaaaaaaat….. karena waktu itu masih bocah, dan paling nggak bisa adu argumentasi sama ayah saya, jadi saya nangis aja deh waktu itu. Sekejer-kejernya, ya iyalaaaaah…. saya kan anak perempuan yang manja dan dimanja, sekalinya diomelin boleh dong nangis :p

“Nak… manusia diajarkan Allah bukan hanya dengan melihat, tapi juga dengan mendengar”

Dan saya terima perkataan ayah saya itu bulat-bulat! kini saya memahami ada makna yang lebih dalam dari apa yang saya pahami selama ini.

So, have you learn to listen for other people?
C’mon gals! Seperti yang sudah saya bilang… kita ini populasi terbesar yang memenuhi bumi ini. We should do something which can make this world proud to us! I am learning now, how about you?

Kemane aje gueeeee….?


:*:♪:*:・・:*:・♪・:*::*:・♪・:*:・・:*:♪:*:・・:*:・♪・:*:PROLOGUE:*:♪:*:・・:*:・♪・:*::*:・♪・:*:・・:*:♪:*:・・:*:・♪・:*::*:・♪・:*:

Alhamdulillah akhirnya blog saya resmi pindah rumah ke tempat yang lebih aman,tenteram,dan bahagia.yaph insya Allah blog ini akan terus bisa diakses di alamat emonikova.web.id hohoho.
Kenapa harus pindah?karena semua tempat sudah tidak kondusif lagi ┐(‘~`;)┌ di hosting gratisan dihapus, pakai server IPB eh rupanya kalau IPB mati listrik maka blog sqya akan ikut mati, pakai blogspot atau wp.com gak puas ngutiknya. Maka saya putuskan untuk agak modal dikit deh (*´∀`) dan rupanya memang lebih enak dan harga juga gak mahal rupanya. Yaph semoga tidak ada masalah hingga seterusnya. enjoy :inlove:
:*:・♪・:*:・・:*:♪:*:・・:*:・♪・:*::*:・♪・:*:・・:*:♪:*:・・:*:・♪・:*::*:・♪・:*:・・:*:♪:*:・・:*:・♪・:*::*:・♪・:*:・・:*:♪:*:・・:*:・♪・:*:

Btw hari ini,setelah sekian lama saya mendengar alunan doa khatam Quran. Hayo tebak yang kayak gimana? Bagi saya sendiri doa ini selalu dibaca sambil dilagukan pas di tempat ngaji saat saya masih bocah banget. Sekarang mulai jarang,paling kedengeran pas ada pengajian di masjid dekat rumah,itupun sayup-sayup dan yang membacakannya juga biasanya yang udah pada sepuh jadi kedengeran ringkih gimana gitu *Maaf ya opa… maaf ya oma…*. Sejujurnya,mungkin itu karena saya mulai cuek juga dengan apapun yang terdengar dari speaker masjid *hah payah banget ya*. At least masih ada satu yang bisa saya banggakan, saya jujur mengakuinya hahahahahahaha http://www.emocutez.com yang penting tetep cool walau dodol.

Tapi hari ini beda banget rasanya. Kali ini tanpa sengaja buka TVRI dan kebetulan ada yang melantunkan doa ini plus dengan artinya. Entah mengapa rasanya terpana tanpa kata-kata karena rupanya artinya bagus banget, banget, banget, bangeeeeeeet (*˘︶˘*).。.:*♡ kemane aje gw selama ini?  Buat yang belum tau atau ada yang udah tau tapi masih ngawang, yoklaaah kakaaaaa silakan direnungi sendiri artinya:
Image and video hosting by TinyPic

“Ya Allah kasih sayangilah aku, dengan sebab AlQuran ini,
Dan jadikanlah AlQuran ini, sebagai pemimpin, sebagai cahaya, sebagai petunjuk, dan sebagai rahmat bagiku
Ya Allah ingatkanlah aku, apa-apa yang aku lupa dalam AlQuran, yang telah Kau jelaskan,
Dan ajarilah apa-apa yang aku belum ketahui,
Dan karuniakanlah aku untuk selalu sempat membaca AlQuran, pada malam dan siang hari,
Dan jadikanlah AlQuran ini, sebagai pelindung bagiku”

Huwaaaaa…. so sweet kan artinya? buat saya sih so sweet banget :heart: Subhanallah…

Rupanya benar ya, sebelum mengamalkan sesuatu harus paham maknanya dulu. Actually bukan itu saja yang kemudian terpikirkan oleh saya, selama ini kayaknya gak seakur dulu waktu kecil deh sama Al-Quran,entah deh kenapa… sebenarnya tidak pernah ada alasan yang benar-benar shahih untuk menjelaskan hal ini, tapi kalau ditanya alasan yang gak ilmiah?oh tentu aja ada: MALAS http://www.emocutez.com

Gak habis pikir deh, dulu waktu kecil saya ini sempat juara 1 baca Quran loh walau cuman tingkat lokal doang ya, tentu dengan tingkat kehokian level dewa dewi, rajin ngehapal juga, terus semangat banget khatamin Quran dsb. Seru kan?tapi makin tua makin ngek ngok gak usah dibilang deh. Dipikir-pikir justru karena pas kecil rajin mengkaji Quran dengan baik makanya tumbuh jadi anak yang cerdas,ceria.dan cantik hahahaha eh tapi seriusan loh. Kayaknya dulu saya orang yang nothing to lose dan senantiasa bahagia deh. Sekarang?hmm hidup kelihatan begitu kompleks. Iya sih sejalan dengan bertambahnya usia ya, tapi pernah terpikir gak jangan-jangan ini karena gw mulai jaga jarak sama Tuhan gw? Kalau saya jujur mulai berpikir demikian loh!http://www.emocutez.com

Saya mengakui ini,sejujur-jujurnya. I’ll find a way untuk memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan saya…saya rindu masa-masa ketika saya begitu akrab dengan-Nya tanpa motif apapun,hanya karena merasa nyaman saja. Saya rindu masa-masa ketika saya mengaji bukan karena apapun tapi hanya karena saya ingin lebih mengenal saja siapa Tuhan saya. Saya rindu masa-masa ketika saya begitu antusias menyambut setia ketetapan-Nya. Kapan ya?harus secepatnya (ง •̀_•́)ง harus semangat!ciat!ciat!

Jadi ngerasa bersalah sama diri sendiri juga,
Huhuhuhuhuhu~~~ tapi masih ada waktu kan???
Selalu masih ada waktu untuk memperbaiki diri kan!
Jangan marah sama hamba ya-Allah http://www.emocutez.com pleaseeeee~ hehehehe

Have a nice day, all 🙂

A message from a rival…


Sejujurnya saya mungkin salah satu makhluk paling beruntung di muka bumi ini. Yeah…  sejujurnya saya bukan makhluk yang sempurna, pinter banget nggak… bodoh banget juga nggak… baik banget juga nggak… jahat banget nggak juga… yaaaah ordinary person lah. But, I can make you sure that I have extraordinary life http://www.emocutez.com. Sebuah keberuntungan yang luar biasa karena Allah mengizinkan saya bertemu dan hidup di sekitar orang-orang yang hebat. I have wise Dad, kind Mom, funny brother, humble family, smart teacher, sincere best friends, and of course perfect God! Ya… saya memang tidak sempurna, tapi saya hidup di tengah orang-orang dan situasi yang dapat menyempurnakan saya http://www.emocutez.com.

Terkadang saya memang merasa risih dengan sikap beberapa orang yang betolak belakang dengan pemikiran saya, tapi itu semua rupanya hal itu justru menjadi suatu bagian untuk mendewasakan diri saya. That’s great actually…! semakin saya memahami itu, semakin rasanya saya merasa bahwa Allah itu sudah keterlaluan baiknya terhadap saya.

Saya kemudian menjadi teringat pada seseorang. Seseorang di masa lalu yang menurut saya sudah cukup mengubah mindset saya menatap hidup. Kalian bisa bayangkan, saya pernah menjadi seorang yang tidak percaya dengan kemampuan saya sendiri. Entah ya, rasanya melihat orang lain kok hebat-hebat, dan saya kok dust in the wind banget. Tapi itu semua berubah ketika saya bertemu seseorang. Orangnya gimana yaaaaa??? agak-agak mengerikan gitu lah. Saya sih takut dengan orang ini, walau diam-diam di hati sanubari yang paling mendalam kagum juga karena orang yang satu ini kok pinter dan kayaknya fast learner banget. Huwaaaaaa…. sempet agak histeris deh dan sempet bilang “Ya Allah… kenapa hamba harus bertemu orang-orang keren di sekitar hamba terus menerus sih? Sejujurnya hamba jadi merasa minder” http://www.emocutez.com

Tapi percayalah… setiap keputusan Tuhan senantiasa punya makna.
Walau saya tidak terlalu dekat dengan orang itu, tapi kemudian saya punya tekad kecil-kecilan “Gw harus bisa bersaing dengan orang yang satu ini.” Saya pernah melalui masa-masa penuh obsesi mengejar prestasi seseorang yang sebenarnya dalam hati kecil saya “Gila… gw nggak akan bisa ngejar deh nih orang”. Apa orang yang saya “saingi” itu tahu? Waaaah… Wallahu’alam itu sih, pokoknya sruduk boy aja deh, namanya juga usaha. Tapi entah karena niatnya yang salah atau kurang lillahi ta’ala, seingat saya saya tidak pernah berhasil menyaingi orang ini. Saya pernah merasa jika saya maju satu langkah.. maka dia maju 10 langkah pakai acara lari pula. Heuh? yang bener aja…http://www.emocutez.com

Entah bagaimana ceritanya hingga suatu hari saya malah curcol pada orang ini *plis… jangan tanya gimana ceritanya, saya juga nggak nyangka hal ini terjadi dalam periode hidup saya.” Saya mengatakan

Kenapa ya, kayaknya saya kok bodoh-bodoh banget. Nggak pernah ngasih piala ke sekolah, nggak jadi indikator pintar juga, ya…ya…gitu-gitu aja. Saya merasa kok rasanya orang lain lebih hebat daripada saya, meraih segala hal lebih mudah daripada sayahttp://www.emocutez.com

Tanpa saya sangka “rival” saya ini meladeni ocehan saya yang pasti saat itu nadanya agar saru antara zikir, ngeluh, sama mau nangis, “Kenapa kamu nggak percaya dengan kemampuan kamu sendiri?”

“Yaaaa… karena rasanya fakta kok kejam banget ya. Bisa nggak ya saya ngeraih semua impian saya. Jadi penulis, jadi orang yang mengelilingi dunia ini, dan sebagainya… kamu sih nggak tau betapa beratnya! Persaingan itu kejam tau!”

Jeng…jeng… dan entah kesambet apa tiba-tiba lawan bicara saya tersebut mengatakan hal yang menurut saya changing my life banget http://www.emocutez.com.

“Kamu tahu… dalam hidup itu ya memang ada persaingan! Selalu begitu. Itu alami, biologis!Kita menemukan bukti-bukti persaingan dalam buku science manapun, tanpa terkecuali. Mengapa harus takut terhadap persaingan sih?  Saat kita ingin sukses, maka bukan masalah persaingan yang perlu kita khawatirkan tapi masalah diri kita sendiri. Apakah kamu sudah memantaskan diri untuk meraih seluruh impian kamu? Apakah kamu sudah berjuang mati-matian untuk meraih setiap keinginan kamu?

Sampai kamu mati pun, kamu pasti akan melihat orang-orang yang hebat! Jadi itu bukan masalah lagi. Permasalahannya adalah… sudahkah kamu berjuang untuk sehebat orang-orang tersebut… sudahkah kamu berjuang untuk setidaknya “setara” hebatnya dengan orang-orang tersebut? Saat kamu punya tekad untuk berjuang demi meraih impian yang mulia, maka musuh terbesar kamu bukan orang-orang hebat di luar sana, tapi di dalam diri kamu sendiri. Sudahkah kamu mampu dan berjuang untuk mampu fokus terhadap kelebihan dan kekurangan diri kamu sendiri? Sudahkah? Kalau belum… ya maaf aja berarti kamu memang loser. Jangan sampai fokus kamu buyar hanya karena sibuk memikirkan betapa hebatnya orang lain dan menjatuhkan kemampuan kamu sendiri yang sebenarnya juga bisa menjadi orang yang sangat hebat!

Lagipula kenapa kamu harus takut pada orang lain sih? Setiap rezeki itu kan yang ngatur Allah, dan Allah juga yang menciptakan seluruh muka bumi ini. Saat kamu merasa kamu sudah berjuang dengan keras, maka satu-satunya tugas yang perlu kamu lakukan adalah memohon kepada Allah agar Ia meridhai setiap pilihan hidup yang kamu tempuh. Selesai kan? Dalam hidup yang penting bukanlah untuk menjadi yang terbaik, tapi berbuat hal yang terbaik dalam hidup kita dan hidup orang-orang di sekitar kita. Saya percaya kamu bisa, semangat!”

Jika itu adalah pidato, maka itu adalah pidato terinspiratif yang pernah saya dengar! http://www.emocutez.com
Bahkan jika dia hanya berbohong dan hanya membuat saya senang aja… saya akan asumsikan itu sebagai kejujuran yang tidak terelakan.
Ada “terima kasih” yang sangat besar kepada orang tersebut dan sayangnya saya sepertinya tidak pernah sempat mengucapkannya (So… wherever you’re! Thank you for your wise advices )

Sejak saat itu, saya berubah…
Hingga saya menjadi saya yang hari ini.
Apakah saya pernah merasa takut? Minder? Oh… Ya! tentu saja! Seringkali!
Tapi, itu sudah bukan menjadi masalah besar lagi! Saya hanya ingin melakukan sesuatu… sebaik yang saya bisa.
Saya percaya… jika niat serta tujuan saya baik, maka pasti Allah akan memudahkan setiap langkah yang saya tempuh dan akan meridhai saya untuk mendapatkan keinginan saya tersebut.
Saya tidak ingin mengecewakan siapapun dalam hidup saya, termasuk kepada Tuhan saya yang hampir setiap menit sudah saya “repotkan” dengan aneka permintaan saya dan sudah saya rayu habis-habisan agar memberi amanah-amanah hidup yang luar biasa dalam hidup saya ini.

Terimakasih Ya Allah, atas setiap pelajaran yang Kau berikan kepadaku… semuanya.

Ngomong-ngomong, apakah kalian sudah mempercayai kemampuan kalian sendiri? http://www.emocutez.com

Karena kita [seharusnya] bukan bangsa pengemis!


Yihaaaa,
Sebuah hal yang menyenangkan karena walau kayaknya jarang  ada yang komentar di blog saya ini *hahahaha sedih banget http://www.emocutez.com* tapi rupanya banyak pembaca tanpa jejak yang bilang membaca tulisan saya, huhuhuhuhu terharu banget.

Banyak sekali tanggapan dari para pembaca tanpa jejak tersebut ada yang suka ada yang bilang tulisan saya galau *barometer galau itu apa sih? sungguh tidak pernah ada maksud untuk menggalaukan masa*

tapi kemudian saya menyadari satu hal, kalian… para pembaca blog ini… belum pernah melihat tulisan saya yang “ekonomi” banget. Mungkin saya harus mulai mencoba membagi sudut pandang saya yang menyangkut sisi keilmuan saya. Aha! Baiklah kalau begitu…http://www.emocutez.com

Pada suatu hari… pada sebuah acara talkshow mengenai isu-isu ekonomi di sebuah TV swasta 2 minggu lalu *ah ribet, sebut merk aja deh E*onomi* Challenge* di Metro TV *
Kalian yang tidak cukup beruntuk menonton acara tersebut mungkin bisa ngintip di sini

Jika kalian menonton acara tersebut, pasti kalian akan terhanyut dengan kata-kata diplomatis dan simpatiknya Ketua Delegasi  Eropa terhadap Indonesia, Julian Wilson. Sungguh! tidak ada keraguan dari saya kepada Beliau bahwa Ia sangat pantas menjadi diplomat kelas kakap! Cara penyampaian gagasannya sangat rapi dan terstruktur, orang yang menyenangkan, rapi, optimis, etc…etc…etc… butuh pengalaman karir diplomatis bertahun-tahun untuk mencapai sikap seperti itu.

Tapi yang cukup mengganggu saya adalah narasumber lain pada acara tersebut! kenapa? Ah silakan baca dulu tulisan saya sebelum kita sampai pada opini pribadi saya tersebut.

Inti dari diskusi tersebut adalah untuk membicarakan peran Indonesia terhadap perekonomian Eropa. Indonesia sebagai ketua Asean tahun lalu ikut memberi andil menyelamatkan perekonomian Eropa. Perluasan kerjasama ekonomi antara Asean dan Uni Eropa membantu Uni Eropa seperti semacam nafas buatan bagi perbaikan perekonomia Eropa. Naaaaah! intinya, okey! ASEAN membantu eropa… lalu apa yang akan dilakukan Eropa untuk Indonesia? http://www.emocutez.com

Sebagai orang yang berkompeten untuk hubungan Indonesia-Uni Eropa, sebuah hal yang wajar saat pembawa acara menanyakan banyak hal kepada Julian Wilson, dan sungguh saya kagum dengan Julian Wilson karena jawabannya sangat diplomatis dan rapi sekali. Tanpa menutupi banyak hal, Beliau mengatakan bahwa ada sekitar 500.000 pekerjaan yang tercipta dari hubungan ekonomi UE-Indonesia dan ada  3 juta RT yang hidupnya bergantung pada perdagangan CPO Indonesia-Eropa. Yah! total kasar 3,5 juta pekerja di Indonesia bergantung pada hubungan UE-Indonesia lah ya. Lalu bagaimana dengan Eropa? Eropa juga sangat bahagia sekali karena mereka mengimpor ikan dan CPO dalam jumlah yang cukup besar dari Indonesia. Terutama CPO! Beliau mengatakan sekitar 70% produk mereka memerlukan CPO sebagai bahan baku dan karena hanya Malaysia dan Indonesia yang memproduksi CPO dalam jumlah besar dan kualitas baik. Apa Pak Julian berbohong? tentu tidak! Tapi apa kita begitu sangat diuntungkan? tidak juga! Catat ya, hanya ada 3 juta pekerjaan yang tercipta di Indonesia, tapi Eropa? mereka mengimpor CPO sebaga bahan baku industri mereka…! dan jika setidaknya 35%  saja industri di Eropa menggunakan bahan baku CPO dari Indonesia, maka CPO kita pasti juga sudah membuka banyak lapangan pekerjaan di Eropa dan pasti lebih dari hanya sekadar 3,5  juta! Lalu… nanti si hasil olahan itu akan diekspor ke Indonesia, dan kita tentu akan membeli dengan harga yang cukup tinggi, dan yang perlu kita catat dan ingat, penduduk Indonesia itu sangat banyak dan luas wilayah Indonesia itu hampir sama dengan luas eropa… jadi big potential market sekali!

Yang lebih menarik lagi adalah… mereka menyatakan bahwa sayap pesawat airbus mereka dibuat di Indonesia! Yaaa! dibuat di Indonesia dan kemudian diboyong ke Eropa, dan tentu mereka mendapat keuntungan karena sayap pesawat ala Indonesia tidak terlalu mahal! Dan si salah satu pesawat terbesar di dunia itu akan melayang setiap harinya dengan keuntungan yang berlipat-lipat. Meanwhile in Indonesia… Bolehlah kita ekspor sayap pesawat… tapi jangan lupa, kita impor pesawat! bukan hanya sayapnya saja! Seinget saya sih harga pesawat pasti lebih besar dong daripada sayapnya doang! iya kan? http://www.emocutez.com

Tentu saja Indonesia merupakan market yang sangat luar biasa bagi Eropa. Sekarang siapa yang paling diuntungkan? sorry to say… tapi di sudut pandang saya ya Eropa laaaah! Tapi apa pak Julian salah? Tidak! sama sekali tidak! Jika saya menjadi diplomat hal yang sama akan saya lakukan seperti Beliau, dan saya rasa Beliau cukup jujur menjawab pertanyaan yang diberikan. Yang salah adalah jika kita tidak menganalisis pernyataan-pernyataan Beliau dengan bijaksana.

Puncak acara akhirnya si pembawa acara menanyakan apa dampak krisis eropa terhadap ASEAN, khususnya Indonesia. Pak Julian menyatakan bahwa Eropa memang sedang jatuh dan dalam kondisi sulit *tuh kan nggak bohong* tapi dengan optimis Beliau mengatakan bahwa sudah ada perspektif menuju ke arah perbaikan ekonomi mereka. Yah, wallahu’alam ya… tapi tugas diplomat memang untuk menjaga diplomasi bilateral maupun multilateral jadi jawaban seperti itu yaaaaaa memang seharusnya begitu.

Yang mengagetkan adalah ketika salah seorang pengamat ekonomi dari INDONESIA, kemudian ditanya kira-kira apa dampak krisis eropa terhadap Indonesia. Apa coba jawabannya? “Yaaaah… yang paling utama masalah likuiditas. Eropa akan membatasi kreditnya kepada negara-negara di dunia. Yah, Indonesia kalau seperti itu harus mencari sumber-sumber likuiditas yang lain bla…bla…bla..” Sungguh saya sangat kecewa dengan komentar tersebut. Si komentator ini jelas-jelas “ngarep” banget untuk terus berhutang kepada Eropa… dan jelas-jelas secara linear hanya berpikir “Oh, Indonesia … kau harus senantiasa berhutang.” Sepecundang itukah bangsa ini? http://www.emocutez.com

Saya tidak akan menepis bahwa mungkin untuk beberapa hal negara ini harus berhutang. TAPI! tidak selamanya kita harus menggantungkan ekonomi ini pada hutang bukan? Jika kalian kebetulan mempelajari makroekonomi, maka hutang internasional cukup memberatkan suatu negara terbuka kecil (small open economics coutries). Minal Aidzin wal fa idzin aja ya… negara ini punya economic stabilizer  tools bernama kebijakan fiskal dan kebijakan moneter! Kenapa sih komentarnya nggak yang lebih optimis dan mutu seperti “Ya… pemerintah dan otoritas kebijakan moneter kita harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ini bla…bla…bla…” saya tidak akan menjelaskan kurva-kurva atau persamaan ekonomi yang ngejelimet di blog ini. Tapi, saya ingin membuka mata pembaca sekalian bahwa sebenarnya harapan itu selalu ada! Saya ingin membuka mata diri saya dan Anda sekalian yang mungkin kelak dipercaya Tuhan menetapkan suatu kebijakan harusnya lebih memikirkan potensi di dalam negeri terlebih dahulu dibandingkan harus serta merta langsung berhutang. Hutang itu bukan penyelesaian masalah! Hutang hanya menunda dan menumpuk masalah! Setidaknya menurut saya.

Pun jika…kepepet banget… have no idea… dan harus terpaksa berhutang, kita harus ingat bahwa selama ini donator terbesar kita bukanlah Eropa, tapi Jepang dan beberapa negara di Asia. Eropa mah nomer ke sekian. Saat si komentator itu bilang “Yah… masalah likuiditas akan menjadi masalah besar kalau eropa tidak mau mengucurkan kreditnya” Owch please aja… kayaknya kok udah ngarep dan arghhhhh~ ini masalah jati diri bangsa,Bung http://www.emocutez.com. Kadang dalam hubungan internasional kita juga perlu jaim agar bisa lebih dipandang oleh negara lain. Bukan berarti menjadi congkak… bukan juga berarti menjadi begitu tertutup… hanya menjadi lebih bijak, mandiri, dan percaya diri terhadap kemampuan bangsa ini.

Yaaaah… capek juga nulisnya.
Oiya! salah satu filosofi ekonomi yang paling saya suka adalah bahwa ekspektasi masyarakat dapat berbanding lurus dengan kenyataan yang akan terjadi.
Sederhananya… ekspektasi kita mungkin saja (dan sangat mungkin) menjadi kenyataan!
Sekarang, apa kita cukup percaya diri terhadap kondisi perekonomian negara ini?
Sebagai pembanding… Ingatkah kalian bahwa Allah pernah menyatakan bahwa “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku” ?
Saya rasa tidak ada alasan untuk memiliki ekspektasi negatif terhadap berbagai hal, bagaimana menurut Anda? http://www.emocutez.com